Home / Romansa / Obsessed with You / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Obsessed with You: Chapter 11 - Chapter 20

37 Chapters

Bab 11. Hari Pernikahan

Hari itu, matahari bersinar terang menyinari taman Mansion Forrester yang telah dihias dengan ribuan bunga dan lentera. Ivy dalam gaun pengantin putihnya yang mengalir lembut, melangkah pasti menuju altar yang terletak di bawah pohon oak rindang.Setiap langkahnya dipandu oleh alunan musik orkestra yang menggema melalui taman. Rambut Ivy yang dikepang dengan indah, berkilauan di bawah sinar matahari, memantulkan nuansa keemasan. Di tangan kanannya, dia memegang buket bunga lili dan mawar putih, simbol kemurnian dan keanggunan. Senyumnya, meskipun lembut, menyembunyikan kegugupan yang menerpa hati. Para tamu yang berdiri di kedua sisi lorong menyaksikan dengan kagum saat gadis itu berjalan melewati mereka. Sorot mata mereka penuh harapan dan kebahagiaan. Namun, ada juga yang menyimpan rasa iri dan bisik-bisik kecil tentang betapa beruntungnya Ivy. Gadis yang tak punya latar belakang ini berhasil menaklukkan konglomerat pujaan para wanita.Saat mendekati altar, tatapan Ivy tertuju pad
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 12. Malam Pertama

"Kenapa? Kau tak mau? Tak perlu malu, kita sudah sah menjadi suami-istri."Ivy menelan ludah gugup. Sebagai istri memang kewajibannya melayani suami dengan baik. Soal perut ataupun ranjang. Ivy dulu bertekad akan menjadi istri yang baik bagi Kevin. Selalu mengurus pria itu tanpa pamrih.Kini, dia telah menjadi Nyonya Forrester. Dia juga harus melayani Daniel sepenuh hati.Ivy maju menyentuh bagian menonjol Daniel. Dengan giginya, gadis itu menggigit ujung ritsleting, mulai menarik turun.Pemandangan erotis di depannya membuat Daniel excited. Apalagi sewaktu jemari Ivy menyentuh pinggangnya, menurunkan celana Daniel perlahan. Ivy membuka celana dalam Daniel, tonggak besar pria itu langsung menampar wajahnya, membuat Ivy terkesiap terkejut.Daniel tertawa kecil, ia membelai sisi wajah Ivy. Tangan besarnya lalu mengelus bibir sang gadis, memaksa Ivy membuka mulutnya. Dua jari Daniel bermain di sana, berusaha melebarkan mulut istrinya."Jangan memakai gigimu, anggap saja lolipop." Dirty
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 13. Pelayanan Seorang Istri

Ivy bangun sebelum Daniel, sang gadis buru-buru ke kamar mandi, membersihkan bekas percintaan mereka semalam. Ia menatap pada kaca di wastafel, merasa malu saat menyadari Daniel meninggalkan begitu banyak jejak merah di leher dan dadanya.Ivy menggigit bibir, bagian bawahnya masih terasa basah, setiap kali mengingat bagaimana benda perkasa Daniel menerobos ke sana. Ternyata sex dengan pria itu tak semenakutkan saat pertama kali.Tangan Ivy menyentuh area pribadinya malu-malu. Kedua pahanya terasa pegal dan inti tubuhnya sedikit perih, mungkin karena gesekan terus menerus dalam jangka waktu lama.Ivy menggeleng, mengambil tisu dan membersihkan area bawahnya. Setelah itu ia memilih pakaian yang dibelikan Daniel di walk in closet. Ia mematut dirinya di kaca besar, pakaiannya sangat anggun, khas old money. Ternyata selera Daniel seperti ini. Tak buruk juga, bentuk tubuh Ivy yang indah membuat tampilan pakaian semakin mewah.Ivy kemudian memoles wajahnya dengan skincare dan make up tipis.
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 14. Keluarga Forrester

Ivy menatap pelayan yang berdiri tegak di hadapannya, keningnya seketika mengernyit. Wanita cantik itu berbicara dengan suara yang mencoba tenang. "Apa maksudmu? Daniel tidak pernah memberitahuku hal seperti itu." Ivy mendekat, tapi pelayan tetap berdiri di pintu dengan ekspresi yang tidak bisa dia baca. Matanya terlihat cemas, seolah ada sesuatu yang mengancam jika Ivy melanggar aturan itu. Si pelayan berbicara dengan nada khawatir, tapi tegas. "Tuan Daniel tidak suka Nyonya keluar tanpa pengawasan. Itu perintah langsung dari Tuan." Ivy merasa mulutnya kering. Matanya berkeliling mencari jalan keluar, tapi semua pintu tampak terkunci rapat. Ia mencoba mengingat kembali bagaimana Daniel selalu menunjukkan perhatiannya, mengingatkan bahwa dia selalu ingin berada di dekatnya—tapi perintah semacam ini, yang datang tanpa penjelasan lebih lanjut, membuat Ivy merasa seperti terkurung dalam sangkar emas. Ivy berusaha menyembunyikan kecemasannya. "Aku hanya ingin bertemu dengan temanku
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 15. Tonic Immobility

Ivy menatap Priskilla tak berkedip. "Style ini ...." Matanya kembali menilik ke arah ibu tiri Daniel.Benar! Kenapa gaya fashion mereka terlihat mirip, bahkan perhiasan yang dibelikan Daniel, tas tangan, sampai model sepatu boots.Apa memang semua wanita di keluarga Forrester harus berpakaian seperti itu? Tunggu dulu, Priskilla jelas tampil berbeda. Berwarna. Tak seperti yang Daniel katakan kalau keluarganya tak suka pakaian berwarna.Mrs. Forrester tertawa canggung. "Priskilla, jangan membuat Ivy jadi tak enak. Kebetulan saja style kami sama."Mr. Forrester mengangguk setuju. "Di dunia ini memang banyak hal bisa kebetulan."Ivy tersenyum gugup, di bawah meja Daniel meremas pahanya, seolah memintanya tak mengatakan apa pun."Sudah saatnya kami pulang." Daniel menarik lenganku berdiri."Tinggallah malam ini, Daniel. Kau sudah lama tak menginap." Mrs. Forrester berdiri terburu-buru dan memegang lengan Daniel untuk menghentikannya."Tidak! Besok aku masih ada rapat, jika berangkat dari s
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 16. Peeping Tom

Klak!Pintu terbuka perlahan, Ivy dengan tangan gemetar mendorongnya lebih lebar. Ivy mengintip sekeliling ruang kerja Mr. Forrester yang terlihat sangat rapi dan teratur. Dindingnya dipenuhi dengan rak buku dan beberapa lukisan mahal. Tak ada apa pun yang mencurigakan. Semua tampak normal seperti ruang kerja biasa.Apa Priskilla sengaja menjebaknya ke kamar ini? Tidak! Mereka baru berkenalan hari ini, untuk apa gadis itu menipunya. Ivy menelusuri rak buku. Saat dia berjalan mendekati meja kerja, matanya menangkap sebuah lekukan kecil di dinding yang tampaknya tidak biasa. "Apa ini?" gumamnya heran. Dengan jantung berdebar, Ivy mencoba menekan lekukan tersebut dan tiba-tiba sebuah panel di dinding bergeser, membuka sebuah pintu rahasia.Langkahnya terhenti sejenak, napasnya tercekat. Dia melangkah masuk ke dalam ruangan rahasia itu dengan perasaan penasaran yang bercampur takut. Ruangan itu dipenuhi dengan berbagai macam alat elektronik dan layar monitor yang menunjukkan berbagai r
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bab 17. Alasan dan Kesempatan

"Da-Daniel, a-aku tadi mencarimu." Kakinya berdenyut-denyut. "Oh, aku ...." Daniel mengusap rambutnya yang basah. Melihat sebuah alasan datang, Ivy langsung berucap. "Kenapa kau basah?" Mendekat untuk menyentuh rambut Daniel.Daniel menepis lengan istrinya. "Bukan apa-apa, aku tadi mandi dan belum sempat mengeringkan rambut. "Oh." Ivy berpura-pura percaya. "Sini, biar kukeringkan." Dia menarik lengan Daniel dengan hati berkecamuk. Sampai di kamar, Ivy pergi ke kamar mandi, sengaja berlama-lama di sana dengan alasan mengambil handuk. Ia bernapas cepat, menatap wajahnya di kaca wastafel. Ingatan Ivy kembali memutar adegan dia menemukan kamar di bawah tanah di mansion Forrester. Jangan-jangan, Daniel juga menggunakan tempat itu sebagai praktik masokis. Mengingat Ivy melihat rantai, baby oil, juga cairan asing yang entah apa isinya.Bleh!Ivy muntah ketakutan. "Ada apa, Iv?" Daniel mendengar suara wanita itu dari luar kamar."Ti-tidak! Aku merasa tak enak badan.""Oh." Mata Daniel
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 18. Kamar Rahasia

"Iv, kau minta aku tak tidur dengan wanita lain, tapi aku ... aku masih tak bisa lepas dari kecanduan ini. Please, aku sedang berusaha menjadi suami yang baik untukmu, tak bisakah kau membantuku?"Sebagai istri yang baik, Ivy tahu dia tak punya pilihan lain. Lagipula Daniel berjanji, jika dia tak suka, Ivy bisa memintanya berhenti.Ragu-ragu Ivy menganggukkan kepala. Senyum Daniel langsung merekah, dia peluk istrinya penuh kasih dan melabuhkan kecupan lembut ke kedua belah pipi wanita itu."Ayo! Ayah dan ibu sudah menunggu kita di meja makan. Sarapan dulu sebelum kita pulang.""Ok."Daniel mengulurkan tangannya, menggandeng lengan Ivy menuju meja makan."Ivy, bagaimana tidurmu selama? Nyenyak?" Mrs. Forrester bertanya sewaktu melihat menantunya datang."Ya," jawab Ivy singkat, tak bisa mengenyahkan bayangan Mrs. Forrester semalam sewaktu melihat wanita cantik itu."Syukurlah. Ayo makan dulu sebelum berangkat." Mr. Forrester meminta pelayan membawakan mereka sarapan.Semua makan dengan
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 19. Lingerie

Ivy mendorong pintu sampai terbuka lebar, matanya menatap dinding-dinding tebal dan kokoh yang terbuat dari batu bata kelabu, jelas kedap suara, menciptakan suasana hening yang menakutkan. Tidak ada jendela di ruangan ini, hanya lampu redup yang menggantung di langit-langit, menyinari sudut-sudut gelap dengan cahaya yang suram. Udara di dalamnya lembap dan dingin, menggigit setiap inci kulit yang terpapar. Di tengah ruangan terdapat sebuah sel yang terbuat dari besi tua dengan karat yang merambat di setiap sisi jeruji. Ivy berjalan mendekat. Pintu besi tersebut mengeluarkan suara gemerincing setiap kali tersentuh, suara yang bergema menembus kesunyian ruangan. Di dalam sel, terdapat sebuah ranjang logam sederhana dengan matras tipis yang tampak sudah lusuh dan kotor. Di sampingnya, sebuah toilet logam yang sudah berkarat menambah kesan muram pada sel yang sempit ini. Di dinding ruangan, tergantung beberapa rantai besi yang telah berkarat. Ivy terkejut mendengar suara erangan di po
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 20. Sadistic

Ivy mengenakan bathrobe, dibaliknya gadis itu sudah memakai lingerie yang Daniel belikan.Ia merasa risi, mematut dirinya di kaca besar di walk in closet. Betapa vulgar penampilannya saat ini. Tok! Tok!"Nyonya, boleh saya masuk?" Suara Jenna terdengar."Ya, masuklah!" jawab Ivy, dia berjalan keluar dari walk in closet.Jenna datang dengan membawa nampan berisi segelas air dah satu tablet obat."Apa itu?" tanya Ivy curiga."Tuan minta Nyonya minum vitamin dulu untuk menjaga kesehatan tubuh.""Vitamin? Vitamin apa?" Ivy meraih obat, tak menemukan tulisan apa pun."Tidak tahu Nyonya, ini pesan langsung dari Tuan." Jenna menunduk dalam, menyembunyikan ekspresinya."Aku akan telepon Daniel dulu." Ivy meletakkan obatnya kembali di nampan, sebelum gadis itu meraih ponsel, teleponnya sudah berdering.Ivy terkesiap, ia melihat nama Daniel tertera di sana. Kebetulan sekali. "Hallo!""Sayang, tadi sudah kupesan Jenna membawakan vitamin untukmu, jangan lupa diminum ya. Aku tak mau kau kecapean
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status