Beranda / Romansa / Obsessed with You / Bab 13. Pelayanan Seorang Istri

Share

Bab 13. Pelayanan Seorang Istri

Penulis: Nafish Grey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 23:50:26

Ivy bangun sebelum Daniel, sang gadis buru-buru ke kamar mandi, membersihkan bekas percintaan mereka semalam. Ia menatap pada kaca di wastafel, merasa malu saat menyadari Daniel meninggalkan begitu banyak jejak merah di leher dan dadanya.

Ivy menggigit bibir, bagian bawahnya masih terasa basah, setiap kali mengingat bagaimana benda perkasa Daniel menerobos ke sana. Ternyata sex dengan pria itu tak semenakutkan saat pertama kali.

Tangan Ivy menyentuh area pribadinya malu-malu. Kedua pahanya terasa pegal dan inti tubuhnya sedikit perih, mungkin karena gesekan terus menerus dalam jangka waktu lama.

Ivy menggeleng, mengambil tisu dan membersihkan area bawahnya. Setelah itu ia memilih pakaian yang dibelikan Daniel di walk in closet.

Ia mematut dirinya di kaca besar, pakaiannya sangat anggun, khas old money. Ternyata selera Daniel seperti ini. Tak buruk juga, bentuk tubuh Ivy yang indah membuat tampilan pakaian semakin mewah.

Ivy kemudian memoles wajahnya dengan skincare dan make up tipis.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Obsessed with You   Bab 14. Keluarga Forrester

    Ivy menatap pelayan yang berdiri tegak di hadapannya, keningnya seketika mengernyit. Wanita cantik itu berbicara dengan suara yang mencoba tenang. "Apa maksudmu? Daniel tidak pernah memberitahuku hal seperti itu." Ivy mendekat, tapi pelayan tetap berdiri di pintu dengan ekspresi yang tidak bisa dia baca. Matanya terlihat cemas, seolah ada sesuatu yang mengancam jika Ivy melanggar aturan itu. Si pelayan berbicara dengan nada khawatir, tapi tegas. "Tuan Daniel tidak suka Nyonya keluar tanpa pengawasan. Itu perintah langsung dari Tuan." Ivy merasa mulutnya kering. Matanya berkeliling mencari jalan keluar, tapi semua pintu tampak terkunci rapat. Ia mencoba mengingat kembali bagaimana Daniel selalu menunjukkan perhatiannya, mengingatkan bahwa dia selalu ingin berada di dekatnya—tapi perintah semacam ini, yang datang tanpa penjelasan lebih lanjut, membuat Ivy merasa seperti terkurung dalam sangkar emas. Ivy berusaha menyembunyikan kecemasannya. "Aku hanya ingin bertemu dengan temanku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Obsessed with You   Bab 15. Tonic Immobility

    Ivy menatap Priskilla tak berkedip. "Style ini ...." Matanya kembali menilik ke arah ibu tiri Daniel.Benar! Kenapa gaya fashion mereka terlihat mirip, bahkan perhiasan yang dibelikan Daniel, tas tangan, sampai model sepatu boots.Apa memang semua wanita di keluarga Forrester harus berpakaian seperti itu? Tunggu dulu, Priskilla jelas tampil berbeda. Berwarna. Tak seperti yang Daniel katakan kalau keluarganya tak suka pakaian berwarna.Mrs. Forrester tertawa canggung. "Priskilla, jangan membuat Ivy jadi tak enak. Kebetulan saja style kami sama."Mr. Forrester mengangguk setuju. "Di dunia ini memang banyak hal bisa kebetulan."Ivy tersenyum gugup, di bawah meja Daniel meremas pahanya, seolah memintanya tak mengatakan apa pun."Sudah saatnya kami pulang." Daniel menarik lenganku berdiri."Tinggallah malam ini, Daniel. Kau sudah lama tak menginap." Mrs. Forrester berdiri terburu-buru dan memegang lengan Daniel untuk menghentikannya."Tidak! Besok aku masih ada rapat, jika berangkat dari s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Obsessed with You   Bab 16. Peeping Tom

    Klak!Pintu terbuka perlahan, Ivy dengan tangan gemetar mendorongnya lebih lebar. Ivy mengintip sekeliling ruang kerja Mr. Forrester yang terlihat sangat rapi dan teratur. Dindingnya dipenuhi dengan rak buku dan beberapa lukisan mahal. Tak ada apa pun yang mencurigakan. Semua tampak normal seperti ruang kerja biasa.Apa Priskilla sengaja menjebaknya ke kamar ini? Tidak! Mereka baru berkenalan hari ini, untuk apa gadis itu menipunya. Ivy menelusuri rak buku. Saat dia berjalan mendekati meja kerja, matanya menangkap sebuah lekukan kecil di dinding yang tampaknya tidak biasa. "Apa ini?" gumamnya heran. Dengan jantung berdebar, Ivy mencoba menekan lekukan tersebut dan tiba-tiba sebuah panel di dinding bergeser, membuka sebuah pintu rahasia.Langkahnya terhenti sejenak, napasnya tercekat. Dia melangkah masuk ke dalam ruangan rahasia itu dengan perasaan penasaran yang bercampur takut. Ruangan itu dipenuhi dengan berbagai macam alat elektronik dan layar monitor yang menunjukkan berbagai r

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Obsessed with You   Bab 17. Alasan dan Kesempatan

    "Da-Daniel, a-aku tadi mencarimu." Kakinya berdenyut-denyut. "Oh, aku ...." Daniel mengusap rambutnya yang basah. Melihat sebuah alasan datang, Ivy langsung berucap. "Kenapa kau basah?" Mendekat untuk menyentuh rambut Daniel.Daniel menepis lengan istrinya. "Bukan apa-apa, aku tadi mandi dan belum sempat mengeringkan rambut. "Oh." Ivy berpura-pura percaya. "Sini, biar kukeringkan." Dia menarik lengan Daniel dengan hati berkecamuk. Sampai di kamar, Ivy pergi ke kamar mandi, sengaja berlama-lama di sana dengan alasan mengambil handuk. Ia bernapas cepat, menatap wajahnya di kaca wastafel. Ingatan Ivy kembali memutar adegan dia menemukan kamar di bawah tanah di mansion Forrester. Jangan-jangan, Daniel juga menggunakan tempat itu sebagai praktik masokis. Mengingat Ivy melihat rantai, baby oil, juga cairan asing yang entah apa isinya.Bleh!Ivy muntah ketakutan. "Ada apa, Iv?" Daniel mendengar suara wanita itu dari luar kamar."Ti-tidak! Aku merasa tak enak badan.""Oh." Mata Daniel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Obsessed with You   Bab 18. Kamar Rahasia

    "Iv, kau minta aku tak tidur dengan wanita lain, tapi aku ... aku masih tak bisa lepas dari kecanduan ini. Please, aku sedang berusaha menjadi suami yang baik untukmu, tak bisakah kau membantuku?"Sebagai istri yang baik, Ivy tahu dia tak punya pilihan lain. Lagipula Daniel berjanji, jika dia tak suka, Ivy bisa memintanya berhenti.Ragu-ragu Ivy menganggukkan kepala. Senyum Daniel langsung merekah, dia peluk istrinya penuh kasih dan melabuhkan kecupan lembut ke kedua belah pipi wanita itu."Ayo! Ayah dan ibu sudah menunggu kita di meja makan. Sarapan dulu sebelum kita pulang.""Ok."Daniel mengulurkan tangannya, menggandeng lengan Ivy menuju meja makan."Ivy, bagaimana tidurmu selama? Nyenyak?" Mrs. Forrester bertanya sewaktu melihat menantunya datang."Ya," jawab Ivy singkat, tak bisa mengenyahkan bayangan Mrs. Forrester semalam sewaktu melihat wanita cantik itu."Syukurlah. Ayo makan dulu sebelum berangkat." Mr. Forrester meminta pelayan membawakan mereka sarapan.Semua makan dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Obsessed with You   Bab 19. Lingerie

    Ivy mendorong pintu sampai terbuka lebar, matanya menatap dinding-dinding tebal dan kokoh yang terbuat dari batu bata kelabu, jelas kedap suara, menciptakan suasana hening yang menakutkan. Tidak ada jendela di ruangan ini, hanya lampu redup yang menggantung di langit-langit, menyinari sudut-sudut gelap dengan cahaya yang suram. Udara di dalamnya lembap dan dingin, menggigit setiap inci kulit yang terpapar. Di tengah ruangan terdapat sebuah sel yang terbuat dari besi tua dengan karat yang merambat di setiap sisi jeruji. Ivy berjalan mendekat. Pintu besi tersebut mengeluarkan suara gemerincing setiap kali tersentuh, suara yang bergema menembus kesunyian ruangan. Di dalam sel, terdapat sebuah ranjang logam sederhana dengan matras tipis yang tampak sudah lusuh dan kotor. Di sampingnya, sebuah toilet logam yang sudah berkarat menambah kesan muram pada sel yang sempit ini. Di dinding ruangan, tergantung beberapa rantai besi yang telah berkarat. Ivy terkejut mendengar suara erangan di po

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Obsessed with You   Bab 20. Sadistic

    Ivy mengenakan bathrobe, dibaliknya gadis itu sudah memakai lingerie yang Daniel belikan.Ia merasa risi, mematut dirinya di kaca besar di walk in closet. Betapa vulgar penampilannya saat ini. Tok! Tok!"Nyonya, boleh saya masuk?" Suara Jenna terdengar."Ya, masuklah!" jawab Ivy, dia berjalan keluar dari walk in closet.Jenna datang dengan membawa nampan berisi segelas air dah satu tablet obat."Apa itu?" tanya Ivy curiga."Tuan minta Nyonya minum vitamin dulu untuk menjaga kesehatan tubuh.""Vitamin? Vitamin apa?" Ivy meraih obat, tak menemukan tulisan apa pun."Tidak tahu Nyonya, ini pesan langsung dari Tuan." Jenna menunduk dalam, menyembunyikan ekspresinya."Aku akan telepon Daniel dulu." Ivy meletakkan obatnya kembali di nampan, sebelum gadis itu meraih ponsel, teleponnya sudah berdering.Ivy terkesiap, ia melihat nama Daniel tertera di sana. Kebetulan sekali. "Hallo!""Sayang, tadi sudah kupesan Jenna membawakan vitamin untukmu, jangan lupa diminum ya. Aku tak mau kau kecapean

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Obsessed with You   Bab 21. Sadistic (2)

    Entakan keras Daniel membuat Ivy mengejang, keduanya tungkainya terangkat tinggi di udara dengan jari-jari kaki yang mencengkeram ke bawah.Suaranya teredam gag mouth, goresan merah di lengan menjadi satu-satunya pertanda pemberontakan Ivy. "Dam it! Tubuhmu sungguh candu, Sayang." Daniel menghela napas keras, merasakan kenikmatan duniawi yang tak pernah dia rengkuh bersama wanita lain. "Aku ingin menidurimu sepanjang waktu, membuatmu mengandung penerus Forrester. Ah tidak! Kalau kau hamil, kita tak akan bisa melakukan kesenangan ini lagi." Kedua tangan besarnya memerangkap wajah Ivy. "Sangat cantik, ah ... Ivy, kau seperti obat terlarang." Ia melabuhkan ciuman panas, meraup bibir Ivy walaupun bola tersebut masih menyumbat mulut istrinya.Saliva Ivy tak bisa dibendung, menetes keluar. Tanpa merasa jijik, Daniel mengeluarkan lidah, menjilat sekitar bibir Ivy sampai ke dagunya. Sementara itu ia terus bergerak konstan, mengempur bagian bawah sang istri."Aku suka semuanya yang ada pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Obsessed with You   Bab 37. Pria Es

    Ivy duduk di meja kecil di sudut cafe sederhana. Dinding-dinding kayu yang lapuk, meja-kursi yang terbuat dari bahan tua, serta lampu-lampu temaram memberikan nuansa hangat, meskipun cuaca di luar desa ini dingin dan mendung. Cafe ini adalah tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota besar dan kehidupan glamor yang dulu ia jalani. Di sini, ia merasa tenang, jauh dari semua orang yang mengejarnya.Ia bekerja sebagai pelayan di cafe kecil yang terletak di sudut desa, menyajikan secangkir kopi atau teh kepada pelanggan yang datang, sebagian besar warga desa yang sudah lanjut usia. Terkadang, ia melihat mata mereka yang penuh perhatian, dan beberapa dari mereka bahkan memandangnya dengan kasihan. Namun, Ivy sudah terbiasa. Ia tidak lagi peduli dengan pandangan orang."Ivy, bawa ke meja delapan," panggil Joana—pemilik cafe kecil ini."Baik, Bos." Ivy bergegas membawa secangkir teh pada nyonya tua yang datang setiap sore."Selamat menikmati tehmu, Mrs. Anne.""Oh, Ivy. Terima kasih."Ivy membal

  • Obsessed with You   Bab 36. Cari Dia!

    Ivy melangkah ke depan cermin besar di walk in closet, memastikan penampilannya sempurna. Riasannya sederhana, rambutnya dibiarkan tergerai dengan lembut, dan ia mengenakan gaun hitam yang selama ini selalu disukai Daniel. Ia menatap dirinya sejenak, lalu menarik napas panjang. Ini adalah langkah pertama dalam rencana yang telah disiapkannya. Hari ini, aku akan pergi, batinnya.Setelah puas mematut diri, Ivy berjalan ke kamar di basement. Menatap wajah tampan Daniel yang tengah tertidur lelap di ranjang. Pria itu terlihat damai saat tidur. Jemari Ivy terulur, hendak menyentuh suaminya, tapi Ivy menarik diri seketika.Tidak! Dia tak ingin membangunkan Daniel. Ivy menggertakkan gigi, ia berbalik cepat dan kembali ke lantai atas.Jenna sudah menunggunya saat pintu dibuka. "Aku akan pergi membeli barang sebentar, jika Tuan bangun, sarapannya dipanaskan saja.""Baik, Nyonya. Saya akan memanggil sopir."Ivy mengangguk pelan. Tak berapa lama kemudian sopir sudah menyiapkan mobil, menunggu I

  • Obsessed with You   Bab 35. Kepercayaan

    Ivy terkesiap mendengar pernyataan Daniel. Gerakannya berhenti tiba-tiba. Kemarahan merosot naik. Kenapa sampai akhir pria ini berusaha menipunya. Dia memberi tekanan pada leher Daniel, semakin kuat bersama emosi yang campur aduk."Ukh!" Tubuh Daniel mengejang, paru-parunya membutuhkan udara.Suara gemerincing rantai terdengar nyaring saat refleks kedua tangan Daniel memberontak.Ivy sudah gelap mata, kebencian menguasai hati gadis itu. Sampai akhirnya Daniel mencapai klimaks, menyemburkan benih ke dalam tubuh Ivy dan membuatnya terkesiap. Barulah cengkeraman Ivy mengendur.Daniel batuk-batuk hebat. Ia bukannya marah malah tertawa parau. "Ah, jadi begini rasanya.""Kau tak takut?" tanya Ivy tak percaya.Daniel menggeleng kuat. "Aku pernah hampir mati beberapa kali, sama sekali tak membuatku takut.".Ivy menarik dirinya, berbaring di samping Daniel. "Lalu ... apa yang kau takutkan?""Kau." Daniel merengkuh tubuh Ivy."Jangan bercanda.""Aku serius, Iv. Aku takut kau pergi dari hidupku?

  • Obsessed with You   Bab 34. I Love You

    Ivy mundur menjauh, menatap wajah Christian lamat-lamat. Pria itu tersenyum kecil, menegakkan tubuh dan berdeham."Christ, aku tak sebaik itu ...."Christian mengangguk, seolah mengiyakan, tapi Ivy bisa melihat ketidaksetujuan di bola mata pria itu."Aku juga, tak sebaik kelihatannya." Christian menghela napas. "Ah, kita harus berangkat sekarang Nyonya.""Ok." Ivy berjalan cepat demi mengusir rasa canggungnya.Keduanya tiba di mansion Forrester, Daniel sudah menunggu di sana."Bagaimana harimu?" Daniel menarik Ivy dengan sikap posesif. Matanya menyelidik, menerka apa yang ada di pikiran Christian.Pria itu menunduk, menyembunyikan ekspresinya. "Kalau begitu saya permisi dulu.""Christ!""Ya, Tuan." Christian menunggu dengan patuh."Lain kali, kau tak perlu mengantar Ivy pergi berbelanja lagi."Ivy menatap suaminya heran. "A-aku tak boleh keluar lagi?" tanyanya cemas, jika begitu, semua rencananya selama ini akan sia-sia."Bukan, Sayang. Kau bisa berbelanja sendiri sekarang." Daniel me

  • Obsessed with You   Bab 33. Its You

    Suasana taman bermain itu tampak cerah dengan orang-orang yang menikmati hari mereka. Namun, bagi Daniel, ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya. "Ivy!" teriaknya, suaranya menggema di antara riuhnya taman. Ia berlari dari satu permainan ke permainan lainnya, matanya menatap sekeliling dengan gelisah. "Ivy! Di mana kau?"Rasa panik mulai merayapi dirinya. Biasanya, Ivy selalu ada di dekatnya, selalu mematuhi segala permintaannya—tapi kali ini, dia hilang tanpa jejak.Daniel berhenti sejenak, mencoba untuk menarik napas. Memeriksa sekali lagi ke seluruh area taman. Lalu, dengan kecepatan yang semakin meningkat, dia melangkah menyusuri jalan setapak di taman, berbicara dengan beberapa orang yang terlihat ada di sekitar, bertanya apakah mereka melihat istrinya."Kau lihat gadis dengan pakaian warna gelap, tinggi segini ...." Rata-rata menjawab dengan gelengan.Setiap detik terasa seperti selamanya, dan ketakutan mulai meresap. “Jangan bilang dia pergi ... jangan bilang dia .

  • Obsessed with You   Bab 32. Sandiwara

    Jika dia tak muntah, apa kebohongan Daniel tetap berlanjut? Ivy menggigit bibirnya hingga terluka. Vitamin yang dia minum jelas mengandung obat tidur. Sekarang, bagaimana caranya dia melarikan diri? Daniel tak benar-benar mencintainya, suatu hari ketika dia bosan, pria itu akan membuang Ivy, berselingkuh dengan wanita lain. Ivy tak sanggup sakit hati lagi.Jika sekarang Ivy menunjukkan bahwa ia tahu, Daniel pasti menggunakan cara lain menjebak simpatinya lagi. Tidak! Ivy tak ingin jatuh semakin dalam. Ia memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Mencintai Daniel adalah kesalahan. Dia harus mematikan perasaan ini. Ivy terduduk di tempat tidur, kepalanya berdenyut menyakitkan."Kau ingin menaklukkanku, tidak ... aku yang akan membuatmu jatuh cinta padaku, lalu ... aku akan meninggalkanmu," gumam Ivy.Hari-hari berlanjut seperti biasa, tak ada perubahan dalam sikap maupun pelayanan Ivy. Malah wanita cantik itu semakin perhatian. Mansion yang selama ini dingin dan sepi, terasa lebih hidup

  • Obsessed with You   Bab 31. Kenyataan Pahit

    "Hah! Mengotori tanganku saja." Daniel mendesah kesal, mengibaskan tangannya yang terkena darah Kevin."Biarkan aku yang menanganinya." Suara Christ terdengar dingin. Ia menjambak rambut Kevin, mengekspos leher pria itu. "Haruskah kita potong lidahnya?" Matanya beralih menatap Daniel. "Supaya dia tak bisa berbicara lagi."Daniel tertawa kecil, membuat bulu kuduk Ivy merinding ketakutan, tawa penuh dengan cemooh. "Jangan dulu, aku tak mengerti kenapa Ivyku yang manis bisa jatuh hati dengan sampah modelan begini.""Kau yang sampah!" teriak Kevin, meski kondisinya menyedihkan, dia masih berusaha mempertahankan ego. Darah mengalir dari hidungnya yang terluka, mengotori bagian depan bajunya."Kau kira Ivy-ku yang manis akan percaya dengan kata-katamu, setelah apa yang kau lakukan padanya?"Kevin menggertakkan gigi. "Aku mengenalnya lebih lama, dia pasti percaya padaku. Ivy pasti masih mencintaiku!""Cinta? Jangan membuatku tertawa, Kevin." Daniel menepuk pipi Kevin main-main. "Ivy sudah me

  • Obsessed with You   Bab 30. Tidurlah

    Ivy tak menyangka, jika hidupnya yang biasa saja, walaupun penuh kesusahan akan berakhir dengan penyimpangan.Tak pernah terlintas dalam pikiran sekali pun, membiarkan tubuhnya menjadi objek seksual seorang pria, tapi melihat wajah Daniel yang penuh hasrat, membangkitkan sisi liar dalam diri Ivy.Dia hanya manusia normal, yang tak lepas dari jerat nafsu. Dan pria tampan ini menginginkannya, membutuhkan bantuannya. Ivy melupakan semua sakit hatinya, bertahan dalam jerat bernama pernikahan.Ivy sudah bersumpah setia dalam janji pernikahan. Hal sakral yang seharusnya membuatnya bertahan meskipun sulit. Ia gadis tulus, selalu berkorban untuk orang lain dan menjadi people pleaser selama ini. Selama dibutuhkan, selama seseorang menginginkannya, Ivy akan berjuang.Menyedihkan memang, tapi begitulah yang dipelajari gadis malang itu. Tumbuh tanpa orang tua dan dukungan, membuat selalu menekan perasaannya sendiri.Mungkin ini juga yang dilihat Daniel pada dirinya. Mereka sama-sama kesepian, tum

  • Obsessed with You   Bab 29. Peraturan Pertama

    Daniel menatapnya bingung. "Aku bosan," ujar Amy. Untuk memuaskan wanita yang sudah berpengalaman tentu tak mudah, Daniel merasa tertantang. "Aku harus melakukan apa?"Senyum terbit di bibir merah Amy. "Tampar wajahku.""Apa?!" Daniel membelalak tak percaya."Kau lupa peraturan kita?" Amy mengernyit tak senang, dia tak pernah marah, atau menaikkan nada suara. Hanya dengan ekspresi ringan dari wajahnya sudah membuat Daniel cemas. "Jangan bertanya dan jangan membantah.""Good boy, apa yang kau tunggu?"Ragu-ragu, Daniel mengangkat tangannya. Plak!Tamparan ringan mendarat di pipi Amy. Tak cukup kuat dan sakit. Wanita itu mendesah kecewa. "Apa kau banci?" tanyanya sarkasm.Harga diri Daniel tertohok. Plak!Dia menampar lebih kuat. Kali ini seringai senang terbit di bibir wanita cantik itu. "Lagi!"Plak!Wajahnya memerah, kepalanya tersentak ke kiri. "Lagi! Lebih kuat!"Plak! Daniel menampar dengan segenap kekuatannya. Amy mengejang liar, menjepit lebih kuat. "Sambil bergerak. Puk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status