บททั้งหมดของ Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: บทที่ 151 - บทที่ 160

186

150. Kenyataan Masa Lalu(3)

“Papa juga tidak akan mengambil apa yang bukan menjadi haknya. Jadi jaga bicara Anda pada papa saya!”Devran pasang badan ketika pria itu mencecar Alana lah yang menyerobot perusahaan yang seharusnya menjadi haknya, bukannya dia yang malah dikata menyerobot.Ada anak muda yang menatapnya dengan keberanian penuh, bukannya marah, Ludwig justru tersenyum. “Aku bangga dengan sikapmu ini, Nak. Kau memang pantas membela papamu itu. Tapi kau tidak tahu banyak hal yang terjadi di masa lampau. Jadi jangan hanya menilai dari satu sisi saja.”“Mari kita duduk dan selesaikan bersama dengan kepala dingin, Paman.” Suara Devran menurun mengajak Ludwig agar bisa membahas semuanya dengan baik.“Kenapa memanggilku paman?”Ludwig sedikit terkajut mendengar Devran memanggilnya paman.Sepertinya dia lupa kalau Devran adalah putra sepupunya. Tidak salah juga kan kalau dia memanggilnya paman?“Maaf, maksudku—Tuan Ludwig.” Devran mengoreksi panggilannya melihat reaksi tidak suka pria itu saat dia memanggiln
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
อ่านเพิ่มเติม

151.

“Tidak apa, Mas. Pulang kampung saja ke Diraja. Di sini banyak lowongan pekerjaan kok.” Nayra malah mencandai Devran. Sampai mau mencarikannya lowongan pekerjaan segala.“Lowongan apa?”Ternyata gadis ini lebih bersemangat mencarikan lowongan pekerjaan untuknya daripada bersedih mendengarnya kemungkinan tidak akan jadi presdir lagi.“Kayaknya Pak RW baru meninggal dunia. Jadi ada tuh lowongan jadi Pak RW.”“Hah?!”Bahkan mengatakan itu Nayra sama sekali tidak terkekeh atau terdengar bercanda.Serius dia ingin dirinya jadi PK RW?“Kok Pak RW? Jauh amat Nay. Dari Presdir perusahaan terbesar di negara ini, ke Pak RW?”Nayra terkekeh. Tadi dia baru membayangkan Devran menjadi Pak RW di lingkungannya.“Sialan kamu!” Devran menggerutu tapi tidak kesal. Malah ikutan terkekeh mendapat saran dari Nayra agar menjadi RW saja.Lumayanlah melepaskan ketegangan seharian ini.“Mas Devran kangen tidak sama aku?” Nayra kembali bertanya.“Kangenlah, Sayang!”“Kangen apanya?”“Masa harus didetailkan beg
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
อ่านเพิ่มเติม

152. Menyusul ke Jakarta

“Emir, kenapa kau cepat sekali pergi. Lihatlah, keponakanmu itu kembali dan mengacaukan hidup putra dan cucumu!”Renata menangisi nasib keluarganya setelah mendengar kabar bahwa perusahaannya kembali diambil alih oleh keponakannya.Foto mendiang suaminya di elus-elusnya lalu dipeluknya sambil menangis.“Ma?” suara Alana membuat Renata teralihkan.“Tidak ada yang berubah kecuali sahamku yang berkurang dan kita juga tidak memerlukan banyak uang lagi. Alana akan ikut mama ke Edinburgh. Kita nikmati hari-hari di sana dengan tenang.”Mendengar hal itu Renata malah menampar pipi putranya itu.“Kau hanya memikirkan dirimu sendiri Alana! Kau tidak memikirkan nasib Devran. Dia juga punya hak untuk menikmati kejayaan perusahaan yang dibesarkan kakeknya,” ujarnya dengan kesal.Alana hanya menunduk dan tak berhak marah atas tamparan mamanya itu. Mungkin Renata kecewa dan tidak mau melihat usaha suaminya sia-sia.Sebenarnya Alana ingin menyampaikan pada Renata bahwa Devran tetaplah menjadi seora
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

153. menyusul ke Jakarta(2)

“Sialan pria itu? Mau apalagi masih menemui Nayra?” Devran menggerutu di sepanjang jalan.Setelah memastikan sudah tidak ada yang menghawatirkan pada kesehatan Renata, Devran pamit mau menjemput Nayra di bandara.Alana juga tidak keberatan apalagi Nayra datang bersama orangtuanya. Tidak enak saja pada besannya itu.Dengan cepat dia sampai di Bandara. Saat hendak keluar mobil, Devran menghela napas panjang menenangkan dirinya.Terkadang dia suka konyol kalau sudah cemburu.Jadi mending memikirkan apa yang akan dilakukannya untuk menyudahi kekurangajaran sepupunya itu yang masih juga berharap pada wanita yang sudah menjadi istrinya itu.“Nay, belum selesai urusannya?” Devran membuat dua orang yang masih mengobrol itu terkejut.Tadinya Devran ingin membiarkan mereka masih mengobrol, namun karena Ananda seolah mendesak dan masih ingin mempengaruhi Nayra, Devran tidak tahan.“Mas Devran?” Nayra bangkit dan menoleh ke arah di mana tadi Farah dan Kiki menunggunya namun sudah tak nampak la
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

154. Pertemuan

"Kita langsung ke rumah sakit saja, Ki. Tidak enak kalau tidak menengok neneknya Devran." "Baik, Bu. Pak Yas akan mengantar kita ke rumah sakit," ujar Kiki yang kemudian diangguki Yas yang menyupiri mereka. Seminggu ini sudah banyak merenung dan menyadari, bahwa apa yang terjadi di masa lalunya tidak seharusnya membuatnya menutup diri.Dia punya tanggung jawab sebagai orang tua Nayra. Menemui besannya di Jakarta dan menjelaskan sedikit miss komunikasi.Mungkin selama ini mereka sudah diberitahu bahwa orang tua Nayra sudah meninggal. Tapi Farah harus menyampaikan kebenarannya.Bagaimanapun Nayra sudah menjadi bagian dari keluarga orang lain, Farah juga ingin secara semestinya menitipkan sang putri agar bisa diterima dengan baik oleh keluarga Devran.Dengan begitu, Farah berharap keluarga Devran bisa memperlakukan Nayra dengan baik. Tak mau saja Farah mendengar putrinya disisihkan di keluarga orang kaya seperti Devran.“Di sini, Bu Farah,” ujar Kiki menunjukan pintu ruang rawat ina
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
อ่านเพิ่มเติม

155. Sebuah Kesalahan

“Ada apa, Papa menelpon sebanyak ini?” Devran tampak heran ketika notif panggilan dari papanya baru dilihatnya.Dia dan Nayra tidak langsung ke rumah sakit, tapi mampir dulu ke rumah yang dibelinya untuk Nayra. Mengira Farah sudah di sana ternyata belum.“Apa ada yang serius dengan nenek, Mas?” Nayra bertanya.Dia menarik selimut agar tubuh polosnya tak terekspos. Seminggu tidak ketemu membuat mereka menyempatkan untuk melepas kerinduan sejenak.“Mudah-mudahan tidak, Sayang. Aku hubungi papa dulu.” Devran keluar kamar untuk menghubungi Alana. Namun sejak tadi yang terdengar adalah nada sibuk.Tak lama dari itu, panggilan dari Musa masuk.“Ya, Om, ada apa?” Devran langsung bertanya saat mengusap layar untuk menerima panggilan.“Mas Devran, bisa temui kita di Kafe Cemara?” suara Musa tampak lemah dan tak seperti biasanya. Membuat Devran jadi merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Nenek baik-baik saja kan, Om?” Devran penasaran.“Nyonya Renata sudah balik ke rumah keluarga, dia tadi ha
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
อ่านเพิ่มเติม

156. Sebuah Kesalahan(2)

“Pak Devran bilang, nyonya diantar ke rumah sementara waktu untuk beristirahat.” Kiki diminta Alana menunjukan di mana Nayra berada.Kini mereka sudah ada di depan rumah Nayra sementara Devran sudah pergi menemui Musa dan Yas di tempat yang sudah mereka sampaikan tadi.“Bapak mau menemui Nyonya Nayra langsung?” Kiki menghentikan langkah kaki Alana yang begitu tidak sabar menaiki tangga pintu utama rumah itu.“Apa?” Alana baru tersadar bahwa Nayra belum pernah bertemu dengannya. Tentu akan sangat terkejut kalau dirinya langsung saja menemuinya tanpa pemberitahuan dulu. “Maksud saya, apa perlu memberitahu nyonya dulu, Pak?” Kiki menandaskan.Alana memgangguk. Itu akan lebih baik dan terkesan beretika.Tentang kenyataan Nayra adalah anak kandungnya, Kiki dan yang lain tidak diberitahu.Ini urusan pribadi mereka dan tidak boleh bocor ke orang lain walau itu orang yang sangat dipercaya. Terkecuali Yas dan Musa.Karenanya wanita ini pasti mengira dirinya hanya ingin sebatas menemui sang
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06
อ่านเพิ่มเติม

157. Terpukul

“Kalian bercanda?”Devran menatap dua pria itu dengan tertawa kecil menutupi kegelisahan dalam hatinya.“Sayangnya tidak, Mas. Nyonya Farah sudah mengakui sendiri bahwa Mbak Nayra itu putri Pak Alana. Saat dia pergi sudah dalam keadaan hamil.” Musa menjelaskan tak menutupi dirinya juga terpukul mengetahui kenyataan ini.Pyarrrr!!Tiba-tiba Devran menyapu semua yang ada di meja dengan lengannya hingga jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping. Mungkin seperti itulah hati dan perasaannya.Tidak cukup puas dengan melakukan semua itu, Devran mengguling meja itu dan melempar kursinya hingga merusak jendela kaca besar kafe tersebut. Musa dan Yas tak menahannya. Hanya menyaksikan tanpa berusaha menghentikannya. Mereka tertunduk karena tahu apa yang dilakukan Devran tidak akan sebanding dengan apa yang dirasakannya.Ini, lebih dari sekedar patah hati. Tapi sebuah kesalahan yang seharusnya terlarang untuk dilakukan mereka.Entah apa mereka bisa menatap kembali cinta di masa depan setelah
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม

158. Terpukul(2)

“Astaga, Nyonya. Hati-hati kalau bicara...” Eva spontan nyebut karena sang nyonya benar-benar tidak berperasaan sampai menyumpahi anaknya sendiri demikian.“Diam kamu! Jangan ikut-ikutan. Fokus saja dengan urusanmu!” Tamara memarahi Eva yang berani-beraninya menuturinya. Eva tak menyahut lagi. Dia pun bangkit dan berlalu dari ruangan karena kekasih sang nyonya terlihat datang. Dengar-dengar keduanya sudah menikah. Tinggal menunggu akte cerai dengan Alana untuk bisa meresmikan hubungan mereka.“Ada apa?”Ludwig duduk di samping Tamara. Dia pasti juga sudah mendengar berita yang sebenarnya dirahasiakan itu. Hanya saja anak buahnya yang diminta mengawasi Devran melaporkan temuan yang mengejutkan itu.“It’s oke. Tidak perlu dipikirkan. Bagaimana dengan mega proyek perdanamu setelah menjabat lagi sebagai CEO di perusahaan keluarga kita?” Tamara tampak senang melihat kedatangan Ludwid. Dia langsung mendekatkan duduknya dan merangsek pada pria yang masih tampak gagah itu.“Itu tergantung
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม

159. Tes DNA

“Ada apa, Om?” Ananda yang kebetulan berkunjung ke rumah sakit tempatnya bekerja kebetulan melihat Alana.Dia tahu gonjang-ganjing rumah tangga Alana dengan tantenya, bahkan tahu kalau mereka saat ini sudah dalam proses mediasi menuju putusan pegadilan.Walau begitu, tidak membuat Ananda kemudian tidak menyapa calon mantan suami tantenya itu.“Kau masih tugas di sini?” tanya Alana. Nampak tak berkenan menyampaikan untuk apa dia berada di rumah sakit ini.“Oh, aku hanya ada waktu sebentar untuk mengunjungi mama dan papa di rumah. Kebetulan ada pasien yag butuh dioperasi sedangkan dokternya sedang sakit. Jadi aku meggantikannnya.“Ya, kau dokter yang hebat. Lakukanlah tugasmu degan baik.” Alana menepuk pundak Ananda dan berlalu dengan lemas.Ananda menjadi penasaran, ada apa degan Alana? Dia juga terkesan tidak berkenan untuk menyampaikan sedang apa dia di sini.Ananda pikir, mungkin kondisi Renata membuatnya ada di rumah sakit ini. Tapi, tadi dia melihatnya bersama Dokter Raniri yang bi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-07
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
141516171819
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status