All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 171 - Chapter 180

181 Chapters

170.

“Kau dengar apa kata dokter tadi, kan? Jangan tambeng. Ini masih trimester awal.” Devran mencoba memberi pengertian pada Nayra setelah selesai memeriksakan kandungannya.Lega rasanya tidak ada sesuatu yang menghawatirkan. Hanya saja Nayra memang masih harus banyak beristirahat dan tidak terlalu boleh melakukan kegiatan fisik terlebih dahulu.“Iya, Mas.” Nayra faham akan hal itu.Walau mengatakan demikian, terkadang keinginan untuk berhubungan badan dengan suaminya terasa sangat menggebu dan menyiksanya. Membuat Nayra ngereog ingin dikeloni suaminya itu. Dia pernah bertanya pada dokter, katanya itu normal karena pengaruh hormon kehamilannya.“Bilangnya iya, tapi kok sedih?” Devran melihat raut wajah Nayra yang tak ikhlas itu.Tiba-tiba Nayra menangis.“Eh, kenapa malah nangis, Nay?” Devran langsung mendekatkan duduknya dan merangku Nayra.“Seolah aku ini wanita gatel yang selalu pengen ditiduri. Padahal aku juga tahu ini masih belum boleh,” ujar Nayra sesenggukan.“Iya, aku paham,
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

171.

“Sudah selesai mengobrolnya?”Devran mencoba berbesar hati menunggu mereka mengobrol namun keduanya tampak tak bosan terus bercanda dan mengobrol.Sisi hatinya masih ada kesal karena Ananda pasti merasa beruntung dengan kenyataan tentang mereka.Terselip sebuah kemungkinan yang coba diingkari Devran, bagaimana jika Ananda memang berjodoh dengan Nayra?Ah. jangan dulu! batinnya belum siap. “Aku masih ada urusan, Nay. Ayo pulang!” Devran mengajak Nayra pergi.“Kalau kau repot tidak apa kok, nanti aku akan antar Nayra pulang. Lagian aku juga mau ketemu Om Alana.” Dengan bersemangat Ananda menyahuti Devran.“Ah, jangan. Nanti nenek memarahiku. Kenapa malah meninggalkan Nayra dan tak mengantarnya pulang dulu.” Meski tak tampak raut kesal, namun Devran menunjukan tidak rela kalau Nayra masih bersama Ananda.“Baik, aku akan pulang bersama Mas Devran. Lagi pula, dokter Ananda bilang sudah memindah penelitiannya ke rumah sakit ini. Jadi kita masih bisa ketemu kapan-kapan.” Nayra menengahi
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

172.

Sambil lalu, Devran akan memikirkannya lagi.Saat ini dia harus mencari cara bagaimana membujuk Nayra agar membiarkannya kembali ke Jakarta sementara waktu.Terlalu lama meninggalkan kantornya dengan deadline proyek dan bisnis yang sudah menumpuk, membuat Devran tidak tenang juga.Dia bukan pria yang tak punya rasa tanggung jawab. Jadi meski sudah mulai mengurusnya dari jauh, tetap saja ada beberapa hal yang tak mungkin bisa dikerjakannya secara virtual.“Nanti aku bisa kok datang kalau kau memang butuh aku datang. Sekarang ada beberapa kegiatan yang tak bisa aku skip tanpa kehadiranku, Nay.” Devran memberikan pengertian.“Iya deh, Mas. Tapi tidak dekat ini kan berangkatnya?” Nayra mengiyakan tapi masih mencoba menunda keberangkatannya.“Minggu depan bagaiamana?” lagi tawar Nayra.“Katakan kenapa harus minggu depan?” tanya Devran. Ditanya seperti itu Nayra hanya tersenyum.“Kenapa malah senyum-seyum?” Devran jadi penasaran.Nayra mendekatkan bibirnya ke telinga Devran dan berbisik. M
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

173.

“Apa Ludwig tidak di Jakarta saat Mama kecelakaan?” Devran tergesa melangkah di koridor rumah sakit menuju ruang rawat intensif sang mama, bertanya pada Eva sang asisten Tamara.“Tuan Ludwig sedang di New York. Ada perjalanan bisnis. Tapi sudah diberitahu dan dalam perjalanan ke Jakarta.”Ketika masuk, Devran melihat Tamara tergolek dengan beberapa alat kesehatan yang terpasang di tubuhnya.Ada masker nebulizer yang terpasang di sekitar hidung dan mulutnya untuk membantu Tamara bernapas. Lehernya ditopang dengan penyanggah. Juga kaki dan kanan dan tangan kirinya belum lagi dilepas gips setelah operasi patah tulang yang dialaminya.Devran jadi prihatin dengan kondisi sang mama. Meski selalu berseberangan dengan sang mama, Tapi Devran tak lupa bahwa wanita itulah yang melahirkannya. Saat mendengarnya kecelakaan, tentu saja dia juga panik dan mencemaskannya.“Nyonya sempat sadar semalam, namun kembali tak sadar. Untungnya dokter bilang kondisinya sudah perlahan membaik," ujar Eva. D
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

174.

Resah.Nayra tak berhasil menghubungi Devran.Jika memang tidak bisa mengangkat panggilannya, setidaknya Devran bisa membalas pesannya sejak semalam.Berita tentang Tamara sudah mulai membaik pun bisa di dengarnya dari Ananda yang kini semakin sering datang ke rumah, dan bukannya dari Devran langsung.Nayra sudah berusaha berbaik sangka pasti Devran begitu repot hingga tak sempat membalas pesan atau mengangkat panggilannya. Tapi tetap saja pikirannya sudah ke mana-mana.“Nunggu panggilan dari Devran?” Ananda membuat Nayra terkejut.Biasanya dia datang sedikit sore atau malam setelah dari rumah sakit, sekarang masih siang dia sudah nongol saja.“Dokter, mengagetka saja!” Nayra sebal tapi tidak marah.“Ayo jalan-jalan, aku sedang free hari ini.” Ananda langsung meraih lengan Nayra dan mengajaknya pergi.“Tapi—‘”“Aku sudah bilang tante Farah, dia malah memintaku mengajakmu keluar biar tidak terus cemberut menunggu pesan dari Devran.” Ananda tidak melepas lengan Nayra sampai gadis itu b
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

175.

Melihat Renata membawa nampan dengan susu di atasnya, Nayra sampai tidak enak.“Astaga, Nek. Kenapa repot-repot?” Nayra langsung mengambil nampan itu. tidak sopan sekali sampai membuat neneknya yang apapun selalu dilayani, kini malah melayaninya.“Tidak apa. Nenek tadi tanya sama pelayan rumah, katanya kau belum meminum susumu. Jadi nenek buatkan lagi dan ingin memastikan kau meminumnya.”“Duduk, Nek. Nenek juga kan harus banyak istirahat. Ini sudah malam, lho.” Sembari membawa nampan, Nayra menuntun Renata duduk di sofa kamarnya.“Di minum, Nay. Biar cicit nenek sehat. Mamanya juga sehat.” Renata masih mendesak.Tidak mau membuat wanita itu menunggu, Nayra pun meminum susu di gelas itu hingga hampir habis. “Terima kasih, Nek.” “Sama-sama, Sayang. Nenek senang dengar kabar kalau bayimu baik-baik saja. sudah berapa bulan sekarang, Nay?”“Empat bulan, Nek.”“Ya Allah, jadi tak sabar pengen dengar jeritan cicit nenek. Mudah-mudahan nenek punya umur panjang bisa melihat cicit nenek di du
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

176.

Melihat pesan-pesan Nayra yang menyampaikan hasil pemeriksaan kandungannya itu, Devran sebenarnya sangat bersyukur.Sampai berkali-kali Devran membaca hasil screenshotan pemeriksaan itu. Di sana menyatakan tidak ada sesuatu yang serius dengan kondisi buah hatinya.Tidak ada deteksi sindrom down, cacat fisik, atau hal-hal yang ditakutkan lainnya mengingat anak itu adalah hasil hubungan sesama saudara—seperti yang selalu ditakutkan banyak orang.Hingga dia menjadi semakin bersemangat untuk terus mengusahakan agar bisa mengetahui adakah hal yang sebenarnya disembunyikan oleh orang tuanya? Setidaknya hasil pemeriksaan kandungan Nayra itu sedikit membuatnya curiga, mungkin saja tes DNA itu salah. Meski kondisi seperti ini bisa jadi hanya sebuah kebetulan saja. Bukan bermaksud mengingkari hasil tes DNA yang menyatakan dirirnya positif anak Alana, tapi hanya ingin memastikan dari dua sisi. Apalagi, Ananda ikut andil dalam tes DNA itu.Sebenarnya, hanya Devran yang tau selicik apa seora
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

177.

Nayra tahu alasan itu. Tapi hanya merasa aneh saja. Dia juga ingat Devran tidak lagi memanggilnya dengan kata-kata mesra.“Mas Devran kenapa tidak lagi memanggilku sayang? Apa sudah tidak sayang lagi?” “Astaga, hanya panggilan, Nay.”“Apa panggilan sayangnya sudah pindah ke wanita lain?”“Enggak, Sayangku. Ayo, tidur. Ini sudah malam!” Devran baru sadar malah bicara kemana-mana. Padahal niatnya tadi memarahi Nayra karena selarut ini belum tidur.“Aku sudah tidur siang tadi, jadi sekarang malah enggak bisa tidur.”“Sekarang coba tidur, ya?”“Bentar, Sayang. Mas Devran belum cerita keadaan Mama Tamara.” “Dia sudah membaik, kok. Hanya belum bisa beranjak dari tempat tidur saja. Nunggu pulih perlahan.”“Oh, syukurlah, Mas.” Nayra ikut senang.Walau wanita itu selalu membencinya, Nayra tidak serta merta membencinya balik. Bagaimanapun wanita itu adalah ibu dari pria yang dicintainya, juga nenek dari buah hati mereka.“Oh, ya, Mas. Nanti kalau mama dan Papa Alana sudah balik dari Ams
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more

178.

“Aku bisa memakainya sendiri!”Nayra merebut kimono yang di bentangkan Ananda saat ingin membantu memakaikannya.Dengan gerakan cepat dan canggung Nayra segera membalut tubuhnya dengan kimono itu.Sementara Ananda memperhatikan itu dengan wajah tenangnya. Seolah apa yang dilakukannya bukan sesuatu hal yang berlebihan.“Aku besok sudah balik ke Oxford lagi. Penelitianku sudah selesai. Tadi Tante Farah bilang kau di kamar. Jadi aku mau pamit, Nay,” ujar Ananda pada Nayra.“Iya, Dok. Terima kasih banyak selama ini sudah menyempatkan waktu untuk menemaniku dan mengingatkan tentang kesehatanku.” Nayra masih dengan sopan menyampaikan terima kasihnya pada Ananda, walau sempat ada rasa tidak berkenan barusan.“Haha, aku tidak menghitung tentang itu. Kau tidak lupa kan? Aku ini dokter, Nay. Peduli dan perhatian untuk kesehatan siapapun sudah menjadi prinsipku. Dan satu lagi... maaf, jangan perhitungan soal aku yang langsung masuk ke kamarmu, ya? Aku sering melihat pasien wanita membuka seluruh
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more

179.

Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya mereka sampai juga di Jakarta. Hati Nayra tampak berbunga-bunga sekali. Bisa kembali menghirup udara di tanah airnya.Namun melihat mereka hanya bertiga, Nayra jadi merasa ada yang kurang.“Nenekmu juga akan datang kalau kau lahiran,” tukas Farah yang paham raut resah dari wajah Nayra.Sebenarnya Renata tidak setuju mereka balik ke Indonesia. Dia tidak suka cucunya itu mendapat masalah di sana. Tapi dia tak berdaya dengan keinginan Nayra.Hanya saja Renata memutuskan tetap di Edinburgh, agar Nayra tak segan kembali ke tempat ini untuk alasan menengoknya. Mobil jemputan sudah berada di bandra begitu mereka datang. Mereka tak menunda untuk pulang ke rumah keluarga. Kedatangan mereka di sambut beberapa pelayan. Makanan pun sudah siap di meja dengan aneka menu.Ini semua request Nayra. Dia tidak berselera makan di Edinburgh karena kangen masakan ala Indonesia.“Ayo, makan dulu, Ma!” Nayra mengajak Farah.“Ayo!” Alana langsung menyahut saat is
last updateLast Updated : 2025-04-15
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status