All Chapters of Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris: Chapter 161 - Chapter 170

186 Chapters

160. Di Edinburgh

Senja di Edinburgh yang indah, sedikit banyak melunturkan sebak yang terus menggelantung di perasaan Nayra.Awalnya Farah dan Alana yang mengajaknya dan mengenalkan berbagai sudut kota dengan mobil pribadi mereka.Tapi kini, Nayra ingin merasakan berpergian seorang diri dan menyusuri keindahan kota di negara Skotandia itu untuk menghibur diri.[Sayang ada di mana?] pesan dari Farah yang diabaikan Nayra.Namun beberapa saat kemudian, Nayra merasa tidak seharusnya terus mengabaikan semua orang di sekitarnya.Dia selalu merasa mereka adalah orang-orang baru dalam hidupnya namun sudah merubah sebegitunya hidupnya hingga harus terpisah dengan suaminya. Yang ternyata adalah kakaknya sendiri.Akhirnya dia mulai menyadari, walau bagaimanapun, mereka juga tidak pernah mampu merancang skenario kehidupannya seperti ini. Yang maha berkuasalah yang menghendakinya.[Baik, Ma. Nayra hanya jalan-jalan di sekitar] balasnya agar sang mama tidak mencemaskannya.Sayangnya saat hendak menaiki trem, kepa
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

161. Mual

“Maaf, Mas. Mungkin aku yang salah.” Farah hanya menghela napas dan menahan diri.Ada hal yang dia lupa. Meski Alana tampak lebih kalem dan sabar, tapi pria ini juga punya sisi keras kepala yang kalau muncul sering sekali menyebalkan. Jika itu bukan karena keinginanya sendiri akan sulit untuk dipaksa.Farah juga tidak mau lagi membahas hal sensitif ini. Bisa jadi Alana benar. Dia yang paling tahu Devran anaknya dan pasti sudah memastikan bahwa saat Tamara menikah dengannya sedang dalam keadaan tidak hamil dari suami sebelumnya yang tak lain adalah Ludwig sendiri. “Aku yang minta maaf, Farah. Jangan salah paham tentang...”“Tidak, Mas. Aku paham, kok.” Farah dengan cepat menyahut tidak ingin memperpanjang hal itu. “Ayo balik. Nayra tadi bilang sudah mau pulang.” Lalu mereka memutuskan untuk pulang dan melupakan tentang hal-hal yang hanya akan membuat mereka kurang nyaman.Nayra sudah mulai menerima semuanya, Devran juga kabarnya kembali disibukan dengan mega proyeknya. Tidak seharus
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

162. Mual(2)

Pagi itu ada tamu di kediaman keluarga Emeraldo. Pelayan rumah yang menyampaikan saat keluarga itu sedang sarapan bersama. Katanya ada seorang pria tampan ingin bertemu dengan Tuan Alana. Alana segera bangkit untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Ananda. Dia bilang ada undangan pernikahan dari teman di kampusnya yang tinggal di Edinburgh. Karena mendengar kabar Alana sekeluarga sekarang tinggal di Edinburgh, Ananda menyempatakan waktu untuk mampir. “Haha, teman-temanmu pasti sudah banyak yang menikah. Kau kapan?” Alana menepuk bahu pemuda yang pernah jadi keponakannya itu. Biarpun hubungannya dengan Tamara sudah berakhir, tapi Ananda adalah sepupu Devran. “Om bisa saja. Kalau sudah ada jodoh, tentu aku tidak akan menunda untuk menikah,” jawab Ananda. “Ayo, ikut sarapan,” ajak Alana. “Ah, tidak usah, Om. Maaf sepertinya kepagian aku datang.” Ananda merasa tidak enak. “Ayo, kau sudah kenal putriku belum?” Alana belum tahu saja. bahwa Ananda memang kesini untuk menemui putri
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

163. Hamil

“Nay?!” Farah mengetuk-ngetuk pintu kamar Nayra. Namun sejak tadi belum juga ada sahutan dari dalam. Farah jadi cemas. Sejak sarapan bersama tadi Nayra terlihat sedikit pucat dan lebih banyak diamnya. Apa putrinya itu sakit? “Sayang? Buka pintunya dulu, dong? Mama khawatir, Nay?” Farah kembali mengetuk-ngetuk pintu. Tak ada sahutan lagi Farah tidak bisa menunggu lebih lama. Dia jadi panik harus bagaimana? Alana dan Renata baru keluar hendak berziarah ke makam kakek Emeraldo. Tadi maunya sekalian mengajak Farah dan Nayra. Tapi bagaimana lagi, Nayra seharian ini hanya keluar sebentar dan langsung balik lagi ke kamar. Sejak itu sudah tidak keluar-keluar lagi. Farah pikir Nayra pasti masih kurang enak badan dari kemarin. Jadi perlu beristirahat. Sekarang Farah mau memeriksa keadaannya malah Nayra tak menyahut sama sekali dari dalam. “Ada kunci cadangan?” tanya Farah pada pelayan di rumah. Untungnya ada. Farah langsung membuka pintu kamar Nayra dan memeriksa. Sepi. Bahkan tirai b
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

164. Berontak

“Ambillah sedikit libur agar kau tidak stres. Dua bulan ini kau sudah bekerja dengan keras. Aku sangat bangga pada pencapaianmu.”Ludwig menghentikan Devran sejenak setelah mereka meeting bersama.“Baik akan aku pikirkan,” ujar Devran dan langsung bangkit undur diri.Sebenarnya hanya basa-basi saja mengatakan akan memikirkan berlibur. Devran menghindari itu karena kalau tidak menyerang dirinya dengan kesibukan, yang ada di otaknya hanyalah Nayra dan rasa kesal ingin memberontak dari semua kenyataan ini.Sikapnya masih dingin pada Ludwig. Interaksi antara mereka berdua selama ini hanya terjalin secara profesional saja sebagai CEO dan direkturnya.Ludwig hanya menghela namun tidak menyerah mengambil hati anak istrinya itu. “Dev?”Langkah Devran terhenti dan menoleh pada Ludwig. Menunggunya menyampaikan sesuatu.“Mamamu mengajak makan siang. Sekalian ada yang ingin dikenalkan padamu, katanya,” ujar Ludwig.Devran menghela dan tampak tidak tertarik. Selalu begitu sang mama. Menjodoh-
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

165. Berontak(2)

“Dengar, ya. Dia ada bukan karena kesalahanku atau kesalahannya. Kalianlah yang membuat hidupku jadi begini. Kalaupun anakku lahir dengan bagaimanapun keadaannya, seharusnya kalian berbesar hati untuk menerimanya!”Jleb!Kata-kata itu sungguh menampar ego semua orang yang ada di sana...Membungkam keegoisan mereka semua hingga tak satupun dari orang-orang itu yang bersuara.Entah, setan apa yang merasukinya hingga seberani ini menunjukan kemurkaannya.Nayra sudah tertekan selama ini oleh keadaan dan kenyataan.Bermalam-malam hanya bisa menangis seorang diri demi memaksakan diri bisa mengikuti apa kata mereka.Tapi sekarang. Jangan harap dia bisa mendengarkan lagi kata-kata mereka.Anggaplah dia stres atau gila. Tidak apa. Mereka harusnya paham mengapa Nayra sampai begini.?“Oke, tenang, Nay. Nanti kita lihat perkembangan janinmu lagi. Mudah-mudahan kemungkinan yang belum pasti kemarin hanya karena keadaanmu yang sedang lemah.” Ananda mecoba menghibur Nayra.“Tidak, aku tidak mau lagi
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

166. Lupa Ingatan

“Tuhan masih melindungi cucu Anda, Nyonya. Dia baik-baik saja. Dan ajaibnya, janin di rahimnya pun masih bertahan. Hanya benturan di kepalanya yang akan terus kami observasi lebih lanjut,” ucap dokter itu saat Renata merasa ingin tahu sejelas-jelasnya kondisi cucu perempuannya itu.“Ohhh...” lenguh lega semua orang di sana.Alana memeluk Farah dan Renata.“Alhamdulillah, aku yakin, Tuhan selalu melindungi cucuku yang baik itu...” Renata tak berhenti menangis.“Ayo, Ma. Kita lihat kondisi Nayra...” Farah tak sabar melihat putrinya.Mereka tersenyum dan bergegas melangkah ke ruang perawatan Nayra.Meninggalkan dua pria yang sama-sama berdiri resah dan canggung itu.“Aku ada acara di Glasgow, kebetulan Om Alana menghubungi untuk...” Ananda hendak menyampaikan bagaimana dia ada di tempat ini.Sebenarnya itu bukan urusan Devran, tapi sejak lama dia sudah tidak suka Ananda mendekati Nayra, sehingga dia mencecarnya. “Kau memang sengaja membuat alasan itu agar bisa menemui Nayra, kan?” Dev
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

167.

“Kenapa cemberut?” Renata menghampiri Nayra yang tampak tak bersemangat itu. Nayra terkejut Renata menghampirinya. “Ah, Nenek? Enggak ada apa-apa kok, Nek.”Sejak beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, Renata juga Alana ikut menjaganya. Sampai menyewa beberapa kamar demi bisa tetap di rumah sakit.Bagi Nayra yang lupa bahwa mereka sebenarnya keluarganya sendiri, merasa itu sedikit berlebihan. Membuatnya segan jika harus menampakkan raut cemberutnya lantaran Devran yang sering diam-diam meninggalkannya.“Kenapa? Bilang saja sama nenek, Nay.” Renata dengan penuh perhatian mengelus lengan Nayra."Beneran, Nek. Tidak ada apa-apa." Nayra kembali mengulas senyum tak mau Renata sampai cemas. "Dengar, kau melupakan sedikit ingatanmu. jadi kalau ada sesuatu yang menguiskmu, kau harus cerita. siapa tahu itu bagian dari proses ingatanmu mulai membaik." Nayra mengangguk. Dia juga diberitahu oleh dokter harus menyampaikan keluhan yang dirasanya. Farah baru datang dan mengabarkan bahwa hari
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

168.

Devran membiarkan Nayra berkecipak dengan air mancur tak ubahnya seperti anak kecil yang bermain-main dan kegirangan.Sesekali bibirnya menyunggingkan senyuman setelah tak lagi pernah tersenyum beberapa bulan ini. Diambilnya ponsel untuk mengabadikan momen manis itu di kameranya.Sepertinya yang menjadi sasaran bidikannya mengetahui kalau ada yang diam-diam mengambil fotonya. Nayra justru sengaja berpose agar gambarnya yang diambil tukang foto amatir itu tampak menarik.Saat itu pesan dari Renata terbaca. Menanyakan sedang di mana mereka sampai sesore ini belum kembali ke rumah. Mungkin takut kenapa-kenapa.Devran tak membalas dengan kata-kata, hanya mengirimkan gambar-gambar Nayra yang tampak sehat dan bahagia menikmati taman kota yang indah. “Ayo, Mas. Sini foto bareng!” Nayra memanggil Devran.Tak mendapat sahutan, karena Devran sibuk mengirim balasan pesan pada Renata, Nayra berlari menghampirinya.Membuat Devran yang mengetahui itu terkejut dan berteriak mengingatkan agar N
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

169.

“Nay, jangan tambeng. Kau harus istirahat dulu!” Devran mengelus kepala Nayra penuh sayang untuk meminta perhatiannya agar Nayra menuruti kata-katanya.“Iya deh, aku istirahat.” Nayra menurut.Baru saja Devran senang mendengarnya, Nayra memberikan syarat, “Tapi Mas Devran temani Nayra. Jangan ditinggal-tingal lagi. Aku enggak bisa tidur kalau enggak dipeluk Mas Devran.”Devran menghela. Namun menyembunyikannya di pandangan Nayra agar tidak merasa sedih. “Baiklah, aku akan menemanimu.”Nayra merasa senang. Lalu dia kembali memeluk Devran. Seolah tubuh pria itu ada magnetnya yang terus membuatnya menempel.Bisa jadi hormon kehamilannya juga yang berperan membuat Nayra selalu ingin bersamanya. Orang bilang, ngidam.Ketika Nayra sudah tampak terlelap, Devran perlahan bangun dan merapikan selimut Nayra. menatapinya beberapa saat dan mengelus pipinya. “Mimpi yang indah, Nay!”Devran langsung bangkit dan tak mau ada sesuatu keinginan yang tak terpuji kembali menyerangnya.Walau sudah tahu N
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status