"Za, kamu marah, kan?" Arkana sejak tadi bergelendotan di pundak Zaina, mencoba menarik perhatian istrinya yang masih sibuk menyetrika baju. Namun, Zaina tetap diam, seolah tidak mendengar. "Za, jangan diam kayak gini," bujuk Arkana lagi. "Di Bandung aku memang ketemu Syifa, tapi cuma sebentar, itu pun aku sempat nolak. Dia yang terus maksa ngajak aku jalan. Kamu tahu kan, dari kecil kami sudah dekat. Aku yakin dia cuma menganggap aku sebagai kakaknya." Zaina akhirnya menoleh, tapi bukan karena perkataan suaminya. "Aku nggak marah, Mas. Cuma sakit gigi aja, makanya nggak mau banyak ngomong." Arkana memicingkan mata, jelas tidak percaya. "Udah, kamu diam deh, kepalaku tambah pusing. Gigiku cenut-cenut lihat kamu," lanjutnya, berusaha mengalihkan pembicaraan. "Gigi kamu sakit? Yang mana? Ayo kita ke dokter," ujar Arkana panik. "Udah nggak apa-apa, aku bisa tahan. Udah biasa kok, nanti juga sembuh sendiri," jawab Zaina, kembali sibuk dengan setrikanya. "Nggak bisa git
Last Updated : 2025-03-19 Read more