Setelah mengobrol cukup lama di restoran, Syifa tiba-tiba mengajak Arkana berjalan-jalan di sekitar Braga. "Mas Arka, kita jalan sebentar, yuk? Udah lama aku nggak main ke sini," ucapnya dengan senyum manja. Arkana sempat ragu. "Syifa, aku...." ia ingin menolak, takut jika Zaina tahu, hatinya akan terluka. Tapi sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Syifa sudah menarik pergelangan tangannya dengan lembut. "Ayolah, Kak. Lagian cuma jalan sebentar, nggak ada salahnya, kan?" Arkana menghela napas, masih menimbang-nimbang. Namun, melihat ekspresi berharap di wajah Syifa, ia akhirnya menyerah. "Baiklah, tapi sebentar aja, ya," ujarnya. Mereka berjalan berdampingan di sepanjang trotoar Braga, di antara bangunan-bangunan tua yang penuh dengan lampu-lampu kuning temaram. Arkana menjaga jarak, tidak ingin terlalu dekat, sementara Syifa berjalan dengan langkah riang di sisinya. "Bandung masih seindah dulu, ya," gumam Syifa sambil menatap sekitar. "Aku kangen suasana kayak gini."
Terakhir Diperbarui : 2025-03-17 Baca selengkapnya