All Chapters of Pengantin Dari Sebuah Tragedi: Chapter 21 - Chapter 30

57 Chapters

Menjenguk Papi

Saat Ananta masuk kembali ke kamar usai diskusi dengan Mathias, dia mendapati Zanitha sudah tertidur pulas.Ananta menyimpan kedua tangan sembari menatap Zanitha kesal.“Aku bilang jangan tidur dulu.” Pria itu menggerutu.Tapi memang malam sudah sangat larut dan besok mereka akan melakukan perjalanan udara belasan jam.Ananta merangkak naik ke atas ranjang melewati tubuh Zanitha.Sekuat tenaga Zanitha tidak bergerak karena sesungguhnya dia belum tidur.Dia hanya pura-pura karena belum siap bercinta dengan Ananta.Sampai usia dua puluh lima tahun hidupnya ini jangankan pria lain, papinya sendiri saja tidak pernah menyentuhnya.Sekalinya menyentuh Zanitha, Damar melabuhkan tamparan di pipi sang putra.Sungguh tragis memang nasib Zanitha.Dan ketika tadi Ananta menyentuhnya membuat seluruh syaraf Zanitha menegang.Ananta berbaring miring menatap punggung Zanitha, kilasan adegan dewasa tadi melintas di benaknya.Tubuh Zanitha yang mulus, seksi dan padat di tempat yang seharusn
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Pamit

“Papi … Nitha akan pergi, Ananta membawa Nitha ke Swiss … Nitha pamit, mungkin enggak akan pernah balik lagi ….” Zanitha menjeda karena dadanya terasa nyeri seperti dihantam sesuatu.Damar menatap lekat putrinya dengan genangan di mata.“Nitha enggak akan nyusahin Papi lagi, maafin Nitha kalau kehadiran Nitha di dunia ini malah mendatangkan penderitaan bagi Papi ….” Zanitha mengusap air matanya menggunakan punggung tangan dengan cepat.“Papi harus sehat ya … Papi lekas sembuh biar Nitha tenang.” Zanitha membungkuk lalu mengecup kening Damar.Damar tidak bergerak namun nafasnya memburu. Tetap bungkam sampai Zanitha keluar dari ruangan itu sambil berlinang air mata.Dan ketika pintu ruangannya ditutup oleh Zanitha dari luar, baru lah tangis Damar pecah.Air matanya mengalir deras, Damar menahan erangan tangisnya dengan menggigit bibir bawah.“Maafkan Papi, Nitha … maafkan Papi … Papi hanya enggak ingin kamu terus-terusan menderita, di bully mami dan Anin juga dilecehkan Aditya …
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Terbang Ke Zurich

Zanitha masih mendengus kesal setelah ‘kejahatan’ Ananta di pemakaman tadi, tetapi wajahnya kembali berbinar saat melihat betapa mewahnya area boarding untuk First Class Suite yang mereka gunakan untuk penerbangan ke Swiss.Bandara memang penuh dengan hiruk-pikuk, tapi begitu mereka memasuki lounge eksklusif, suasana langsung berubah menjadi tenang, nyaman, dan elegan.“Ananta… kita benar-benar terbang dengan kelas ini?” bisik Zanitha, hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Lounge ini lebih mirip hotel bintang lima, dengan sofa mewah, layanan personal, dan berbagai makanan berkelas.Lagi-lagi Ananta hanya memberikan lirikan malas sebelum menyerahkan boarding pass kepada petugas.Zanitha langsung melihat tulisan First Class Suite pada tiketnya.“Duh… Aku suka hidup mewah,” Zanitha menggumam sambil tersenyum kecil, lupa akan kesedihan tadi di rumah sakit namun ekspresinya berubah saat Ananta menatap tajam. “Maksudku, ini keren sih, Ta.” Dia meluruskan lalu menyengir lucu.
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Tentang Keluarga Von Rotchschild

Zanitha bangun lebih dulu, dia melewati Ananta saat hendak ke toilet.Turbulensi membuat Zanitha limbung dan nyaris menindih Ananta namun dia refleks menggunakan kedua tangannya untuk menopang tubuh di sisi kursi meski berakhir nyaris mencium bibir Ananta.Wajah mereka sangat dekat sekarang, dan dari jarak sedekat ini Zanitha bisa melihat detail wajah suaminya yang sangat … tampan.Zanitha sampai menahan nafas agar Ananta tidak terusik oleh hembusan nafasnya yang mungkin akan memburu karena jantungnya sedang berdebar kencang.Bulu mata Ananta cukup lebat dan lentik untuk ukuran pria, hidungnya yang mancung seperti perosotan TK dan bibirnya yang tipis pernah terasa di kulit leher juga di dada Zanitha.Sebelum Ananta terjaga, Zanitha berusaha bangkit dan melanjutkan niatnya ke lavatory.Dia membasuh wajah lalu menggosok giginya, entah sudah berapa jam mereka terbang, Zanitha lupa mengeceknya di layar televisi.Sorot matanya kembali menyendu mengingat pertemuannya dengan sang papi
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Dunia Baru

Begitu roda pesawat menyentuh landasan Zurich Airport, Zanitha mengembuskan napas panjang, seolah baru saja melewati fase besar dalam hidupnya.Ia menoleh ke jendela, matanya menatap takjub ke luar.Pegunungan Alpen yang jauh tampak membingkai kota dengan keindahan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Langit Zurich bersih dengan awan tipis menggantung, memberi kesan sejuk yang kontras dengan kelembaban Jakarta yang biasa ia rasakan.Zanitha menoleh ke samping, menatap Ananta yang masih tampak santai seperti tidak ada yang spesial.Tentu saja, bagi pria itu, ini bukanlah pengalaman pertama. Namun, bagi Zanitha, ini adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Swiss.“Turun,” suara Ananta terdengar dingin, memecah lamunan Zanitha.Zanitha mengikuti langkahnya, menuruni tangga pesawat dengan anggun meskipun jantungnya berdebar-debar.Begitu kakinya menyentuh landasan Zurich, angin musim semi yang sejuk menyapa wajahnya. Ia menghirup napas dalam-dalam, membiarkan udara sega
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Makan Malam Keluarga Von Rotchschild

Begitu mobil mereka memasuki halaman mansion, Zanitha terpana melihat pemandangan di depannya.Meskipun mansion ini tidak sebesar Mansion Sebastian, tetap saja ukurannya luar biasa besar jika dibandingkan dengan rumah mewah pada umumnya.Bangunannya didominasi oleh kaca dan elemen kayu gelap, menciptakan kesan modern dan elegan.Lampu-lampu eksterior yang dipasang dengan presisi memberikan nuansa hangat, sangat kontras dengan kesan aristokratik dan kaku yang ia rasakan di mansion sang kakek.Pintu besar berlapis kayu ek mewah terbuka begitu mereka turun dari mobil. Seorang pria paruh baya dengan setelan hitam berdiri di depan pintu, membungkuk dengan hormat.“Selamat datang, Tuan Ananta dan Nyonya Zanitha. Saya Klaus, kepala pelayan di mansion ini. Saya telah menyiapkan segala sesuatu sesuai instruksi Tuan.” Suaranya dalam dan penuh wibawa seperti Heinz. Apa kepalanya pelayan di keluarga Von Rotchschild memiliki standar yang sama?Zanitha melirik ke arah Ananta yang hanya memb
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Perang Dingin Di Ranjang

“Apa-apaan itu tadi, Ta? Aku seperti dikeroyok! Untung Kakek sangat ramah dan menerimaku dengan baik.”Zanitha berjalan mondar-mandir di dalam kamar, ekspresi wajahnya tampak frustrasi.Gaun elegan itu masih melekat di tubuhnya, namun ia sudah melepas heels yang tadi dia lempar ke sudut ruangan tanpa peduli.Sementara itu, Ananta duduk di tepi ranjang dengan ekspresi datar, membuka kancing atas kemejanya dengan santai. “Memangnya kamu mengharapkan mereka menyambutmu dengan bunga dan karpet merah?” tanyanya dengan nada setengah mengejek.Zanitha berhenti melangkah, menatapnya dengan sorot mata tidak percaya. “Seenggaknya aku berharap mereka bersikap netral! Bukan langsung menilaiku seperti aku ini orang asing yang mencoba merebut warisan keluarga mereka!”Ananta mendesah panjang, lalu menyandarkan tubuhnya ke headboard ranjang. “Itulah kenyataannya, Nitha. Aku udah bilang, mereka menginginkan posisi kakek dan meskipun kamu anak Ratu Inggris sekalipun, kamu akan mendapatkan skeptis
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Pagi Yang Mengejutkan

Pagi di mansion terasa begitu tenang, hanya terdengar kicauan burung di taman dan suara gemericik air dari pancuran kecil di halaman belakang saat Zanitha dengan langkah anggun menapaki anak tangga.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.Zanitha baru saja turun ke ruang makan ketika ia nyaris tersedak oleh pemandangan yang ia lihat.Meja makan sudah ditata dengan begitu rapi dan elegan. Taplak meja linen berwarna krem lembut, peralatan makan dari perak mengkilap, dan piring porselen dengan ukiran emas di pinggirnya tersusun sempurna. Di tengah meja, terdapat vas kristal berisi bunga putih segar yang tampak mahal.Namun yang paling membuatnya syok adalah bagaimana para pelayan berdiri di sisi meja dengan sikap penuh penghormatan, seolah ia adalah seorang putri kerajaan yang sedang menunggu suaminya untuk bersantap pagi.Zanitha menoleh ke pelayan yang berada paling dekat dengannya, seorang wanita berusia sekitar empat puluhan dengan wajah ramah.“Ini… benar-benar seperti ini
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Perangkap Yang Mulai Menjerat

Setelah kesadaran Zanitha kembali, dia masuk ke dalam mansion dengan wajah masih terlihat linglung.Langkahnya tidak tentu arah karena masih memikirkan ciuman panas tadi bahkan bibir Zanitha terasa kesemutan.Lalu langkahnya berhenti di depan dinding kaca yang menyajikan pemandangan area kolam renang mansion yang luas dan mewah.Kolam renang infinity itu seolah menyatu dengan pemandangan pegunungan di kejauhan, airnya jernih berkilauan tertimpa cahaya matahari.Lantai di sekitar kolam terbuat dari marmer eksklusif yang terasa sejuk di bawah kaki, sementara di sekitarnya terdapat kursi-kursi santai berlapis kain linen putih, beberapa dengan payung besar untuk melindungi dari terik matahari.Taman tropis dengan pepohonan hijau tertata rapi di sekitar area, memberikan suasana yang lebih privat. Pancuran air kecil mengalir dari dinding batu alam di sisi kolam, menciptakan suara gemericik yang menenangkan. Di pojok, terdapat gazebo dengan sofa nyaman dan meja kaca, tempat sempurna untu
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Memiliki Zanitha Seutuhnya

Zanitha menelan saliva ketika Ananta menatapnya tajam, seolah-olah dia sudah menjadi milik pria itu sepenuhnya.Tangan Ananta yang besar menggenggam dagunya dengan kuat, mengangkat wajahnya agar tidak bisa menghindar dari sorotan mata penuh dominasi.“Kamu pikir aku akan menunda-nunda? Setelah dua istri pamanku berniat menjatuhkanmu? Aku enggak bisa membiarkan kelemahanmu menghambat rencana ini, Nitha.”Sepertinya Ananta mendapat informasi dari Klause kalau tante Livia juga datang tadi pagi bermaksud mendekatinya.Napas Zanitha tersengal saat Ananta merunduk kian dalam membuat dada mereka kini benar-benar saling bersentuhan.Dia ingin melawan, ingin berteriak, tetapi tubuhnya beku di tempat. Aura pria itu terlalu kuat, terlalu mendominasi, dan Zanitha tidak bisa berpaling.Tangan Ananta bergerak ke belakang tengkuk Zanitha, jari-jarinya menekan ringan sebelum bibir pria itu menelusuri sisi rahang Zanitha, menciptakan sensasi panas yang membuat tubuhnya
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status