All Chapters of Pengantin Dari Sebuah Tragedi: Chapter 11 - Chapter 20

57 Chapters

Tidak Percaya

Zanitha tidak serta merta percaya apalagi jumawa saat Ryan datang untuk mewakili Ananta menyampaikan permintaan maaf.Entah apa yang sebenarnya terjadi tapi yang pasti Zanitha masih sakit hati.Dia tidak pernah baik-baik saja setiap kali ada yang mengatainya anak haram.Demi apa, luka yang Ananta torehkan melalui kata-katanya tidak semudah itu bisa sembuh.Zanitha mengusap satu buliran kristal yang jatuh dari sudut mata.Ting …Tong …Suara bel di pintu depan membuat Zanitha menoleh dengan ekspresi penuh tanya.Siapa gerangan yang bertamu?Jika itu Ryan atau Ananta, pasti mereka akan langsung masuk karena memiliki akses.Zanitha turun dari sofa yang sedari sore tempatnya bersarang lalu menyeret langkahnya menuju pintu.Ceklek.Seorang kurir berdiri di depan pintu dengan senyum profesional, menyerahkan sebuah buket bunga mawar merah yang terbungkus rapi dalam kertas putih elegan.“Nyonya Zanitha Von Rotchschild?” Kurir pria bertanya untuk memastikan.“Bukan … aku Zanitha
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Video Call Yang Terpaksa

Ananta berjalan mondar-mandir di dalam ruang kerjanya dengan ekspresi gelisah yang jarang terlihat. Tangannya menggenggam ponsel, membaca ulang pesan yang baru saja ia terima dari ayahnya.Mathias von Rotchschild: Ananta, Ayah ingin melakukan video call malam ini. Ayah penasaran dengan wajah istrimu, jangan membuat Ayah curiga kalau sebenarnya kamu belum menikah, hanya membohongi Ayah dan keluarga besar Von Rotchschild. Jangan beri alasan lagi, setelah makan siang Ayah akan melakukan panggilan video!”Mengingat perbedaan waktu lebih cepat enam jam, pasti di Zurich-Swiss sekarang ini akan memasuki jam makan siang dan sang ayah sebentar lagi akan menghubunginya.Ananta menghela napas panjang. Ayahnya sudah mulai curiga. Jika ia terus menghindar, bukan tidak mungkin beliau akan menggali lebih dalam dan menemukan kejanggalan pernikahannya dengan Zanitha.“Persetan,” gumam Ananta, meremas ponselnya. Mau tidak mau, ia harus melibatkan Zanitha.Dengan enggan, Ananta melangkah keluar dar
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Luka Yang Terulang

Zanitha bangun lebih awal dari biasanya. Matanya masih sedikit berat, tetapi semangatnya tinggi.Semalam, setelah video call dengan Mathias, ia terus memikirkan ekspresi Ananta saat dia menyebut ibunya. Ada kesedihan yang samar di mata Ananta yang membuat Zanitha merasa bersalah.Dengan cepat, ia mandi lalu mengenakan pakaian kasual—sebuah blouse putih sederhana dan rok pendek berpotongan rapi. Tidak terlalu formal, tetapi cukup sopan untuk duduk satu meja dengan pria yang kini menjadi suaminya, meskipun hanya dalam kontrak.Ketika ia sampai di ruang makan, Ananta sudah duduk di sana, membaca koran elektronik di iPad, secangkir kopi hitam mengepul di hadapannya. Lelaki itu tampak seperti biasa—tampan, tenang, berkarisma, tapi dingin.Zanitha menarik kursi di seberang Ananta. “Pagi.” Dia menyapa, berusaha terdengar santai.Ananta mengangkat pandangannya sekilas, lalu kembali ke iPad. “Pagi,” jawabnya pendek.Zanitha menarik napas dalam. Ia ingin mengatakan sesuatu yang sudah meng
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Keras Dan Tidak Berperasaan

Hari-hari selanjutnya, Ananta seolah tinggal sendiri karena tidak pernah bertemu Zanitha.Terkadang hanya suara pintu kamar Zanitha yang terdengar tertutup saat Ananta baru saja masuk ke kondominium, gadis itu benar-benar menghindarinya padahal mereka bisa dibilang masih pengantin baru.Semestinya Ananta merasa senang karena hidupnya tidak berubah, sama seperti ketika dulu dia belum menikah tapi nyatanya malah membuat hati gundah.Ananta bertahan tidak melakukan cara apapun untuk meminta maaf, dia merasa tidak salah karena menurutnya wajar seorang suami menegur istrinya yang sedang berduaan di luar tanpa ijin dan sepengetahuan sang suami.Entah kenapa pagi ini terasa sepi, Ananta jadi tidak berselera sarapan mungkin karena perasaan bersalah dan penyesalan sedang menyelimutinya.Sementara itu kedatangan ayah Mathias semakin dekat dan mereka semestinya terlihat seperti pasangan suami istri yang bahagia.Ananta menyesap kopinya dalam hening, dia baru ingat kalau menikahi Zanitha ad
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Merasa Kehilangan

Zanitha berbaring miring di sofa ruang televisi, tatapannya kosong ke arah televisi.Dia sedang melamun, sama sekali tidak menyaksikan apa yang disajikan layar kaca.Usai tadi pagi mengungkapkan apa yang mengganjal di benaknya kepada Ananta, Zanitha merasa lega tapi tetap saja hatinya kosong, hampa dan dia mulai merindukan papinya.Berulang kali Zanitha memeriksa ponselnya namun tidak ada satu pun pesan yang sang papi kirim untuknya hanya sekedar menanyakan kabar.Bagaimana kalau ternyata Ananta adalah pembunuh berdarah dingin?Apakah sang papi rela, dia dihabisi oleh Ananta?Zanitha tertawa kering. “Papi enggak akan peduli, dia justru lega sekarang karena enggak perlu ngurusin aku lagi.” Air mata Zanitha kembali mengalir, menganak sungai di pipinya.Zanitha masih duduk terdiam di sofa, memandang kosong ke layar televisi yang menampilkan acara yang bahkan tidak ia pedulikan. Matanya masih basah, sisa air mata yang belum sepenuhnya mengering.Ryan yang sejak tadi berdiri di a
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Kedatangan Sang Ayah

Nyatanya Ananta tidak memiliki waktu, deadline membuatnya pergi pagi sekali bahkan pernah sekali menginap di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak bisa membahas tentang kedatangan ayah Mathias dengan Zanitha dan bahkan Ananta pun lupa kalau hari ini sang ayah tiba di Indonesia. “Tuan … maaf, tadi tuan Mathias mengatakan tidak jadi ke kantor … beliau akan langsung menuju kondominium dari Bandara untuk beristirahat.” Ryan memberitahu usai meeting dengan para petinggi di bawah pimpinan Ananta. “Apa?” Ananta sampai bangkit dari kursinya sambil membeliakan mata. “Apanya Tuan?” Ryan balik bertanya, matanya juga membulat karena terkejut dengan reaksi Ananta. “Kenapa kamu baru bilang sekarang kalau ayah langsung ke kondominium?” Suara Ananta meninggi. Pasalnya dia belum berpesan apapun kepada Zanitha malah mereka belum benar-benar berbaikan usai kesalahpahaman kemarin. “Saya juga baru dapat kabar melalui pesan dari tuan Mathias, Tuan.” Ryan meringis. Ananta
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Pertama Kali Tidur Bersama

Usai makan malam, Zanitha berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya dengan tangan terlipat di dada, sesekali menggigit bibirnya sendiri. Istrinya Ananta yang masih gadis itu tidak bisa berhenti berpikir tentang satu hal: di mana ia akan tidur malam ini.Seharusnya tidak ada masalah, karena selama ini ia dan Ananta selalu tidur di kamar masing-masing. Tapi kehadiran Mathias mengubah segalanya.Di kondominium ini hanya ada tiga kamar, kamar Ananta, kamar Zanitha, sementara kamar satunya dijadikan ruang kerja Ananta.Dan Mathias pasti akan tidur bukan di kamar utama yang itu berarti sang ayah mertua akan tidur di kamar ini.Sementara itu, ternyata Ananta sedang berdiri di ambang pintu kamar Zanitha entah sejak kapan, bersandar santai dengan ekspresi jengah. “Oke, kita harus bicara.”Ananta melengos masuk ke dalam kamarnya dengan gesture tubuh meminta Zanitha mengikuti.Meski sambil mengembuskan nafas berat tapi tak ayal Zanitha melangkah keluar untuk masuk ke kamar Ananta.Sampai d
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Batas Yang Semakin Samar

Pagi itu, Ananta terbangun dengan sedikit pusing di kepala. Ia merasa tubuhnya pegal, bukan karena kurang tidur, tetapi karena malam tadi harus berhadapan dengan Zanitha—istri pura-puranya yang keras kepala.Tatapannya mengarah ke samping. Zanitha masih tertidur. Punggungnya menghadap Ananta, tubuhnya meringkuk di dalam selimut, terlihat begitu tenang dan damai.Ananta terdiam beberapa saat. Ini pertama kalinya ia bangun dengan seseorang wanita di ranjang yang sama. Biasanya, ia selalu sendiri.Tapi yang lebih mengganggu pikirannya adalah kejadian tadi malam.Kenapa ia harus bercanda soal ‘menjalankan kewajiban’?Kenapa dia malah ingin melihat reaksi takut dan gugup Zanitha?Ananta mengacak rambutnya, berusaha menghilangkan pikiran yang tidak seharusnya ada. Ia bukan tipe pria yang menikmati ‘kedekatan emosional’. Pernikahan ini hanya kontrak. Tidak lebih.Tepat saat ia hendak bangkit, Zanitha bergerak. Gadis itu menggeliat pelan sebelum berbalik menghadapnya. Matanya masih set
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Pesta Yang Penuh Kebohongan

Setelah Ananta meninggalkan kondominium untuk bekerja, suasana terasa lebih tenang. Zanitha duduk di meja makan bersama Mathias, menikmati teh hangat yang dibuatnya sendiri.Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa memiliki seseorang untuk diajak bicara.Mathias menyesap tehnya sambil menatap Zanitha dengan tatapan lembut. “Apa kamu bahagia menikah dengan Ananta?”Zanitha tersenyum kecil. “Sampai saat ini… cukup bahagia, Yah. Meski Ananta enggak banyak bicara.”Mathias terkekeh pelan. “Memang seperti itu Ananta sejak kecil. Dulu waktu masih kecil, dia lebih banyak diam, lebih suka menyendiri. Tapi dia selalu mendengarkan. Dia anak yang keras kepala, tapi juga sangat bertanggung jawab.”Zanitha mengangguk, meskipun dalam pikirannya, ia merasa sulit membayangkan Ananta kecil yang pendiam. Pria itu lebih sering terlihat arogan dan dingin. Tapi, mungkin saja ada sisi lain yang belum ia kenal.“Nanti Ayah akan bicara kepada Ananta agar lebih memperhatikanmu,” lanjut Math
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

Sentuhan Asing

“Yang benar saja, masa aku milikmu? Aku bukan barang!” Zanitha menekukan alisnya tajam menunjukkan tampang penolakan keras, dia menghempaskan tangan Ananta hingga terlepas cekalan pria itu dari pergelangan tangan.“Kamu istriku! Aku berhak atasmu!” Ananta meninggikan suara.“Ekhem ….” Dekheman seorang wanita membuat keduanya menoleh ke asal suara.“Tuan Ananta … apa aku mengganggu?” Suara itu begitu lembut diucapkan oleh bibir yang sedang tersenyum dengan gincu merah.Wanita cantik itu entah datang dari mana, begitu anggun dan seksi dengan tatapan mata sok polos seperti gadis-gadis dalam film dewasa.“Ah enggak.” Ananta menjawab tapi datar.Zanitha menatap wanita itu dari atas sampai bawah.“Aku tidak mengerti Tuan, kenapa kamu ingin menggunakan jasaku padahal ada istrimu di sini?” Sekarang sorot mata Ani-Ani itu tampak menilai Zanitha dari atas hingga bawah.Tidak sepolos tadi lagi.“Maksudnya?” Zanitha spontan bertanya, dengan sorot mata menuntut penjelasan. “Semenjak men
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status