Semua Bab Dipaksa Nikah (Mencintai Istri Abdi Negara): Bab 21 - Bab 30

67 Bab

Harapan yang Terwujud

Wulan menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lebar. Lalu kembali menatap sang Ibu mertua yang masih terlihat syok. Dia menggeser tubuhnya sambil membuka pintu kamar lebih lebar dari sebelumnya. Membiarkan suaminya itu mendekati ibunya. Kemudian memeluk perempuan itu penuh rindu. “Ya Allah … ini bener kamu, Langit?” isak Maya sambil mendekap putranya yang sudah lebih tinggi darinya itu dengan erat. Seolah enggan melepaskan. “Iya, Ma. Aku masih hidup. Aku belum mati. Dan aku kembali untuk kalian, juga untuk anakku,” balas Langit sambil menyeka sudut matanya yang basah. “Alhamdulillah, Ya Allah … Kau kembalikan putraku.” Wulan menatap haru. Dia pun sangat bahagia karena akhirnya suaminya yang sebelumnya sudah dinyatakan meninggal kembali dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun. Maya melepas pelukannya. Tangannya beralih menyentuh wajah hingga bahu putranya yang kokoh. “Maasayaallah … Mama nggak nyangka,” katanya lagi sambil menatap penuh haru. “Aku bersyukur banget akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Dituduh Pelakor

Laki-laki berkumis tipis itu menghela napas panjang dengan sedikit berat. Ini memang pilihan yang tidak mudah. Purnomo hanya akan berusaha meyakinkan ibunya tentang apa yang sudah menjadi keputusannya, yaitu tidak akan menikah dengan Shela. “Mas … tolonglah. Melembut sedikit hatinya untuk mau menuruti permintaan Ibu,” pinta Bintang. Kedua telapak tangan gadis itu sampai ditangkupkan di depan dada. “Tapi nggak sama Shela juga, Dek. Mas tahu tabiat dia seperti apa. Mas nggak mau salah pilih jodoh. Seumur hidup sama dia itu terlalu lama,” ungkapnya. “Terus mau sama siapa? Menunggu Mbak Wulan kan lama. Mas nggak bisa menikahinya sekarang kan? Dia statusnya masih istri orang meski suaminya sudah dinyatakan meninggal, tapi kan surat kematiannya belum diambil. Itu berarti dia masih mengharap suaminya kembali.” “Mas akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan Wulan jika suaminya sudah tidak ada dan ada Mas yang akan menggantikannya sebagai suami
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Meluruskan Kesalahpahaman

"Sudah punya suami juga. Masih saja gatal gangguin calon suami orang. Memang suami kamu kurang memuaskan, hah! Apa kurang dibelai karena suami jarang di rumah?” tuding Shela sambil mendorong dada Wulan dengan jari telunjuknya. “Hei, jaga sikapmu, ya!” tegur Langit. “Istri saya tidak mungkin seperti itu. Jadi, jangan menuduhnya!” “Kata siapa aku asal nuduh? Aku punya bukti kok,” katanya. Lalu mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto Wulan dengan Purnomo yang dia ambil sewaktu berada di resto sebelum kedatangan Awan dan Bella. Shela sengaja membuntuti Purnomo yang diyakini akan bertemu dengan Wulan. Lalu mengambil beberapa foto mereka saat masih berdua.“Ini istrimu yang sok sholehah itu kan?” Shela tersenyum sinis melihat reaksi Langit yang berubah tegang setelah melihat foto di ponsel Shela. “Ini benar kamu, Wulan?” tanyanya memeperlihatkan fotonya pada sang Istri. “Ini nggak seperti yang kamu lihat, Mas. Aku akan jelaskan sama Awa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Langit Bertemu Purnomo

“Kapan kita bisa menemuinya?” tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Awan. “Secepatnya. Biar semua beres,” jawab Awan cepat. Wulan mengangguk setuju. “Biar tidak ada salah paham lagi,” sahut sang Istri. “Aku ingin menjalani pernikahan ini dengan tenang. Mengurus suami dan anakku dengan damai,” imbuhnya sambil terus menggenggam lembut telapak tangan suaminya yang juga digenggam Langit. “Aku nanti akan minta waktu ketemu sama Mas Pur.” “Iya. Secepatnya!” balas Langit. Lalu menatap sang Istri dan berkata, “blokir kontak dia. Kalau perlu hapus semua riwayat chatnya. Aku nggak mau lagi kamu ingat-ingat tentang mantan, ya, Dek!” tegasnya menatap sang Istri. “Siap, Kapten!” jawab Wulan sambil bergelayut manja di lengan suaminya. Karena dia tahu, Langit hanya sedang cemburu. Maka dia pun tak perlu memburu. Hanya perlu meluluhkan hati sang Kapten yang tengah dilanda kecemasan karena istrinya terancam diambil mantan kembali. “Ya sudah. Cepat hubungi dia, Wan. Tanya, kapan kita bisa secepatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Cemburunya Langit

“Kenapa?” Langit menatap dengan senyum sinis. Purnomo mengerjapkan kedua matanya. Tersadar dari keterkejutannya. Lalu menatap Awan yang kini wajahnya entah seperti apa. Perasaan bersalah menghantuinya. “Wan, ini maksudnya gimana? Bukannya suami Wulan kata kamu sudah meninggal? Lalu dia siapa?” Purnomo menuntut penjelasan. “Emmm … maaf, Mas Pur. Ini, di luar dugaan kami,” jawabnya dengan tak enak hati. “Jelaskan saja, Wan!” titah Langit yang kini sudah duduk di sisi istrinya. Berhadapan dengan Purnomo.Dia sebenarnya sudah datang bersama dengan Awan dan Wulan, tapi Langit sengaja menepi terlebih dulu. Ingin tahu seperti apa sikap Purnomo pada sang Istri jika dirinya benar-benar tidak ada. Dan baru beberapa saat melihat istrinya ditatap dengan penuh cinta oleh mantan kekasih sang Istri, hati Langit sudah terbakar cemburu. Tak tahan dan tak rela istrinya ditatap oleh pria lain, dia pun akhirnya keluar dari persembunyiannya. Awa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Membujuk Ningsih

“Wulan sudah diambil suaminya, Bu,” ujarnya dengan nada sedikit frustasi. “Apa?” pekik Ningsih. Lalu menoleh pada Bintang yang juga tampak terkejut. “Kamu gimana sih, Bintang? Katanya suaminya Wulan sudah meninggal?” “Iya. Kemarin yang aku dengar dari Mas Pur juga begitu. Jadi ini gimana?” Bintang menatap Purnomo, menuntut penjelasan. “Ya … jadi suaminya ternyata masih hidup. Dia sempat disandera juga saat itu. Tapi berhasil meloloskan diri dan akhirnya kembali,” jelasnya tanpa semangat. “Pur baru dapat kabar kebenaran ini tadi. Ketemu sama suaminya Wulan juga.”“Ya Allah … baru saja Ibu mau dapat menantu kesayangan. Malah nggak jadi,” keluh Ningsih dengan wajah sedihnya. “Yaaahhhh … Mas Pur nggak jadi dong nikah sama Mbak Wulan ….”“Ya nggak jadi, Bintang. Orang dia masih jadi istri orang,” sahut Ningsih sambil menepuk bahu putrinya pelan. “Berarti kalau gitu balik lagi ke kesepakatan awal, ya. Kamu menikah dengan Shela, Pur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Merelakan

Purnomo tidak bisa memejamkan kedua matanya. Bayangan kemesraan Wulan dengan suaminya masih saja menguasai pikirannya. Dia berusaha menepis bayangan yang membuat hatinya sesak. Namun sialnya, semakin ditepis, justru malah semakin intens menggaggu hati dan pikiran Purnomo. Helaan napas kasar dan berat berkali-kali keluar dari mulut Purnomo. Berharap bisa membuat hatinya sedikit lega. Namun malah semakin membuatnya sesak. Dan berbagai macam pikiran berdesakan memenuhi kepalanya. Lelaki itu akhirnya bangkit dari tidurnya. Langkahnya sedikit gontai keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. Daripada tidak bisa tidur dan pikiran ke mana-mana, Purnomo memutuskan untuk salat istikharah saja. Meminta petunjuk Allah untuk memantapkan hatinya menjauhi Wulan yang kini benar-benar sudah bersuami. Sudah ada yang memiliki. Dia berdoa dalam keheningan dengan sangat khusyuk. Bahkan beberapa kali air matanya menetes karena tak sanggup lagi menahan kesed
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Langit dan Wulan

Langit dan Wulan disambut dengan hangat oleh penghuni batalyon. Mereka mengucapkan selamat dan penuh syukur karena akhirnya Langit kembali setelah dinyatakan gugur dalam tugas. Karena setelah dilakukan pencarian selama beberapa bulan tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan Langit. Pencarian pun akhirnya terpaksa dihentikan dan Langit dinyatakan gugur dengan naik pangkat menjadi kapten. Langit pun menceritakan pengalamannya selama disekap hingga akhirnya berhasil meloloskan diri dengan membantai beberapa penjahat yang menyekapnya dan sudah menyerahkannya pada polisi setempat untuk ditindak lanjuti. Namun saat itu Langit tidak menunggu polisi datang, karena keburu dikejar salah satu penjahat yang paling mematikan. Ketua dari kelompok tersebut. Hingga akhirnya mereka duel satu lawan satu dan penjahat tersebut jatuh ke dalam jurang. Langit sempat hilang arah saat itu dan hanya berjalan sesuai dengan instingnya. Dia juga menceritakan pengalamannya bekerja d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Rencana Pur, Bintang, dan Rio

Atas saran dari Purnomo, Rio pun mencoba memberitahu kedua orangtuanya sepulang bertugas. “Ayah, Ibu, Rio mau bicara penting,” katanya saat setelah selesai makan malam. “Tentang hubunganmu dengan Bintang?” tebak sang Ayah yang merupakan perwira polisi tersebut. Rio mengangguk membenarkan. “Katakan, Nak. Bagaimana kelanjutan hubungan kalian?” desak sang Ibu menatap putra semata wayangnya dengan serius. Lelaki bertubuh tegap itu mengembuskan napas panjang sejenak. Lalu berbicara dengan mode serius. “Tadi Rio ketemu Mas Pur, kakaknya Bintang. Mas Pur bilang kalau kita disuruh datang melamar Bintang secepatnya. Kalau bisa besok,” katanya menatap kedua orangtuanya. Menunggu reaksinya. Ayah dan Ibunya Rio saling melempar pandang satu sama lain. Mereka sudah tahu jika Purnomo tidak boleh dilangkahi oleh Bintang dan permasalahan yang ada. Rio yang menceritakannya berdasarkan informasi yang dia peroleh dari kekasihnya, Bin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Lamaran

“Kalian ini beli makanan sebanyak ini buat apa?” Ningsih menatap heran beberapa bungkus makanan yang dibeli Purnomo dan Bintang. Ada beberapa macam kue-kue basah, keripik, juga lauk-pauk yang tersaji. “Memang mau ada tamu?” tanya Ningsih lagi menatap kedua anaknya yang malah saling melempar pandangan. “Kamu nggak kerja, Bintang?” Kini tatapannya tertuju pada Bintang yang menggeleng. “Bintang libur, Bu. Jadi … pengin jajan banyak sama Mas Pur tadi. Kan pas kebetulan lagi car free day tadi. Jadi abis jogging di sekitar Malioboro jadi laper kan. Makanya beli jajanan ini,” jelas Bintang sambil memperlihatkan deretan giginya yang kecil dan rapi. “Tapi ini banyak banget, Nduk. Mubadzir kalau nggak abis!” protes Ningsih. Tangannya sibuk mengecek makanan apa saja yang dibeli oleh kedua anaknya sepulang dari car free day di Malioboro.“Insyallah habis. Nanti kita yang tanggung jawab, Bu,” sahut Purnomo dengan senyum mengembang. Meski hatinya cemas. Memikirkan bagaimana reaksinya nanti saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status