All Chapters of Dipaksa Nikah (Mencintai Istri Abdi Negara): Chapter 11 - Chapter 20

26 Chapters

Permintaan Purnomo

“Hentikan semua usahamu, Pur. Aku tidak mau semua perjuangan kamu sia-sia. Kita sudah selesai dan sekarang aku masih istri orang!” tegasnya menatap tak suka. “Mana suamimu kalau kamu memang masih istri orang?” tantang Purnomo membuat Wulan mengembuskan napas kasar. “Aku ingin berkenalan dengannya jika memang masih ada, Wulan. Dia sudah tidak ada. Mengertilah ….” “Aku yakin suamiku masih hidup!”“Keyakinan apa yang membuatmu sangat berharap seperti ini? Kesatuannya saja sudah menyatakan jika suamimu gugur dalam tugas.” Purnomo masih tetap dengan pendapatnya. “Firasat seorang istri tidak pernah salah, Pur. Sudahlah … aku hanya ingin menunggunya kembali. Aku juga tidak ingin memberi harapan padamu. Jadi, carilah perempuan lain dan menikah dengannya.” Purnomo menggeleng pelan. “Di hati ini, masih ada nama kamu, Wulan. Bagaimana bisa aku mencintai perempuan lain? Bagaimana bisa aku mengganti namamu yang sudah terpatri dengan perempuan lain? Tidak akan semudah itu!” katanya sambil menu
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bimbang

“Maasyallah … Mbak itu cantik banget lho kalau wajahnya lagi merona begitu.” Di mobil, Bella masih saja menggoda Wulan yang mati-matian menahan gejolak di dadanya. “Bell, udah deh, ya,” pinta Wulan menatap setengah kesal. “Serius, Mbak. Gemes banget lihatnya,” kekeh Bella. “Aduh … sebel banget kenapa harus ketemu dia lagi,” keluhnya sambil menyandar pada jok mobil. Kemudian menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “Itu berarti jodoh, Mbak! Nggak mungkin dong Allah mempertemukan kembali Mbak Wulan dan Mas Pur itu kalau nggak ada something. Itu pertanda kalau ada sesuatu yang belum selesai antara Mas Pur sama Mbak Wulan,” katanya serius. Tak ada jawaban dari Wulan. Perempuan itu hanya mengembuskan napas panjangnya sambil memejamkan kedua matanya sesaat. “Mau langsung pulang?” tanya Awan yang masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi. “Pulang saja, Wan. Capek,” sahut Wulan sambil membuka ma
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bertemu Shela

“Ma, Wulan masih berharap kalau Mas Langit masih hidup. Wulan masih bisa merasakan kehadiran Mas Langit di sekitar kita,” katanya pelan. Lalu mengembuskan napas panjang. Seolah melepas beban yang menghimpit dada dan membuatnya sesak. Bu Maya mengembuskan napasnya sedikit kasar. Sebenarnya dia pun merasakan hal yang sama. Tapi, kembali lagi pada kenyataan. Bahwa sampai saat ini pun anak kebanggannya belum ada kabar dari kesatuannya. Sudah dinyatakan gugur. “Wulan, Mama tahu perasaan kamu. Kita sebagai istri dari tentara harus ikhlas apapun yang terjadi pada suami kita. Bukankah itu juga sudah menjadi konsekuensi kita, apabila kita harus selalu siap jika suami kita pulang hanya tinggal nama demi membela negara. “Sama halnya seperti papanya Langit dan Awan. Mereka pahlawan bangsa. Kita patut bangga pada mereka yang gugur di medan tugas. Bukan karena lemah, bahkan suami kamu sudah lebih baik kekuatannya dari pada papanya. Suami kamu bahkan masuk tim elit, t
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Berkata Jujur Meski Menyakitkan

Menyadari putranya lama tak kembali dari toilet, Ningsih pun menyusulnya. Dia bertanya pada salah satu karyawan yang bertugas membersihkan toilet. “Mas, lihat laki-laki pakai kaos putih sama kemeja kotak-kotak warna merah marun nggak?” Ningsih menyebutkan ciri-ciri putra sulungnya. “Dia ada kumis tipis juga.” “Oh, tadi kayaknya keluar dari pintu samping itu, Bu,” balasnya sambil menunjuk pintu samping restoran di mana Purnomo keluar dari sana tadi. Ningsih pun mengikuti arah yang ditunjuk karyawan tersebut.“Ya ampun!” geramnya tertahan. “Ya sudah, maksih, ya, Mas!” “Sama-sama, Bu.” Dengan langkah panjang dan menahan kesal, Ningsih keluar dari pintu samping. Dia menoleh ka arah kanan dan kiri. Mencari putranya. Kemudian, tatapannya berhenti saat melihat Purnomo tengah berdiri di depan toko bunga. Ningsih pun segera menghampirinya dan menarik baju putranya itu dengan kesal. “Pamitnya ke toilet, kenapa jadi di sini?
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Memperjelas Niat Baik

“Mas, kenapa sih?” tanya Bintang dengan wajah ketakutan saat melihat ekspresi kakaknya yang seperti orang marah. Dia khawatir kalau Purnomo akan memarahi kekasihnya yang sudah dipacarinya selama satu tahun ini. Purnomo hanya berdecak. Lalu masuk ke dalam mobil jenis SUV berwarna silver itu. Dia duduk di jok depan. Membuat Bintang duduk di bangku tengah. “Sepertinya ada hal penting, Mas?” Rio menatap Purnomo serius. “Penting sekali. Tentang kelanjutan hubungan kalian,” katanya tak kalah serius. Membuat Rio dan Bintang saling melempar pandang. Lalu kembali fokus pada Purnomo, menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut lelaki yang usianya mendekati angka tiga puluh. “Ada apa?” desak Bintang tak sabar. Sungguh dia penasaran.“Rio, kamu serius sama Bintang?” “Pertanyaan macam apa itu, Mas?” sergah sang Adik seolah tak terima jika hubungannya dengan Rio dikira hanya main-main saja. “Tentu saja seriuslah.” “Dek, yang Ma
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Meyakinkan sang Ibu

Jawabannya sudah diprediksi oleh Purnomo. Sehingga, lelaki berkumis tipis itu pun sudah mempersiapkan jawaban lain untuk menghadapi ibunya. Diembuskannya napas kasar demi melegakan hatinya yang sedikit sesak karena desakan ibunya untuk segera menikah. “Bu, jangan menyulitkan sesuatu yang sebenarnya mudah,” sahut Purnomo dengan tenang. Lebih tepatnya berusaha tenang menghadapi ibunya. Biar bagaimana pun, perempuan itu sudah berjuang untuk membesarkannya hingga tumbuh sampai sebesar ini. Sesebal-sebalnya, dia akan selalu berusaha untuk menghormati yang namanya orangtua. Namun jika salah, dia tak segan untuk menegurnya dengan cara yang lembut tentunya. “Ini sudah menjadi tradisi, Pur. Memang kamu mau dilangkahi sama adikmu?” “Kalau jodohnya Bintang datang lebih cepat daripada aku kenapa nggak, Bu? Aku ikhlas lahir batin!” tegas Purnomo menatap ibunya. Lalu meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut. “Kasihan mereka, Bu.
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Kebetulan yang Disengaja

[“Mbak, nanti makan siang, yuk! Aku pengin makan yang segar-segar gitu,”] ajak Bella melalui sambungan telepon. “Makan siang di mana, Bell?” balas Wulan tampak antusias. Sejak hamil, Wulan memang sering kali tidak betah di rumah. Ibu mertuanya tahu itu, makanya sering kali diajak ke mana saja selama Wulan tidak mengeluh sakit atau capek. Untuk hiburan kata ibu mertuanya. [“Watu Langit Jogja Coffee and Resto. Gimana?”] “Emm … boleh. Berdua aja atau sama Awan?” [“Sama Awan dong. Tapi, nanti Mbak berangkat sendiri nggak apa? Soalnya Awan kan berangkat langsung dari tempat kerjanya.”] “Nggak papa. Santai ….”[“Oke. Jam sebelas sudah di tempat, ya, Mbak.”] “Oke. Insyallah …,” balas Wulan. Lalu mematikan sambungan teleponnya. Perempuan hamil itu kemudian keluar kamar. Mencari ibu mertuanya. Dia hendak izin untuk keluar makan siang bersama teman-temannya. “Ma,” panggil Wulan pada ibu mertuany
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Berdebat dan Menggoda

"Dia yang menjadi pelipur lara di saat aku tersakiti olehmu. Dia juga yang sudah membantuku berdiri saat aku terjatuh. Jadi, apa salahnya kalau aku mencintainya? Dia suamiku. Sudah sepatutnya aku mencintainya,” balasnya menatap serius. Ada gemuruh di dadanya saat mengatakan kalimat tersebut. Purnomo mengembuskan napas panjang. Dadanya terasa sesak mendengar pengakuan perempuan yang selalu menjadi pujaan hatinya. Rasa penyesalan itu semakin besar. “Aku minta maaf. Tapi, sumpah, Lan. Aku nggak pernah selingkuh selama kita menjalani hubungan dulu. Semua yang kamu dengar itu hanya fitnah.” Purnomo kembali menjelaskan. “Aku sudah tidak mau dengar lagi apapun alasanmu, Pur. Bagiku, pengkhianat tetap pengkhianat. Lebih baik kamu lupakan aku. Biarpun nanti jika suamiku tidak benar-benar kembali, aku akan mengikhlaskannya dan memilih untuk tetap sendiri. Ataupun kalau menikah lagi, tidak dengan pengkhianat sepertimu,” katanya seraya menahan geram. Perasaan benci seketika itu muncul setiap
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Acara Tujuh Bulanan

Semakin hari, Purnomo selalu menunjukkan cintanya pada Wulan. Dari diam-diam mengirim makanan, hadiah-hadiah kecil, sampai beberapa perlengkapan bayi yang Purnomo sendiri tahu jika bayi yang dikandung Wulan berjenis kelamin perempuan. Semua itu demi membuktikan kalau Purnomo benar-benar mencintai Wulan. Maya sampai heran melihat beberapa kali tukang paket datang ke rumah mengirim sesuatu pada Wulan. “Kamu beli lagi?” tanyanya menatap heran. “Iya, Ma,” jawab Wulan merasa sungkan. Takut dibilang boros, padahal itu semua karena pemberian Purnomo. Bukan Wulan yang membelinya sendiri. “Beli apapun lah yang kamu mau, Nak. Asal cucu Mama nggak kelaparan,” kekeh Maya sambil mengusap perut Wulan yang sudah semakin buncit saat usia kehamilannya hampir memasuki minggu ke dua puluh tiga. “Iya, Ma. Wulan permisi dulu, ya,” pamitnya menuju kamar. Lalu membuka paket yang dikirim dari Purnomo. Sebuah novel bertema romantic yang menceritakan tentang sebuah perjalanan cinta dua manusia yang salin
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Kejutan untuk Wulan dan Maya

"Diam, aku suamimu!” Seketika itu Wulan berhenti memberontak. Dia memutar tubuhnya saat pelukan di perutnya mulai renggang. Kedua netranya lekat menatap sosok berbaju serba hitam yang membuka penutup kepalanya. Perlahan … rasa takut di hatinya sirna. Tergantikan dengan rasa bahagia yang tak pernah terpikirkan oleh Wulan saat wajah yang dinantikan kini berada di hadapannya. “Mas Langit …,” panggilnya terbata. Dia bahkan membekap mulutnya. Seolah tak percaya dengan apa yang tersaji di depan mata. “Iya, aku suamimu. Suamimu sudah kembali,” katanya dengan senyum manis. “Ya Allah ….” Wulan langsung memeluk suaminya dengan perasaan haru. Dia menangis di pelukan lelaki yang telah dianggap meninggal itu, tapi Wulan meyakini jika suaminya masih hidup. Dan keyakinan itu sekarang berubah menjadi kenyataan. “Aku sangat merindukanmu, Wulan.” Nada bicara Langit sedikit bergetar. Lelaki bertubuh tegap itu ikut terharu karena akhirnya bisa kembali bertemu dengan istri dan keluarganya setelah
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status