All Chapters of Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu: Chapter 1 - Chapter 10

13 Chapters

Bab 1. Hubungan Danu dan Adisty

"Aku bisa memberikan apa yang Nora tidak bisa berikan padamu." desis Adisty dengan sura lembut, berbisik pelan di telinga Danu yang mulai memerah bukan karena dinginnya ruangan melainkan karena hasrat laki-lakinya yang secara tanpa sadar menjadi memuncak. Danu termenung dengan kepala terus berpikir. Ini bukan hal yang ia inginkan tapi bukan hal yang bisa ia tolak begitu saja. "Aku janji ini hanya akan menjadi rahasia kita berdua." rayu Adisty kembali. Kali ini dia lebih berinisiatif lagi. Dia tahu Danu tidak akan pernah memulainya jika ia tidak memulai duluan. Adisty memutar tubuh Danu pelan, meraih tangan Danu yang terkepal memegangi ganggang pintu kamarnya, dan menaruhnya di atas bulatan lingkaran dadanya yang empuk. "Kamu menyukainya?" tanya Adisty lembut sedikit menekan tangan Danu hingga bentuk bulatan dadanya berubah. Wajah Danu yang mengetat karena tidak suka perlahan melonggar dengan tatapan yang masih bingung. Pikiran dan hati nuraninya masih tidak sejalan. Baya
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 2. Hal Yang Seharusnya Tidak Dilihat

"Sekarang giliranku!" ujar Adisty dengan suara terengah-engah. Sudah satu jam lebih berlangsung tak membuat mereka berdua puas untuk melakukan ikatan intim itu. Danu yang tadinya berada di atas memberikan kesempatan pada Adisty untuk menggantikan posisinya. Mencoba hal baru yang belum pernah ia rasakan. Saat Adisty mulia melebarkan pahanya dan memasukkan miliknya tanpa aba-aba. Semuanya masuk dalam satu tekanan yang membuat perutnya terasa hangat dan penuh. "Akhhhh," rintih Adisty, rasa sakit yang membuatnya menggila. Apalagi saat melihat wajah Danu yang terlihat menyukainya. Perasaan Adisty menjadi penuh bahagia. "Sentuh dadaku!" ujar Adisty sambil menggoyangkan pinggulnya. Tangan kekar yang tak berhenti memainkan bulatan miliknya semakin membuat Adisty dimabuk cinta. Kenikmatan yang ia rasakan yang tidak ingin ia akhiri dengan cepat. Klik. Danu dan Adisty terdiam sejenak. Gerakan pinggul yang tadinya semakin cepat tiba-tiba berhenti mendadak. "Maaf." suara yang tak asing, mem
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 3. Tidak Asing

Mobil Ferrari Purosangue berwarna merah melesat cepat di jalanan melewati setiap pelintas. Tak satupun dari mereka bisa menghentikan mobil merah itu melintas. Bergerak ke kanan kiri, menguasai jalanan. Mobil merah itu masuk ke dalam area gedung tinggi dekat perumahan HK yang sangat terkenal. Terparkir rapi di tempat yang aman. Klik. Mobil terbuka. Laki-laki jenjang keluar dengan penampilan yang menyeramkan. Darah yang menempel di seluruh pakaiannya masih terlihat segar. Begitu juga dengan darah yang menempel di wajah dan tangannya. Tatapannya dingin, wajahnya datar, Rahangnya mengetat keras. Tanpa perasaan takut ada orang yang melihatnya. Laki-laki itu berjalan masuk ke dalam gedung dengan cuek. Masuk ke dalam lift yang bergerak mengantarnya sampai ke lantai atas. Melintasi apartemen Adisty yang berada di sebelah kiri lift, laki-laki itu diam berhenti di tempat. Matanya mengarah pada pintu yang terbuka lebar, memperlihatkan area dalam rumah itu. Tanpa seizin pemilik rumah, laki
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 4. Kecurigaan Yang Semakin Besar

"Kamu di sini?" Grizell yang baru saja keluar dari ruangannya, berpapasan dengan Naren di depan pintu ruangannya. Nora yang berlari mengejar langsung berhenti mendadak. Matanya tak lagi tertarik pada sosok laki-laki di depannya itu, matanya tertuju pada perempuan yang ada di depannya. Melihat Nora dengan garis alis lurus dan garis bibir tegas. "Tunggu di ruanganku!" ucap Grizell berbicara dengan Nora. Naren yang sadar perhatian Kakaknya teralihkan, mencari tahu dengan siapa ia bicara. Naren melihatnya tapi Nora tidak. Nora sudah membungkukkan badannya. "Ikut aku!" ajak Grizell, menuntun Naren. "Kenalan Bu dokter?" gumam Nora, mengangkat kepalanya setelah Grizell pergi. Sesuai instruksi, Nora masuk ke dalam ruangan. Ternyata, dia tak sendiri di sana. Ada laki-laki tua, yang usianya hampir sama seperti Ayahnya, sedang duduk menyesap kopinya sambil melihat ke arahnya bingung. "Siang Pak," salam hormat Nora, menundukkan kepalanya. Nora mengenalnya tapi laki-laki tua itu
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 5. Gadis Bodoh

Langit terlalu kosong tanpa bintik-bintik kecil terang yang selalu ada mengisi tempat. Cuacanya pun cukup dingin tak seperti biasanya karena sudah memasuki musim penghujan. Taman kota yang biasanya ramai dikunjungi pengunjung terlihat tidak terlalu ramai seperti biasanya. Hanya ada beberapa orang yang bertahan di sana, saat angin terasa semakin kencang menyapa tubuh. Diantaranya, Naren yang berlari sendiri mengelilingi area taman. Di telinganya terpasang benda hitam kecil yang menghubungkan dia dengan seseorang. "Kamu sedang olahraga?" "Hmm," "Demi apa? Kamu nggak kedinginan?" "Ha?" "Oh ya, manusia dingin sepertimu mana bisa merasakan dingin," Laki-laki berpakaian baju tidur berwarna hitam tengah duduk di sofanya sambil menikmati kopi hangat. Di samping telinganya ada handphone yang melekat. "Langsung saja. Aku tidak suka banyak bicara denganmu!" "Aissssh. Jadi kamu mau tetap melanjutkan kontrak dengannya setelah tahu bagaimana kehidupan pribadinya?" "Ya." "Ka
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 6. Laki-laki Itu Ternyata Danu!

Wanita cantik yang ada di depan cermin itu adalah Nora. Paras yang selama ini tersembunyi di balik wajah tanpa riasan. Bibir kecil yang selalu terlihat pucat, kini terlihat lebih cerah dan segar dengan olesan warna cherry. Rambut panjang yang selalu diikat kuda kini terurai panjang bergelombang. Kacamata yang selalu terkait di telinga tak lagi menutupi mata indahnya. Bola mata yang umumnya orang asia punya, kecoklatan dan bulu mata hitam panjang lentik. "Apa ini aku?" gumam Nora, bahkan ia pun tak menyangka wanita yang ada di depan cermin itu adalah dirinya sendiri. Sudah lama sejak ia terakhir kali membubuhkan warna ke wajahnya. Terakhir, di acara pernikahan Kakaknya. "Kamu sebenarnya cantik, tapi sayang kurang dirawat aja!" celetuk laki-laki di belakangnya. Orang yang sudah berjasa mengubahnya menjadi seorang putri cantik. "Apa aku bilang. Dia cantik kan?" sahut Adisty, memajukan wajahnya ke dekat Nora. Aroma parfum yang segar dan cukup kuat, menggelitik hidung Nora. Aroma kh
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 7. Cinta Yang Membuat Mati

Beberapa menit sebelumnya, "Kamu sudah selesai?" tanya Alina yang sejak tadi menunggu di depan kamar mandi laki-laki.Naren diam tak menanggapi. Apa yang sudah terjadi 4 tahun sebelumnya membuat ia tak bisa bersikap baik-baik saja ke Alina. Naren lanjut berjalan, mengabaikan Alina yang terus mengikutinya dari belakang. Tidak terima dengan sikap Naren yang begitu dingin, Alina berlari kecil untuk bisa menyaingi Naren. "Naren!" Alina berhasil menahan tangan Naren.Naren membalikkan badannya. Kedua alisnya menekuk ke bawah dengan otot rahang yang semakin mengetat. Tatapan dingin yang mengisyaratkan kemarahan tersampaikan ke Alina yang menjadi takut. Bukk. Naren mendorong tubuh Alina ke dinding cukup keras. Alina tidak cukup cepat untuk bereaksi. Matanya terbuka lebar menatap Naren. Mata Naren yang dulunya melihatnya dengan penuh cinta sudah tak ada lagi disana. "Apa kamu tidak punya rasa malu sedikitpun?" tekan N
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 8. Melepaskan Kesucian

"Kenapa kamu menarik ku?" Danu menarik tangannya dari Adisty. Menatap Adisty dengan penuh amarah. Seharusnya Adisty tidak membawanya, karena sekarang Danu jadi tidak tahu Nora ada dimana. Dia tahu kesalahannya tapi dia tidak bisa membiarkan Nora begitu saja dibawa olek laki-laki asing yang tak ia kenal. Bagaimana jika laki-laki itu berbuat sesuatu pada Nora? Danu kesal memikirkannya. Membayangkan apa yang ia lakukan dengan Adisty bisa saja terjadi pada Nora. Danu semakin marah. Dia tidak mau itu terjadi. "Agghhhhh!" teriaknya sambil menjambak rambutnya sendiri. "Tenanglah Danu!" "Bagaimana aku bisa tenang? Semua ini gara-gara kamu!" balas Danu mendorong Adisty menjauh darinya. "Bagaimana jika laki-laki itu berbuat sesuatu pada Nora?" Rahang Danu semakin mengetat dengan wajah memerah, bahkan urat-urat di wajahnya hampir terlihat. Dia tidak bisa membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Nora. "Kamu mau kemana?" "Menurutmu?""Dia bukan
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Bab 9. Tidak Suci Lagi?

Sebelum laki-laki itu datang, Nora bergegas untuk kabur. Namun, saat baru menginjakkan kaki ke lantai, Nora merasakan kepalanya seperti tersengat listrik dengan voltase tinggi, sakitnya membuat Nora memutuskan untuk tidur kembali. "Aghh," ringisnya, kepalanya terasa ingin pecah. Nora sama sekali tidak ingat apa yang terjadi padanya tadi malam. Yang dia ingat dia dan Vivi datang ke sebuah klub untuk tujuan melepaskan kesuciannya. Agar tidak gugup Vivi memesankan minuman untuknya dan setelah itu Nora tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. "Aku benar-benar lupa." rengek Nora, menutupi wajahnya yang kecil dengan kedua telapak tangannya. Matanya masih tertuju ke arah kamar mandi, suara air keran itu masih terdengar dan seperti suara hantu bagi Nora. "Aku harus pergi sekarang!" tuntutnya, mencari cara untuk bisa pergi dengan keadaannya sekarang. Nora kembali mencoba menurunkan kakinya terlebih dahulu, menggeser badannya yang terasa sakit di sek
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 10. Pelacur Yang Kehilangan Rasa Malu

"Kamu sudah coba hubungi adikmu?" Sosok laki-laki beruban tengah duduk di sofa sembari memegangi ponselnya. Mata tua dibalik kacamata tebalnya, terus tertuju pada layar ponsel yang menyala. Menunggu sang putri yang tidak dapat dihubungi setelah seharian hilang tanpa kabar. "Ayah tidak perlu khawatir. Dia sudah cukup dewasa untuk mengurus dirinya sendiri!" jawab Nadin. Dia datang untuk mengisi stok makanan yang ada di kulkas. "Tapi tetap saja......." Ucapannya terhenti. Kelopak mata yang sudah mengendur, sedikit menegang. Suara keributan yang samar-samar terdengar sampai ke dalam rumah menarik perhatiannya. Nadin yang mendengar pun juga diam menghentikan aktivitasnya. "Orang berkelahi?" tebak Nadin, tentunya membuat jiwa keingintahuannya meningkat. Nadin menutup kembali pintu kulkasnya, membiarkan sebagian barang yang belum sempat ia masukkan di atas meja. Ayah yang juga penasaran, ikut bersama sang putri untuk mencari tahu. **
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more
PREV
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status