Home / Rumah Tangga / Sheyza istri rahasia / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Sheyza istri rahasia : Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

Bab 21

"Bagaimana Anisa? Kamu hanya perlu menemani ummi dan menyuapinya saat ummi makan saja. Kalau mandi dan yang lainnya biar Abah yang dan Nabila yang bergantian melakukanya." Ucap kyai Rofiq."Tapi bah, Anisa juga...emm,"'Ayo Anisa berpikir?!! Cari alasan! Jangan sampai kamu terjebak mengurus mertua yang tidak berguna seperti itu.' batin Anisa sebal."Anisa juga tidak bisa bah. Maaf abah, tapi Anisa juga harus mengecek konsumsi untuk para santri. Karena ummi sedang sakit, jadi Anisa yang harus gantiin tugas ummi. Abah juga paham kan kalau tugas ummi pada santri sangat banyak. Jadi kalau mengandalkan Anisa saja rasanya Anisa tidak bisa maksimal menjaga umminya." Ucap Anisa akhirnya menemukan alasan yang tepat.Kyai Rofiq menghembuskan nafas panjang, bingung kalau seperti ini keadaannya. "Jadi, bagaimana dengan ummi?""Emm bagaimana kalau kita cari perawat saja Abah? Kan sekalian bisa mengurus keperluan ummi yang lain juga. Jadi Abah sama Nabila tidak perlu kerepotan," usul Anisa.Kyai Ro
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 22

Terbawa perasaan? Jelas. Apa yang keluar dari bibir suaminya itu membuat hati Sheyza menghangat. Merasa dihargai walaupun status pernikahan mereka di rahasiakan. Terlebih kata cinta dan sayang yang selalu terucap membuat hati Sheyza tak kuasa menahan kebahagiaan nya. Juga perhatian yang selalu Arzan berikan nyatanya mampu meluluhkan hati Sheyza.Sheyza merasa diratukan oleh Arzan, hingga dirinya lupa kalau ada hati lain yang mungkin akan terluka saat mengetahui hubungan mereka.Jantungnya selalu berdebar saat dekat dengan suaminya. Bahkan Sheyza sampai melupakan sumpah serapahnya kepada sang suami yang pernah Sheyza lemparkan beberapa waktu yang lalu.Jangan salahkan Sheyza. Sheyza juga seorang perempuan. Jika diratukan dan diberi perhatian oleh pasangannya, siapa yang tidak terbawa perasaan. Ditambah Sheyza sudah lama tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang seperti ini. Anggap saja Sheyza haus kasih sayang. Tapi memang benar begitu kenyataannya. Sheyza mendambakan sosok seperti
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 23

"Enak banget ya sekarang sudah kayak nyonya besar, saking enggak ada kerjaan sampai ngutekin kuku kayak begitu."Sebuah suara membuat Anisa mengangkat wajahnya yang sebelumnya sibuk menguteki tangan. "Kenapa Nabila? Kamu mau mbak kutekin juga tangannya?"Nabila mendengus, dirinya tidak menyukai kakak iparnya itu. Menurutnya sikap Anisa sangat manipulatif. Abah dan umminya saja yang tidak melihat keburukan Anisa, mereka hanya melihat dari tipu muslihat perempuan itu."Kalau tidak mau tidak apa-apa, mendingan kamu lihat ummi kamu daripada cuma disini diam." Ucap Anisa sembari kembali menguteki kuku tangannya.Nabila geram sekali dengan tingkah laku Anisa yang seenaknya. Dia bahkan tidak merasa kalau dirinya hanya seorang menantu disini. "Emang mbak gak takut kalau sampai Abah sama Abang tahu mbak Anisa fitnah Bu Indah?" Mata Anisa melotot, tidak menyangka kalau adik iparnya tau tentang hal itu. "Nabila, kalau ngomong jangan sembarangan. Buat apa saya fitnah Bu Indah? Yang ada sekarang
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 24

Nabila sudah lebih dulu melengos, tak suka melihat Anisa bermanja-manja seperti itu dengan abangnya. Bukan karena Nabila cemburu, tapi Nabila tidak suka dengan perempuan yang berstatus sebagai kakak iparnya karena dirinya tahu bagaimana sifat asli perempuan itu, jahat dan tentunya pandai berkelit.Abang, Abah dan umminya saja yang selama ini dibohongi oleh Anisa. Padahal Nabila sudah pernah mengatakan tentang kejanggalan pada diri Anisa, tapi mereka tidak percaya padanya.Sheyza, perempuan itu juga ikut melengos ke samping, tak kuasa melihat pemandangan di depannya. Hatinya sakit, bagaimana pun dirinya juga bisa merasa cemburu. Tapi Sheyza harus sadar kalau perempuan itu lebih berhak daripada dirinya.Arzan melirik ke arah Sheyza. Dia tahu apa yang dirasakan oleh istri rahasianya itu. Langsung saja tangannya menyingkirkan tangan Anisa.Anisa melotot, "Mas kamu kenapa sih?!!" "Anisa, jaga bicara kamu. Malu dilihat orang lain,""Ck, cuma perawatnya ummi kan? Dia harusnya paham kalau k
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 25

"Sengaja mau genit sama ustadz-ustadz disini, iya?? Kenapa pakai berhenti segala hah? Padahal tinggal diabaikan dan langsung jalan terus juga bisa, ck." Arzan berkacak pinggang menatap tajam ke arah istri rahasianya. Saat ini Arzan baru bisa menemui istri rahasianya tengah malam setelah semua tertidur. Sebelumnya Sheyza juga sudah tertidur, tapi terbangun lagi karena Arzan mengirim pesan akan datang ke rumah."Kenapa ada yang ngajak kenalan malah diladenin?? Pakai mau kasih tau namanya segala lagi. Padahal bisa saja bilang sama Nabila kalau ingin cepat pulang, tidak perlu sampai merespon." Bibir Arzan masih saja mengomel, bahkan raut wajahnya ketara sekali kalau tengah badmood.Sheyza yang capek mendengar suaminya mengomel langsung mencubit pinggang suaminya."Kok mas dicubit sih Babby?" Protes Arzan.Sheyza mengerucutkan bibirnya kesal. "Gimana nggak dicubit orang mas ngeselin gitu. Datang-datang langsung ngomel nggak jelas, padahal tadi di ponsel juga sudah ngomel-ngomel kan. Kuran
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 26

Arzan pergi bersama Ardi. Tapi sebelum pergi Arzan sempat memberi kode pada Sheyza lewat tatapan matanya. Sheyza yang paham pun hanya mengangguk singkat mengantarkan kepergian suaminya ke kantor.Sebenarnya di dalam hatinya, Sheyza ingin sekali mengantarkan kepergian suaminya dengan mesra. Dia membayangkan suaminya memberikan kecupan di keningnya, rasanya pasti bahagia sekali. Tapi apa boleh buat, Sheyza harus sadar akan statusnya.Sedangkan Anisa, tentu bisa melakukan apapun. Tapi karena Anisa sedang kesal dengan Arzan, jadi dia membiarkan saja Arzan pergi sedangkan dirinya sibuk dengan urusannya sendiri.Setelah mengantar Arzan pergi, Sheyza berjalan ke kamar dimana tempat keberadaan ibu mertuanya. Seperti yang dikatakan suaminya dan ayah mertuanya, tugasnya hanya menjaga ummi Zulfa, memastikan keadaan ummi Zulfa baik-baik saja. Kalau makan pagi, tadi ummi Zulfa sudah makan disuapi oleh Nabila. Bahkan ummi Zulfa sudah wangi dibersihkan oleh kyai Rofiq.Ceklekk "Assalamualaikum ibu,
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 27

Satu bulan berlalu."Mas nanti beneran ya kamu temenin aku ke mall?" tanya Anisa memastikan kembali pada suaminya yang baru saja mengangguk singkat itu.Hari ini Arzan terpaksa mengiyakan ajakan Anisa karena merasa bersalah sudah terlalu sering mengabaikan istri pertamanya itu. Beruntungnya pekerjaan dia dikantor tidak terlalu banyak sehingga bisa pulang lebih awal untuk menemani istri pertamanya belanja. Arzan juga berharap setelah dia menuruti keinginan Anisa, istrinya itu bisa bersikap seperti sedia kala."Aku seneng banget," girang Anisa memeluki lengan suaminya disepanjang jalan menuju meja makan.Arzan tampak risih di perlakukan seperti itu. Apalagi kalau nanti sampai dilihat sang adik atau yang lainnya. "Tolong lepas Anisa. Kamu tidak malu kalau seandainya dilihat sama orang?" ucap Arzan pelan.Anisa mengerucutkan bibirnya kesal mendengar perkataan suaminya. "Emang kenapa sih?!! Mas selalu seperti itu! Mas malu romantisan sama aku? Iya??!"Arzan mengusap wajahnya kasar. Badann
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 28

ByurByurByur"Ini balasan untuk perempuan ganjen seperti kamu. Kamu itu pelakor berkedok pembantu tahu nggak? Jijik banget saya lihat kamu!" Serbu Anisa sambil mengguyur tubuh Sheyza dikamar mandi. Setelah kepergian Arzan Anisa melancarkan aksinya untuk membalas Sheyza. Tadi Arzan dipanggil oleh kyai Rofiq untuk mengikuti rapat bersama ustadz yang lain di pondok pesantren."Ya Allah Ning, tolong sudah. Jangan siksa mbak Sheyza lagi, dia lagi hamil Ning. Nanti kandungannya kenapa-kenapa," jerit Bu Desi memohon pada Anisa untuk berhenti menghukum Sheyza. Bu Desi memang sudah dekat dengan Sheyza karena kadang-kadang Sheyza membantu Bu Desi di dapur. Walaupun sudah dilarang oleh suaminya, Sheyza tetap membantu jika sang suami sedang keluar dan ummi Zulfa istirahat.Sungguh selama satu bulan mengenal Sheyza, Bu Desi sangat tahu bagaimana sifat baik dari perawat majikannya itu. Bahkan Bu Desi sangat senang bisa berteman dengan wanita yang sedang hamil dua bulan itu.Anisa mendorong tubuh
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 29

Anisa sangat ketakutan, keringat dingin terus mengucur deras didahinya. Membayangkan seberapa parahnya Sheyza akibat perbuatannya, hingga perempuan itu sampai pingsan. Dan juga seberapa marah suaminya nanti karena perbuatannya yang keterlaluan. Mau mengelak pun Anisa tidak bisa karena ada saksi yang melihat secara langsung bagaimana brutalnya dia saat menghukum Sheyza.Anisa hanya bisa menggigit bibirnya, menahan rasa ketakutan yang terus menghantuinya sejak tadi. Apa yang harus dirinya katakan pada suaminya nanti?Anisa takut dipenjara!Drrt drtt drrttPonsel yang digenggam Anisa bergetar. Sang empu terlonjak kaget, hampir saja dirinya membanting ponselnya sendiri.Melihat nama siapa yang tertera di layar telepon, Anisa buru-buru mengangkat panggilan."Ya halo,""Udah kayak presiden aja Lo susah banget di hubungi," gerutu orang di seberang sana.Anisa berdecak tak suka. "Saya memang sibuk, jadi untuk sekedar mengangkat telepon dari kamu saja saya tidak bisa.""Iya iya gue tau. Nanti
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 30

Hanya dalam hitungan jam, dunianya seakan berubah. Tadi sebelum berangkat rapat, Arzan masih menggoda istri rahasianya dengan bahagia. Tapi tiba-tiba sumber bahagianya tumbang. Hening, hanya ada keheningan di tempat itu. Arzan hanya bisa menunggu bagai orang bodoh yang hanya bisa menatap ke satu titik, yaitu pintu berwarna putih di hadapannya.Doa-doa tak henti-henti dia panjatkan. Bibirnya sibuk dengan kalimat-kalimat tayyibah, memohon pertolongan kepada yang maha kuasa. Meminta agar istri dan calon buah hatinya dalam keadaan baik-baik saja.Satu jam yang lalu, dokter klinik menyarankan agar Sheyza dirujuk ke rumah sakit karena alat yang ada di klinik belum memadai seperti di rumah sakit besar. Arzan pun langsung menurut demi kebaikan sang istri apapun akan dirinya lakukan. "Bang minum dulu, biar tenang. Abang dari tadi tidak makan bahkan minum." Ucap Nabila sambil menyodorkan satu botol air mineral kepada abangnya. Nabila memang ikut menemani sang Abang karena dia tahu abangnya s
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status