Walaupun Dika kalah, Ari dan Aryan tahu, dia akan kembali. Kekuatan Dika itu sudah hampir sempurna. “Ari, bagaimana Laila?” Aryan ingat Laila yang masih terbaring. “Oh, iya. Sebentar, “ Ari menuju Laila yang terbaring. Terlihat matanya yang sudah kembali seperti semula, tidak menatap tajam ke arah mereka. Laila pun bangkit dari tidurnya, menatap Aryan dan Ari. “Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Laila bingung. “Hem, maukah kau menari lagi?” canda Ari. Pletuk!Kepala Ari di sentil oleh Aryan, sedangkan dia tertawa terbahak-bahak, “dasar, geblek!”Mereka melanjutkan perjalanan kembali, saat ini mereka butuh istirahat. Aryan yang tampak lelah, butuh sedikit untuk mengembalikan tenaganya yang terkuras. “Aryan, kita istirahat di situ saja!” seru Ari.Mereka melihat rumah yang di tunjuk oleh Ari, tampak rumah itu ada cahaya. Artinya ada penghuninya. Rumah di tengah-tengah desa yang seram dan curam namun, masih ada harapan jika itu manusia normal. “Kita masuk ke da
Last Updated : 2025-02-14 Read more