Semua Bab Kutukan Kain Kafan Wasiat: Bab 51 - Bab 60

70 Bab

Bab 51

“Pedang Naga Hitam (Ibra),”Nenek itu tercengang saat melihat tubuh Aryan yang terbuka, dia melihat gambar naga itu bergerak. “Kau Aryan?” tanya nenek itu. “Hem, kau kenal denganku?” tanya Aryan lagi.Aryan terdiam, begitu nenek itu bertanya namanya. Dia bingung kenapa nenek tersebut namanya. Masih dalam pikirannya masing-masing, Aryan berdiri di hadapan nenek tersebut. “Jika kau tahu namaku, lalu kau siapa? Apa hubungannya dengan kau meminta Pedangku?” “Ha-ha-ha, kau tanya hubungannya apa? Karena kau penerus dari padepokan Naga Hitam.” Aryan terdiam, tidak menghiraukan ucapan nenek tersebut. Dia berpikir untuk meninggalkannya. Baru saja dia melangkah, nenek itu melesat dan melompat di hadapannya. Wushhh!“Kenapa kau pergi?” tanya nenek tersebut. “Buat apa aku di sini? Jika kau hanya menanyakan Pedang yang bersamaku?” ucap Aryan. Tanpa basa-basi Aryan meninggalkannya, tidak ada bekas sedikit pun. Namun, nenek itu tidak menerima perilakunya. Dia menendang Aryan dari bela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 52

“Aryan!!!”Suara Panji yang tergantung memanggilnya, dia langsung melihat sumber suaranya. Aryan sampai harus menghela nafas panjang, dia pernah menghancurkan benda tersebut, kenapa masih ada di hadapannya. ‘Gila, apa yang aku lihat ini, benar adanya?’ batin Aryan. Dia coba melompat ke sebuah pohon untuk melepaskan Panji yang sudah tergantung lama. “Panji, sebentar aku lepaskan,” ucap Aryan. Namun, bukannya bisa di lepas, justru mengikat semakin kuat. Aryan sempat bingung. Kain itu memanjang lagi seperti ada bagian lainnya. Kali ini dia menyerang Aryan dengan cara melesat seperti angin. Wusshhh!!Wussh!!Beberapa melesat dan melintas di depannya, seperti sedang di permainkan. Aryan mencoba melawannya, kali ini sepertinya tidak mudah. Seett!! Aarrrkkhh!!“Aryan!!” Panji teriak memanggilnya. “Akh, sialan.” desis Aryan. Saat ini Aryan terjerat, kain itu mendapatkan satu kakinya, sedangkan yang satu lagi masih bebas. Dia mencari cara untuk melepaskannya, musuhnya kali ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 53

Panji bergegas mengejar Aryan, yang akan di serang oleh raksasa itu. Namun, saat itu juga justru Panji yang terkena pukulan dahsyat darinya. “Panji!!” Teriak Aryan. Rasa tak percaya, akhirnya Panji pun terluka. Aryan mendekatinya, dia mendengarkan perkataan Panji yang sedikit parau. “Ar-Aryan, sebenarnya semua itu bisa di musnahkan. Tapi hanya lewat dunia nyata, semua ada di padepokanmu, di ... da-laam, t-tanàh ka-marr, Su-di-ro.” Ucap Panji terakhir.Aryan tampak sedih, melihat Panji tak terselamatkan. Setelah itu jasadnya menghilang seperti debu di tiup angin. Sedangkan raksasa itu tertawa melihat Aryan terpuruk. “Ha-ha-ha, bagaimana rasanya?”“Diam kau! Aku tahu kau Dika!!”“Oh, kau tahu rupanya!”“Mati saja kau Dika! Pergi kau ke dasar neraka! Kau manusia yang di ciptakan oleh Sudiro, tapi bukan berarti kau adalah saudaraku!!”“Aku pun tak sudi menjadi saudaramu! Sudiro pilih kasih atas semua ilmunya!”Aryan terdiam begitu mendengar ucapan raksasa itu yang tak lain a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 54

Badai pasir itu bergulung mendatanginya, seperti pasukan dari kerajaan. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba menyerang Zian dan Aryan. Sementara makhluk dari tanah saja belum bisa mereka lumpuhkan. “Bagaimana ini kak?” tanya Zian. “Kita harus segera pergi dari sini! “ Aryan melompat. Dia berjalan di atas badai pasir itu, sambil mencari celah untuk menghindarinya. Begitu juga dengan Zian, tak lama mereka melihat sebuah tempat yang sangat aneh. Seperti klenteng, Aryan dan Zian berhenti di sana. Badai pasir itu melewatinya. Sepertinya badai itu sangat membantunya. “Hem, aku rasa badai itu membantu kita menjauh dari mayat hidup tadi.” Ucap Aryan. Zian hanya mengangguk-angguk, dia tidak membalas perkataannya. Di depan klenteng mereka berdiri, Aryan bingung, kenapa bisa ada sebuah bangunan mewah di sini. “Kak, ayo kita masuk! Malah bengong,” ajak Zian.“Oh, iya baiklah.”Mereka mencoba masuk ke dalamnya, tampak sebagian pria seperti biksu yang berada di kuil. Aryan memperhat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 55

Pukulan tanpa bayangan itu membuat dia merasa tertekan dan panik. Aryan saat melihat wajah lawannya, dia mulai tersenyum. ‘Ternyata dia tidak bisa mengimbangi pukulanku,’ batin Aryan. Orang itu mengeluarkan sebuah kapak yang telah dia sembunyikan di pinggangnya. Aryan seketika juga mengeluarkan pedangnya. Terjadilah adu senjata di antara mereka. Tringg! Tranng! “Siapa kau? Kenapa menyerangku?“ tanya Aryan. “Kau akan mengerti nanti kalau lengah.” Jawabnya. Dia masih saja menyerang Aryan, walaupun bingung tapi dia harus menghadapinya. Kali ini dia mencoba mengelak beberapa pukulan. Semakin banyak mengelak, Aryan di anggap pengecut oleh lawannya. “Biksu, kenapa aku harus menghadapi ini?“ tanya Aryan dengan mendekatinya. Sementara biksu itu hanya tersenyum, tak membalas sepatah kata pun. Mau tidak mau Aryan harus terus mengelak, takut kalau pria tersebut terluka jika dia mencoba melawannya. kapaknya berubah wujud menjadi seekor rubah, Aryan bingung. Dia jadi sempat ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 56

Ular itu melihat Aryan dengan sorot mata tajamnya. Dia berdiri seperti hendak mematuknya. Aryan membuat sebuah lingkaran untuk mengurung ular tersebut. Sebelum dia melakukannya, ular itu pun berubah wujud kembali seperti manusia kerdil tadi. “Jangan coba-coba kau mengurungku!” Serunya. “Lalu kau siapa? Tiba-tiba datang dan menyerangku?” Ucap Aryan. Setelah itu mereka terdiam, tak lama terjadi perkelahian kembali. Aryan sudah bersiap-siap jika dia menyerang kembali. Dhuaarr!! Benar saja manusia kerdil itu tiba-tiba mengentakkan tanah dengan tongkatnya, hingga lantai yang Aryan injak hancur berkeping-keping. Tepat di depan Aryan lantai tanah yang beterbangan mengenai wajahnya. Hingga wajah Aryan terluka. Setttt! Aaahh! “Sialan! Siapa kau?” teriak Aryan.“Ha-ha-ha-ha. Diam kau bocah!” serunya. Aryan sangat kesal saat di bilang seorang bocah. Dia tidak senang mendengarnya. Tiba-tiba manusia kerdil itu, melompat ke arahnya, dia melompat ke dinding, hingga sampai ke punda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 57

“Ari! Akhirnya sadar juga kamu,” seru Aryan sambil mendekatinya.Ari melihat sahabatnya tersenyum manis, dia pun bangun dari tidurnya. Saat Àri duduk, Aryan melihat wajahnya. Aryan merasa ada sedikit keanehan, Ari yang di lihat seperti itu bingung.“Hem, Aryan. Kenapa dengan aku?” tanya Ari. “Hem, sebentar ya,” Aryan beranjak meninggalkan Ari.Ari yang melihatnya bingung, tak lama dia pun kembali. Sedangkan Dewi dan Laila, bingung saat Aryan membawa sesuatu. “Coba kau lihat dan perhatikan wajahmu baik-baik,” ujar Aryan memberikan sebuah kaca.Ari menerimanya, lalu dia melihat wajahnya baik-baik. Alangkah terkejutnya, saat bercermin di depan kaca. “Apaa!!” Sementara Dewi dan Laila tak melihat apa yang mereka lihat. Lalu Aryan membuka mata batinnya. “Astaga, ini benaran kan?” tanya Laila.“Iya, mata kalian sepertinya di tutup oleh seseorang,” jelas Aryan.Ari melempar kaca yang dia pegang, terkejut melihat wajahnya sendiri. Dia juga beranjak dari tempatnya. Rasa tak perca
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 58

Aryan kaget saat mendengarkan kata tuan kepadanya, ada apa dengan mereka. Akhirnya Aryan bertanya maksud ucapan mereka kepadanya. “kalian kenapa? Apa karena saya ingin menghabisi kalian?” tanya Aryan. “Bukan itu, kami baru tahu kalau engkau adalah Aryan, pemilik Pedang Ibra!” serunya dengan sedikit bergegas. “Lalu apa hubungannya?” tanya Aryan. Mereka terdiam saat Aryan menanyakannya, tak lama Aryan tetap melayangkan pedangnya ke arah mereka. Wusshh!Seeett!Semua di tebasnya hingga tak ada lagi sisa, mereka hilang bak debu yang dihembus angin. Aryan hanya berpikir bagaimana caranya agar Ari sembuh, tanpa sadar ternyata wajah Ari kembali seperti semula. “Aryan coba lihat!” seru Laila. Aryan bergegas mendekati Laila, dia terkesima saat melihatnya. Dia mencoba menyentuh Ari, benar sudah bersih. “Kamu sudah sembuh Ari.” Ari bergegas memegang wajahnya, serta mengambil sebuah cermin. Dia pun tertawa terbahak-bahak. Aryan kaget ketika mendengar tawa Ari, baru kali ini di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 58

Aryan teriak karena dadanya sakit, saat naga keluar bersama pedang Ibra. Sedangkan pedang yang bersama mayat itu sudah berada tepat di hadapannya. Kedua pedang itu saling berhadapan, seperti kekasih yang baru bertemu. Setelah keluar dari tubuh Aryan, mereka memperhatikan bagaimana pedang itu, ternyata yang satu lagi mempunyai tenaga berwarna putih.“Apa mereka pedang kembar?” tanya Ari sambil melihat ke atas.Aryan terdiam, dia merasa panas dengan tubuhnya, matanya tiba-tiba berwarna merah. Dewi menarik Laila dan Ari, untuk menjauhinya. Dia tahu kalau itu terjadi Aryan akan berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan. Ggrrkkhhh!!Baru saja dikatakan oleh Dewi, Aryan telah berubah wujud, setengah manusia dan setengah naga. “Tante, apakah yang terjadi dengan Aryan?” tanya Laila. “kalian tenang saja, itu kekuatan yang akan menjadi satu ke dalam tubuhnya.” Ucap Dewi.Setelah mereka memperhatikan dari kejauhan, Aryan seperti sedang mencari sesuatu. Pedang itu dia ambil keduanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 60

Aryan bingung, punya nenek tak menginginkannya. Dia pun merasa tidak dibutuhkan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk menghancurkan semua tentang padepokan. Dia ingin kembali ke dunianya seperti dulu. Namun, dia bingung karena menurutnya tidak segampang itu. Melihat Ari yang tengah bertarung dengan Dewi membuat dia semakin yakin harus menghancurkan itu. Aryan menyiapkan kuda-kudanya agar dia tidak terkena serangan secara tiba-tiba. “Sudahlah nek, hentikan semua ini!!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, cucu tak tahu diri!” teriaknya. Hiyaaa!!Perempuan tua itu menyerang Aryan secara brutal namun, Aryan sudah siap-siap. Dia tahu apa yang akan terjadi. Akhirnya mereka mengeluarkan jurus demi jurus, terjadi adu kekuatan gaib. Aryan terpaksa mengeluarkan tenaga dalam karena, saat ini dia terdesak.Dhuaaarr!!Sebuah cahaya keluar dari tangannya, mereka mengadu kekuatan. Nenek tua itu seperti tidak menerima kekalahannya. Tubuhnya terlihat mengeras ketika kekuatan Aryan mengenainya. Setelah itu n
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status