Share

Bab 53

Author: Delly Asmal
last update Last Updated: 2025-03-11 23:26:10

Panji bergegas mengejar Aryan, yang akan di serang oleh raksasa itu. Namun, saat itu juga justru Panji yang terkena pukulan dahsyat darinya.

“Panji!!” Teriak Aryan.

Rasa tak percaya, akhirnya Panji pun terluka. Aryan mendekatinya, dia mendengarkan perkataan Panji yang sedikit parau.

“Ar-Aryan, sebenarnya semua itu bisa di musnahkan. Tapi hanya lewat dunia nyata, semua ada di padepokanmu, di ... da-laam, t-tanàh ka-marr, Su-di-ro.” Ucap Panji terakhir.

Aryan tampak sedih, melihat Panji tak terselamatkan. Setelah itu jasadnya menghilang seperti debu di tiup angin.

Sedangkan raksasa itu tertawa melihat Aryan terpuruk.

“Ha-ha-ha, bagaimana rasanya?”

“Diam kau! Aku tahu kau Dika!!”

“Oh, kau tahu rupanya!”

“Mati saja kau Dika! Pergi kau ke dasar neraka! Kau manusia yang di ciptakan oleh Sudiro, tapi bukan berarti kau adalah saudaraku!!”

“Aku pun tak sudi menjadi saudaramu! Sudiro pilih kasih atas semua ilmunya!”

Aryan terdiam begitu mendengar ucapan raksasa itu yang tak lain a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 54

    Badai pasir itu bergulung mendatanginya, seperti pasukan dari kerajaan. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba menyerang Zian dan Aryan. Sementara makhluk dari tanah saja belum bisa mereka lumpuhkan. “Bagaimana ini kak?” tanya Zian. “Kita harus segera pergi dari sini! “ Aryan melompat. Dia berjalan di atas badai pasir itu, sambil mencari celah untuk menghindarinya. Begitu juga dengan Zian, tak lama mereka melihat sebuah tempat yang sangat aneh. Seperti klenteng, Aryan dan Zian berhenti di sana. Badai pasir itu melewatinya. Sepertinya badai itu sangat membantunya. “Hem, aku rasa badai itu membantu kita menjauh dari mayat hidup tadi.” Ucap Aryan. Zian hanya mengangguk-angguk, dia tidak membalas perkataannya. Di depan klenteng mereka berdiri, Aryan bingung, kenapa bisa ada sebuah bangunan mewah di sini. “Kak, ayo kita masuk! Malah bengong,” ajak Zian.“Oh, iya baiklah.”Mereka mencoba masuk ke dalamnya, tampak sebagian pria seperti biksu yang berada di kuil. Aryan memperhat

    Last Updated : 2025-03-12
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 55

    Pukulan tanpa bayangan itu membuat dia merasa tertekan dan panik. Aryan saat melihat wajah lawannya, dia mulai tersenyum. ‘Ternyata dia tidak bisa mengimbangi pukulanku,’ batin Aryan. Orang itu mengeluarkan sebuah kapak yang telah dia sembunyikan di pinggangnya. Aryan seketika juga mengeluarkan pedangnya. Terjadilah adu senjata di antara mereka. Tringg! Tranng! “Siapa kau? Kenapa menyerangku?“ tanya Aryan. “Kau akan mengerti nanti kalau lengah.” Jawabnya. Dia masih saja menyerang Aryan, walaupun bingung tapi dia harus menghadapinya. Kali ini dia mencoba mengelak beberapa pukulan. Semakin banyak mengelak, Aryan di anggap pengecut oleh lawannya. “Biksu, kenapa aku harus menghadapi ini?“ tanya Aryan dengan mendekatinya. Sementara biksu itu hanya tersenyum, tak membalas sepatah kata pun. Mau tidak mau Aryan harus terus mengelak, takut kalau pria tersebut terluka jika dia mencoba melawannya. kapaknya berubah wujud menjadi seekor rubah, Aryan bingung. Dia jadi sempat ber

    Last Updated : 2025-03-13
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 56

    Ular itu melihat Aryan dengan sorot mata tajamnya. Dia berdiri seperti hendak mematuknya. Aryan membuat sebuah lingkaran untuk mengurung ular tersebut. Sebelum dia melakukannya, ular itu pun berubah wujud kembali seperti manusia kerdil tadi. “Jangan coba-coba kau mengurungku!” Serunya. “Lalu kau siapa? Tiba-tiba datang dan menyerangku?” Ucap Aryan. Setelah itu mereka terdiam, tak lama terjadi perkelahian kembali. Aryan sudah bersiap-siap jika dia menyerang kembali. Dhuaarr!! Benar saja manusia kerdil itu tiba-tiba mengentakkan tanah dengan tongkatnya, hingga lantai yang Aryan injak hancur berkeping-keping. Tepat di depan Aryan lantai tanah yang beterbangan mengenai wajahnya. Hingga wajah Aryan terluka. Setttt! Aaahh! “Sialan! Siapa kau?” teriak Aryan.“Ha-ha-ha-ha. Diam kau bocah!” serunya. Aryan sangat kesal saat di bilang seorang bocah. Dia tidak senang mendengarnya. Tiba-tiba manusia kerdil itu, melompat ke arahnya, dia melompat ke dinding, hingga sampai ke punda

    Last Updated : 2025-03-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 57

    “Ari! Akhirnya sadar juga kamu,” seru Aryan sambil mendekatinya.Ari melihat sahabatnya tersenyum manis, dia pun bangun dari tidurnya. Saat Àri duduk, Aryan melihat wajahnya. Aryan merasa ada sedikit keanehan, Ari yang di lihat seperti itu bingung.“Hem, Aryan. Kenapa dengan aku?” tanya Ari. “Hem, sebentar ya,” Aryan beranjak meninggalkan Ari.Ari yang melihatnya bingung, tak lama dia pun kembali. Sedangkan Dewi dan Laila, bingung saat Aryan membawa sesuatu. “Coba kau lihat dan perhatikan wajahmu baik-baik,” ujar Aryan memberikan sebuah kaca.Ari menerimanya, lalu dia melihat wajahnya baik-baik. Alangkah terkejutnya, saat bercermin di depan kaca. “Apaa!!” Sementara Dewi dan Laila tak melihat apa yang mereka lihat. Lalu Aryan membuka mata batinnya. “Astaga, ini benaran kan?” tanya Laila.“Iya, mata kalian sepertinya di tutup oleh seseorang,” jelas Aryan.Ari melempar kaca yang dia pegang, terkejut melihat wajahnya sendiri. Dia juga beranjak dari tempatnya. Rasa tak perca

    Last Updated : 2025-03-15
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 58

    Aryan kaget saat mendengarkan kata tuan kepadanya, ada apa dengan mereka. Akhirnya Aryan bertanya maksud ucapan mereka kepadanya. “kalian kenapa? Apa karena saya ingin menghabisi kalian?” tanya Aryan. “Bukan itu, kami baru tahu kalau engkau adalah Aryan, pemilik Pedang Ibra!” serunya dengan sedikit bergegas. “Lalu apa hubungannya?” tanya Aryan. Mereka terdiam saat Aryan menanyakannya, tak lama Aryan tetap melayangkan pedangnya ke arah mereka. Wusshh!Seeett!Semua di tebasnya hingga tak ada lagi sisa, mereka hilang bak debu yang dihembus angin. Aryan hanya berpikir bagaimana caranya agar Ari sembuh, tanpa sadar ternyata wajah Ari kembali seperti semula. “Aryan coba lihat!” seru Laila. Aryan bergegas mendekati Laila, dia terkesima saat melihatnya. Dia mencoba menyentuh Ari, benar sudah bersih. “Kamu sudah sembuh Ari.” Ari bergegas memegang wajahnya, serta mengambil sebuah cermin. Dia pun tertawa terbahak-bahak. Aryan kaget ketika mendengar tawa Ari, baru kali ini di

    Last Updated : 2025-03-17
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 58

    Aryan teriak karena dadanya sakit, saat naga keluar bersama pedang Ibra. Sedangkan pedang yang bersama mayat itu sudah berada tepat di hadapannya. Kedua pedang itu saling berhadapan, seperti kekasih yang baru bertemu. Setelah keluar dari tubuh Aryan, mereka memperhatikan bagaimana pedang itu, ternyata yang satu lagi mempunyai tenaga berwarna putih.“Apa mereka pedang kembar?” tanya Ari sambil melihat ke atas.Aryan terdiam, dia merasa panas dengan tubuhnya, matanya tiba-tiba berwarna merah. Dewi menarik Laila dan Ari, untuk menjauhinya. Dia tahu kalau itu terjadi Aryan akan berubah menjadi sosok yang sangat menakutkan. Ggrrkkhhh!!Baru saja dikatakan oleh Dewi, Aryan telah berubah wujud, setengah manusia dan setengah naga. “Tante, apakah yang terjadi dengan Aryan?” tanya Laila. “kalian tenang saja, itu kekuatan yang akan menjadi satu ke dalam tubuhnya.” Ucap Dewi.Setelah mereka memperhatikan dari kejauhan, Aryan seperti sedang mencari sesuatu. Pedang itu dia ambil keduanya

    Last Updated : 2025-03-18
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 60

    Aryan bingung, punya nenek tak menginginkannya. Dia pun merasa tidak dibutuhkan lagi, akhirnya dia memutuskan untuk menghancurkan semua tentang padepokan. Dia ingin kembali ke dunianya seperti dulu. Namun, dia bingung karena menurutnya tidak segampang itu. Melihat Ari yang tengah bertarung dengan Dewi membuat dia semakin yakin harus menghancurkan itu. Aryan menyiapkan kuda-kudanya agar dia tidak terkena serangan secara tiba-tiba. “Sudahlah nek, hentikan semua ini!!” seru Aryan.“Ha-ha-ha, cucu tak tahu diri!” teriaknya. Hiyaaa!!Perempuan tua itu menyerang Aryan secara brutal namun, Aryan sudah siap-siap. Dia tahu apa yang akan terjadi. Akhirnya mereka mengeluarkan jurus demi jurus, terjadi adu kekuatan gaib. Aryan terpaksa mengeluarkan tenaga dalam karena, saat ini dia terdesak.Dhuaaarr!!Sebuah cahaya keluar dari tangannya, mereka mengadu kekuatan. Nenek tua itu seperti tidak menerima kekalahannya. Tubuhnya terlihat mengeras ketika kekuatan Aryan mengenainya. Setelah itu n

    Last Updated : 2025-03-20
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 61

    “Tidaaakk!!” Laila tidak menerima kepergian Ari, rasa tak percaya merasuki Aryan, dia mulai panik begitu melihat Ari sudah kesakitan saat meregang nyawanya. Mereka pun berduka begitu tahu Ari sudah tak lagi bernyawa lagi. Aryan tak mampu membantu Ari untuk kembali namun, sesuatu berkelebat di hadapannya. Sebuah cahaya memasuki tubuh Ari, semua mata tertuju kembali ke Ari. Namun, anehnya lagi Ari duduk. “Ariii!!” teriak Laila.“Sebentar, Laila jangan kamu dekati dia,” ujar Aryan. ‘Aku gak yakin, itu Ari.’ Aryan terdiam dan menunggu apa yang akan di lakukannya. Wajahnya tiba-tiba menghitam. “Aku yakin itu bukan Ari,” ucap Aryan.“Maksud kamu?” tanya Laila.Aryan memanggil murid-muridnya, untuk mendekati Ari dan mengikatnya. Ternyata benar saat mereka mendekati Ari, dia berontak. Semua yang ingin menariknya terlempar jauh, kekuatannya seperti melebihi sepuluh orang. Mereka tak berani mendekati Ari, semua menjauh. Aryan mencoba menghampirinya, sebelum mendekat Ari justru

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 91

    Aryan masih menunggu kehadiran sosok yang akan muncul di hadapannya. bau yang menyengat membuat dia mual.“Keluarlah kalian! Tidak usah ragu menampakkan wujud kalian.” Ujar Aryan. Tapi tak ada satu pun yang tampak, atau muncul di hadapannya. Aryan memutuskan untuk istirahat sejenak. Saat ini tubuhnya sangat lelah, dia memilih dipan yang berada dekat jendela. Tak lama dia pun terlelap, Aryan tidak mengetahui kalau sebenarnya dia sedang di perhatikan oleh sosok yang mengerikan. Di lain tempat, Laila sedang berusaha memberi arahan kepada anak buahnya. Sebab mereka belum pernah mengalami hal tersebut.“Kalian semua, coba untuk istirahat ya. Aku mau melihat ruangan obat-obatan.” Kata Laila. Laila meninggalkan mereka, dia merasa tempat ini tidak cocok untuk manusia. Dia juga melihat hal aneh saat menuju ruangan tersebut. Hari tak terasa sudah menuju malam, Laila membuka sebuah guci yang terasa masih ada isinya. “Hem, ini sepertinya sudah tidak layak di pakai,” ujar Laila sambil menci

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 90

    Tampak sesuatu yang dia dapatkan, Aryan mencoba mengambilnya. Sebuah bungkusan yang di bungkus oleh kain berwarna hitam. Dia coba mengambilnya, tapi baru saja dia menyentuhnya sebuah serangan mengenainya. Breeeett!!“Akhhh ...!!” Aryan teriak kaget saat ini, bingung kenapa seperti ada makhluk yang tinggal di dalam bungkusan tersebut. Begitu dia duduk lalu, berdiri sosok tubuh yang besar dan tinggi. ‘Selalu sosok seperti ini yang aku dapatkan’ ujar Aryan dalam hatinya. Dia mengingat sesuatu bahwa musuh utamanya adalah Jin Marid. Itu adalah pengikut Sudiro, Aryan paham, kalau dia sedang dipermainkan dengan makhluk gaib. “Keluar kau iblis!!” seru Aryan. “Ha-ha-ha, ternyata semakin lama kamu semakin pintar ya.” Ucapnya.Aryan mencoba melihat dengan jelas, karena sosok itu tertutup oleh cahaya yang ada di kamar. Plaak! Buugk!!Pintu jendela dan kamar tertutup kembali oleh kekuatan Jin tersebut. Aryan pun terkunci di dalamnya. Melihat hal tersebut membuat Aryan, bergeming. Dia m

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 89

    Mereka akhirnya masuk ke padepokan, Aryan mengikutinya dari belakang. Laila pun berlari mencari tempat persembunyian. Sebuah badai pasir datang menerjang, mereka berlari secepat kilat. Namun, badai itu tidak bisa di hentikan. Aryan pun membuat perlindungan kepada mereka, dia mencoba melindungi dengan sebuah jurusnya. “Cepat kalian masuk ke gelembung itu!!” seru Aryan.Semua pun ikut berlari segera berlindung, saat badai itu selesai tampaklah wujud asli dari badai tadi. Seekor ular derik raksasa, membuat mereka semakin takut menghadapinya. Karena ular ini memiliki bisa lewat ekornya. “Bagaimana ini Aryan? Aku belum pernah menghadapinya,” tanya Laila.“Kamu tenang saja, kita cari cara menghabisinya.” Jawab Aryan. Aryan pun memperhatikan gerak –geriknya ular tersebut, dia mencoba melindungi mereka. Dengan keluar dari gelembung tersebut, dia melompat ke udara. Ular itu mengejar Aryan, dengan sengaja Aryan menjauh dari tempat tersebut, dia baru ingat ular itu takut dengan api.S

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 88

    Berhenti!!Aryan melihat siapa yang menghadangnya, orang yang dia kenal. Rasa tak percaya karena di hadapannya sahabatnya sendiri. Kematiannya di saksikan oleh kedua matanya. Hari ini tampak segar bugar namun, dia ingat kalau sewaktu-waktu itu akan terjadi. Dunia yang sedang dia hadapi adalah dua alam. Alam gaib dan alam nyata, mau tidak percaya itu yang sedang di hadapinya. “Ari,” nafas yang di tahan oleh Laila.Tatapan tajam Ari tak mampu untuk dilawan oleh Laila, akhirnya dia menunduk. Sedangkan Aryan berusaha mendekatinya, “kau Ari? Atau iblis yang menyamar?“ “Ha-ha-ha-ha ... Aryan dengar ya. Dunia ini bisa saja aku ubah. Kau tak percaya ini aku?“ Ari bertanya. “Dari caramu bicara sudah cukup atas jawaban aku.”Aryan mundur dan bersiap untuk menghadapi serangan yang tiba-tiba akan mendarat. Benar saja saat itu rombongan anak padepokan keluar entah dari mana, padahal tadi tampak sepi dan lengang.“Serangg!!” Semua menyerang Laila, Aryan dan anak buahnya. Namun, anehnya anak p

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 87

    Serangan itu membuat anak buah Aryan kebingungan, lawan yang mereka hadapi adalah makhluk yang tidak harus mereka temui. Grrrkkhhh!Suara yang keluar dari mulut tersebut, makhluk itu tidak sendiri. Ada beberapa yang mendekati mereka dengan melayang. Laila ikut membantunya, perjalanan kali ini amat sulit. “Kalian harus waspada!” seru Aryan. “Baik tuan,” Semua melanjutkan perjuangan mereka, kali Aryan bergegas melumpuhkan mereka. sebab dia tak ada waktu untuk semua ini. Dia ingin menuntaskan semua apa yang telah terjadi. Bukan selesai tapi justru perlawanan di antara mereka semakin panas. Sosok yang mengerikan keluar dari dalam tanah. Seolah-olah mereka terpanggil untuk mengalahkan Aryan. Aryan tertegun begitu melihat mereka sudah bersiap menghabisinya, dengan mata elangnya, dia mencari kelemahan mereka. Makhluk itu berubah menjadi serigala buas yang menerkamnya lalu menerjangnya. Ggrrkkkhh, aaakkhh!!Aryan melawan sekuat tenaganya, dia mengeluarkan pedang, sinar dari pedang

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 86

    Saat Aryan mendekatinya, sesuatu keluar dari peti itu. Sebuah arwah mendekati Aryan sambil tersenyum meminta sesuatu. “Aryan, lepaskan kami. Bantu kami untuk pulang.” Ucapnya sambil menunggu.“Bagaimana caranya kek, sementara aku sudah pernah mencobanya, tapi gagal terus.” Ujar Aryan pasrah. Pak tua itu coba menyentuh Aryan, “ Aryan, coba sekali lagi, kamu temukan jasad kami di sebuah tanah kosong dekat rumah Sudiro.” Aryan berpikir lagi, ‘apa mungkin aku harus kembali ke desa itu?’ tampak keraguan di wajah Aryan. Arwah itu terdiam begitu melihat wajah Aryan berubah saat berpikir. Lalu dia juga memberitahu sesuatu kalau kain kafan itu harus dia pakai, guna menghancurkan semua kutukan. “Aryan cepat lakukan, kami sudah tidak tahan di sini. Kami merasa terpenjara.” “Baiklah kek, akan aku usahakan nanti.” Tak lama arwah itu menghilang, Aryan bersiap-siap untuk kembali ke tempat Sudiro. Dia keluar dari kamar memberitahu anak buahnya dan Laila. Untuk kembali ke desa menyelesaikan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 85

    Sosok itu menyeramkan bagi orang yang tidak mengenalinya. Dari gerak – geriknya Laila sangat kenal siapa dia. “Aryan!” Aryan hanya tersenyum, lalu dia mencoba melindungi Laila, begitu dia melihat Alfred, dia mengendongnya membawa pergi dari tempat tersebut. Aryan pun mengubah tubuhnya kembali seperti semula. Mereka pergi ke rumah sakit segera membawa Alfred ke ruangan operasi. Mereka masih menjalani hidup semestinya, hanya saja permasalahan ilmu turunan yang membuat Aryan terjebak di dalamnya. Tak lama dokter keluar dari ruangan tersebut menyatakan kalau berhasil menyelamatkan Alfred. “Hufftt, syukurlah. Terima kasih Dokter.” Aryan dan Laila bernafas lega. Dokter meninggalkan mereka, Laila mencoba mendekati Aryan bertanya apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Aryan hanya melihat Laila dalam-dalam, dia merasa itu belum pantas di ceritakan. Laila masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Sementara Aryan tidak menjawabnya. Jika Aryan tidak menjawab itu artinya

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 84

    Aryan sempat melihat Alfred, dia melihat namun, dengan suara geraman. Alfred mencoba menenangkan Aryan agar jangan membunuh pria tersebut. Dia menginginkan jawaban atas semua pertanyaannya.Akan tetapi Aryan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Alfred. Dia tetap mencengkeram leher orang tersebut. Anehnya Aryan berubah menjadi sosok yang menakutkan. “Aryan, lepaskan jangan sia-sia kan kebaikan yang ada di dirimu. Lawan sisi buruknya!” Teriak Alfred.Mendengar suara Alfred yang sedikit kencang, membuat Laila keluar mencarinya. Laila pun menemukan suara tersebut. “Aryan,” desisnya. Dia mendekati Alfred untuk mencari tahu apa yang di lakukan oleh Aryan. Alfred kaget saat Laila sudah berada di dekatnya. Laila mencoba bertanya, “apa yang di lakukan Aryan, ayah?!” Alfred menoleh, melihat Laila lalu dia memberi tahunya agar Aryan menghentikan semua itu, jangan melakukan kesalahan yang akan dia sesali seumur hidup.Laila mencoba menenangkan Aryan, tapi dia hanya melihat menatap d

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 83

    Aryan mencoba melihatnya dengan mata yang jelas, dia juga mencoba menyentuhnya. Tapi sentuhannya tidak mengenai, tembus pandang. “Siapa kau? Ada apa denganmu?” Sosok itu tidak menjawab, lalu dia mendekati Aryan. Saat itu juga Aryan seperti orang kesakitan. “Aaarrkkhhh!” Mata Aryan merah seperti darah. Kamarnya yang terang berubah menjadi gelap. Aryan pun seperti sedang di luar bukan berada di kamarnya. Dia melihat keliling yang sedang berada di sana. ‘Aku di mana?’ batinnya.Dia mencoba menyelusuri jalan yang berada di dekatnya. Tampak manusia sedang di ikat dan di siksa. Seorang wanita paruh baya. “Siapa kau?” tanyanya dengan lembut.Tubuhnya yang memar dan biru, banyak bekas luka cambukkan. Akhirnya Aryan mencoba melepaskannya, tampak raut wajahnya yang menyedihkan membuat Aryan iba. “Siapa kau sebenarnya? Kenapa berada di sini?* Aryan bertanya sambil melihat sekitar. Dia mencoba mencari jika ada seseorang di sana. Namun, tak ada satu manusia yang tampak. “Ba-bantu ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status