Share

Bab 24

Author: Delly Asmal
last update Last Updated: 2025-02-11 23:38:09

Aryaann ...!!

Semua teriak agar Aryan sadar dan jangan terperdaya oleh penglihatannya saat ini. Namun, sayang Aryan merasa itu adalah sungguhan. Aryan tampak lemah jika sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya. Tapi justru yang mengingatkan dia adalah Zian, anak kecil itu tiba-tiba mendekati Aryan.

“Kak, itu bukan manusia. Dia yang mengacaukan kota ini.” Ucap Zian.

Aryan terkejut, dia pun sadar. Matanya bersinar terang seperti lampu senter yang menyala. Zian menghampirinya dan menarik tangan Aryan.

“Ayo, kak. Dia bukan manusia.” Ucap Zian.

Aryan masih diam namun, dia langsung menyadari kalau semua hanya ilusi, saat itu juga dia membantai makhluk tersebut. Tanpa pikir panjang Aryan memberikan pukulan- pukulan mautnya. Sedangkan makhluk itu sangat susah bergerak karena kakinya terikat rantai.

Buugkkh!!

Makhluk itu tersungkur seperti benda padat yang terjatuh. Tak lama dia menghilang tanpa bekas, Aryan tidak heran. Menurutnya itu hanya makhluk buatan, yang ingin mengganggu perj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 25

    Ari mencoba menolong Laila dengan sisa tenaga yang sedikit, Zain yang bersembunyi di balik daun dia keluar membantu Laila dan Ari. Ari kaget ternyata Zian bukan anak sembarangan, Aryan yang sibuk melawan makhluk tersebut sempat melihat ke arah Zian. “Ziannn ...” desis Aryan.Bugggkhhh!! Gleduk, gleduk!! Suara pukulan yang di berikan oleh Zian kepada makhluk tersebut, dengan lincahnya Zian menarik tangan Laila, Ari. Wusshhh!!!Dia menyelamatkan mereka, sementara Aryan turun dari udara menemuinya. Sedangkan makhluk yang dia lawan sudah hancur lebur dengan sekali tusuk oleh pedang Naga Hitam. Sengaja mengeluarkan pedang agar berakhir dengan cepat. “Zian!” seru Aryan.Anak itu menoleh ke arahnya, lalu dia memberikan senyuman tipis seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu. “Hem, boleh aku bertanya denganmu?” tanya Aryan.“Iya kak, silah kan.” Jawabnya. “Siapa kamu sebenarnya?“ Aryan bertanya kembali.“Kak, coba kakak lihat bagian dada kakak sampai ke punggung.” Ucapnya den

    Last Updated : 2025-02-12
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 26

    “Laila hentikan!!” teriak Ari.Dia menari seperti orang kesurupan, terdengar suara gong dan gamelan dengan nada yang indah. Tiba-tiba Laila lupa jati dirinya sendiri, dia melentikkan jari-jarinya. Matanya yang indah menjadi tajam.“Laila, sadarlah.” Ucap Aryan. Namun, namanya sudah terpengaruh oleh bisikan setan, dia tidak akan mendengarkan ucapan Aryan. Hanya dengan kekuatan Aryan, dia akan sadar. Saat Laila menari ada beberapa sosok mendekatinya, makhluk gaib yang menakutkan. Wajahnya penuh dengan nanah, darah, tangannya yang tak komplit. Mereka mengikuti tarian Laila. “Aryan, apa yang harus kita lakukan?” tanya Ari.“Sebentar, aku coba memberikan energi positif dulu padanya.” Jawab Aryan. Aryan melakukan penguncian udara, agar makhluk gaib itu tidak pergi dan bisa di batasi yang akan masuk. Kedua tangannya terbuka lebar, lalu di hentak kan ke tanah sehingga membentuk sebuah lubang besar di dalam gubuk tersebut. Lantai di kamar tersebut hancur berantakan, sehingga memb

    Last Updated : 2025-02-12
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 27

    “Apa yang kamu lakukan di sini?”Ari menatap tajam ke arah makhluk menyeramkan dan menjijikkan itu. Tubuhnya berlumuran lendir hitam, matanya merah menyala, dan mulutnya menyeringai lebar dengan deretan gigi tajam yang seakan siap mencabik mangsanya. Ari mencengkeram tinjunya erat. Dia tahu betul siapa makhluk itu.“Ha-ha, apa kamu takut padaku?” suara makhluk itu menggema, seperti berasal dari banyak arah sekaligus.Ari berdiri tegak, berusaha tetap tenang meskipun tubuhnya mulai gemetar. Dia takut, tentu saja. Namun, dia tidak boleh memperlihatkan ketakutannya. Jika dia menunjukkan kelemahan, itu akan semakin berkuasa.“Hei, kamu makhluk rendahan! Bagaimana aku bisa takut dengan makhluk buruk sepertimu?” Ari berkata dengan suara lantang, meskipun di dalam hatinya ada ketakutan yang membuncah.Dika—atau apa pun dia sekarang—tertawa. Suaranya menyerupai tawa manusia, tetapi dengan nada yang begitu mengerikan hingga membuat bulu kuduk berdiri.“Kamu masih sama keras kepalanya seperti

    Last Updated : 2025-02-13
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 28

    Walaupun Dika kalah, Ari dan Aryan tahu, dia akan kembali. Kekuatan Dika itu sudah hampir sempurna. “Ari, bagaimana Laila?” Aryan ingat Laila yang masih terbaring. “Oh, iya. Sebentar, “ Ari menuju Laila yang terbaring. Terlihat matanya yang sudah kembali seperti semula, tidak menatap tajam ke arah mereka. Laila pun bangkit dari tidurnya, menatap Aryan dan Ari. “Kenapa kalian menatapku seperti itu?” tanya Laila bingung. “Hem, maukah kau menari lagi?” canda Ari. Pletuk!Kepala Ari di sentil oleh Aryan, sedangkan dia tertawa terbahak-bahak, “dasar, geblek!”Mereka melanjutkan perjalanan kembali, saat ini mereka butuh istirahat. Aryan yang tampak lelah, butuh sedikit untuk mengembalikan tenaganya yang terkuras. “Aryan, kita istirahat di situ saja!” seru Ari.Mereka melihat rumah yang di tunjuk oleh Ari, tampak rumah itu ada cahaya. Artinya ada penghuninya. Rumah di tengah-tengah desa yang seram dan curam namun, masih ada harapan jika itu manusia normal. “Kita masuk ke da

    Last Updated : 2025-02-14
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 29

    Aryan bingung kenapa makhluk itu menginginkan tubuh mereka berdua, suara lolongan anjing terdengar sangat menakutkan. Pertanda makhluk gaib sedang berkumpul, Meskipun sedang di kepung oleh makhluk gaib, dia mencoba tidak panik. “Ari, ayo sadar.” ucap Aryan.“Lailaaa ... bangun.” Aryan terus menyadarkan mereka agar, bisa bergerak cepat. Tak lama Ari pun membuka matanya, dia kembali berdiri. “Maafkan aku Aryan.” Ucapnya.“Sudahlah, kita harus keluar dari sini!” serunya.Sekelebat bayangan berwarna hitam melintasi mereka, lalu kain putih melayang-layang di udara. Aryan tahu, itu adalah kain kafan wasiat yang berada di peti kecil tersebut. Mereka dalam pengaruh Dika, agar bisa menjatuhkan Aryan dan membawa masuk ke dalam. Semua arwah yang berada di dalam peti tersebut keluar sambil meronta-ronta. Mereka masih dalam genggaman tangan Dika. “Aryan, hati-hati,” ucap Ari. “Iya tenang saja.”Meskipun Aryan tahu namun, dia akan mencoba pura-pura masuk ke dalam peti itu. Ari bin

    Last Updated : 2025-02-15
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 30

    Peti kecil itu mendarat di hadapannya, saat itu juga keluar sebuah cahaya terang dari dalam tersebut. Laila menunggu apa yang akan terjadi, sedangkan Zian sudah bersiaga. “Apalagi ini?” tanya Ari. Klekk! Pintu peti itu terbuka, perlahan tampak sedikit sebuah tangan keluar ke permukaan. Dengan wajah yang tegang, mereka menunggu dan hanya menunggu.Aakkhhh!!! Suara orang kesakitan terdengar dari luar, dalam peti itu tiba-tiba berhamburan darah dan potongan-potongan tubuh.Dhuaarrr!!!Bugkkhh ... buggkhhh.“Astaga apa yang terjadi dengan Aryan?” tanya Laila. Sambil melihat potongan-potongan tubuh yang berantakan, dia berlari kecil melihatnya memperhatikan tubuh siapa yang ada di luar tersebut. “Akhh. Ari! Dia kan nenek kita.” Ucap Laila.Ari menghampirinya, lalu memperhatikan wajahnya. Dia hanya memperhatikan bentuk wajahnya, tidak ada reaksi sedikit pun.Tak lama wajah yang dikatakan Laila mirip dengan neneknya, berubah menyerupai iblis yang bertanduk dan wajahnya menyera

    Last Updated : 2025-02-16
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 31

    “Bangsaat!!” “Ha-ha –ha-ha ...” Tawa seorang pria dengan wajah beringasnya, dia menertawakan Laila dan Ari. Mereka kaget kenapa manusia ini ada di sekitar mereka. Laila masih mencoba menolong Ari, walaupun dia tampak kesal sekali. Pria tersebut mencoba menggagalkan Laila saat hampir mendapatkan tangan Ari. Dia menghalangi dengan cara, menarik akar pohon tadi. “Ha-ha-ha, kasihan sekali ya.” Ucapnya. “Diam kau!!” geram Laila. Buugkhhh!!! Laila mendapatkan pukulan dadakan sehingga dia terjatuh dari pohon tersebut. Duugkkh!!“Aaakhh, sialan!!” umpat Laila. Belum sempat berdiri sebuah pukulan mendarat kembali. Akhirnya Laila di lumpuhkan oleh pria beringas itu. Mulut Laila mengeluarkan darah segar, membuat dia tidak bisa menahan sakit di dadanya. Rasa panas di dalam dadanya, membakar lehernya sehingga wajah Laila menjadi merah. Sedangkan Ari hampir tenggelam, pria tersebut semakin mengila. “Ha-ha-ha-ha ...” “Brengsek kau Remon!!!” teriak Ari. “Apa? Aku brengsek?

    Last Updated : 2025-02-16
  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 32

    Tampak wajah mereka sangat pucat, sedang memperhatikan Ari yang sejak tadi hanya diam mematung. Namun, bapak yang punya rumah tersebut mendekati Ari.“Mana temannya?” tanya bapak itu. “Oh, iya sebentar pak.” Ari bergegas memanggil Laila.Ari masih dengan pemikirannya, dia merasa kalau yang berada di dalam ini bukan manusia. Setelah sampai di depan kamar Laila dia menyampaikan apa yang di lihatnya. “Laila, kita harus pergi dari sini.” Ucap Ari.“Eh, kenapa?” tanya Laila.Tanpa menjawab Ari menarik tangan Laila, sedangkan Zian tak kelihatan keberadaannya. Sampai di depan pintu, mereka di dekati oleh pemilik rumah itu. “Kalian mau ke mana?” tanyanya. “Oh, ini pak mau cari adik kami,” jawab Ari. “Dia sudah di meja makan.” Jelasnya.Ari terdiam, kenapa tiba-tiba Zian sudah berada di sana, pikir Ari. Dalam kebingungan dia dikejutkan dengan teguran dari Laila. Laila segera mengajak Ari ke meja makan, mau tidak mau dia mengikuti apa yang di katakannya. Sampai di meja makan, Lai

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 71

    Laila segera menolong Alfred yang terkena pukulan. Namun, anehnya tidak terjadi apa-apa justru sebaliknya. Lawan Alfred terhempas Laila yang melihatnya kebingungan. ‘Ada apa dengan Alfred? Siapa sebenarnya dia?’ hati Laila berkata-kata. “Alfred! Ternyata kau masih seperti yang dulu!” Ucap orang itu.“Aku akan seperti yang dulu, asal kau tahu tidak ada gunanya kau mengancamku!!” serunya. Laila terdiam, dia hanya bisa menunggu apa yang akan di lakukan mereka dan ayah angkatnya. Ternyata mereka mempunyai hubungan rekan kerja yang agak rumit. Saat pikiran Laila mencari kebenaran tiba-tiba dia terkena sebuah pukulan dari lawan, hingga dia sendiri terkena dampaknya. Buugkkhh!!“Akkhhh!!” “Laila ...” panggil Alfred.Para pengawal Alfred mendekati lawannya, lalu membantu Laila yang terjatuh. Kemarahan Alfred semakin memuncak saat melihat Laila terluka.Alfred mendekati mereka lalu memberikan sebuah pukulan angin dan berseru, “kurang ajar kalian!!!” Booommm!!Semua seketika

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 70

    Aryan sampai tidak bisa berkata-kata lagi, dibalik kasih sayangnya ternyata Alfred adalah seorang psikopat. Setelah perubahan itu Alfred menelan gadis itu, dia di lahap secara tidak manusiawi. Ggrrkhhh!!Arrrgghhh!!Semua manusia yang menemaninya hanya tersenyum, sementara Aryan ingin muntah. ‘Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?’ batin Aryan.Aryan masih kebingungan apa yang harus dia lakukan nanti, apa harus pura-pura tidak tahu. Agar bisa menyelidikinya apa sebenarnya yang terjadi, dan mengetahui siapa dia sebenarnya. Mungkin harus seperti itu, padahal dia keluar dari desa di mana kakeknya tinggal dulu untuk meninggalkan hal tentang mistis. Namun, justru ini sebaliknya.Bugkkhh!!Aryan terjatuh dari tempat dia mengintip Alfred, dengan segera anak buahnya mencari sumber suara tersebut. “Siapa itu!!” seru mereka. Lalu mereka berbondong-bondong mendekati tempat persembunyian Aryan. Dengan segera Aryan bangun lalu meninggalkan tempat itu. “Hampir saja,” Aryan bernafas

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 69

    “Aryan!?” Mata Alfred terbelalak saat melihat kekuatan Aryan, dia tidak menyangka kalau ternyata Aryan punya ilmu bela diri yang bagus. Ada terbersit di otaknya, agar dia bisa terus menyayangi Aryan. ‘Sepertinya aku bisa berlindung dan memberi kepercayaan kepada Aryan’ batin Alfred saat itu.“Kalian jangan berani mendekati ayahku! Bayar saja utangmu tuan!!” Seru Aryan.Klien Alfred seketika memberikan uang senilai 1,3 Milyar di dalam sebuah koper. Aryan mengambil uang tersebut dan memberi salam pada mereka.“Jika kalian masih ingin berbisnis segera hubungi kami!” Aryan meninggalkan klien ayahnya, lalu dia mengajak Alfred untuk kembali. Para pengawal kagum akan kehebatannya. “Terima kasih Aryan, ternyata ayah tidak sia-sia membawamu.” Ujar Alfred. Aryan hanya mengangguk dia hanya ingin melihat siapa sebenarnya Alfred itu. Apa dia mengembangkan bisnisnya dengan baik atau dengan kejahatan. Mereka pun kembali pulang, kali ini Aryan di bawa ke sebuah tempat. Tampak tempat itu

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 68

    Semua mata memandang asal suara tersebut, mereka terkejut kedatangan seseorang yang juga diseganinya. “Betran! Buat apa kamu ke sini?” tanya Alfred. “Aku akan memberi tahu siapa kau!” ucapnya. Namun, sebelum Betran kembali bercerita, semua pengawal Alfred mengusirnya. Aryan yang tidak mengetahui kejadian itu hanya bisa diam. Sementara Laila demikian, dia juga menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. “Ada apa itu tuan?” tanya Aryan. “jangan panggil tuan, tapi Ayah.” jawab Alfred. Aryan hanya mengangguk kembali, saat itu dia melihat Laila yang berdiri sendiri. Akhirnya dia memanggil Laila.“Kesini nak!” panggil Alfred. Laila mendekatinya, tepat di hadapan Alfred. “kamu cantik sekali, siapa namamu nak?”Laila tersenyum, lalu menjawab, “Laila.” “Hem, nama yang bagus sekali.” Laila di gandeng ole3h Alfred, sedangkan pengawalnya dia perintahkan untuk memanggil pelayan wanita. “Kamu panggil Nani untuk membantu Laila membersihkan dirinya. Lalu siapkan kamar untuknya!” per

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 67

    Aryan teriak melihat Laila tidak berdaya, akhirnya dia juga berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkeraman makhluk itu. Beberapa detik Aryan terdiam, akhirnya dengan kekuatannya, suasana berubah mencekam, langit menjadi gelap. Aryan pun berubah menjadi besar bak raksasa, dengan bola matanya berubah menjadi biru. Tentakel tersebut hancur berkeping-keping. Sementara Laila yang terlempar segera Aryan tangkap. Dhuaarrr!!Tentakel berserakan di tanah, tampak ada yang masih bergerak-gerak. Seperti ekor cecak yang terlepas. Aryan melihat itu seperti jijik, “Oeeaakk!!” Jasad Ari pun hancur seketika namun, tiba-tiba ruh Ari mendekati Aryan sambil tersenyum.Dia mengatakan sesuatu, “terima kasih Aryan, sekarang lebih baik kau pergi jauh bawa Laila, tinggalkan semua tentang dunia persilatan!”Aryan bingung dan masih memikirkan ucapan Ari, “bagaimana dengan kutukan kain kafan itu?”“Sudahlah, nanti kau akan tahu bagaimana mengatasinya.” seketika itu juga Ari menghilang, Akhirnya A

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 66

    “Jangan takut Aryan,” Pria mungil tersebut memberikan sebuah dorongan kepada Aryan yang tampak sudah waspada. “Hem, siapa kalian?” Pria yang tampak sedingin salju itu mendekati Aryan, lalu memintanya agar untuk tenang. Ketika tangannya menyentuh bahunya, Aryan merasakan dingin yang sangat amat. Menjalar ke tubuhnya hingga ke dasar kepalanya. Aryan tak percaya, karena tubuhnya seperti menerima sesuatu, “apa yang kau lakukan?”“Aku memberikan sebuah kekuatan untukmu,” ujarnya.“Oh, kenapa kau berikan padaku?”“Sebuah amanat,”Dia pun menghilang dan meninggalkan tempat tersebut. Aryan hanya bisa diam memperhatikan dia pergi. Dari kejauhan Laila berlari mendekatinya, dia mengajak Aryan untuk meninggalkan tempat tersebut. “Ayo Aryan, kita harus segera pergi dari sini!”Aryan yang masih tampak bingung namun, tetap menurutinya. Laila tak menjelaskan sedikit pun mereka menjauh dari tempat tersebut, tapi apa yang terjadi di luar expetasinya. Mereka justru menunggu di tempat yan

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 65

    Pusaran salju yang membuat Laila menjadi beku, Aryan merasa bersalah. Jika jurus itu tidak dikeluarkan olehnya maka tak akan terjadi pada Laila. “Laila maafkan aku ya,” ucap Aryan sambil berbisik di telinganya. Air mata Aryan tak terasa menetes dan jatuh di wajah Laila, dia pun membuka matanya dan berkata, “oh, sudahlah Aryan,” Aryan menyeka air matanya, hingga tak terlihat kembali kesedihannya di depan Laila. Dia berusaha menyembuhkannya dengan kekuatan penuh. Saat Aryan sedang konsentrasi, seseorang melihatnya dari kejauhan. Dia menyampaikan sesuatu sedikit berbisik, “Aryan, semoga kamu bisa mengatasinya.” Seketika Laila terbatuk-batuk, dia mengeluarkan darah dari mulutnya, lalu dia melirik Aryan. Tampak dari wajahnya sangat lelah. “Aryan ...” sapa Laila. Aryan tersenyum namun, tiba-tiba dia terjatuh membuat Laila kebingungan. Sebab baru kali ini dia terlihat lelah. Seseorang yang mengintip merasa sedih saat melihatnya. Dia menggerutu, “bagaimana cara aku menolongny

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 64

    Aryan yang melihat Zian terikat oleh iblis itu merasa tak percaya, kenapa dia bisa mengalahkannya. Aryan berusaha mengeluarkan naga hitamnya. Laila yang khawatir pun berusaha melepaskan cengkeraman iblis itu. Dengan usaha yang maksimal Aryan akhirnya bisa mengeluarkan naga hitam dari tubuhnya.Ggrrkkhh!!Laila terharu saat itu, sebab tidak semudah itu naga hitam bisa keluar dari tubuhnya. “Aryan cepat!!” Seru Laila. Aryan melompat ke atas kepala naga hitam, dengan memegang pedangnya. Iblis itu tampak marah, dia merasa terpojok. Perlawanan berlangsung di udara, hingga langit berubah warna menjadi jingga. Aaaarrggkkhhh!!!Suara naga itu menggelegar di udara, membuat telinga menjadi sangat sakit mendengarnya. Zian yang masih di genggam oleh iblis itu, seketika terlepas karena dia terkena sisi pedang. Settt!!“Aarrgkkh, Aryan!!” Iblis itu tak terima saat tangannya terluka, kali ini naga hitam mengeluarkan apinya.Dia menyemburkan api ke tubuh iblis tersebut. Akhirnya ibl

  • Kutukan Kain Kafan Wasiat   Bab 63

    Aakkhhh!! ‘Sialan tuh pohon, aku terjerat lagi di sini,’ batin Aryan “Makanya jangan ceroboh!” Ujar Laila. Aryan hanya melihat dengan emosi Laila yang sedikit meremehkan dia. “Lah aku ceroboh, lantas kamu?” Tanya Aryan. “Sampai kapan kita di sini?” Aryan diam saat mendengar perkataan Laila. Dia tidak peduli mau bicara seperti apa Laila, yang dia pikirkan saat ini bagaimana cara melepaskan ikatan akar pohon. Aryan mencoba memejamkan matanya untuk fokus memanggil Zian. Namun, baru saja dia mencobanya, iblis itu mengganggu konsentrasinya. “Ha-ha-ha, bagaimana kamu bisa. Manusia aneh!” ujar iblis itu. “Sialan, memangnya siapa yang aneh?” tanya Laila. “Kalian!” Aryan dan Laila saling melihat, mereka bertanya-tanya dalam hatinya. Maksudnya apa dengan perkataan iblis itu. Aryan kembali berusaha memecahkan dirinya. Sedikit makan waktu tapi dia berhasil melakukannya. Iblis yang melihatnya terlihat sangat marah, wajahnya berubah memerah, menyala seperti api. “Ha-ha-

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status