Home / Urban / Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31

Nathan maju ke depan dan mengangkatnya. "Sudah kubilang, kamu akan mengompol, tapi kamu masih nggak percaya!"Rendra meraung dan mendorong lututnya ke depan untuk menghantam dada Nathan.Dengan suara teredam, Nathan tidak bergerak sama sekali. Bahkan, dia masih sempat memperlihatkan senyum menawan.Rendra terkejut. Pukulan barusan sudah cukup untuk mematahkan tulang dada orang biasa.Namun, bocah ini masih bisa tertawa!Plak, plak, plak!Nathan mencengkeram kepala Rendra, lalu menahannya di atas meja sambil menyeretnya dengan kasar.Piring-piring, gelas anggur, dan botol yang dia lewati semuanya langsung pecah hingga berkeping-keping.Kepala Rendra berlumuran darah. Dia meraung. "Aku akan menghabisi seluruh keluargamu!"Gerakannya secepat kilat. Dia mengeluarkan sebuah pisau dan berniat menusukkannya ke pinggang Nathan."Kak Rendra memang hebat dan berkemampuan tinggi!"Nathan tersenyum dan memujinya, lalu menyambar pisau Rendra dengan kecepatan yang menakjubkan.Jleb!Pisau itu berbal
Read more

Bab 32

Malam harinya.Di sebuah rumah sakit swasta di Beluno.Arjun, penguasa Gluton, bergegas masuk bersama ratusan anak buahnya yang berpakaian hitam.Baik staf rumah sakit maupun orang-orang yang lewat di rumah sakit tampak panik. Mereka mulai bertanya-tanya, entah siapa lagi yang akan direnggut nyawanya oleh penjahat keji di Gluton ini.Bahkan, Arjun yang biasanya memiliki wajah tersenyum pun tidak lagi memperlihatkan senyuman.Pintu bangsal terbuka. Ada seorang dokter yang keluarArjun mematikan rokoknya dan bertanya dengan datar, "Bagaimana kondisi Rendra?"Dokter itu tampak serius dan menggelengkan kepalanya. "Kondisi pasien nggak terlalu baik!""Kondisinya nggak terlalu baik? Jelaskan yang benar padaku!""Uh .... Tuan Rendra sudah cacat!"Selesai berbicara, dokter menatap Arjun dengan hati-hati.Namun yang mengejutkannya, wajah penguasa Gluton ini tidak menunjukkan kemarahan ataupun niat membunuh."Kak Arjun, kita harus balas dendam untuk Kak Rendra!""Beraninya dia menyentuh orang-o
Read more

Bab 33

Bima tersenyum dan berkata, "Arjun, begini saja. Aku akan memberimu dua pilihan!"Mendengar itu, mata Arjun langsung berbinar. "Tuan Bima, katakanlah!"Bisa membuat orang terkaya di Beluno memberinya persyaratan, seharusnya dia juga tidak akan rugi.Meski dia kehilangan seorang anak buah yang kuat, siapa tahu dia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih berharga.Bima berkata dengan nada datar, "Pertama, membiarkan masalah ini berlalu dan menganggapnya nggak pernah terjadi."Tanpa perlu berpikir panjang, Arjun langsung menolaknya. "Nggak mungkin. Aku pilih yang kedua!"Bima tertawa dan berkata, "Yang kedua adalah wilayah Gluton kalian akan dikeluarkan dari empat penguasa bawah tanah di Beluno dan seterusnya hanya akan menyisakan tiga saja.""Selain itu, aku juga akan menggantung kepalamu di bawah tembok tertinggi Gluton agar semua kekuatan utama di dunia bawah bisa menyaksikannya!"Senyuman di wajah Arjun tiba-tiba membeku. Dia terpana menatap lelaki tua di depannya."Tuan Bima, saya nggak
Read more

Bab 34

Setelah diperiksa, Nathan memastikan bahwa racun yang dalam tubuh Clarisa sama dengan racun yang menginfeksi Elin terakhir kali.Metode yang digunakan oleh lawan sangatlah canggih. Orang-orang biasa memang sulit untuk menyadarinya.Regina bertanya dengan gugup, "Dokter Nathan, apa kamu bisa mengeluarkan racun itu?"Nathan mengangguk sambil berkata, "Bukan masalah besar."Nathan mengeluarkan jarum perak yang dibawanya dan bersiap untuk melakukan detoksifikasi."Tunggu sebentar!"Diiringi teriakan dingin, sekelompok orang pun masuk ke dalam.Regina menoleh dan mengerutkan kening. "Liam, apa yang ingin kamu lakukan?Pria yang memimpin itu mengenakan jas, tampak seperti seorang pria terhormat.Liam Suteja, kakak sepupunya Regina, dan juga salah satu dari Empat Tuan Muda Beluno."Regina, Clarisa diracuni. Jelas ada orang yang mengincar Keluarga Suteja kita. Apa kamu masih nggak sadar?" seru Liam dengan dingin.Regina memasang ekspresi dingin. "Lalu?""Lalu? Tentu saja suruh gigolo yang kamu
Read more

Bab 35

Liam langsung berkata dengan kagum, "Tiara, kamu memang keturunannya dokter genius dari Keluarga Wijaya. Kemampuan medismu benar-benar membuatku kagum!"Mendengar pujian itu, Tiara juga tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. Dia melirik Nathan."Bagaimana, Nathan? Metode detoksifikasi dan obat yang kugunakan barusan bukanlah level yang bisa kamu capai, 'kan?""Haha. Bisa dikatakan, kamu sudah menyaksikan seluruh proses detoksifikasi. Kamu bisa mencatatnya dan mempelajarinya nanti. Aku yakin kelak pasti akan membantu meningkatkan keterampilan medismu!"Nada bicara Tiara seakan-akan sedang mengajari anak buahnya bekerja.Nathan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun.Tiara mengangkat alisnya. "Sepertinya kamu nggak begitu puas?"Nathan berkata, "Tentu saja aku puas. Bagaimanapun, teknik pengobatanmu begitu cepat. Sayangnya, efeknya sama sekali nggak berguna. Keterampilan medis seperti itu jarang ditemukan. Mana mungkin aku berani nggak puas?"Wajah Tiara t
Read more

Bab 36

Kali ini, Nathan tidak menggubrisnya lagi dan fokus menyelamatkan orang.Dia mengeluarkan satu per satu jarum perak di tangannya dan mulai menusuk beberapa titik akupunktur utama Clarisa.Di saat bersamaan, Nathan menekan titik akupunktur dengan satu tangan untuk menghentikan penyebaran racun dalam tubuh Clarisa.Teknik misterius dan terampil itu membuat Tiara seketika tercengang."Kamu ... kamu bisa menggunakan teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian?"Nathan berkata dengan nada tidak puas, "Bukankah teknik ini yang bisa dilakukan oleh siapa saja?"Emosi Tiara mulai mendidih. Dia bahkan hampir muntah darah.Bisa dilakukan oleh siapa saja?Bagaimana pria ini bisa berkata seperti itu?Kakeknya yang sudah menghabiskan seumur hidupnya menjadi dokter kini telah berusia lebih dari delapan puluh tahun, tetapi beliau baru mulai mempelajari dasar-dasar teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian.Sebaliknya, teknik Nathan sudah begitu dalam dan hebat.Andai kake
Read more

Bab 37

"Kalau pelaku tahu Nona Regina punya kemampuan untuk melakukan detoksifikasi, apa mereka masih akan menggunakan metode yang sama ke depannya? Aku yakin mereka pasti akan memilih metode kejam lainnya untuk mencelakainya.""Saat itu, siapa yang akan memikul tanggung jawab ini?"Serangkaian pertanyaan retoris itu seketika membuat wajah Liam merah padam."Beraninya pecundang nggak berguna sepertimu bersikap kasar padaku? Akan ku ...."Dia merasa emosi dan mulai mengancam.Regina mengarahkan jari rampingnya ke pintu dan berteriak, "Liam, orang yang bertanggung jawab dalam Grup Suteja sekarang itu aku, bukan kamu.""Aku nggak mempermasalahkan kamu nggak berguna, tapi kalau kamu berani bersikap kasar kepada Dokter Nathan lagi, silakan keluar dari sini!"Liam mengamuk dan langsung berkata dengan kejam, "Baiklah. Kalau begitu, aku akan lihat bagaimana pecundang ini bertindak!"Regina tersenyum pada Nathan. "Dokter Nathan, kamu sudah membantu menyelamatkan Sekretaris Clarisa, tolong bantu aku se
Read more

Bab 38

Regina menatap Nathan dengan sepasang matanya yang bundar, seakan-akan penuh harap."Dokter Nathan, aku juga ingin tahu bagaimana kamu menyimpulkan kebenarannya.""Gampang saja. Pertama-tama, Nona Regina menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Dia kebanyakan menghabiskan waktu di tiga tempat. Tapi pelakunya nggak bertindak saat dia berada di lokasi pemotretan ataupun rumah. Jadi, yang tersisa hanyalah mereka yang berada dalam Grup Suteja!" terang Nathan.Tiara berkata, "Semua orang tahu poin ini, tapi Nathan, bagaimana kamu bisa yakin bahwa orang yang melakukannya adalah pengkhianat di Grup Suteja, apalagi kamu juga bilang dia pasti eksekutif perusahaan?"Melihat ekspresi Tiara yang tidak puas, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Nona Regina adalah CEO perusahaan. Apa menurutmu karyawan biasa di perusahaan bisa berinteraksi dengannya?""Kalau pelaku ingin mengambil tindakan, cara paling mudahnya adalah dengan meracuni minuman atau makanan Nona Regina.""Selain itu, nggak semua
Read more

Bab 39

Dia menatap Nathan dengan ekspresi masam. "Nathan, tak kusangka, ternyata kamu berkemampuan juga!"Liam yang berdiri di samping terlihat tidak senang dan mendengus dingin. "Bukankah hanya hipotesis kecil? Siapa pun yang pernah nonton Detektif Conan pasti bisa mengetahuinya. Apa yang perlu dibanggakan?"Regina meliriknya sekilas, lalu tersenyum sinis. "Jadi, kamu yang nonton Boonie Bears sepanjang hari paham?"Wajah Liam seketika memerah. "Kapan aku nonton Boonie Bears sepanjang hari? Regina, masih ada orang luar di sini, tolong jangan mempermalukanku."Regina balas berkata, "Benar juga. Kamu nggak nonton Boonie Bears, tapi kamu lebih suka film erotis."Wajah Liam bertambah merah. Dia merasa malu. Dia kemudian bertanya dengan marah, "Apa kamu membuka laptopku?"Regina tidak ingin menggubrisnya lagi. Ada niat membunuh yang muncul di wajah cantiknya. "Jadi, sudah bisa dipastikan pelakunya adalah eksekutif senior perusahaan. Kalau begitu, aku juga nggak akan segan-segan lagi.""Nona Regina
Read more

Bab 40

Setelah meninggalkan ruangannya Regina, Nathan tidak berjalan menuju kamar mandi terdekat.Sebaliknya, dia justru pergi ke tempat lain.Saat dia datang ke sini barusan, dia sudah menyadari bahwa ruangannya Liam, wakil CEO Grup Suteja, juga berada di sana.Nathan diam-diam berjalan ke kamar mandi di area tersebut.Begitu masuk, dia telah mendengar percakapan Liam melalui ponsel. Apalagi, nada suara pria itu penuh kecemasan."Ingatlah. Apa pun yang dilakukan Regina, kamu harus berpura-pura nggak terjadi apa-apa.""Gadis busuk itu sudah mulai curiga. Kalau dia tahu kamulah pelakunya, aku pasti akan celaka!"Nathan tersenyum sinis. Benar saja, Liam ini memang bermasalah.Saat ini, Liam yang berada di dalam ruang sebelah mulai mengamuk."Apa yang kamu takutkan, dasar bodoh? Aku mendukungmu di sini. Asalkan Regina nggak menemukan bukti apa pun, sekalipun dia mencurigaimu, memangnya apa yang bisa dia perbuat pada kita?""Sudahlah. Untuk saat ini, ada baiknya kita nggak berhubungan dulu. Aku m
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status