Bima tersenyum dan berkata, "Arjun, begini saja. Aku akan memberimu dua pilihan!"Mendengar itu, mata Arjun langsung berbinar. "Tuan Bima, katakanlah!"Bisa membuat orang terkaya di Beluno memberinya persyaratan, seharusnya dia juga tidak akan rugi.Meski dia kehilangan seorang anak buah yang kuat, siapa tahu dia bisa mendapatkan sesuatu yang lebih berharga.Bima berkata dengan nada datar, "Pertama, membiarkan masalah ini berlalu dan menganggapnya nggak pernah terjadi."Tanpa perlu berpikir panjang, Arjun langsung menolaknya. "Nggak mungkin. Aku pilih yang kedua!"Bima tertawa dan berkata, "Yang kedua adalah wilayah Gluton kalian akan dikeluarkan dari empat penguasa bawah tanah di Beluno dan seterusnya hanya akan menyisakan tiga saja.""Selain itu, aku juga akan menggantung kepalamu di bawah tembok tertinggi Gluton agar semua kekuatan utama di dunia bawah bisa menyaksikannya!"Senyuman di wajah Arjun tiba-tiba membeku. Dia terpana menatap lelaki tua di depannya."Tuan Bima, saya nggak
Setelah diperiksa, Nathan memastikan bahwa racun yang dalam tubuh Clarisa sama dengan racun yang menginfeksi Elin terakhir kali.Metode yang digunakan oleh lawan sangatlah canggih. Orang-orang biasa memang sulit untuk menyadarinya.Regina bertanya dengan gugup, "Dokter Nathan, apa kamu bisa mengeluarkan racun itu?"Nathan mengangguk sambil berkata, "Bukan masalah besar."Nathan mengeluarkan jarum perak yang dibawanya dan bersiap untuk melakukan detoksifikasi."Tunggu sebentar!"Diiringi teriakan dingin, sekelompok orang pun masuk ke dalam.Regina menoleh dan mengerutkan kening. "Liam, apa yang ingin kamu lakukan?Pria yang memimpin itu mengenakan jas, tampak seperti seorang pria terhormat.Liam Suteja, kakak sepupunya Regina, dan juga salah satu dari Empat Tuan Muda Beluno."Regina, Clarisa diracuni. Jelas ada orang yang mengincar Keluarga Suteja kita. Apa kamu masih nggak sadar?" seru Liam dengan dingin.Regina memasang ekspresi dingin. "Lalu?""Lalu? Tentu saja suruh gigolo yang kamu
Liam langsung berkata dengan kagum, "Tiara, kamu memang keturunannya dokter genius dari Keluarga Wijaya. Kemampuan medismu benar-benar membuatku kagum!"Mendengar pujian itu, Tiara juga tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya. Dia melirik Nathan."Bagaimana, Nathan? Metode detoksifikasi dan obat yang kugunakan barusan bukanlah level yang bisa kamu capai, 'kan?""Haha. Bisa dikatakan, kamu sudah menyaksikan seluruh proses detoksifikasi. Kamu bisa mencatatnya dan mempelajarinya nanti. Aku yakin kelak pasti akan membantu meningkatkan keterampilan medismu!"Nada bicara Tiara seakan-akan sedang mengajari anak buahnya bekerja.Nathan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun.Tiara mengangkat alisnya. "Sepertinya kamu nggak begitu puas?"Nathan berkata, "Tentu saja aku puas. Bagaimanapun, teknik pengobatanmu begitu cepat. Sayangnya, efeknya sama sekali nggak berguna. Keterampilan medis seperti itu jarang ditemukan. Mana mungkin aku berani nggak puas?"Wajah Tiara t
Kali ini, Nathan tidak menggubrisnya lagi dan fokus menyelamatkan orang.Dia mengeluarkan satu per satu jarum perak di tangannya dan mulai menusuk beberapa titik akupunktur utama Clarisa.Di saat bersamaan, Nathan menekan titik akupunktur dengan satu tangan untuk menghentikan penyebaran racun dalam tubuh Clarisa.Teknik misterius dan terampil itu membuat Tiara seketika tercengang."Kamu ... kamu bisa menggunakan teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian?"Nathan berkata dengan nada tidak puas, "Bukankah teknik ini yang bisa dilakukan oleh siapa saja?"Emosi Tiara mulai mendidih. Dia bahkan hampir muntah darah.Bisa dilakukan oleh siapa saja?Bagaimana pria ini bisa berkata seperti itu?Kakeknya yang sudah menghabiskan seumur hidupnya menjadi dokter kini telah berusia lebih dari delapan puluh tahun, tetapi beliau baru mulai mempelajari dasar-dasar teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian.Sebaliknya, teknik Nathan sudah begitu dalam dan hebat.Andai kake
"Kalau pelaku tahu Nona Regina punya kemampuan untuk melakukan detoksifikasi, apa mereka masih akan menggunakan metode yang sama ke depannya? Aku yakin mereka pasti akan memilih metode kejam lainnya untuk mencelakainya.""Saat itu, siapa yang akan memikul tanggung jawab ini?"Serangkaian pertanyaan retoris itu seketika membuat wajah Liam merah padam."Beraninya pecundang nggak berguna sepertimu bersikap kasar padaku? Akan ku ...."Dia merasa emosi dan mulai mengancam.Regina mengarahkan jari rampingnya ke pintu dan berteriak, "Liam, orang yang bertanggung jawab dalam Grup Suteja sekarang itu aku, bukan kamu.""Aku nggak mempermasalahkan kamu nggak berguna, tapi kalau kamu berani bersikap kasar kepada Dokter Nathan lagi, silakan keluar dari sini!"Liam mengamuk dan langsung berkata dengan kejam, "Baiklah. Kalau begitu, aku akan lihat bagaimana pecundang ini bertindak!"Regina tersenyum pada Nathan. "Dokter Nathan, kamu sudah membantu menyelamatkan Sekretaris Clarisa, tolong bantu aku se
Regina menatap Nathan dengan sepasang matanya yang bundar, seakan-akan penuh harap."Dokter Nathan, aku juga ingin tahu bagaimana kamu menyimpulkan kebenarannya.""Gampang saja. Pertama-tama, Nona Regina menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Dia kebanyakan menghabiskan waktu di tiga tempat. Tapi pelakunya nggak bertindak saat dia berada di lokasi pemotretan ataupun rumah. Jadi, yang tersisa hanyalah mereka yang berada dalam Grup Suteja!" terang Nathan.Tiara berkata, "Semua orang tahu poin ini, tapi Nathan, bagaimana kamu bisa yakin bahwa orang yang melakukannya adalah pengkhianat di Grup Suteja, apalagi kamu juga bilang dia pasti eksekutif perusahaan?"Melihat ekspresi Tiara yang tidak puas, Nathan pun berkata dengan nada datar, "Nona Regina adalah CEO perusahaan. Apa menurutmu karyawan biasa di perusahaan bisa berinteraksi dengannya?""Kalau pelaku ingin mengambil tindakan, cara paling mudahnya adalah dengan meracuni minuman atau makanan Nona Regina.""Selain itu, nggak semua
Dia menatap Nathan dengan ekspresi masam. "Nathan, tak kusangka, ternyata kamu berkemampuan juga!"Liam yang berdiri di samping terlihat tidak senang dan mendengus dingin. "Bukankah hanya hipotesis kecil? Siapa pun yang pernah nonton Detektif Conan pasti bisa mengetahuinya. Apa yang perlu dibanggakan?"Regina meliriknya sekilas, lalu tersenyum sinis. "Jadi, kamu yang nonton Boonie Bears sepanjang hari paham?"Wajah Liam seketika memerah. "Kapan aku nonton Boonie Bears sepanjang hari? Regina, masih ada orang luar di sini, tolong jangan mempermalukanku."Regina balas berkata, "Benar juga. Kamu nggak nonton Boonie Bears, tapi kamu lebih suka film erotis."Wajah Liam bertambah merah. Dia merasa malu. Dia kemudian bertanya dengan marah, "Apa kamu membuka laptopku?"Regina tidak ingin menggubrisnya lagi. Ada niat membunuh yang muncul di wajah cantiknya. "Jadi, sudah bisa dipastikan pelakunya adalah eksekutif senior perusahaan. Kalau begitu, aku juga nggak akan segan-segan lagi.""Nona Regina
Setelah meninggalkan ruangannya Regina, Nathan tidak berjalan menuju kamar mandi terdekat.Sebaliknya, dia justru pergi ke tempat lain.Saat dia datang ke sini barusan, dia sudah menyadari bahwa ruangannya Liam, wakil CEO Grup Suteja, juga berada di sana.Nathan diam-diam berjalan ke kamar mandi di area tersebut.Begitu masuk, dia telah mendengar percakapan Liam melalui ponsel. Apalagi, nada suara pria itu penuh kecemasan."Ingatlah. Apa pun yang dilakukan Regina, kamu harus berpura-pura nggak terjadi apa-apa.""Gadis busuk itu sudah mulai curiga. Kalau dia tahu kamulah pelakunya, aku pasti akan celaka!"Nathan tersenyum sinis. Benar saja, Liam ini memang bermasalah.Saat ini, Liam yang berada di dalam ruang sebelah mulai mengamuk."Apa yang kamu takutkan, dasar bodoh? Aku mendukungmu di sini. Asalkan Regina nggak menemukan bukti apa pun, sekalipun dia mencurigaimu, memangnya apa yang bisa dia perbuat pada kita?""Sudahlah. Untuk saat ini, ada baiknya kita nggak berhubungan dulu. Aku m
Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu
Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem
Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be
Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na
Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih
Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat
Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d
Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.