Semua Bab Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan: Bab 41 - Bab 50

174 Bab

Bab 41

Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan kosong. Matanya masih berat, tak ingin terbuka sepenuhnya. Setiap napas terasa begitu berat, seolah beban yang ia rasakan semakin bertambah. Kieran sudah lebih dulu pergi ke kantor, seperti biasanya, tetapi Clara merasa ada yang berbeda. Ia merasa semakin jauh dari orang-orang di sekitarnya, bahkan dari Kieran, meskipun mereka berdua sama-sama berjuang untuk proyek yang sudah mereka susun bersama-sama. Setelah beberapa menit merenung, Clara memutuskan untuk bangun dan mulai menjalani hari. Pekerjaan menunggunya. Mereka harus segera mendapatkan solusi, dan Clara tahu bahwa ia tidak bisa membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Namun, ketakutan itu tetap ada, menghantui setiap langkahnya. Apa yang akan terjadi jika semuanya gagal? Apa yang akan terjadi pada hubungan mereka jika mereka tak mampu menghadapinya? Clara memu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Bab 42

Hari itu, Clara merasa seolah-olah dunia mengamuk di sekitarnya. Keputusan-keputusan besar harus segera diambil, sementara waktu semakin menipis. Pagi-pagi sekali, Kieran telah menghubunginya dengan kabar buruk: Investor terakhir yang mereka harapkan untuk datang, juga mulai mundur dari kesepakatan. Situasi mereka semakin memprihatinkan. Clara duduk di meja kerjanya, menghadap layar komputer yang berisi laporan keuangan perusahaan yang semakin memburuk. Rasanya sulit untuk berpikir jernih. Setiap angka yang tertera di layar, setiap angka yang melambangkan kekurangan dana, seperti mengingatkan Clara bahwa waktu mereka untuk selamat semakin sempit. Pikirannya berkelana, mencoba mencari cara untuk keluar dari jalan buntu ini. Namun, meskipun otaknya dipenuhi dengan ide-ide yang berbeda, semua terasa seperti usaha sia-sia. Setiap kali ia menemukan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 43

Setelah pertemuan yang penuh harapan dengan Arman, Clara dan Kieran merasa sedikit lega. Mereka berhasil mendapatkan investor yang dapat menghidupkan kembali proyek mereka. Namun, meskipun ada sinar harapan yang menerangi jalan mereka, Clara tidak bisa mengabaikan perasaan cemas yang masih menghantui dirinya.Proyek ini sekarang semakin besar, dan beban yang harus mereka tanggung semakin berat. Keputusan yang mereka buat akan berpengaruh besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi kehidupan pribadi mereka. Clara tahu bahwa ini adalah saat-saat yang menentukan, dan ia harus berhati-hati agar tidak mengambil langkah yang salah.Sore itu, setelah seharian penuh rapat dan diskusi dengan tim, Clara duduk di meja kerjanya, memeriksa dokumen-dokumen yang masih tertunda. Matanya terasa berat, dan kepala terasa pening. Namun, ia tidak bisa berhenti. Ia tahu bahwa setiap detik sangat berarti.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 44

Hari itu terasa berbeda. Udara di luar tampak lebih mendung dari biasanya, seolah menyarankan bahwa hari ini bukanlah hari yang mudah bagi Clara. Sejak pagi, pikirannya terus dipenuhi dengan keraguan. Meskipun mereka telah mendapatkan dukungan investor dari Arman, Clara merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.Dia menatap cermin di depan mejanya, menyisir rambutnya yang mulai kusut. Matanya yang lelah tercermin dalam cermin, dan meskipun dia mencoba menenangkan diri, hati Clara merasa semakin gelisah. Setiap detik yang berlalu seolah memberi beban tambahan. Selama berbulan-bulan, dia telah memberikan segalanya—energi, waktu, dan pikirannya. Namun kini, seiring dengan kesuksesan proyek yang semakin dekat, Clara merasa ada sesuatu yang hilang. Suatu kekosongan yang tak bisa dijelaskan. Clara menghela napas panjang dan mencoba mengusir ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

Bab 45

Hari itu, cuaca cerah dengan angin sejuk yang berhembus lembut, namun Clara merasa seperti ada badai kecil yang sedang mengamuk dalam dirinya. Satu per satu keputusan besar yang diambil dalam proyek ini mulai datang dengan konsekuensi yang tak terduga. Semua yang mereka perjuangkan seakan berubah menjadi tumpukan kerjaan yang tak pernah ada habisnya. Semua orang yang terlibat dalam proyek ini semakin sibuk, sementara hubungan pribadi Clara dan Kieran semakin terabaikan. Kieran tiba di kantor lebih pagi dari biasanya. Matanya terlihat lelah, namun wajahnya masih menunjukkan ketegasan seperti biasanya. Clara baru saja menyelesaikan rapat dengan tim pemasaran dan kini sedang memeriksa laporan yang baru saja diterima. Ada ketegangan di wajahnya—sesuatu yang sudah mulai sering terlihat belakangan ini. "Kieran," suara Clara memecah keheningan. "Kita perlu bicara."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 46

Malam itu, Clara tidak bisa tidur. Pikirannya berputar, mengingat pertemuan tadi siang dengan Arman. Beberapa hari terakhir terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Setiap detik yang berlalu, Clara merasa ada ketegangan yang semakin besar mengelilingi mereka. Proyek ini yang semula menjadi harapan, kini justru menjadi beban yang menekan batinnya. Ia duduk di balkon apartemennya, menghadap langit malam yang gelap. Hanya suara angin yang terdengar, dan sesekali mobil melintas di jalanan yang jauh. Namun, semua itu tidak mengurangi rasa cemas yang menghimpitnya. 'Apakah mereka akan mampu menyelesaikan semua ini?' Tanya Clara dalam hati. Beberapa kali, Clara mencoba menghubungi Kieran, tetapi teleponnya tidak diangkat. Mungkin, pria itu juga sedang terjebak dalam kekhawatiran yang sama. Kieran, dengan segala ket
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Bab 47

Clara terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, ia merasa seolah ada banyak hal yang harus ia hadapi, tapi tak tahu harus memulainya dari mana. Proyek yang mereka kerjakan semakin mendekati titik akhir, tetapi setiap keputusan yang mereka ambil terasa semakin mempengaruhi bukan hanya pekerjaan, tapi juga perasaan mereka satu sama lain.Sesaat, Clara teringat kata-kata Kieran beberapa hari yang lalu. “Aku janji, kita akan melewati ini bersama. Kita akan cari cara untuk menghadapi Arman. Tapi kita juga harus mulai berani jujur pada diri kita sendiri, pada perasaan kita. Kita harus bicara lebih banyak, Clara.”Perasaan yang sama datang lagi—keraguan, ketakutan, tapi juga cinta yang begitu kuat. Apakah mereka benar-benar siap untuk menghadapi tantangan besar ini? Apakah mereka masih bisa melangkah bersama, atau proyek ini justru akan membawa mereka semakin jauh te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 48

Keesokan harinya, suasana di kantor terasa lebih ringan. Proyek yang semula menumpuk dengan tuntutan dan deadline yang menekan kini tampak memiliki sedikit ruang untuk bernapas. Clara merasa ada angin segar yang menyelimuti hati dan pikirannya. 'Mereka berhasil mendapatkan kesempatan kedua.'Arman telah setuju untuk memberi waktu tambahan, dan itu berarti mereka memiliki peluang untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih baik.Namun, meskipun hal itu membawa sedikit kelegaan, Clara tahu bahwa mereka tidak boleh lengah. Waktu yang mereka miliki sangat terbatas. Mereka hanya punya waktu lima hari untuk memperbaiki semua yang telah gagal dan meyakinkan Arman bahwa mereka mampu mengatasi segala tantangan. Meskipun demikian, Clara merasa sedikit tenang karena Kieran selalu ada di sisinya.Pagi itu, Clara masuk ke ruang kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang harus segera diselesaikan. Ponselnya bergetar, dan dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 49

Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah melalui beberapa hari yang penuh ketegangan, dia merasa seolah ada sebuah titik terang yang akhirnya mulai terlihat di ujung jalan. Proyek besar mereka yang sempat terancam kini mulai menunjukkan hasil. Namun, dalam diri Clara, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan yang harus diselesaikan. 'Perasaan yang telah lama tertahan'—rindu, kekhawatiran, dan juga cinta yang semakin tumbuh—semakin menguat.Kieran, pria yang selama ini menjadi partner sekaligus bos yang ia hormati, kini tak hanya menjadi rekan dalam pekerjaan, tapi juga seseorang yang selalu ada di benaknya, tak peduli seberapa banyak pekerjaan yang harus mereka tuntaskan. Clara merasa hubungan mereka semakin rumit, namun di satu sisi, semakin indah dan penuh arti.Ketika Clara tiba di kantor, dia mendapati Kieran sudah ada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 50

Clara duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang masih menyala. Waktu seakan melambat, dan suara ketikan jarinya di atas keyboard terdengar semakin pelan, seolah mengikuti irama pikirannya yang ragu-ragu. Pikirannya kembali melayang pada pertemuan singkat dengan Kieran tadi pagi. Meskipun mereka tampak bekerja sama dengan baik, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan lagi. 'Keterikatan mereka semakin dalam', begitu pula dengan kebingungannya.Satu minggu lagi, Arman, klien utama mereka, akan datang untuk memeriksa hasil akhirnya. Semua yang telah mereka kerjakan—segala upaya keras, stres, dan waktu yang dihabiskan—akan diuji dalam pertemuan itu. Hasilnya bisa membawa mereka menuju kesuksesan besar, atau justru menghancurkan segala yang telah mereka bangun. Dan Clara tahu betul bahwa 'perasaan yang tak terucapkan di antara dirinya dan Kieran' semakin menambah ketegangan yang sudah mencekam.Selama ini, Clara selalu berusaha menjaga profesionalitasnya. Namun, setelah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status