Share

Bab 45

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-02-17 15:45:26

Hari itu, cuaca cerah dengan angin sejuk yang berhembus lembut, namun Clara merasa seperti ada badai kecil yang sedang mengamuk dalam dirinya.

Satu per satu keputusan besar yang diambil dalam proyek ini mulai datang dengan konsekuensi yang tak terduga.

Semua yang mereka perjuangkan seakan berubah menjadi tumpukan kerjaan yang tak pernah ada habisnya.

Semua orang yang terlibat dalam proyek ini semakin sibuk, sementara hubungan pribadi Clara dan Kieran semakin terabaikan.

Kieran tiba di kantor lebih pagi dari biasanya. Matanya terlihat lelah, namun wajahnya masih menunjukkan ketegasan seperti biasanya.

Clara baru saja menyelesaikan rapat dengan tim pemasaran dan kini sedang memeriksa laporan yang baru saja diterima.

Ada ketegangan di wajahnya—sesuatu yang sudah mulai sering terlihat belakangan ini.

"Kieran," suara Clara memecah keheningan. "Kita perlu bicara."

<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 46

    Malam itu, Clara tidak bisa tidur. Pikirannya berputar, mengingat pertemuan tadi siang dengan Arman. Beberapa hari terakhir terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Setiap detik yang berlalu, Clara merasa ada ketegangan yang semakin besar mengelilingi mereka. Proyek ini yang semula menjadi harapan, kini justru menjadi beban yang menekan batinnya. Ia duduk di balkon apartemennya, menghadap langit malam yang gelap. Hanya suara angin yang terdengar, dan sesekali mobil melintas di jalanan yang jauh. Namun, semua itu tidak mengurangi rasa cemas yang menghimpitnya. 'Apakah mereka akan mampu menyelesaikan semua ini?' Tanya Clara dalam hati. Beberapa kali, Clara mencoba menghubungi Kieran, tetapi teleponnya tidak diangkat. Mungkin, pria itu juga sedang terjebak dalam kekhawatiran yang sama. Kieran, dengan segala ket

    Last Updated : 2025-02-17
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 47

    Clara terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, ia merasa seolah ada banyak hal yang harus ia hadapi, tapi tak tahu harus memulainya dari mana. Proyek yang mereka kerjakan semakin mendekati titik akhir, tetapi setiap keputusan yang mereka ambil terasa semakin mempengaruhi bukan hanya pekerjaan, tapi juga perasaan mereka satu sama lain.Sesaat, Clara teringat kata-kata Kieran beberapa hari yang lalu. “Aku janji, kita akan melewati ini bersama. Kita akan cari cara untuk menghadapi Arman. Tapi kita juga harus mulai berani jujur pada diri kita sendiri, pada perasaan kita. Kita harus bicara lebih banyak, Clara.”Perasaan yang sama datang lagi—keraguan, ketakutan, tapi juga cinta yang begitu kuat. Apakah mereka benar-benar siap untuk menghadapi tantangan besar ini? Apakah mereka masih bisa melangkah bersama, atau proyek ini justru akan membawa mereka semakin jauh te

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 48

    Keesokan harinya, suasana di kantor terasa lebih ringan. Proyek yang semula menumpuk dengan tuntutan dan deadline yang menekan kini tampak memiliki sedikit ruang untuk bernapas. Clara merasa ada angin segar yang menyelimuti hati dan pikirannya. 'Mereka berhasil mendapatkan kesempatan kedua.'Arman telah setuju untuk memberi waktu tambahan, dan itu berarti mereka memiliki peluang untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih baik.Namun, meskipun hal itu membawa sedikit kelegaan, Clara tahu bahwa mereka tidak boleh lengah. Waktu yang mereka miliki sangat terbatas. Mereka hanya punya waktu lima hari untuk memperbaiki semua yang telah gagal dan meyakinkan Arman bahwa mereka mampu mengatasi segala tantangan. Meskipun demikian, Clara merasa sedikit tenang karena Kieran selalu ada di sisinya.Pagi itu, Clara masuk ke ruang kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang harus segera diselesaikan. Ponselnya bergetar, dan dia

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 49

    Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah melalui beberapa hari yang penuh ketegangan, dia merasa seolah ada sebuah titik terang yang akhirnya mulai terlihat di ujung jalan. Proyek besar mereka yang sempat terancam kini mulai menunjukkan hasil. Namun, dalam diri Clara, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan yang harus diselesaikan. 'Perasaan yang telah lama tertahan'—rindu, kekhawatiran, dan juga cinta yang semakin tumbuh—semakin menguat.Kieran, pria yang selama ini menjadi partner sekaligus bos yang ia hormati, kini tak hanya menjadi rekan dalam pekerjaan, tapi juga seseorang yang selalu ada di benaknya, tak peduli seberapa banyak pekerjaan yang harus mereka tuntaskan. Clara merasa hubungan mereka semakin rumit, namun di satu sisi, semakin indah dan penuh arti.Ketika Clara tiba di kantor, dia mendapati Kieran sudah ada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan se

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 50

    Clara duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang masih menyala. Waktu seakan melambat, dan suara ketikan jarinya di atas keyboard terdengar semakin pelan, seolah mengikuti irama pikirannya yang ragu-ragu. Pikirannya kembali melayang pada pertemuan singkat dengan Kieran tadi pagi. Meskipun mereka tampak bekerja sama dengan baik, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan lagi. 'Keterikatan mereka semakin dalam', begitu pula dengan kebingungannya.Satu minggu lagi, Arman, klien utama mereka, akan datang untuk memeriksa hasil akhirnya. Semua yang telah mereka kerjakan—segala upaya keras, stres, dan waktu yang dihabiskan—akan diuji dalam pertemuan itu. Hasilnya bisa membawa mereka menuju kesuksesan besar, atau justru menghancurkan segala yang telah mereka bangun. Dan Clara tahu betul bahwa 'perasaan yang tak terucapkan di antara dirinya dan Kieran' semakin menambah ketegangan yang sudah mencekam.Selama ini, Clara selalu berusaha menjaga profesionalitasnya. Namun, setelah m

    Last Updated : 2025-02-19
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 51

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah dunia luar dan segala hal yang biasanya mengalir dengan ritme yang teratur, kini terasa asing. Ia menatap langit biru yang tampak cerah dari jendela kamarnya, tetapi dalam dadanya, ada sesuatu yang mengganjal. 'Apakah yang terjadi dengan perasaannya?'Apakah mungkin hubungan antara dirinya dan Kieran bisa berlangsung meski mereka berada dalam lingkungan profesional yang penuh dengan ambiguitas?Clara menghempaskan selimut dari tubuhnya, merasakan dinginnya udara pagi yang masuk ke dalam ruangan. Saat ia berdiri, kakinya terasa sedikit lemah. Ada banyak hal yang mengisi kepalanya. Semua keputusan yang diambil sebelumnya seolah berputar-putar dalam pikirannya, dan setiap detiknya ia semakin merasa terpojok antara 'perasaan pribadi' dan 'tanggung jawab profesional'.Akhirnya, Clara menatap layar ponselnya. Ada satu pesan dari Kieran yang baru masuk beberapa menit yang lalu. Tanpa ragu, ia membuk

    Last Updated : 2025-02-19
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 52

    Sore itu, Clara duduk di meja kerjanya, matanya menerawang kosong ke arah layar komputer. Pekerjaan yang tertunda dan rapat yang tak ada habisnya semakin menggerogoti pikirannya. Namun, meskipun tubuhnya lelah, ada perasaan lain yang lebih mendalam yang memenuhi dadanya. 'Rasa takut akan apa yang belum diketahui, dan sekaligus harapan akan apa yang bisa terjadi jika mereka berdua tetap berdiri bersama.'Clara menarik napas panjang, menyandarkan punggungnya di kursi. 'Ia tahu, kini tak ada lagi jalan mundur'. Hubungan mereka telah berubah—lebih rumit, lebih emosional, dan tentu saja lebih berisiko. Tapi juga lebih hidup, lebih nyata.Kieran, di sisi lain, sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di ruang kerjanya. Meskipun jarak antara mereka ada di ruang yang berbeda, Clara bisa merasakan bagaimana Kieran pun merasakan ketegangan yang sama. Mereka berdua tidak bisa lagi hanya fokus pada proyek ini, mereka berdua tak bisa lagi berpura-pura.Dalam setiap langkah mereka, ada beban yang

    Last Updated : 2025-02-19
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 53

    Pagi itu, udara terasa lebih segar dari biasanya. Clara duduk di meja kerjanya, matanya tertuju pada layar komputer, namun pikirannya jauh melayang. 'Kekecewaan, kebingungan, dan harapan'—semua bercampur jadi satu, membelit pikirannya tanpa henti. Sejak pertemuan dengan Arman kemarin, ada sesuatu yang tak bisa ia lupakan. 'Proyek ini, hubungan mereka, semuanya kini terasa semakin rumit.'Ia mengambil secangkir kopi, merenung sejenak. Suara klakson mobil dari luar gedung mulai terdengar, tapi Clara seolah tak mendengarnya. Hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya: 'Kieran'. Setelah pertemuan mereka kemarin, Clara merasa ada sesuatu yang tidak terungkap. Kieran tampaknya lebih cemas dari sebelumnya, dan meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, ada perasaan tidak pasti yang tetap mengganjal.“Clara,” suara Kieran yang tiba-tiba mengganggu lamunannya, membuat Clara tersentak. Kieran berdiri di ambang pintu ruangannya, dengan wajah yang lebih serius dari biasanya. “Bisakah kita bi

    Last Updated : 2025-02-21

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 57

    Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan meskipun Clara dan Kieran berhasil melewati banyak tantangan, ada perasaan bahwa mereka belum sepenuhnya keluar dari bayang-bayang kekhawatiran. Proyek besar yang mereka kerjakan kini sudah hampir mencapai garis akhir. Namun, tekanan untuk membuat keputusan besar tetap mengintai. Hari itu, Clara berada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan fokus yang tinggi. Presentasi yang akan dilakukan minggu depan adalah ujian terbesar bagi mereka berdua. Clara tahu ini bukan hanya tentang proyek yang mereka kerjakan, tapi juga tentang masa depan hubungan mereka. Sebuah hubungan yang telah terjalin begitu kuat, namun masih rapuh.Di tengah kesibukannya, Clara merasakan kehadiran Kieran yang berdiri di ambang pintu ruangannya. Matanya menatap Clara dengan tatapan penuh makna. "Kieran," sapa Clara, menutup dokumen di depan layar. "Ada yang bisa aku bantu?"Kieran berjalan mendekat, dan duduk di kursi di hadapan Clara. "Clara, kita suda

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 56

    Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Clara merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Meskipun tekanan yang datang semakin besar, ia merasa lebih kuat daripada sebelumnya. Ada perasaan bahwa mereka sudah melewati banyak hal bersama, dan itu membuatnya lebih percaya diri dalam menghadapi apapun yang datang.Namun, meskipun hubungan mereka semakin berkembang, ada sesuatu yang mengganjal di hati Clara. Ia merasa seperti ada rahasia yang belum terungkap sepenuhnya antara dia dan Kieran. Sesuatu yang tak pernah mereka bicarakan, meski ada di antara mereka berdua. Hari itu, saat Clara sedang menyelesaikan beberapa laporan di kantornya, Kieran datang dengan ekspresi serius di wajahnya. Ada ketegangan yang terlihat jelas dalam raut wajahnya. "Clara, kita perlu bicara," katanya, suaranya rendah dan penuh arti.Clara menatapnya, sedikit terkejut. "Ada apa, Kieran?" Kieran menarik napas panjang, dan kemudian duduk di kursi di hadapannya. "Aku tahu kita sudah melewati banyak hal be

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 55

    Pagi itu, Clara tiba lebih awal dari biasanya. Udara yang dingin menyelimuti kantornya, dan meskipun matahari sudah mulai terbit, ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya merasa berat. Hari ini adalah hari penting, sebuah titik balik dalam karier dan kehidupannya. 'Proyek besar yang selama ini mereka kerjakan hampir sampai di akhir garis, dan ini adalah saat di mana keputusan besar akan diambil.'Di meja kerjanya, Clara menyusun beberapa dokumen terakhir untuk presentasi yang akan dilakukan bersama Kieran nanti. Tapi hatinya tidak bisa menahan perasaan gelisah yang mengganggu. 'Bagaimana dengan hubungan mereka? Apakah Kieran benar-benar siap menghadapi kenyataan? Atau bisakah mereka mengatasi semua ini tanpa hancur?'Pikirannya terus melayang pada percakapan mereka malam sebelumnya. Kata-kata Kieran yang penuh harapan, namun juga penuh keraguan, seakan menjadi bayangan yang mengikuti setiap langkahnya.Saat Kieran memasuki ruangannya, Clara sempat terkejut. 'Untuk beberapa deti

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 54

    Pagi itu, Clara berdiri di jendela kantornya, menatap ke luar dengan pandangan kosong. Suara hiruk-pikuk kota terdengar samar dari bawah, namun seolah tak menyentuhnya. 'Pikirannya terfokus pada satu hal—Kieran.' Ada perasaan yang semakin tidak bisa dia abaikan, perasaan yang tumbuh di antara mereka berdua yang semakin kuat, meskipun hubungan mereka terikat oleh banyak hal. Namun, 'seiring berjalannya waktu, Clara mulai menyadari bahwa ketegangan di antara mereka lebih dari sekadar pekerjaan.'Ada perasaan yang saling menjerat, seperti benang yang semakin mengikat tanpa ada jalan untuk melepaskannya. Kieran... meskipun terlihat tegas dan profesional, Clara bisa merasakan bahwa ia juga terperangkap dalam dilema yang sama. Akhir-akhir ini, Kieran semakin sering menghindar. Entah karena pekerjaan yang menumpuk atau karena ia mulai merasakan tekanan besar, Clara tak tahu pasti. Namun, ada satu hal yang ia sadari: hubungan mereka semakin penuh dengan ketegangan yang tidak mudah dijel

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 53

    Pagi itu, udara terasa lebih segar dari biasanya. Clara duduk di meja kerjanya, matanya tertuju pada layar komputer, namun pikirannya jauh melayang. 'Kekecewaan, kebingungan, dan harapan'—semua bercampur jadi satu, membelit pikirannya tanpa henti. Sejak pertemuan dengan Arman kemarin, ada sesuatu yang tak bisa ia lupakan. 'Proyek ini, hubungan mereka, semuanya kini terasa semakin rumit.'Ia mengambil secangkir kopi, merenung sejenak. Suara klakson mobil dari luar gedung mulai terdengar, tapi Clara seolah tak mendengarnya. Hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya: 'Kieran'. Setelah pertemuan mereka kemarin, Clara merasa ada sesuatu yang tidak terungkap. Kieran tampaknya lebih cemas dari sebelumnya, dan meskipun ia berusaha untuk tetap tenang, ada perasaan tidak pasti yang tetap mengganjal.“Clara,” suara Kieran yang tiba-tiba mengganggu lamunannya, membuat Clara tersentak. Kieran berdiri di ambang pintu ruangannya, dengan wajah yang lebih serius dari biasanya. “Bisakah kita bi

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 52

    Sore itu, Clara duduk di meja kerjanya, matanya menerawang kosong ke arah layar komputer. Pekerjaan yang tertunda dan rapat yang tak ada habisnya semakin menggerogoti pikirannya. Namun, meskipun tubuhnya lelah, ada perasaan lain yang lebih mendalam yang memenuhi dadanya. 'Rasa takut akan apa yang belum diketahui, dan sekaligus harapan akan apa yang bisa terjadi jika mereka berdua tetap berdiri bersama.'Clara menarik napas panjang, menyandarkan punggungnya di kursi. 'Ia tahu, kini tak ada lagi jalan mundur'. Hubungan mereka telah berubah—lebih rumit, lebih emosional, dan tentu saja lebih berisiko. Tapi juga lebih hidup, lebih nyata.Kieran, di sisi lain, sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di ruang kerjanya. Meskipun jarak antara mereka ada di ruang yang berbeda, Clara bisa merasakan bagaimana Kieran pun merasakan ketegangan yang sama. Mereka berdua tidak bisa lagi hanya fokus pada proyek ini, mereka berdua tak bisa lagi berpura-pura.Dalam setiap langkah mereka, ada beban yang

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 51

    Pagi itu, Clara terbangun dengan perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Seolah dunia luar dan segala hal yang biasanya mengalir dengan ritme yang teratur, kini terasa asing. Ia menatap langit biru yang tampak cerah dari jendela kamarnya, tetapi dalam dadanya, ada sesuatu yang mengganjal. 'Apakah yang terjadi dengan perasaannya?'Apakah mungkin hubungan antara dirinya dan Kieran bisa berlangsung meski mereka berada dalam lingkungan profesional yang penuh dengan ambiguitas?Clara menghempaskan selimut dari tubuhnya, merasakan dinginnya udara pagi yang masuk ke dalam ruangan. Saat ia berdiri, kakinya terasa sedikit lemah. Ada banyak hal yang mengisi kepalanya. Semua keputusan yang diambil sebelumnya seolah berputar-putar dalam pikirannya, dan setiap detiknya ia semakin merasa terpojok antara 'perasaan pribadi' dan 'tanggung jawab profesional'.Akhirnya, Clara menatap layar ponselnya. Ada satu pesan dari Kieran yang baru masuk beberapa menit yang lalu. Tanpa ragu, ia membuk

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 50

    Clara duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang masih menyala. Waktu seakan melambat, dan suara ketikan jarinya di atas keyboard terdengar semakin pelan, seolah mengikuti irama pikirannya yang ragu-ragu. Pikirannya kembali melayang pada pertemuan singkat dengan Kieran tadi pagi. Meskipun mereka tampak bekerja sama dengan baik, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan lagi. 'Keterikatan mereka semakin dalam', begitu pula dengan kebingungannya.Satu minggu lagi, Arman, klien utama mereka, akan datang untuk memeriksa hasil akhirnya. Semua yang telah mereka kerjakan—segala upaya keras, stres, dan waktu yang dihabiskan—akan diuji dalam pertemuan itu. Hasilnya bisa membawa mereka menuju kesuksesan besar, atau justru menghancurkan segala yang telah mereka bangun. Dan Clara tahu betul bahwa 'perasaan yang tak terucapkan di antara dirinya dan Kieran' semakin menambah ketegangan yang sudah mencekam.Selama ini, Clara selalu berusaha menjaga profesionalitasnya. Namun, setelah m

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 49

    Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah melalui beberapa hari yang penuh ketegangan, dia merasa seolah ada sebuah titik terang yang akhirnya mulai terlihat di ujung jalan. Proyek besar mereka yang sempat terancam kini mulai menunjukkan hasil. Namun, dalam diri Clara, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan yang harus diselesaikan. 'Perasaan yang telah lama tertahan'—rindu, kekhawatiran, dan juga cinta yang semakin tumbuh—semakin menguat.Kieran, pria yang selama ini menjadi partner sekaligus bos yang ia hormati, kini tak hanya menjadi rekan dalam pekerjaan, tapi juga seseorang yang selalu ada di benaknya, tak peduli seberapa banyak pekerjaan yang harus mereka tuntaskan. Clara merasa hubungan mereka semakin rumit, namun di satu sisi, semakin indah dan penuh arti.Ketika Clara tiba di kantor, dia mendapati Kieran sudah ada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan se

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status