Share

Bab 42

Author: Zayba Almira
last update Last Updated: 2025-02-16 15:45:12

Hari itu, Clara merasa seolah-olah dunia mengamuk di sekitarnya.

Keputusan-keputusan besar harus segera diambil, sementara waktu semakin menipis.

Pagi-pagi sekali, Kieran telah menghubunginya dengan kabar buruk:

Investor terakhir yang mereka harapkan untuk datang, juga mulai mundur dari kesepakatan. Situasi mereka semakin memprihatinkan.

Clara duduk di meja kerjanya, menghadap layar komputer yang berisi laporan keuangan perusahaan yang semakin memburuk.

Rasanya sulit untuk berpikir jernih.

Setiap angka yang tertera di layar, setiap angka yang melambangkan kekurangan dana, seperti mengingatkan Clara bahwa waktu mereka untuk selamat semakin sempit.

Pikirannya berkelana, mencoba mencari cara untuk keluar dari jalan buntu ini.

Namun, meskipun otaknya dipenuhi dengan ide-ide yang berbeda, semua terasa seperti usaha sia-sia.

Setiap kali ia menemukan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 43

    Setelah pertemuan yang penuh harapan dengan Arman, Clara dan Kieran merasa sedikit lega. Mereka berhasil mendapatkan investor yang dapat menghidupkan kembali proyek mereka. Namun, meskipun ada sinar harapan yang menerangi jalan mereka, Clara tidak bisa mengabaikan perasaan cemas yang masih menghantui dirinya.Proyek ini sekarang semakin besar, dan beban yang harus mereka tanggung semakin berat. Keputusan yang mereka buat akan berpengaruh besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi kehidupan pribadi mereka. Clara tahu bahwa ini adalah saat-saat yang menentukan, dan ia harus berhati-hati agar tidak mengambil langkah yang salah.Sore itu, setelah seharian penuh rapat dan diskusi dengan tim, Clara duduk di meja kerjanya, memeriksa dokumen-dokumen yang masih tertunda. Matanya terasa berat, dan kepala terasa pening. Namun, ia tidak bisa berhenti. Ia tahu bahwa setiap detik sangat berarti.

    Last Updated : 2025-02-16
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 44

    Hari itu terasa berbeda. Udara di luar tampak lebih mendung dari biasanya, seolah menyarankan bahwa hari ini bukanlah hari yang mudah bagi Clara. Sejak pagi, pikirannya terus dipenuhi dengan keraguan. Meskipun mereka telah mendapatkan dukungan investor dari Arman, Clara merasa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan dengan kata-kata.Dia menatap cermin di depan mejanya, menyisir rambutnya yang mulai kusut. Matanya yang lelah tercermin dalam cermin, dan meskipun dia mencoba menenangkan diri, hati Clara merasa semakin gelisah. Setiap detik yang berlalu seolah memberi beban tambahan. Selama berbulan-bulan, dia telah memberikan segalanya—energi, waktu, dan pikirannya. Namun kini, seiring dengan kesuksesan proyek yang semakin dekat, Clara merasa ada sesuatu yang hilang. Suatu kekosongan yang tak bisa dijelaskan. Clara menghela napas panjang dan mencoba mengusir ke

    Last Updated : 2025-02-16
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 45

    Hari itu, cuaca cerah dengan angin sejuk yang berhembus lembut, namun Clara merasa seperti ada badai kecil yang sedang mengamuk dalam dirinya. Satu per satu keputusan besar yang diambil dalam proyek ini mulai datang dengan konsekuensi yang tak terduga. Semua yang mereka perjuangkan seakan berubah menjadi tumpukan kerjaan yang tak pernah ada habisnya. Semua orang yang terlibat dalam proyek ini semakin sibuk, sementara hubungan pribadi Clara dan Kieran semakin terabaikan. Kieran tiba di kantor lebih pagi dari biasanya. Matanya terlihat lelah, namun wajahnya masih menunjukkan ketegasan seperti biasanya. Clara baru saja menyelesaikan rapat dengan tim pemasaran dan kini sedang memeriksa laporan yang baru saja diterima. Ada ketegangan di wajahnya—sesuatu yang sudah mulai sering terlihat belakangan ini. "Kieran," suara Clara memecah keheningan. "Kita perlu bicara."

    Last Updated : 2025-02-17
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 46

    Malam itu, Clara tidak bisa tidur. Pikirannya berputar, mengingat pertemuan tadi siang dengan Arman. Beberapa hari terakhir terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Setiap detik yang berlalu, Clara merasa ada ketegangan yang semakin besar mengelilingi mereka. Proyek ini yang semula menjadi harapan, kini justru menjadi beban yang menekan batinnya. Ia duduk di balkon apartemennya, menghadap langit malam yang gelap. Hanya suara angin yang terdengar, dan sesekali mobil melintas di jalanan yang jauh. Namun, semua itu tidak mengurangi rasa cemas yang menghimpitnya. 'Apakah mereka akan mampu menyelesaikan semua ini?' Tanya Clara dalam hati. Beberapa kali, Clara mencoba menghubungi Kieran, tetapi teleponnya tidak diangkat. Mungkin, pria itu juga sedang terjebak dalam kekhawatiran yang sama. Kieran, dengan segala ket

    Last Updated : 2025-02-17
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 47

    Clara terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Pagi itu, seperti pagi-pagi sebelumnya, ia merasa seolah ada banyak hal yang harus ia hadapi, tapi tak tahu harus memulainya dari mana. Proyek yang mereka kerjakan semakin mendekati titik akhir, tetapi setiap keputusan yang mereka ambil terasa semakin mempengaruhi bukan hanya pekerjaan, tapi juga perasaan mereka satu sama lain.Sesaat, Clara teringat kata-kata Kieran beberapa hari yang lalu. “Aku janji, kita akan melewati ini bersama. Kita akan cari cara untuk menghadapi Arman. Tapi kita juga harus mulai berani jujur pada diri kita sendiri, pada perasaan kita. Kita harus bicara lebih banyak, Clara.”Perasaan yang sama datang lagi—keraguan, ketakutan, tapi juga cinta yang begitu kuat. Apakah mereka benar-benar siap untuk menghadapi tantangan besar ini? Apakah mereka masih bisa melangkah bersama, atau proyek ini justru akan membawa mereka semakin jauh te

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 48

    Keesokan harinya, suasana di kantor terasa lebih ringan. Proyek yang semula menumpuk dengan tuntutan dan deadline yang menekan kini tampak memiliki sedikit ruang untuk bernapas. Clara merasa ada angin segar yang menyelimuti hati dan pikirannya. 'Mereka berhasil mendapatkan kesempatan kedua.'Arman telah setuju untuk memberi waktu tambahan, dan itu berarti mereka memiliki peluang untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih baik.Namun, meskipun hal itu membawa sedikit kelegaan, Clara tahu bahwa mereka tidak boleh lengah. Waktu yang mereka miliki sangat terbatas. Mereka hanya punya waktu lima hari untuk memperbaiki semua yang telah gagal dan meyakinkan Arman bahwa mereka mampu mengatasi segala tantangan. Meskipun demikian, Clara merasa sedikit tenang karena Kieran selalu ada di sisinya.Pagi itu, Clara masuk ke ruang kerjanya, menatap tumpukan dokumen yang harus segera diselesaikan. Ponselnya bergetar, dan dia

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 49

    Pagi itu, Clara bangun dengan perasaan campur aduk. Setelah melalui beberapa hari yang penuh ketegangan, dia merasa seolah ada sebuah titik terang yang akhirnya mulai terlihat di ujung jalan. Proyek besar mereka yang sempat terancam kini mulai menunjukkan hasil. Namun, dalam diri Clara, ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar pekerjaan yang harus diselesaikan. 'Perasaan yang telah lama tertahan'—rindu, kekhawatiran, dan juga cinta yang semakin tumbuh—semakin menguat.Kieran, pria yang selama ini menjadi partner sekaligus bos yang ia hormati, kini tak hanya menjadi rekan dalam pekerjaan, tapi juga seseorang yang selalu ada di benaknya, tak peduli seberapa banyak pekerjaan yang harus mereka tuntaskan. Clara merasa hubungan mereka semakin rumit, namun di satu sisi, semakin indah dan penuh arti.Ketika Clara tiba di kantor, dia mendapati Kieran sudah ada di ruang kerjanya, memandangi layar komputer dengan se

    Last Updated : 2025-02-18
  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 50

    Clara duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang masih menyala. Waktu seakan melambat, dan suara ketikan jarinya di atas keyboard terdengar semakin pelan, seolah mengikuti irama pikirannya yang ragu-ragu. Pikirannya kembali melayang pada pertemuan singkat dengan Kieran tadi pagi. Meskipun mereka tampak bekerja sama dengan baik, ada sesuatu yang tak bisa disembunyikan lagi. 'Keterikatan mereka semakin dalam', begitu pula dengan kebingungannya.Satu minggu lagi, Arman, klien utama mereka, akan datang untuk memeriksa hasil akhirnya. Semua yang telah mereka kerjakan—segala upaya keras, stres, dan waktu yang dihabiskan—akan diuji dalam pertemuan itu. Hasilnya bisa membawa mereka menuju kesuksesan besar, atau justru menghancurkan segala yang telah mereka bangun. Dan Clara tahu betul bahwa 'perasaan yang tak terucapkan di antara dirinya dan Kieran' semakin menambah ketegangan yang sudah mencekam.Selama ini, Clara selalu berusaha menjaga profesionalitasnya. Namun, setelah m

    Last Updated : 2025-02-19

Latest chapter

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 174

    Fajar baru saja mengintip di balik bayang-bayang gedung-gedung tinggi, ketika Clara terjaga dari peraduannya. Meski malam terasa singkat, tubuh dan pikirannya dipenuhi energi baru—energi yang lahir dari keberhasilan tim dalam menyergap gudang dokumen hitam, serta dorongan moral untuk membuktikan kebenaran kepada dunia. Dalam remang lampu hangat ruang aman, ia menyiapkan diri: menyusun kembali berkas-berkas, memeriksa flash drive, dan mengabsen daftar saksi kunci yang akan dihadirkannya di pengadilan.Di meja kayu panjang, deretan map berwarna-warni tersusun rapi sesuai kronologi peristiwa: dari suntikan dana fiktif, penunjukan kontrak, intrusion siber yang hampir berhasil menutup jejak, hingga rekaman rapat rahasia yang mengkoordinasi penutup mulut. Setiap file digital, setiap halaman tercetak, menunggu giliran untuk dihadirkan di muka hakim. Clara menghela napas dalam, lalu menatap papan catatan di dinding: “Hari ini, semua mata akan tertuju ke babak baru.” Ia mengernyitkan ken

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 173

    Pagi berikutnya, cahaya mentari menembus celah jendela safehouse, membawa secercah harapan sekaligus urgensi baru. Clara sudah bersiap lebih awal—setelan jas rapi, setumpuk map, dan flash drive berisi video pengintaian yang semalam dibocorkan ke media. Di ruang konferensi bersama tim hukum internasional melalui sambungan video, ia membuka sesi dengan tegas:“Rekaman blackout dan gangguan logistik kemarin memperlihatkan betapa rentannya kendali organisasi bayangan.""Dengan bukti ini, kami mohon agar sanksi segera diterapkan: pembekuan aset, pelarangan perjalanan, dan penahanan sementara bagi pejabat yang terlibat.”Para delegasi tampak terkejut oleh sinergi antara serangan siber lapangan dan dokumentasi hukum yang lengkap. Ketua tim hukum mengangguk mantap, “Kami akan menyiapkan perintah eksekutif hari ini juga. Selain itu, permintaan akses ke lokasi penyimpanan dokumen mereka juga diajukan—kami butuh bukti fisik untuk memperkuat dakwaan.”— Di Lapangan Operasi —Sementara Clara me

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 172

    Fajar menyingsing lembut saat Clara meninjau kode agenda pertemuan tertutup bersama tim hukum internasional. Di layar laptop, daftar nama pejabat, pengacara, dan editor media tertera rapi. “Pertemuan ini harus sempurna,” gumamnya, menyesuaikan catatan presentasi terbaru.Sementara itu, di pinggiran ibu kota, Kieran dan tim kecilnya memasuki gudang tua yang dulu menjadi salah satu node cadangan lawan. Pintu besi berderit saat mereka membukanya. Di dalam, deretan server lampu kedip-kedip menandakan sisa kekuatan musuh yang masih berusaha bangkit.— Di Markas Internasional —Clara membuka pertemuan dengan keyakinan: “Teman-teman, hari ini kami membawa bukti tak terbantahkan—transaksi, aliran dana, dan rekaman komunikasi. Ini bukan tuduhan kosong, tapi panggilan bagi keadilan global.” Proyektor menampilkan grafik pergerakan dana, dan ruangan terdiam saat data mereka memutar ulang pesan-pesan rahasia. Beberapa delegasi saling bertukar pandang, terkejut sekaligus yakin.Ketua tim hukum

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 171

    Waktu pagi baru saja menyapa ketika Clara menyalakan kopi hangat di sudut ruang aman. Suasana masih dipenuhi sisa-sisa rasa letih dari pertempuran semalam, tetapi kini berganti keyakinan baru: kebenaran yang mereka pegang tak lagi terbendung. Di layar monitor, peta digital memperlihatkan titik-titik strategis yang siap menjadi pijakan langkah berikutnya.Kieran melangkah masuk dengan dua cangkir kopi di tangan, meletakkannya di meja, lalu duduk berhadapan dengan Clara. “Data sudah kita sortir dan enkripsi ulang,” katanya. “Sekarang bagaimana rencana penyebarannya?”Clara meneguk kopi perlahan, menahan rasa hangatnya menghaluskan tegang. “Kita perlu membagi dua alur. Pertama, kita kirim paket bukti ke media independen dan lembaga internasional—bukti lengkap soal korupsi, kolusi, dan transaksi bayangan.” Ia menunjuk ke daftar kontak di layar. “Mereka punya jaringan distribusi cepat. Dan kedua, kita kirim tim kecil ke titik koordinat D‑4 untuk menanamkan virus pemutus sambungan merek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 170

    Di tengah kekacauan malam yang kian mereda, suasana di safehouse mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan. Setelah pertempuran sengit yang dicatat pada, tim kini berhasil mempertahankan data-data rahasia—senjata utama dalam menggoyahkan sistem kekuasaan lawan. Namun kemenangan parsial ini datang dengan harga yang tinggi. Di setiap sudut ruang aman, terlihat luka dan kelelahan, namun juga keberanian yang semakin menguat.Kieran, yang duduk termenung di sudut ruangan, memandangi layar monitor yang masih menampilkan sisa-sisa pertempuran. “Kita telah menangkis serangan mereka malam ini, tapi ini bukanlah akhir,” gumamnya, merasakan beban tanggung jawab yang semakin besar. Di saat yang sama, Clara turun ke ruang pusat, mengambil napas dalam-dalam sejenak sebelum menyusun rencana baru bersama tim.“Data yang kita kumpulkan tadi telah membuka celah besar,” ujar Clara dengan suara tegas namun penuh empati, “tapi kita harus segera mengolahnya. Bukti ini tidak hanya bisa menjatuhkan merek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 169

    Setibanya di titik ekstraksi, tim berhasil berlindung di sebuah safehouse yang tersembunyi di pinggiran kota. Dalam keheningan ruang yang minimalis namun penuh perhatian, Kieran dan Clara segera membuka drive terenkripsi dari hasil infiltrasi malam sebelumnya. Lampu meja yang redup menerangi deretan dokumen dan rekaman digital, seolah memberikan cahaya tipis di tengah kegelapan yang masih menggantung.Rafi, dengan ketelitian yang sudah menjadi ciri khasnya, mulai mengurai data demi data. “Lihat ini,” ujarnya sambil menunjuk layar monitor, “file-file ini mengaitkan sejumlah nama besar dan transaksi yang mengalir ke seluruh penjuru negeri. Ada bukti korupsi, pengaturan kontrak rahasia—bahkan keterlibatan pejabat tinggi.”Clara merasa hatinya berdebar kencang. Di balik setiap baris data, tersimpan kekuatan untuk mengguncang sistem yang telah lama dianggap tidak tergoyahkan. “Jika kita bisa mengungkap semua ini dengan jelas,” katanya pelan, “dunia akan tahu betapa dalam pengaruh merek

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 168

    Malam semakin pekat di luar, dan suasana di sekitar pusat operasi musuh terasa mencekam. Tim kecil yang dipimpin oleh Kieran dan Clara telah sampai di titik infiltrasi sisi barat, di mana sistem keamanan tampak paling rentan. Di balik barisan semak dan bayangan pohon, mereka diam-diam berkumpul sambil memeriksa peralatan dan senjata mereka—setiap detik terasa seperti secepat napas terakhir.“Inilah momen yang kita tunggu,” ujar Kieran dengan suara rendah, sambil mengarahkan pandangannya ke sisi bangunan yang diterangi lampu neon samar. “Kita harus masuk dengan cepat dan tepat. Setiap langkah yang kita ambil nanti akan menentukan nasib kita.”Clara, dengan mata yang penuh tekad meski mengandung kecemasan, menanggapi, “Kita telah mengumpulkan cukup data dan bukti. Sekarang saatnya menyusup untuk mendapatkan dokumen-dokumen vital dan menghancurkan pusat kendali mereka dari dalam.”Tim itu segera tersebar, masing-masing meraih posisinya dengan koordinasi yang rapi. Rafi, yang bertuga

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 167

    Malam kembali turun dengan keheningan yang menggelayuti, seolah menandakan bahwa rahasia yang baru saja tergenggam belum sepenuhnya mengungkap kebenaran. Di ruang aman yang masih lengang setelah euforia penemuan, Clara dan Kieran berdiri menghadap layar monitor—dengan data dari hard drive yang baru saja dipindai oleh Rafi—sambil mencari tahu inti dari pesan-pesan yang ada.“Data ini… tampaknya menghubungkan beberapa titik operasi secara langsung dengan satu entitas yang tak kami kenal.""Ada petunjuk tentang sumber dana, transaksi tersembunyi, dan bahkan komunikasi internal yang ditulis dengan kode kuno,” ujar Rafi dengan nada serius, matanya tak lepas dari rangkaian informasi yang berjejer di layar.Clara mendekat, mengusap lembut dokumen yang baru dicetak dari hard drive. “Semua ini seolah menyusun sebuah puzzle. Setiap data mengungkap satu bagian rahasia—dan bagian itu sepertinya mengarah pada seseorang yang sangat berpengaruh dalam jaringan musuh.”Kieran menatap peta digital

  • Di Balik Kantor CEO: Cinta yang Tak Terucapkan   Bab 166

    Hening menyelimuti ruang aman setelah percakapan mendebarkan di Bab 165. Pesan misterius dan peta baru yang ditinggalkan sang utusan menggantung di udara—sebuah pertanda bahwa ada rahasia yang lebih dalam menanti di balik bayang-bayang.Di pagi yang hampir menjelang namun masih berada di ambang gelap malam, Clara dan Kieran berkumpul kembali dengan beberapa anggota tim inti. Peta baru itu dihamparkan di atas meja, titik-titik koordinat yang belum pernah mereka lihat sebelumnya kini menjadi pusat perhatian. Rafi, dengan tatapan serius di layar komputer, membantu menguraikan pola pergerakan yang tampak acak—namun ternyata mengandung pola strategis yang halus.“Kita harus segera mengambil langkah,” ujar Kieran, tangannya menggenggam peta dengan tegas. “Koordinat C-11, D-4, dan F-9 menunjukkan titik-titik yang sepertinya terhubung secara logis. Pesan itu mengisyaratkan bahwa di salah satu titik itu terdapat kunci yang akan membuka tabir rahasia yang lebih besar.”Clara menambahkan, “S

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status