Home / Romansa / Dekapan Panas Ceo Arrogant / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dekapan Panas Ceo Arrogant: Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

21. Malam Milik Laura

"Ayo, turun!" ujar Harry ketika mobil yang dikendarainya berhenti di depan store pakaian dengan brand mewah. Laura hanya bisa mengangguk dengan perlahan. Dia tak punya alasan untuk menolak ataupun membantah perintah Harry, saat memintanya untuk datang ke tempat itu. Dia sudah setuju dengan kontrak pernikahan mereka tadi, itu artinya Laura setuju dengan semua yang berhubungan dengan apa yang ada di dalamnya, termasuk diperkenalkan secara resmi kepada orang tua pria itu. Mata biru Laura tampak begitu kagum ketika mereka melangkah masuk ke dalam store tersebut. Sungguh, seumur hidup Laura, dia tak pernah belanja dan membeli baju di store ini. Ya, hanya saja sesekali Antonio memberikannya sebagai hadiah yang sangat berharga bagi Laura. Wanita itu bahkan tak henti-hentinya merasa kagum, saat melihat para pramuniaga toko langsung datang dan menyambut kedatangan mereka dengan penuh hormat. Salah satu pria berpakaian rapi datang dan langsung menyambut Harry dan Laura dengan seny
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

22. Pesta Dansa

Laura tak berhenti terperangah begitu dia keluar dari mobil sport warna merah milik Harry. Rumah pria itu tampak mewah dan juga luas. Sungguh, keluarga Green belum ada apa-apanya dibandingkan dengan keluarga Thompson. Harry mengambil tangan Laura—meminta wanita itu untuk menggandeng tangannya, begitu mereka memasuki halaman belakang rumah keluarga Thompson yang sudah disulap menjadi tempat pesta yang mewah. “Harry, kau tidak bilang padaku jika ini adalah sebuah pesta. Aku pikir hanya makan malam biasa saja.” “Itu tidak penting.” Begitu dua pasang kaki itu melangkah, pandangan semua orang tertuju pada mereka berdua. Tatapan semua orang tampak bertanya-tanya begitu melihat wanita yang sedang menggandeng tangan Harry. Tak hanya itu, perhatian orang-orang langsung tertuju pada Laura yang tampak begitu cantik dan memukau. Laura mengenakan gaun satin dengan potongan A-line berwarna merah anggur, yang membalut tubuh rampingnya dengan sempurna, sekaligus menciptakan siluet ya
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

23. Hanya Ciuman

Suasana berubah ketika Harry mencium bibirnya tanpa persetujuan sama sekali. Isi kepala Laura terus menolak—dia berusaha memberontak, tetapi pria itu justru semakin dalam menjelajahi mulutnya. Namun, di sisi lain Laura juga tak bisa membohongi jika hatinya merasa senang. Pria itu menyentuh titik terdalam dalam dirinya, hingga membuat Laura seakan melayang. Ini aneh. Waktu bersama Sam dulu, Laura tak pernah merasakan hal seperti ini. Dia tak pernah merasakan, bagaimana perutnya terasa menegang, dan seluruh tubuhnya meremang dalam satu waktu, pada pelukan seorang pria yang baru saja dia kenal. “Ini salah, Harry.” Laura menatap pria itu dengan marah saat ciuman mereka berakhir. "Kita tak seharusnya seperti ini." Mendengar ungkapan kemarahan Laura, Harry hanya menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.Tak hanya sampai di situ, seolah tak peduli dengan kemarahan Laura, Harry bukannya melepaskan begitu saja. Pria itu justru kembali menyentuh tengkuk kepala Laura dengan kedu
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

24. Kekesalan Harry

Setelah sampai di depan gedung apartemen yang sesuai dengan alamat yang diberikan Laura, Harry menghentikan mobilnya. Pria itu tak langsung membuka kunci, melainkan diam beberapa saat. Setelah perdebatan panjang mereka tadi, Laura memilih diam tak bersuara. Harry tahu jika wanita itu sangat kesal sekarang. "Ethan akan menjemputmu pagi hari, dan ambil libur satu hari untuk besok."Laura menghela napas panjang, dan meminta Harry untuk membuka kunci pintu mobilnya. Wanita itu segera keluar, tetapi sebelum itu dia kembali melihat Harry yang masih duduk dengan tenang, seolah tak melakukan kesalahan apa pun. Padahal perkataan Harry tadi sangat menyakitkan hatinya. Pria itu tak tahu apa pun tentang hidup Laura, tetapi bisa-bisanya mengomentari Laura dengan seenak hati dan berpikir jika Laura memang sering tinggal dengan seorang pria. "Kalau kau butuh uang, beritahu saja aku. Akan kuberikan berapa pun yang kau mau sebagai kompensasi atas waktumu.""Dengar, Harry." Laura menghela napas
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

25. Tinggal di Hunian Mewah

Laura memerhatikan setiap sudut apartemen yang menjadi tempat tinggalnya beberapa hari terakhir. Suasananya tampak sunyi dan senyap. Setelah perbincangan malam tadi bersama Jackson, pria itu langsung pergi meninggalkannya dengan alasan ingin beristirahat. Padahal, Laura jelas tahu jika Jackson hanya tak ingin memperpanjang perbincangan mereka. Laura juga tak sepenuhnya menyalahkan sikap temannya yang terkesan abai itu. Dia paham apa yang Jackson pikirkan. Pria itu pasti sangat terkejut dengan kabar pernikahannya yang tiba-tiba. Apalagi Laura sedikit berbohong dengan mengatakan jika pernikahannya akan berlangsung minggu depan. Sebenernya, dia hanya mengatakan omong kosong belaka karena tak mau membuat Jackson menghentikan niatnya. Ya, Laura yakin jika pria tahu waktu pernikahannya masih lama, Jackson pasti melakukan sesuatu agar pernikahannya tak pernah terjadi. Apalagi jika tahu semua ini hanyalah sebatas kontrak saja. Pria itu tak pernah mau melihat Laura kesusahan. Sekal
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

26. Undangan Pernikahan yang Mendadak

Pagi harinya, Laura merasa jika tubuhnya menjadi segar sekali. Kemarin dia menghabiskan banyak waktu untuk bersantai karena libur. Dia berendam air dingin hingga puas, dan memanggil terapis untuk melakukan spa.Kapan lagi Laura bisa bersantai seperti itu? Bahkan saat dia masih tinggal bersama dengan Keluarga Green, dia tak pernah memanjakan dirinya sendiri seperti ini. Sekarang, wanita itu melangkah dengan gembira saat tiba di lobi kantor. Pikirannya sudah fresh lagi, dan Laura juga sudah bersiap untuk menghadapi semua tingkah laku Harry hari ini. Namun, saat baru memasuki lobi kantor, Laura mengalihkan tatapannya pada setiap orang yang berpapasan dengannya di lantai satu. Awalnya, dia ingin mengabaikannya saja, tetapi lama-lama Laura merasa tak tahan karena dirinya merasa diperhatikan sejak tadi. Baru beberapa hari lalu, dia menjadi topik hangat karena foto-fotonya yang tersebar dengan Harry. Sekarang, apa lagi yang membuat perhatian semua orang tertarik padanya? “Ethan!
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

27. Jangan Lakukan

“Undangan pernikahan?” Ulang Laura kembali dengan tatapan tak percaya. “Ya. Apa suaraku masih kurang jelas?” Sekarang, Laura yang mentertawakan Harry. Wanita itu tampak memegangi perutnya karena hampir saja kram. Namun, setelah itu dia kembali menatap Harry dengan tajam, seolah benar-benar ingin memakan pria itu hidup-hidup. Bisa-bisanya pria itu tetap terlihat santai saat sudah membuat kegaduhan seperti sekarang. “Kau gila!” “Aku gila?” “Ya. Bisa-bisanya kau menyebarkan undangan tanpa sepengetahuan aku.” Harry mengendikkan bahunya, acuh tak acuh. "Aku tak butuh persetujuan dari siapa pun." Mendengar alasan Harry, Laura hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kasar. Tak ada gunanya juga mendebat pria yang arogan itu. Laura tampak memijat kepalanya yang mendadak pening, hingga tiba-tiba saja wanita itu kembali melebarkan matanya ketika teringat sesuatu. “Tunggu dulu. Pernikahannya masih akan dilangsungkan bulan depan, kenapa tiba-tiba menyebarkan undangan sekarang.” “Si
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

28. Tubuh yang Seksi

"Melakukan apa?” Harry mencondongkan tubuh, dengan kedua tangannya yang menghimpit Laura, di tepian meja. Wanita itu meringis—ketakutan. Dia memang menantang pria itu tadi, tetapi sungguh Laura tak menyangka jika Harry akan melakukan hal yang serupa pada dirinya. “Jawab aku, Laura. Memangnya aku mau melakukan apa?” tanya Harry lagi dengan suara pelan, nyaris tak terdengar. Namun, entah mengapa suara pria itu terdengar cukup mengerikan, hingga membuat Laura merinding. Maka dari itu, Laura hanya mampu menggeleng pelan. Dia seperti berada di hadapan raksasa yang akan menelannya sekarang juga. Laura sama sekali tak bisa berkutik. Apalagi saat melihat dada Harry yang bidang, yang membuat jantungnya berdetak tak karuan. “Aku pasti tak bisa bernapas jika dipeluk oleh pria ini,” batin Laura dengan meringis ngeri. Tidak! Tidak! Kenapa Laura bisa punya pemikiran seperti itu? Pikiran kotor macam apa yang terlintas dalam benaknya sekarang? Tak ingin berpikir terlalu jauh, Laura
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

29. Pria Seksi itu adalah Aku!

Laura lagi-lagi mendengkus tak suka, seraya melirik ke arah Harry yang duduk di sampingnya di dalam mobil. Pria itu terlihat tenang sekali, seolah tak terjadi apa pun, setelah membuat Laura berteriak di dalam ruangannya tadi. “Kenapa melihatku terus? Kau benar-benar ingin—“ “Tutup mulutmu! Kau tidak lihat ada Ethan di sini.” Laura menunjuk Ethan yang sedang menyetir dengan ekor matanya. "Aku tak mau dia jadi salah paham saat mendengar ucapanmu itu, Tuan Thompson yang terhormat." Laura tampak geram dengan Harry sekarang. Akan tetapi, pria itu sepertinya tak mengerti dengan kekesalan yang tergambar jelas di wajah Laura sekarang. “Kau bisa mendengar percakapan kami, Ethan?” tanya Harry dengan santai, yang duduk di kursi penumpang juga. “Tidak, Tuan.” Ethan segera mengambil ear phone, dan menyumpal telinganya dengan benda kecil tersebut. Meski, tak ada suara apa pun, dia tetap bertindak seperti itu untuk menyakinkan Laura dan juga Harry jika dia akan menutup mata dan telin
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

30. Bisa Beri Sekretarismu?

“Eva,” sapa Harry setelah melihat wanita berambut pirang yang baru saja menyapanya. Dia segera menghampiri wanita itu dengan senyum yang dipaksakan. “Aku tak menyangka jika perusahaan event organizer yang dimaksud oleh Tuan Brown adalah milikmu.” Nada suara Harry terkesan seperti sindiran. Dia melihat ke arah pria muda yang berdiri di samping Eva sekarang. “Ya. Aku lupa bilang pada asistenmu. Silakan duduk.” Tuan Brown menyambut kedatangan Harry dengan ramah. Sementara itu, melihat keberadaan Eva, Laura hanya bisa membuang napasnya yang terasa berat, dan segera duduk di samping Harry. Dia ingat dengan jelas siapa wanita ini. “Bukankah kau Laura?” Eva pura-pura terkejut, dan langsung menyapa Laura dengan hangat. “Ternyata kau bekerja pada Harry, ya.” Harry tersenyum dengan ekspresi wajah yang tak suka, ketika mendengar ucapan Eva. “Bisa kita bahas tentang pekerjaan saja?” “Iya, tentu, Tuan Thompson," sahut Tuan Brown dengan senyum yang merekah. Tuan Brown tampak beru
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status