Home / Romansa / Oh, My Brother! / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Oh, My Brother!: Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

30. Hungry

Chapter 30"Grace? Kenapa berdiri di situ? Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu." William melangkah mendekati Grace yang terpaku melihat kedatangannya.Grace mendengus, ia menatap William dengan tatapan permusuhan tanpa membuka mulutnya."Kau pasti lapar, bukan? Ayo kita makan aku membeli banyak makanan kesukaanmu," kata William."Aku tidak lapar," jawab Grace dengan nada ketus."Kau pasti belum makan, 'kan?" "Aku tidak lapar," ucap Grace dengan nada semakin ketus. "Bagaimana mungkin kau tidak lapar? kau memesan makanan melalui....""Kubilang, aku tidak lapar!" potongnya dengan nada meninggi, dengan kasar ia melangkah dan naik ke atas ranjangnya kemudian mengubur tubuhnya ke dalam selimut.William mengerutkan keningnya, ia tidak tahu apa salahnya. "Grace, jangan seperti anak kecil." ucapnya sambil mendekati ranjang dan duduk di tepi ranjang."Pergi!" hardik Grace dari balik selimutnya. Ia benar-benar tidak ingin melihat wajah pria yang mungkin baru saja berkencan dengan gadis l
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

31. My Sugar Daddy

Chapter 31Hari pertama William tidak ada di tempat tinggal mereka, Grace memanfaatkan waktu bebasnya pergi berbelanja perlengkapan keperluan workshop miliknya. Hari ke dua dan hari ke dua kebetulan ia memiliki banyak waktu luang. Grace merenung beberapa saat memikirkan hidupnya, baru sehari saja tidak memiliki kesibukan dirinya sudah mulai akan bosan dan berpikir jika dirinya kesepian tinggal sendirian, seperti dulu ketika tinggal di Moscow. Untunglah saat itu ada Khaim, workshop milik Khaim adalah tempat paling menenangkan bagi Grace di masa lalu. Saat ia jenuh dengan pekerjaannya ia biasanya pergi untuk menemui Khaim meski hanya untuk sekedar mengobrol santai atau belajar mendesain bahkan pergi berdua dengan Khaim untuk sekedar meminum kopi di sebuah cafe.Grace berguling-guling di atas tempat tidur William, entah mengapa meski ia memiliki kamar sendiri nyatanya ia lebih memilih tidur di kamar William. Ia menyukai aroma William yang tertinggal di bantalnya. Setelah puas menghirup
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

32. I Can't

Chapter 32"Alicia, Bagaimana kabarmu sayang?" Ford merangkul bahu Grace dengan gerakan lembut. Ia menyapukan bibirnya di atas kepala Grace.Grace tidak menghindar, dengan senang hati ia membiarkan lengan Ford berada di pundaknya sambil bibirnya tersenyum hingga menampakkan deretan giginya yang rapi, ia mendongak untuk menatap wajah Ford. "Aku baik-baik saja, senang sekali akhirnya kalian tiba juga di London, selamat datang Ford, Halifa," ucap Grace. "Terima kasih, Sayang. Kau tampak dalam suasana hati yang bagus, Alicia." Ford menggoyangkan bahu Alicia beberapa kali. Tentu saja karena aku akan perlahan memberi kalian pelajaran di sini. "Benar, suasana hatiku sangat baik hari ini," jawab Grace seraya melingkarkan sebelah tangannya ke pinggang Ford tanpa memedulikan Halifa yang berdiri sambil memegangi kedua kopernya yang berukuran besar. Jauh di dalam hati Grace mencibir Halifa yang berpenampilan seolah ia seorang biduan, gadis itu mengenakan rok potongan pensil selutut kemudian
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

33. She is Grace Johanson

Chapter 33Di sebuah ruangan tertutup di Glamour Entertainment. Mengenakan blouse berwarna putih lengan panjang yang dipadukan dengan celana panjang berbahan kain yang berwarna cream, Grace tampak sangat menawan. Ia juga mengenakan sepatu dengan hak tinggi yang tampak runcing berwarna senada dengan celana yang di kenakan, rambut panjangnya yang berwarna kuning kemerahan diikat ekor kuda rendah. Dengan anggun ia melangkah menuju bangku didampingi oleh Ford. Di sana, Leonel telah menunggunya. Senyum tampak tak lepas dari bibirnya yang berwarna pink kemerahan. Grace duduk di kursi yang telah disediakan untuknya diapit dua pria tampan. Leonel berdehem. "Aku Leonel Johanson, kali ini mengundang teman-teman wartawan di sini untuk memberitahukan bahwa terhitung dari hari ini saudara kembarku, Grace Elizabeth Johanson secara resmi dia telah bergabung bersama Glamour Entertainment," ucap Leonel mengawali pidatonya pagi itu. Grace melirik dengan ekor matanya ke arah Ford yang duduk di sampin
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

34. Gym

Chapter 34"Bagaimana pekerjaanmu?" William membelai rambut Grace dengan lembut, sore itu ia sengaja menjemput Grace di lobi gedung Glamour Entertainment. "Semuanya berjalan dengan baik, aku menerima beberapa kontrak dari brand ternama tetapi ada juga satu yang harus melalui penjurian, semacam kompetisi atau... seleksi," jawab Grace sambil memasang seat beltnya. William memindah persneling kemudian menginjak pedal gas, perlahan mobil melaju meninggalkan gedung Glamour Entertainment. "Kau pasti bisa melewatinya, kapan seleksinya di laksanakan?" "Kudengar dua minggu yang akan datang jadi selama dua minggu aku harus berlatih berjalan di atas catwalk, menjaga berat tubuhku dan aku harus menjaga pola makanku," jawab Grace sambil membuka kunci ponselnya. Ia membalas pesan yang masuk, itu adalah pesan dari Halifa yang telah ia siksa dengan berbagai macam pekerjaan baru. "Apa ada ahli gizi yang akan mengatur pola makanmu?" "Ya, manajerku telah mengatur semuanya," jawab Grace sambil bibir
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

35. Charming Prince

Chapter 35William berdiri di depan pintu kamarnya, ia tampak menyandarkan salah satu bahunya di dinding. Tubuhnya yang tinggi tegap tampak sedikit melengkung, tatapan matanya menatap lurus mengarah kepada Grace yang baru saja kembali ke tempat tinggalnya. Sama seperti dirinya yang masih mengenakan setelan formal lengkap dengan dasi yang terikat rapi di lehernya, kebetulan ia baru saja masuk dan tidak lama kemudian Grace datang bersama Halifa yang baru pertama kali dilihatnya.Kedua wanita itu tampak sibuk meletakkan barang-barang di tangan mereka di atas meja dan sofa, kedua gadis itu duduk dengan nyaman setelah barang bawaan mereka telah berjejer rapi di tempatnya di letakkan. William menebak Grace baru saja berbelanja. "Kau menghamburkan uangmu, Grace?" tanya William.Grace mendongakkan kepalanya. Ia melepas senyum manis kepada William, matanya yang seindah samudra tampak berkilat. "Sedikit," jawabnya. Ia hanya sedikit memanfaatkan uang Ford yang tiba-tiba menjadi sangat baik dan
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

36. They are?

Chapter 36"Kau sangat berisik, ini masih terlalu pagi," ucap William dengan nada datar. Ia tidak suka tidurnya terusik, ia memang bukan Leonel yang memiliki hobi tidur dan bermalas-malasan tetapi tadi malam ia dan Grace sudah terlalu banyak bekerja di atas ranjang hingga waktu tidur mereka berkurang. Halifa menatap figur tinggi menjulang di depannya. "Maaf, Will...." "Kau bisa memanggilku Tuan Johanson. Aku tidak suka orang asing memanggil nama depanku," potong William. Ucapannya bernada dingin disertai tatapan mata yang seolah menganggap Halifa adalah musuh. Memang sejak tadi malam Halifa berada di tempat itu, William sama sekali tidak menunjukkan sikap ramah, pria itu seolah tidak menyukai keberadaan Halifa. "Maafkan aku. Tapi, aku harus membangunkan Grace karena pukul delapan acara dimulai dan ini...." "Ini masih pukul enam pagi, dia masih memerlukan tidur." William membuka lebar pintu kamarnya, di sana terlihat jelas Grace tidur dengan posisi meringkuk membelakangi pintu. S
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

37. You're Perfect

Chapter 37Seleksi pemilihan calon model untuk memperagakan sebuah brand ternama di dunia diselenggarakan malam itu. Ada banyak perwakilan model dari agensi berbeda, bahkan Glamour Entertainment mengirimkan lima model untuk mengikuti seleksi termasuk Grace. Grace mengenakan gaun rancangan dari brand penyelenggara yang merupakan gaun terbaik malam itu, ia telah berlatih dengan keras selama dua minggu. Ia juga menjaga pola makan dan olah raga teratur agar bentuk tubuhnya tetap terjaga. Berlatih berjalan di atas catwalk adalah perjuangan yang sangat berat sejauh yang Grace rasakan selama ini, menurutnya menjadi model di atas catwalk bukan perkara yang mudah. Ia ingin sekali menangis karena berulang kali buku yang diletakkan di atas kepalanya terjatuh saat berlatih. Benar-benar sama sekali berbeda dengan profesinya selama ini yang hanya memperagakan gaun untuk diambil fotonya, seratus kali lipat lebih sulit dibandingkan dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Gaun panjang yang menyapu
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

38. Be a Friend

Chapter 38"Willy!" Suara Grace terdengar dari melengking dari dalam kamar mandi. William yang masih meringkuk di atas tempat tidur segera melompat karena mengira terjadi sesuatu pada Grace. "Kau sakit?" William terkejut menyaksikan Grace sedang duduk sambil membungkukkan tubuhnya di atas closet sambil memegangi perutnya. Ia langsung menekuk kakinya di depan Grace. "Tidak," jawab Grace lirih. "Apa yang terjadi padamu? Apa aku terlalu kuat tadi malam?" Tadi malam William memang sangat bersemangat karena di bawah pengaruh alkohol ditambah Grace terlalu menggodanya. Grace menggerutukan bibirnya, tadi malam untuk menutupi ia kembali bersama Ford, ia berusaha keras dengan membuat William lupa akan pertanyaannya. Sejak mereka berada di dalam lift Grace telah mencumbui bibir William dengan rakus agar William tidak lagi membuka mulutnya. Grace berusaha menyenangkan William dengan hal gila, ia terus berada di atas William hingga nyaris sampai pagi. "Aku hanya, aku hanya...." Grace justru
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

39. My Manager

Chapter 39Sebuah tinju tepat sasaran mengenai wajah Ford hingga ia terhuyung ke samping, bahkan karena terlalu kuat ia nyaris terjungkal jika tidak ada mobil di belakangnya. "Willy! Apa yang kau lakukan?" pekik Grace. Pria yang menghadiahkan tinju di wajah Ford adalah William.William meraih pergelangan tangan Grace untuk menjauhkan Grace dari Ford. Tatapan mata William penuh amarah, berkobar seolah api menyala di bola matanya yang berwarna hazel. "Ada apa ini?" tanya Ford seraya memegangi pipinya yang terkena pukulan William.Ford tampak kebingungan, ia baru saja membukakan pintu mobil untuk Grace di depan gedung apartemen tempat tinggal Grace, tiba-tiba entah dari mana datangnya sebuah pukulan mengenai wajahnya. Grace berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang di cengkeraman oleh William. "Ford, maafkan kakakku," ucapnya lirih. Kakak? Mendengar Grace yang menyebutnya sebagai kakak membuat emosi William semaikin membuncah, dengan kasar ia melepaskan cengkeramannya di pergel
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
123456
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status