Semua Bab Pesona Sang Penguasa: Bab 101 - Bab 110

116 Bab

101. Badai Pasti Berlalu

"Apakah kau bisa membebaskan aku, kalau aku terjerat kasus pembunuhan?" tanya Lesley dengan kening berkerut dan tatapan tajam. "Kalau kau bersedia melakukan itu, aku dengan senang hati akan membantumu keluar dari jeratan hukum. Minimal, kau akan tinggal di sel paling mewah setara hotel selama beberapa bulan saja." Alaric tanpa ragu mengangguk. "Kenapa kalian malah membicarakan hal mengerikan seperti itu?" tanya Anna dengan ekspresi cemas. "Bukan apa-apa." Lesley yang tadi sempat berwajah masam, langsung tersenyum. "Kami hanya bercanda saja." "Tapi candaan kalian itu agak ... mengerikan." Anna tidak segan mengatakan isi kepalanya. "Kalau begitu, lupakan saja candaan kami." Lesley melambai pelan. "Aku lebih penasaran dengan perasaanmu sekarang ini? Maksudku, setelah apa yang terjadi padamu? Kau tidak keberatan bercerita?" Anna terdiam sejenak. Dia terlihat sedang berpikir, kemudian menatap sang suami dengan kening berkerut. Rasanya, sulit sekali untuk mengatakan apa yang ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

102. Hukuman

"Di mana Anna?" Alaric bertanya, setelah dia keluar dari kamar mandi."Dia dibawa oleh perawat untuk melakukan tes," jawab Elizabeth yang merapikan beberapa barang di atas nakas. "Kau sendiri, kenapa terlambat bangun?"Alaric tidak langsung menjawab sang ibu. Dia hanya melihat ke arah sofa ruang tamu yang agak berantakan, karena pekerjaannya. Bukan hanya masalah partai, tapi juga masalah perusahaannya."Jangan membawa pekerjaan ke rumah sakit." Sang ibu menegur. "Anna bisa merasa bersalah kalau melihat kau sibuk dan malah menjaganya di sini. Padahal sudah ada Darcy.""Tapi aku ingin menjaganya," jawab Alaric sembari memukul Caspian yang masih tertidur di sofa. "Lagi pula, lebih baik kalau banyak yang berjaga.""Benar sih, tapi seharusnya kau membangunkan Anna tadi." Sang ibu kembali mengeluh. "Masa dia dibawa ke ruang tes laboratorium dalam keadaan tertidur. Bukankah itu akan membuatnya kebingungan, terutama kalau tiba-tiba terbangun?""Maksud Mom?" Alaric malah bertanya."Tad
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

103. Doa yang Teraniaya

"Hei, kau mau tidur sampai kapan?" Anna mengerang pelan, ketika mendengar suara disertai rasa sakit di bagian perutnya. Padahal tadi dia sempat tertidur lagi karena benar-benar merasa mengantuk, tapi sekarang perutnya merasakan sakit yang bertubi-tubi. "Hei." Lelaki yang tadi bertanya, kembali berteriak sambil menendang. "Berhenti menendangku," gumam Anna yang matanya sudah sedikit terbuka. "Makanya bangun," hardik lelaki itu dengan kesal. "Walau aku suka menidurimu dalam keadaan pingsan, tapi aku lebih suka kalau kau berteriak di bawahku." "Apa maksud ...." Kalimat yang diucapkan Anna terhenti begitu saja, ketika pada akhirnya dia merasakan hawa dingin. Tidak benar-benar dingin, tapi rasanya Anna bisa merasakan embusan angin di sekujur tubuhnya. Hal yang membuat perempuan itu refleks menutupi area pribadinya dengan dua tangan. "Percuma juga ditutupi sekarang." Lelaki tadi mendengus pelan. "Aku dan yang lainnya sudah melihat semuanya." Anna bisa merasakan napasnya tiba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

104. Bertindak

"Tuan, CCTV di daerah koridor ruang rawat inap Nyonya mengalami kerusakan." Caspian melapor dengan nada takut-takut."Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Alaric dengan mata melotot. "Memangnya bagaimana cara rumah sakit ini memantau CCTV mereka? Masa ada kamera yang mati, tapi tidak ada yang tahu.""Maafkan kami." Pihak keamanan rumah sakit langsung membungkuk. "Kami tahu ini merupakan sebuah kesalahan, jadi kami akan membantu pencarian Nyonya.""Tentu saja kalian harus melakukan itu." Alaric makin melotot saja. "Kau pikir, untuk apa aku membayar mahal dan membiarkan istriku dirawat di sini?"Tidak ada lagi yang bisa dikatakan oleh pihak rumah sakit selain terus membungkuk dan meminta maaf. Ini bisa dibilang kesalahan mereka, karena tidak hati-hati. Yah, walau pihak keluarga juga sedikit bersalah karena sedikit kebobolan."Aku juga meminta maaf." Tentu Caspian dan Darcy pun akan membungkuk."Seharusnya tadi pagi aku tidak perlu pergi membeli makanan ke kantin," sambung Darcy ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

105. Karma

"Saat ini, aku sedang mengalami sedikit kesulitan," ucap Alaric berusaha untuk tenang. "Aku sedang berkampanye, tapi juga mendapat musibah pada saat yang sama. Jadi, aku mohon agar kalian semua bisa memaklumi jika dalam aku mungkin tidak akan hadir secara langsung pada kampanye berikutnya." Marjorie melempar ponsel yang dia pegang, ke arah kaca meja rias yang ada di dalam ruangannya. Hal itu, tentu membuat putranya yang juga berada di dalam kamar jadi tersentak dan menangis. "Ada apa ini?" Seorang lelaki paruh baya muncul dari balik pintu. "Ambil anak sialan itu." Alih-alih memberikan penjelasan, Marjorie malah marah dan menunjuki putranya. "Kau yang sialan," hardik lelaki yang tadi masuk, tentu saja sambil menggendong anak kecil yang menangis. "Pantas saja Landon dan Alaric tidak tahan denganmu." "Alaric akan kembali padaku," pekik Marjorie dengan mata melotot. "Dengan kelakuan seperti sekarang, dia jelas tidak akan mau. Coba lihat saja sekarang bagaimana dia mencari istri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

106.

"Hei, permintaan perempuan ini agak aneh." Anna mengedipkan matanya dengan pelan, ketika salah satu lelaki yang mengerjainya berbicara. Dia sudah tidak punya tenaga sama sekali, sehingga yang bisa dia lakukan hanyalah mendengar saja. Apalagi, perutnya juga makin sakit saja. "Dia meminta kita membunuh pelacur ini?" Lelaki kedua berbicara. "Ini gila." Lelaki ketiga menggeleng keras. "Aku tidak mau melakukannya." "Kenapa tidak?" Lelaki kedua kembali berbicara. "Kita bisa mendapat banyak uang, apalagi kalau kita menjual barang-barang perempuan ini," lanjutnya menunjuk Anna yang terbaring lemah. "Kau lupa? Kita menculik dia di rumah sakit." Lelaki ketiga mengingatkan. "Tidak ada barang berharga yang sempat kita ambil." "Tapi dia menggunakan kalung dan anting." Lelaki kedua mengingatkan. "Aku yakin kalau dua benda itu adalah barang mahal yang bisa kita jual. Kamar rawat inapnya saja suite." Dua lelaki yang lain, saling bertatapan. Sepertinya mereka terlihat sangat ragu dan mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

107. Kehilangan

"Tuan, kita sudah menemukan mobil yang dimaksud." Caspian berteriak, dari sisi lain ruangan yang penuh berisi monitor. "Di mana dia?" tanya Alaric yang segera mendekat. "Kalau dilihat dari arahnya, sepertinya dia akan menuju luar kota." Petugas pemeriksa rekaman CCTV yang memberitahu. "Bagus." Alaric mengangguk, sebelum beranjak. "Darcy kau terus pantau di sini dan beritahu aku kalau sudah menemukan titik pastinya. Ian, kau ikut aku. Kita akan menuju ke lokasi." "Tuan sendiri yang akan pergi ke sana?" tanya Caspian dengan mata melotot, walau tetap mengikuti sang majikan. "Memangnya siapa lagi yang akan pergi?" tanya Alaric sambil terus berjalan dengan cepat. "Aku ingin menghajar siapa pun itu pelakunya." "Tapi ini bisa saja berbahaya," ucap Caspian tentu saja akan terus menghalangi sang tuan. "Lagi pula, pelakunya mungkin lebih dari satu orang." "Pelakunya memang lebih dari satu orang, Ian." Alaric mengoreksi, kini berlari turun melewati tangga karena lift yang ditunggu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

108. Taruhan Nyawa

"Arahnya sudah benar." Darcy memberitahu lewat panggilan telepon. "Di sana memang ada rumah besar terbengkalai dan sering dijadikan tempat uji nyali di musim panas." "Syukurlah sekarang sudah masuk musim gugur," ucap Caspian yang baru turun dari mobil. "Itu sama sekali bukan sesuatu yang harus disyukuri, Ian." Alaric mendengus pelan. "Itu malah membuat pelakunya jadi lebih leluasa melakukan hal-hal buruk, jadi ayo." Alaric yang kini hanya memakai kemeja tanpa jas, berjalan dengan hati-hati. Bukan karena dia takut akan lokasi yang menyeramkan, tapi lebih berhati-hati agar langkahnya tidak menimbulkan suara. Yah, walau bunyi mobil pastinya terdengar. Sekali pun mobil Astrid adalah mobil mahal dengan bunyi mesin yang halus, setidaknya tetap ada suara, apalagi di tengah malam yang sepi bukan? "Ada jejak ban mobil," ucap Caspian menatap tanah di sekitarnya. "Tanah di sini kering, tapi masih ada sedikit jejak yang terlihat." "Mengarah ke mana?" tanya Alaric dengan kening berkeru
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-13
Baca selengkapnya

109. Menjadi Hakim

"Menyingkir." Darcy menghalau orang-orang yang menghalangi jalan, ketika dia mengawal brankar rumah sakit yang sedang dibawa menuju ke mobil. "Maaf, tapi bisakah kau tidak semena-mena?" Seorang perawat bertanya, sambil berlari mendorong brankar. "Sebaiknya kau tutup mulut mulai detik ini sampai seterusnya," desis Darcy jelas terlihat sangat marah, sambil membuka pintu mobil. Namun, kemarahan itu segera pudar ketika melihat keadaan sang nyonya yang digendong oleh Alaric. Warna merah terlihat dengan sangat jelas mewarnai kain yang menutupi tubuh Anna, pun dengan sebagian besar dari pakaian Alaric. "Apa yang terjadi?" Tentu saja si perawat yang tadi sempat menegur Darcy akan bertanya. "Kenapa dia seperti ini?" "Aku juga tidak tahu jelasnya, tapi kemungkinan besar dia mengalami pendarahan. Istriku sedang hamil muda." Alaric menjelaskan seadanya, sambil membaringkan sang istri. "Bagaimana mungkin kau tidak tahu ...." Si perawat baru akan mengomel, tapi batal melakukannya. "Oh,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya

110. Kematian Tanpa Rasa Sakit

"Tolong ampuni kami." Salah seorang terisak keras. Wajahnya tidak terlihat karena lelaki itu tersungkur dengan wajah menghadap ke bawah. "Setelah kau melakukan banyak hal pada istriku, sekarang kau berharap aku akan berbaik hati?" tanya Alaric dengan mata melotot. "Sangat lucu sekali." "Kami bersalah." Lelaki ketiga yang terduduk lemas, dengan wajah babak belur. "Kami memang melakukan kesalahan, jadi silakan hukum saja." "Apa kau berpikir akan lolos kalau mengaku seperti itu?" Kini Alaric berjalan mendekati lelaki yang baru saja bicara itu. "Kalian sudah membunuh anakku dan meniduri istriku. Apa kalian tidak tahu dengan siapa kalian berurusan?" "Kami tidak tahu." Lelaki kedua yang tergeletak tidak jauh dari yang ketiga, mulai bernyanyi. "Perempuan yang menyuruh kami tidak mengatakan apa pun. Dia bahkan meyakinkan tidak akan ada masalah yang berarti." "Perempuan?" tanya Alaric dengan sebelah alis yang terangkat. Sekarang, dia mulai tertarik. "Ada seorang perempuan yang tiba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status