Home / Horor / Perempuan Berkhodam Pesinden / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Perempuan Berkhodam Pesinden: Chapter 11 - Chapter 20

62 Chapters

Kepergian

Sekar terbangun dari tidurnya pasca mimpi buruk semalaman. Batinnya terasa tak tenang karena ia terus memikirkan mimpi tentang perjanjian yang telah dilakukan neneknya. Perjanjian itu berhasil membuat sang ibu menjadi anak broken home. Sekar mulai menyadari bahwa sang ibu selalu menceritakan kebaikan kakeknya yang tak pernah menikah lagi pasca bercerai dengan sang nenek. Tak terasa air matanya terus menetes membasahi pipinya. Ia bersedih seolah turut merasakan rasa sakit dan kesedihan yang pernah dialami ibunya setelah kehilangan sosok ibu sejak masih kecil. Sekar menatap sekeliling kamar kosnya dan terasa sepi. Ia tidak mendapati sang sahabat tidur di ranjang miliknya. Ia terkejut melihat meja belajar dan beberapa barang Mila yang biasa berantakan tiba-tiba hilang lenyap begitu saja. Sekar beranjak dari ranjang dan berjalan perlahan menuju lemari. Dibukanya lemari Mila yang seolah sengaja tidak dikunci, namun hasilnya nihil. Lemari itu telah kosong melompong mengibaratkan sang pem
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Kesedihan

Matahari perlahan mulai terbenam seolah membiarkan gelap menyelimuti langit di angkasa. Terlihat seorang gadis yang tengah beranjak dewasa duduk di sekitaran taman kota. Suasana taman kota yang ramai dengan lalu lalang orang-orang tak membuatnya merasa lebih baik, ia tetap merasakan sepi di tengah hiruk pikuknya lautan manusia. Sekar termenung seorang diri, sekilas terbayang cuplikan-cuplikan perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Berawal dari teror demit saat KKN, Kesurupan, Terjebak cinta sesaat, rukyah, perjanjian khodam dan leluhurnya hingga pengkhianatan sahabat. Hatinya terasa pilu merasakan semua itu namun yang paling menyakitkan saat ini adalah mengetahui pengkhianatan orang yang paling dipercayainya. Sesekali Ia melihat ke sekelilingnya, nampak canda tawa sepasang muda-mudi, anak beserta kedua orang tuanya atau penjual yang sedang menawarkan dagangannya. Semua nampak bahagia kecuali dirinya yang merasa sangat kesepian. Ia sadar bahwa bersedih takkan merubah apapun, akhirny
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Kembalinya Teror

Pagi itu terasa dingin tak seperti biasanya, Sekar nampak enggan beranjak dari ranjangnya. Dilihat jam di dinding tepat pukul 04.00 WIB artinya sebentar lagi masuk waktu shubuh. Meski ogah-ogahan Ia berupaya bangun dari tidurnya sambil melakukan peregangan. Sedangkan Susan masih nampak lelap dalam tidurnya. Gadis manis itu berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya. Terlihat ada seseorang yang tengah mengantri di depan kamar mandi. Ia memilih bersabar menunggu karena kamar mandi lainnya ada di lantai 2 daripada harus menapaki tangga sebaiknya mengantri saja, begitu pikirnya. Tak butuh waktu lama, seorang perempuan baru saja keluar dari kamar mandi dimana Sekar sedang mengantri. Perempuan dihadapannya berjalan perlahan, ketika ia berbalik untuk menutup pintu terlihat bahwa itu adalah Susan. Sekar mengusap matanya dengan telapak tangan, seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Tiba-tiba terdengar suara terikan dari kamarnya. Sekar segera bergegas menuju kamarnya, dilih
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Motel Gaib

Perjalanan itu tidak memakan waktu lama karena mereka pergi menjelang tengah malam. Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu perlahan segera memasuki desa. Namun tiba-tiba Galih memilih untuk memutar balik dan mencari penginapan di dekat kota. Sekar mulai terbangun dari tidurnya, Ia terkejut melihat Galih memarkirkan mobilnya tepat di depan motel. Tanpa ekspresi lelaki itu keluar dari mobil dan diikuti olehnya dengan wajah kebingungan. "Pak, kenapa kita berhenti disini?" Bisik Sekar dengan wajah khawatir, pikirannya dihantui hal-hal negatif. Ia masih trauma dengan kejadian bersama Aldo kala itu. "Kita harus beristirahat dulu, butuh strategi untuk masuk desa itu lagi, kita tidak boleh gegabah karena yang akan kita lawan bukan jin biasa, hal itulah yang dibisikkan oleh khodamku," Jawab Galih dengan wajah serius. Ia nampak lelah setelah berjam-jam mengendarai mobil. Berbeda dengan Sekar yang tidur terlelap. Sekar akhirnya terdiam, mencoba melihat kondisi dan berpikir positif
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Dendam

Sinar matahari di kala siang itu terasa begitu panas hingga membuat tubuh terasa terbakar. Rasa panas yang menyengat mampu menerobos dinding hati siapaun yang tengah diselimuti amarah, termasuk Sekar. Ia merasa tertipu karena mengira tragedi itu telah usai. Nyatanya malah membawa pada permasalahan yang lebih kompleks, yakni mencari kelima sukma teman-temannya yang terkunci di desa terkutuk. Sekar melangkah dengan penuh amarah. Matanya seolah memberikan sinar yang mampu membunuh siapapun yang melihatnya, ia seperti tak segan untuk mengotori tangannya asal teman-temannya bisa kembali seperti dulu kala. Galih yang berada disampingnya hanya bisa tersenyum melihat reaksi Sekar yang seakan ingin membunuh siapapun di hadapannya. "Kamu tenang saja, aku sudah punya ide agar mereka mau membantu kita," Bisik Galih pada perempuan itu sambil memegang bahunya seolah berupaya memadamkan amarahnya. Sekar melihat sekilas pada Galih, hatinya yang dipenuhi amarah perlahan mereda, ia hanya mengangg
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Penyesalan

Sekar melongo melihat adegan di depan matanya. Bagaimana bisa Sujito yang terlihat sombong dan mencoba mempermainkan mereka tiba-tiba bertekuk lutut pada Galih yang disebutnya raja jawa? apakah tubuh dosen muda itu telah sepenuhnya dikuasai oleh khodamnya? "Tunggu... Aku tidak mengerti kenapa kau harus berlutut pada Galih? Memang siapa raja jawa hingga kau harus berlutut padanya?" Tanya Sekar yang masih duduk di sofa itu, tentunya ia takkan ikut berlutut seperti yang dilakukan Sujito. "Raja jawa adalah salah satu jin terkuat dari golongan putih, kesaktianku tidak sebanding dengannya," Balas Sujito masih dengan kondisi berlutut. "Sekarang jelaskan padaku mengapa teman-temanku masih ditawan sukmanya di tempat ini? Bukankah aku sudah membebaskan mereka saat aku bertarung dengan sundel bolong penguasa kampung ini?" Sekar bertanya sambil terheran-heran mengapa kejadian seperti ini terulang kembali. "Mereka ditipu oleh Ki Ageng, pada dasarnya ketiga lelaki itu tidak menyelamatkan si
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Ritual Sesat

Terdengar Suara pintu yang perlahan dibuka dari luar. Sekar dan Galih sebenarnya telah terbangun dari tidurnya namun mereka berpura-pura tidur. Terdengar derap langkah kaki mendekati tubuh kedua insan manusia yang seolah-olah terlelap. "Cepat kalian pindahkan mereka ke dalam mobil, ritual malam ini tidak boleh gagal!" Perintah Sujito pada beberapa laki-laki yang datang bersamanya. Mereka adalah anak buah Ki Ageng. Para lelaki itu mulai memindahkan tubuh Galih dan Sekar ke dalam mobil. Mereka diletakkan dengan posisi duduk di salah satu sudut kursi mobil yang muat untuk enam orang tersebut. Dalam perjalanan yang terasa panjang itu, Sujito tak henti-hentinya bercerita. "Sepertinya anak buah tuanku telah berhasil menangkap kedua khodam itu, daritadi aku tidak merasakan kehadirannya," Ujarnya dengan penuh senyuman, Sang Sopir yang diajak bicara hanya mengangguk kepalanya tanda ia setuju dengan apapun yang didengarnya. Dalam perjalanan itu Sujito terus berbicara tentang apa yang
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Pengakuan Cinta

Genderuwo sang penguasa hutan nampak terdesak, ia terus menerus mendapat serangan bertubi-tubi dari Pesinden dan Raja Jawa. Ia terus berupaya menangkis serangan-serangan yang seolah tak berkesudahan itu. Tubuhnya mulai merasa kelelahan, darah mulai mengucur dari bekas luka akibat serangan kedua khodam itu. Pertempuan sengit itu akhirnya berakhir dengan kemenangan kedua khodam yang awalnya saling bersitegang akibat perbedaan pandangan. Kemenangan itu memberikan kelegaan bagi pemenang namun tidak bagi penghuni istana. Istana kacau balau dan mereka bingung harus kemana, ibarat anak ayam kehilangan induknya. Mereka hanya bisa menatap kedua khodam itu dengan rasa takut, khawatir mereka akan menjadi korban selanjutnya. "Wahai kalian, penghuni hutan terkutuk dan anak buah dari genderuwo yang telah mati. Ketahuilah, aku telah mengalahkan raja kalian dan mengambil alih kekuasaannya!" Teriak raja jawa, suaranya menggema hingga menimbulkan rasa takut bagi siapapun yang mendengarnya. "Kalian
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Dilema

Sekar tersipu malu mendengar pernyataan Galih. Seolah bak gayung bersambut, kedua insan itu ibarat sedang dimabuk asmara. Mereka kerapkali saling memandang dengan pipi merah merona. Sambil Sesekali mengusap-usap rambut gadis berkulit kuning langsat itu dengan hangat. Sang gadis tersipu malu sambil sesekali menundukkan pandangan. Suasana romantis itu membuat Sulastri muak, ia berdecak kesal karena peringatannya tidak digubris oleh Sekar. Sulastri tidak menyukai Galih karena ia tahu kekurangannya, yakni lemah syahwat. Bagaimana mereka akan memadu kasih di ranjang jika sang lelaki tidak perkasa? ia memilih pergi daripada melihat keromantisan yang membuatnya muak. Berbeda dengan raja jawa, ia sangat menikmati pemandangan romantis itu. Baginya persoalan asmara tuannya bukanlah ranahnya untuk ikut campur. Sang khodam itu tahu jika tuannya adalah pria yang tulus. Sepanjang hidupnya, ia selalu fokus belajar dan berbakti pada orang tuanya. Hal itu dibuktikan dengan kesuksesannya di usia mud
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Gairah Muda

Aryo mengendarai mobilnya dengan perlahan sambil menengok kanan-kiri mencari tempat yang nyaman untuk singgah. Adzan Maghrib telah berkumandang menandakan matahari segera terbenam. Namun jalan di kota itu kian padat karena berbarengan dengan orang pulang ke rumah setelah seharian bekerja demi sesuap nasi. Setelah berkeliling kota lebih dari satu jam lamanya, akhirnya Aryo menemukan penginapan yang nampak bersih dan rapi. Penginapan itu terlihat sederhana dan tidak terletak di tempat yang strategis sehingga nampak sepi. Ia bergegas turun dari mobilnya, mengecek apakah masih bersedia menerima tamu untuk menginap atau tidak. Setelah Aryo menyelesaikan proses transaksi, ia segera mengajak Sekar untuk bermalam disana. Gadis itu nampak kelelahan dengan sesekali menguap sambil berjalan sempoyongan. Lelaki itu segera memapahnya, khawatir sang gadis tiba-tiba pingsan. Beberapa orang yang berlalu-lalang mulai menatap gerak-gerik keduanya. Mereka sesekali berbisik sambil menatap sang gadis
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status