Semua Bab Perempuan Berkhodam Pesinden: Bab 41 - Bab 50

62 Bab

Teror Mengerikan

Aryo terlihat mencoba memendam amarahnya, ia tak ingin terus menerus dibakar api cemburu mengingat kebersamaannya dengan sang dosen. Ia mulai memikirkan perjodohan yang ditawarkan padanya, tak ada salahnya membuka hati pikirnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan mulai memasuki area halaman rumah. Aryo memarkirkan mobilnya ke garasi lalu membantu sang ibu membawa beberapa makanan yang diperoleh dari rumah kades desa seberang. Adzan maghrib mulai berkumandang, Aryo bergegas mandi untuk melaksanakan sholat. Tak lupa ia panjatkan doa-doa setelah menyelesaikan ibadah wajibnya. Sebenarnya hatinya masih bimbang, ia tak yakin dengan keputusannya untuk menerima perjodohan itu. Ditengah lamunannya, ia mendengar jendela kamarnya diketuk beberap kali, awalnya ia mengabaikan karena mungkin itu orang iseng. Ketukan itu semakin keras, hingga membuat Aryo penasaran, ia mulai menyibak gorden untuk melihat siapa pelakunya namun nihil. Tak ada seorangpun disana. Terdengar ketukan pintu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Sebuah Keputusan

Ibu Sekar tengah memotong sayur, ia nampak bersemangat untuk menyuguhkan sarapan pada tamu istimewa yang tak diundang. Senyumnya mengembang saat melihat perhatian dari lelaki yang berprofesi sebagai dosen itu. Ekspektasinya tinggi, berharap sang dosen kelak berjodoh dengan anaknya agar status sosial mereka dapat meningkat. "Ibu, aku ingin bicara," ujar Sekar sambil membantu sang ibu yang tengah sibuk memasak di dapur. "Ada apa, Nak? katakan saja," jawab sang ibu tanpa mengalihkan pandangannya, ia nampak fokus memotong sayuran. "Aku akan kembali dengan Pak Galih hari ini, aku berencana akan ikut proyek penelitian dengannya. Hasilnya lumayan untuk biaya hidup selama aku berkuliah di kota," ujar Sekar sambil memandangi sang ibu, ia khawatir tidak mendapat persetujuan darinya. "Pergilah, Nak. Dosen itu sepertinya orang baik, dia tidak mungkin aneh-aneh," sahut sang ibu sambil beranjak menuju kompor, ia mulai mengecek terkait tingkat kematangan nasi. Sekar tersenyum melihat reaksi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Permohonan

Ki Arjuno menghela nafas panjang, masalah yang dihadapi keluarga itu nampak kompleks, tidak sesederhana mengusir gangguan demit dari rumah, tapi juga melepaskan jiwa aryo yang sedang terbelenggu oleh perjodohan yang membawanya menjadi tumbal desa sesat. "Apa bapak melakukan perjanjian dengan kades desa seberang?" tanya Ki Arjuno sambil mengelus-elus jenggotnya yang panjang, usia jelas nampak tak muda tapi kesaktiannya bisa diadu sebab dia adalah satu-satunya keturunan dukun sepuh yang tersakti pada masanya. Kedua orang tua itu saling pandang, mereka nampak ingin menjawab namun masih takut-takut, ia khawatir kejujurannya akan menjadi sebuah kesalahan besar yang sulit termaafkan. Dengan penuh kebimbangan, akhirnya sang ibu mulai bersuara. "Kami berjanji dengan kades desa seberang akan melakukan pertunangan dua minggu lagi dan pernikahan sebulan setelahnya," jawab sang ibu dengan ragu-ragu, ia merasa bersalah sebab menyebabkan sang anak dalam kondisi bahaya. "Kalian sungguh cerobo
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Mencari Pertolongan

Pak Wiryo bergegas menuju rumah Sekar, waktunya tentu tidak banyak, ia harus bergegas mencari pertolongan dalam rangka upaya penyembuhan sang anak. Ia mengendari motor butunya dengan kecepatan tinggi, berharap masih ada waktu bertemu dengan Sekar yang sebenarnya telah pergi selama dua jam yang lalu. Ia segera memarkinkan motornya lalu mengetuk pintu beberapa kali dengan keras, berharap ada yang segera membukanya. "Pak Wiryo, ada perlu apa ke sini?" ungkap Surti, Ibu Sekar. Ia sangat terkejut melihat pria tua yang kini berada dihadapanya nampak gelisah. "Surti, ijinkan aku masuk dan menjelaskan semuanya," Pinta Wiryo dengan sopan, ia merasa harus melakukannya demi sang anak, Aryo. "Iya Pak, silahkan masuk." ucap wanita tua itu, ia merasa kaget atas kehadiran yang pria yang pernah dicintainya di masa lalu. "Kedatanganku ke sini adalah memohon bantuan Sekar atas kemalangan yang menimpa Aryo, pacarnya," ujar Wiryo dengan tatapan sedih, seolah ia tak mampu lagi menutupi perasaanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

Kabur

Sekar mengatakan pada Galih sebaiknya mereka segera pergi dari rumah makan tak biasa ini. Gadis itu merasa ada yang janggal dari rumah makan itu. Namun, ia tak dapat mengatakannya sebab itu hanya berdasarkan firasatnya saja. Mata batinnya belum terbuka sebab sosok khodam itu masih pergi entah kemana. "Pak, sebaiknya kita pergi dari tempat ini, firasatku mengatakan tempat ini menganut pesugihan, coba minta mereka bungkus makanannya," bisik Sekar danp berharap sang dosen mau mendengar permintaannya. Galih yang sudah terlanjur bucin, meski kelaparan akhirnya nurut saja, ia berjalan ke meja kasir dan meminta makanan yang sudah dipesan sebaiknya dibungkus saja. Ketika ia hendak membalikkan badannya, ia dikejutkan dengan penampakan khodam yang selalu mengikutinya. Sang khodam menutup mata Galih dengan tangannya sepersekian detik lalu membukanya. Galih terkejut saat melihat beberapa pocong tengah berdiri di depan pintu, ada juga yang meludah ke beberapa makanan yang sedang di santap ol
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Teman Baru

"Jadi kamu, perempuan yang akan kos di kamar Putri?" tanya ibu kos yang bertubuh langsing bak model, ia beda dengan pemilik kos lain yang biasanya berbadan tambun atau gendut. "Iya bu, perkenalkan saya adalah Sekar, mahasiswa semester lima," ujar gadis berkuncir kuda sambil menundukkan kepala, ia sudah mengulurkan tangan tapi tidak digubris. "Iya, biaya sewanya dua ratus ribu perbulan, bebas biaya lain-lain dan aturan di kos ini adalah maksimal jam 10 malam, jika lewat dari itu maka tidur saja diluar. Tamu cowok hanya boleh sampai ruang tamu, tidak boleh masuk kamar, dapur digunakan bersama, bisa dipahami?" tanya ibu kos dengan wajah juteknya, ia nampak kurang bersahabat dengan penghuni baru. "Iya bu, saya paham, terima kasih," jawab Sekar mencoba tersenyum ramah, ia tidak punya pilihan lain sebab belum menemukan kos yang cocok. Putri mengajaknya masuk ke kamar yang akan mereka tempati bersama. Kamar itu berada di pojok nomor dua yang berada di lantai dua. Kos itu memiliki tig
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Ayam Kampus

Mila masih tertidur akibat kelelahan, ia baru saja bertransaksi dengan salah satu dosen muda di kampusnya. Ia mulai terjebak pada dunia kelam saat ia pindah dari kosan. Pilihan hidupnya ini bukan tanpa alasan, sang ayah tak bisa bekerja karena sakit sedangkan sang ibu harus merawatnya dan mengurus keperluan adiknya, sekarang Mila telah menggantikan ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Malam sebelumnya .... Malam itu, di sebuah kafe remang-remang di sudut kota, seorang gadis sedang duduk sendiri di sudut ruangan. Dialah Mila, seorang mahasiswi semester lima yang dilabel banyak orang sebagai "ayam kampus." Julukan itu melekat padanya bukan tanpa alasan, ayahnya sakit dan ibunya tidak bekerja sebab harus merawat sang ayah dan menjaga adik-adiknya, kini tulang punggung beralih padanya. "Kamu yakin nggak mau cari kerja yang lebih baik, Mil?" tanya Sarah, sahabatnya, yang duduk di hadapannya. Matanya penuh keprihatinan. Mila tersenyum tipis, mengaduk kopinya dengan malas. "Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Tak Terduga

Sekar mencoba memejamkan mata, ia nampak kesulitan untuk tidur, dilihatnya teman sekamarnya yang telah lelap berselimut malam. Terdengar suara notifikasi pesan dari gawainya, ada sebuah pesan dari sang dosen. "Besok kita bertemu di saat makan siang, aku tunggu kamu di foodcourt kampus, kita akan membicarakan proyek riset dengan tim." Sekar tersenyum membaca pesan itu, ia sudah tidak sabar untuk segera mengikuti proyek itu. Terdengar seseorang tengah memanggilnya, "Sekar... Sekar...." suara itu terdengar lirih seolah mengandung banyak kesedihan. Sekar terkejut dan segera bangun dari tidurnya. Ia menoleh melihat jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi. Ia melihat ke sekeliling kos, sepi. Tak ada seorangpun disana dan hari masih gelap. Ia mulai berpikir, ini jam 6 pagi atau 6 sore? masih dalam kebingungan, ia terus memanggil nama teman kosnya, "Putri... Mila...." berkali-kali terus memanggil teman-temannya tapi tidak ada jawaban. Ia melangkahkan kaki perlahan menuju lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Kegaduhan

Seminggu setelah pertemuan itu, Sekar menghabiskan banyak waktu untuk menyusun persiapan proyek penelitian yang bernilai ratusan juta. Ia diamanahi oleh Galih untuk membuat kuosiner untuk memudahkan proses pencarian data. Tugas ini menyebabkannya tidur larut malam. "Sekar, kamu lembur lagi?" tanya Putri teman sekamarnya, ia nampak lelah setelah seharian harus mengikuti kuliah sejak pagi hingga sore hari. "Iya, sudah mepet banget, kurang seminggu lagi aku akan berangkat riset bareng Pak Galih." jawabnya sambil terus menatap layar laptop dan sesekali mengetik di keyboardnya. "Sebenarnya kamu tuh jadian nggak sih sama Pak Galih?" tanya Putri yang sebenarnya penasaran dengan kisah percintaan teman sekamarnya. "Nggak jelas sih, sebenarnya aku punya pacar tapi status kita masih gantung, sedangkan Pak Galih memang sudah menyatakan perasaannya hanya saja aku ragu," sahut Sekar dengan tatapan bingung, ia tak mampu menjelaskan bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Putri tidak menyahut lag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Proyek Riset

"Sekar .... Sadarlah," terdengar suara perempuan memanggil namanya, beberapa perempuan tengah berbisik, semua orang yang berada di sana merasa khawatir dan cemas. Sekar mulai membuka matanya, perlahan ia merasakan tubuhnya terasa berat, rasa sakit menyeruak di seluruh persendiannya. Ia meminta segelas air sebab rasa haus yang tak tertahankan. Putri teman sekamarnya, segera mengambil air yang berada di kulkas dapur atas ijin ibu kos. Mila dengan setia mendampinginya, ia duduk di tepi ranjang kamar ibu kos. "Apa yang terjadi Mila? Kenapa aku berada di kamar ini? Apa yang telah terjadi?" tanya perempuan yang baru saja tersadar dari pingsannya. Ia melihat jam dinding, menunjukkan pukul 06.00 pagi. Mila menghembuskan nafas panjang, ia lega saat melihat mantan sahabat yang kini telah berbaikan dengannya mulai tersadar dari pingsannya. Matanya berkaca-kaca seolah terharu atas apa yang terjadi. "Kamu pingsan, setelah kesurupan arwah pacar Mas Kiki," jawab Mila sambil memegang tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status