Home / Romansa / Gairah yang Terlarang / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gairah yang Terlarang: Chapter 51 - Chapter 60

77 Chapters

Di Klub Malam Marcus

Malam semakin larut, tetapi di dalam rumah persembunyian Adrian, tidak ada yang bisa beristirahat. Suasana tegang menyelimuti ruangan saat mereka membahas langkah berikutnya.Nathan menyebarkan beberapa dokumen di atas meja. “Ini semua tentang Marcus dan operasi bisnis gelapnya. Aku sudah meminta beberapa orang untuk menyelidikinya lebih dalam.”Sienna menatap dokumen-dokumen itu, membaca dengan seksama. “Dia tidak hanya menjalankan bisnis ilegal, tapi juga menyuap banyak pejabat tinggi. Jika kita bisa membuktikan ini, kita bisa menjatuhkannya.”Adrian duduk dengan ekspresi dingin. “Bukan hanya menjatuhkannya, aku ingin dia tidak punya jalan keluar lagi.”Nathan mengangguk. “Aku punya sumber yang bilang bahwa Marcus akan mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya besok malam di klub malam miliknya, Noir.”Sienna langsung menangkap maksud Nathan. “Jika kita bisa masuk ke sana dan mendapatkan bukti…”Adrian menyeringai. “Kita bisa menghancurkannya dari dalam.”---Sienna mengenakan gau
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Perang Tanpa Jalan Keluar

Ketegangan di ruangan VIP semakin menebal. Pria berbadan kekar yang berdiri di belakang Adrian dan Sienna mengisyaratkan bahwa mereka berada dalam bahaya. Marcus masih duduk dengan santai, seolah menikmati permainan yang dia ciptakan sendiri. Adrian menyesap minumannya dengan tenang, tetapi matanya tetap tajam, membaca situasi. Kalau kau ingin melakukan sesuatu, lakukan sekarang, Marcus. Aku tidak suka membuang waktu. Marcus tertawa kecil. Sabar, Adrian. Aku hanya ingin tahu Seberapa jauh kau akan pergi untuk melindungi rahasiamu? Sienna bisa merasakan naluri bertahan hidupnya mulai aktif. Dia tahu bahwa mereka harus keluar dari situasi ini sebelum Marcus mengambil langkah lebih jauh. Nathan berbicara pelan melalui alat komunikasi, Aku sudah mengirim koordinat kalian ke tim kita. Bertahanlah sebentar lagi. Namun, Marcus tampaknya menyadari sesuatu. Dia menatap Adrian dengan senyum licik. Kau benar-benar berpikir bisa mengalahkanku dengan cara ini? Tiba-tiba, pria kekar t
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Kantor Voss Enterprises

Pagi di penthouse Adrian terasa lebih tenang dari biasanya. Sienna terbangun dengan tubuh yang masih terasa hangat akibat malam penuh gairah yang baru saja mereka lewati. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama ketika teleponnya bergetar di atas meja nakas.Dia mengangkatnya dengan malas. “Halo?”Di ujung sana, suara Henry, asisten kantor hukumnya, terdengar tegang. “Sienna, ada perkembangan baru. Jaksa ingin memanggil Adrian untuk memberikan pernyataan. Mereka punya bukti baru.”Sienna langsung terduduk, jantungnya berdetak lebih cepat. “Bukti apa?”“Kita belum tahu pasti, tapi seseorang telah menyerahkan dokumen ke kantor kejaksaan. Ini bisa berbahaya.”Sienna menoleh ke arah Adrian, yang masih tertidur dengan wajah damai. Dalam hitungan detik, kenyataan kembali menghantamnya—mereka tidak hanya terjerat dalam hubungan yang semakin sulit dikendalikan, tetapi juga dalam kasus hukum yang semakin berbahaya.---Sienna duduk di ruang rapat bersama Adrian dan tim hukumnya. Beberapa doku
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Permainan Berbahaya

Sienna duduk di bar, menyesap martininya perlahan sambil mengamati Marcus dari kejauhan. Pria itu tampak menikmati malamnya, tertawa dengan beberapa wanita di sekelilingnya. Tapi Sienna tahu, di balik tawa itu, Marcus adalah pria yang penuh tipu daya.Seorang pelayan datang membawakan segelas minuman yang tidak dia pesan. “Dari pria di sana,” ujarnya sambil mengangguk ke arah Marcus.Sienna mengangkat alis. Marcus sudah menyadari keberadaannya. Dia mengambil napas dalam, lalu dengan penuh percaya diri membawa gelas itu ke bibirnya, menyesap sedikit, sebelum berdiri dan melangkah menuju meja Marcus.“Kalau kau ingin mengajakku minum, lebih baik kau melakukannya langsung,” ucapnya, meletakkan gelas di meja dan menatap Marcus dengan tajam.Marcus tersenyum miring. “Sienna Laurent. Aku tidak menyangka kau berani datang ke tempatku.”Sienna duduk tanpa menunggu undangan. “Aku ingin tahu, Marcus... apa yang sebenarnya kau inginkan dari Adrian?”Marcus tertawa kecil, lalu melambaikan tangann
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Permainan kotor Marcus

Sienna menutup laptopnya dengan kasar, napasnya memburu. Artikel berita itu bukan sekadar gosip murahan—ini adalah pernyataan perang. Jika publik mulai percaya bahwa Adrian terlibat dalam pencucian uang, maka segalanya bisa runtuh lebih cepat dari yang mereka kira.Dia meraih ponselnya dan segera menelepon Adrian."Sudah lihat berita?" tanyanya tanpa basa-basi begitu panggilan tersambung."Sudah." Suara Adrian terdengar tegang. "Aku akan mengurusnya.""Tidak cukup hanya ‘mengurusnya,’ Adrian. Kita harus menemukan siapa yang membocorkan ini dan membalikkan keadaan sebelum semuanya terlambat."Hening. Sienna tahu Adrian tidak terbiasa membiarkan orang lain menangani masalahnya, tetapi kali ini, dia harus mempercayainya."Aku akan menemuimu di kantor," kata Adrian akhirnya. "Kita akan mencari solusi bersama."Sienna menutup teleponnya, lalu bersiap dengan cepat. Saat dia keluar dari apartemennya, ada firasat buruk yang mengikutinya—seolah ada yang mengawasinya dari bayang-bayang.Adrian
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Pagi yang Menegangkan

Sienna menghabiskan sepanjang malam meneliti dokumen yang diberikan Adrian. Setiap lembar kertas adalah potongan puzzle yang bisa membuktikan bahwa kasus terhadap Adrian hanyalah permainan kotor Marcus. Tapi masih ada celah yang harus ditutup sebelum semuanya bisa digunakan di pengadilan. Pukul tujuh pagi, dia tiba di firma hukumnya lebih awal dari biasanya. Kopi di tangannya sudah hampir habis ketika layar laptopnya menampilkan sesuatu yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat. "Aku menemukannya," gumamnya. Sienna segera menghubungi Adrian. "Adrian, kita punya bukti kalau Marcus memanipulasi transaksi perusahaanmu. Aku akan menyusun ini dalam pembelaan kita." "Aku akan datang ke kantormu. Kita bahas ini lebih lanjut," jawab Adrian cepat. Beberapa jam kemudian, Adrian duduk di seberang meja Sienna. Ekspresinya serius saat meneliti dokumen yang disodorkan kepadanya. "Jika kita bisa membuktikan ini di pengadilan, kasus ini akan berbalik melawan Marcus," ujar Sienna. A
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Tuduhan Pencucian Uang

Sienna tiba di kantornya dengan langkah cepat. Tumit sepatunya beradu dengan lantai marmer gedung firma hukum tempatnya bekerja, menciptakan gema yang terdengar tegas. Pagi ini, ia tidak memiliki waktu untuk basa-basi atau sekadar menikmati kopi seperti biasanya. Ancaman Marcus telah menjadi lebih serius, dan dia harus memastikan bahwa Adrian memiliki pertahanan hukum yang kuat.Begitu ia masuk ke ruangannya, seorang rekan kerjanya, Lisa, sudah menunggunya dengan setumpuk berkas di tangan."Aku sudah membaca tuntutan Marcus," kata Lisa dengan nada serius. "Dia menuduh perusahaan Adrian terlibat dalam pencucian uang melalui beberapa transaksi yang mencurigakan. Tuduhan ini bisa merusak reputasi Adrian jika tidak segera dikendalikan."Sienna meraih berkas yang disodorkan Lisa dan mulai membacanya. Dahi Sienna berkerut saat melihat daftar transaksi yang dicantumkan dalam tuntutan itu. Beberapa transaksi memang terlihat mencurigakan, tetapi Sienna tahu betul bahwa Adrian bukan tipe orang
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Perang yang tak terelakkan

Ponsel di tangan Sienna bergetar lagi. Satu pesan tambahan muncul:“Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan. Jangan coba-coba melawanku.”Sienna menggigit bibirnya, merasakan ketegangan menjalari tubuhnya. Dia mengangkat tatapan ke Adrian yang kini berdiri dengan rahangnya mengeras. Mata pria itu berubah dingin—penuh amarah yang ditahan.“Marcus,” gumamnya dengan nada berbahaya.Adrian mengambil ponsel dari tangan Sienna, membaca pesan itu dengan sorot mata gelap. Kemudian, tanpa ragu, dia meraih ponselnya sendiri dan menekan nomor seseorang.“Naomi, cari tahu dari mana pesan ini berasal. Aku ingin tahu lokasi pengirimnya dalam satu jam.”Naomi, kepala keamanannya, langsung menjawab, “Akan saya urus, Pak Voss.”Sienna menatap Adrian. “Dia mengawasi kita.”Adrian mengangguk. “Dan itu kesalahannya. Dia mengira bisa menakutimu, tetapi dia justru menunjukkan dirinya.”Namun, di dalam hati, Sienna tahu ini lebih dari sekadar ancaman biasa. Marcus bukan tipe pria yang hanya menggertak. J
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Jaksa Morgan

Malam itu, Sienna tidak bisa tidur.Pikirannya terus dipenuhi dengan ancaman dari Marcus dan kemungkinan kasus yang sedang disusun oleh Carter. Jika mereka tidak bergerak cepat, Adrian bisa benar-benar terjerat dalam jebakan hukum yang dirancang dengan sempurna.Adrian berbaring di sebelahnya, tubuhnya terasa hangat dan kuat, tetapi ketegangan masih terlihat jelas di wajahnya. Dia tidak tidur nyenyak, bahkan mungkin tidak tidur sama sekali.Saat jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi, Sienna akhirnya menyerah dan bangun dari tempat tidur. Dia berjalan ke ruang kerja Adrian, membuka laptopnya, dan mulai meneliti setiap kasus yang pernah ditangani Carter.Tidak butuh waktu lama sebelum dia menemukan sesuatu yang menarik.Carter pernah terlibat dalam kasus besar lima tahun lalu, menangani seorang miliarder yang akhirnya dijatuhi hukuman karena pencucian uang. Tetapi yang aneh adalah, setelah kasus itu selesai, Carter tiba-tiba memiliki properti mahal di pusat kota—sesuatu yang tidak masuk
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Siang yang Panas di Ruang Persidangan

Sienna bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mendapatkan bukti yang bisa menjatuhkan Carter, dia tahu bahwa langkah selanjutnya adalah menyusun strategi yang matang.Adrian masih tertidur, wajahnya tampak lebih rileks dibandingkan hari-hari sebelumnya. Sienna memperhatikan garis rahangnya yang tajam, helai rambut hitamnya yang sedikit berantakan, dan dada bidangnya yang naik turun dengan ritme napasnya.Namun, pikiran Sienna terlalu sibuk untuk menikmati ketenangan pagi itu. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Naomi:"Kita harus bertemu secepatnya. Aku punya sesuatu yang bisa membalikkan keadaan."Tak lama kemudian, Naomi membalas."Di kantor pukul 8. Jangan terlambat."Sienna menyimpan ponselnya dan bersiap untuk bangun dari tempat tidur, tetapi tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya kembali.“Kau mau ke mana sepagi ini?” suara Adrian terdengar serak, masih dipenuhi kantuk.Sienna tersenyum kecil. “Aku harus bertemu Naomi. Kita harus menyusun strategi sebelum Marcus ata
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status