Home / Romansa / Gairah yang Terlarang / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Gairah yang Terlarang: Chapter 41 - Chapter 50

77 Chapters

Penthouse Marcus Devereaux

Di sudut lain kota, Marcus Devereaux duduk di ruangan VIP klub malam yang mewah. Musik yang berdentum keras dan lampu neon yang berkedip tidak mengalihkan perhatiannya dari minuman di tangannya. Di sekelilingnya, wanita-wanita berpakaian glamor bersandar, tertawa, dan berusaha menarik perhatiannya. Tapi pikiran Marcus sedang melayang jauh dari kegemerlapan malam itu. Marcus adalah pria yang berbahaya dan ambisius. Di balik senyumannya yang menawan dan pesonanya yang memikat, ia adalah seorang yang tak kenal ampun dalam dunia bisnis dan kehidupan pribadi. Dibesarkan dalam lingkungan di mana hanya yang kuat yang bertahan, Marcus belajar sejak dini bahwa kekuasaan adalah segalanya. Dan dalam mengejar kekuasaan itu, dia tidak ragu untuk menggunakan segala cara yang diperlukan. Dia menikmati dunia malam – klub-klub eksklusif, pesta-pesta mewah, dan wanita-wanita cantik. Baginya, ini adalah pelarian dari kenyataan, tempat di mana dia bisa mengesampingkan sejenak pertempuran yang sedang d
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Mengenal Dunia Marcus

Malam itu, setelah menghabiskan waktu berjam-jam merancang strategi, Marcus memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Dia menelepon seorang wanita bernama Veronica, salah satu koneksinya di dunia malam yang memiliki reputasi sebagai pengatur pertemuan-pertemuan rahasia bagi para elit. Veronica adalah sosok yang tidak hanya memiliki kecerdasan dalam bernegosiasi tetapi juga kemampuan untuk menggoda dan memanipulasi informasi.“Veronica, aku membutuhkan bantuanmu,” Marcus berkata dengan nada yang penuh intrik.“Untukmu, Marcus? Apa saja,” jawab Veronica dengan suara yang lembut namun menggoda.“Ada seorang wanita bernama Sienna Laurent. Dia dekat dengan Adrian Voss. Aku ingin kau mengundangnya ke salah satu acara kita. Buat dia merasa nyaman, buat dia percaya bahwa ini adalah tempat di mana dia bisa bersantai dan melupakan dunia sejenak.”Veronica tertawa kecil, memahami maksud Marcus. “Kau ingin aku menjebaknya?”“Bukan jebakan,” Marcus membantah dengan santai. “Aku hanya ingin mengenalka
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Antara Profesionalisme dan Cinta yang Terlarang

Keesokan harinya, Sienna bangun dengan kepala yang masih penuh dengan pikiran tentang malam sebelumnya. Pertemuan dengan Marcus di klub malam itu meninggalkan kesan mendalam, tetapi juga membuka matanya akan betapa rumitnya situasi yang dihadapi. Dia tahu bahwa bermain di ranah Marcus adalah langkah berbahaya, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Jika dia ingin melindungi Adrian, dia harus lebih memahami musuh mereka dan dunia di mana dia bermain.Setelah sarapan cepat, Sienna menuju ke kantor Adrian. Di sana, dia disambut oleh sekretarisnya yang memberitahukan bahwa Adrian sedang menunggu di ruang rapat. Sienna masuk dan mendapati Adrian tengah berbicara dengan beberapa anggota tim hukumnya.“Sienna, senang kamu bisa datang lebih awal,” Adrian menyambutnya dengan senyuman hangat, meskipun ada ketegangan di matanya. “Ada perkembangan baru yang perlu kita diskusikan.”Sienna duduk di sebelah Adrian, mendengarkan dengan seksama ketika dia menjelaskan bahwa Marcus telah mengajukan tuntut
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Penuh Gairah

Pagi berikutnya, sinar matahari menerobos melalui tirai jendela kamar Sienna, membangunkannya dari tidur yang tak terlalu nyenyak. Pikiran tentang Marcus dan kasus Adrian terus menghantui mimpinya. Namun, saat dia berguling ke sisi lain tempat tidur, dia menemukan Adrian yang masih tertidur lelap di sebelahnya, wajahnya terlihat damai meski dunia di sekitarnya penuh dengan kekacauan.Sienna menatap Adrian sejenak, membiarkan dirinya menikmati momen ketenangan ini. Tangannya perlahan menyentuh wajah Adrian, melukis garis rahangnya yang tegas dengan lembut. Ketika matanya perlahan terbuka, dia menatap Sienna dengan senyum lembut."Selamat pagi," bisik Adrian, menarik Sienna lebih dekat ke dalam pelukannya."Selamat pagi," balas Sienna, membenamkan wajahnya di dadanya. Ada kehangatan di sana, sesuatu yang membuatnya merasa aman meskipun dunia luar penuh dengan ancaman.Mereka berdua tetap dalam pelukan itu selama beberapa saat, menikmati keintiman yang jarang bisa mereka rasakan di tenga
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Ancaman Marcus

Setelah beberapa saat, mereka kembali ke dalam, meninggalkan udara malam yang dingin untuk kehangatan apartemen Adrian. Mereka duduk di sofa, menikmati momen keintiman yang jarang mereka dapatkan di tengah segala kesibukan dan ancaman yang mengintai."Besok kita harus menghadapi Marcus lagi," kata Adrian, suaranya penuh ketegangan yang terselubung. "Dia terus mencari celah untuk menjatuhkan kita."Sienna menghela napas, berusaha menenangkan pikiran yang mulai berkecamuk. "Aku akan memastikan bahwa dia tidak punya celah. Aku akan menyusun strategi yang bisa mematahkan setiap serangan hukum yang dia lancarkan."Adrian menatapnya dengan penuh kekaguman. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa menjalani semua ini tanpamu."Sienna tersenyum tipis, merasakan kebanggaan bercampur dengan ketegangan. "Kita akan melewati ini bersama. Marcus mungkin berbahaya, tapi dia bukan tandingan kita."Malam itu, mereka berbagi rencana dan harapan, mempersiapkan diri untuk pertempuran yang akan datang. Sienna t
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Rumor Tentang Dugaan Korupsi dan Manipulasi Keuangan dalam Perusahaan

Pagi berikutnya, Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Rasa gelisah terus menghantui pikirannya sepanjang malam. Setelah mencuci muka, dia duduk di meja makan dengan tumpukan dokumen yang telah dia siapkan semalam. Ancaman Marcus kini terasa lebih nyata, dan dia tahu waktunya semakin sedikit untuk mempersiapkan langkah-langkah pencegahan.Tak lama kemudian, Adrian keluar dari kamar dengan penampilan yang lebih santai, meskipun ada ketegangan yang jelas di wajahnya. Dia berjalan menuju dapur, mengambil secangkir kopi, lalu duduk di depan Sienna.“Kamu sudah bangun sepagi ini?” tanyanya dengan nada cemas.Sienna mengangguk sambil membuka map besar yang terisi dokumen terkait kasus Adrian. "Aku perlu menyusun strategi tambahan. Marcus semakin berani, dan aku tidak akan membiarkan dia menang.”Adrian tersenyum kecil, meskipun jelas dia masih merasa khawatir. “Aku yakin kamu punya rencana yang kuat. Tapi kamu juga harus ingat untuk menjaga dirimu sendiri, Sienna.”Sienna menatapnya, m
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Jaring-Jaring Bahaya

Pagi berikutnya, suasana terasa lebih tegang. Sienna terbangun dengan rasa tidak tenang yang semakin kuat. Saat dia membuka layar ponselnya, puluhan notifikasi masuk dari tim hukum Adrian. Berita tentang dugaan manipulasi keuangan Adrian terus menyebar, semakin liar dan sulit dikendalikan.Adrian, yang biasanya tenang, terlihat lebih gelisah. Dia berjalan mondar-mandir di ruang tamu, tangannya memegang secangkir kopi yang sudah dingin. Sienna tahu bahwa ini bukan hanya tentang reputasi perusahaan Adrian, tetapi juga tentang hidupnya yang berada di bawah bayang-bayang ancaman Marcus."Kita harus bertindak lebih cepat," ujar Adrian, menghentikan langkahnya dan menatap Sienna dengan intens. "Marcus sedang mencoba menciptakan distraksi. Aku yakin dia punya sesuatu yang lebih besar yang sedang dia siapkan."Sienna mengangguk sambil menyiapkan laptopnya. "Aku sepakat. Aku akan meninjau ulang semua dokumen keuangan perusahaanmu. Jika ada celah yang bisa dia gunakan, kita harus menemukannya s
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Permainan Berbahaya

Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Matanya masih terasa berat, tetapi pikirannya langsung tertuju pada kasus Adrian. Setelah apa yang mereka pelajari tadi malam tentang Marcus, dia tahu mereka harus bertindak lebih cepat.Saat dia melangkah keluar dari kamar, dia melihat Adrian sudah duduk di ruang tamu, mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung ke siku. Matanya terpaku pada laptopnya, terlihat serius saat membaca sesuatu."Kamu tidak tidur?" tanya Sienna, berjalan mendekat.Adrian mengangkat pandangannya dan tersenyum tipis. "Tidur beberapa jam, tapi aku tidak bisa benar-benar tenang. Marcus semakin berani."Sienna duduk di sebelahnya dan melihat layar laptop. Itu adalah laporan keuangan terbaru yang baru saja mereka dapatkan dari tim akuntansi. Dia mulai membaca dengan seksama, mencoba menemukan kejanggalan yang bisa menjadi celah untuk membela Adrian di pengadilan."Ada transaksi mencurigakan di salah satu anak perusahaanmu," kata Sienna sambil menunjuk angka-angk
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Jaring- Jaring Konspirasi

Pagi datang dengan cepat. Sienna terbangun dari tidurnya, masih merasakan sentuhan lembut Adrian di kulitnya. Namun, pagi ini, tidak ada waktu untuk menikmati kebersamaan mereka. Mereka memiliki janji temu dengan Nathan Cross—seseorang yang bisa menjadi kunci untuk menjatuhkan Marcus.Setelah mandi dan bersiap, Sienna turun ke ruang tamu penthouse Adrian, di mana pria itu sudah menunggunya dengan secangkir kopi di tangan. "Pagi, cantik," ucapnya, menyerahkan kopi itu padanya."Pagi," Sienna menyesap kopi hangatnya. "Kita bertemu Nathan di mana?""Restoran pribadi di pusat kota. Dia lebih suka tempat yang jauh dari perhatian publik," jawab Adrian, matanya tajam menatap Sienna, seolah membaca pikirannya. "Kau masih meragukan ini?"Sienna menarik napas. "Aku hanya ingin memastikan kita tidak terjebak dalam permainan Marcus."Adrian tersenyum tipis. "Itu sebabnya aku mengajakmu. Kau selalu tahu bagaimana membaca situasi."---Restoran tempat mereka bertemu dengan Nathan berada di lantai a
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Seorang Jurnalis

Pagi datang dengan ketegangan yang lebih pekat daripada kabut yang menyelimuti kota. Sienna duduk di meja dapurnya, secangkir kopi di tangannya, sementara pikirannya berputar cepat. Flash drive yang diberikan Nathan masih tergeletak di samping laptopnya—kunci yang bisa meruntuhkan Oliver Grant, dan sekaligus menyalakan perang terbuka dengan Marcus.Adrian berjalan mendekat, meletakkan tangan di bahunya. “Kau yakin ingin melakukan ini hari ini?”Sienna menatapnya. “Semakin lama kita menunggu, semakin banyak waktu bagi Marcus untuk menemukan cara lain menjatuhkan kita.”Adrian menghela napas. “Baiklah. Aku sudah menghubungi seorang jurnalis yang bisa dipercaya. Kita akan menyerahkan rekaman ini padanya dalam waktu satu jam.”Sienna mengangguk, lalu berdiri. “Ayo selesaikan ini.”---Mereka bertemu di sebuah kafe kecil di pinggir kota. Jurnalis itu, seorang pria berusia empat puluhan bernama Daniel Reed, sudah menunggu di salah satu meja sudut. Matanya tajam, penuh dengan rasa ingin tahu
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status