Home / Romansa / Gairah yang Terlarang / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Gairah yang Terlarang: Chapter 61 - Chapter 70

79 Chapters

Permainan Berbahaya

Pagi itu, Sienna terbangun dengan tubuh yang masih terasa lelah. Sinar matahari masuk melalui jendela kamar Adrian, menyinari kulitnya yang masih terasa hangat setelah malam yang panjang. Di sampingnya, Adrian masih terlelap, napasnya tenang, dan wajahnya tampak lebih damai daripada biasanya.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.Telepon Adrian bergetar di meja samping tempat tidur. Sienna melihat nama di layar—Ethan, kepala pengamanan Adrian. Dengan enggan, ia menyentuh bahu Adrian, membangunkannya.Adrian menggeram pelan, lalu membuka mata. Begitu melihat nama di layar, ekspresinya berubah. Ia meraih ponselnya dan menjawab panggilan itu."Ada apa?" suara Adrian terdengar tajam.Dari ekspresi wajahnya, Sienna bisa menebak jawabannya tidak akan menyenangkan."Kapan?" Adrian bertanya lagi, suaranya lebih serius. "Aku akan segera ke sana."Begitu panggilan berakhir, Adrian mengusap wajahnya, seolah mencoba mengumpulkan pikirannya."Ada apa?" Sienna bertanya, mencoba menahan kegelis
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Dalam Pelukan Bahaya

Pagi di New York selalu penuh hiruk-pikuk, namun di apartemen mewah Adrian, waktu seolah melambat. Sienna terbangun dengan cahaya matahari yang menyelinap melalui tirai besar, menyentuh kulitnya yang masih hangat dari malam sebelumnya. Di sampingnya, Adrian masih terlelap, wajahnya yang biasanya tegas kini tampak lebih damai. Sienna menatapnya sejenak, merasakan denyut jantungnya sendiri yang berpacu di dada.Namun, kenyataan segera menyusup ke pikirannya. Kasus Adrian masih jauh dari selesai. Ancaman dari Marcus terus membayangi, dan Sienna tahu bahwa setiap momen kebahagiaan mereka bisa saja terancam kapan saja.Sienna perlahan bangkit dari tempat tidur, mengenakan kemeja Adrian yang tergeletak di lantai. Aroma tubuh Adrian masih tertinggal di kain itu, membuatnya tersenyum kecil. Dia melangkah ke dapur, menyiapkan kopi sambil memikirkan langkah hukum berikutnya. Dokumen-dokumen yang harus ia telaah menumpuk di meja, namun pikirannya masih tertinggal di malam sebelumnya—sentuhan Adr
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Konferensi Pers

Pagi berikutnya di apartemen Adrian terasa lebih berat dari biasanya. Matahari yang biasanya membawa kehangatan kini hanya menyoroti kecemasan yang menggantung di udara. Sienna terbangun dengan kepala masih dipenuhi pikiran tentang pertemuannya dengan Marcus. Kata-katanya terus terngiang di benaknya, mencoba merusak keyakinannya pada Adrian.Adrian duduk di meja dapur, matanya terpaku pada secangkir kopi yang sudah dingin. Ketika Sienna masuk, dia menoleh dan tersenyum, tapi senyum itu tidak sampai ke matanya."Kau tidur nyenyak?" tanyanya, suaranya serak.Sienna hanya mengangguk, lalu duduk di seberangnya. Ada keheningan yang menggantung di antara mereka, berat oleh kata-kata yang belum terucap."Aku tahu Marcus mencoba membuatmu ragu," kata Adrian akhirnya, memecah keheningan. "Tapi apa pun yang dia katakan, itu hanya setengah dari kebenaran."Sienna menatap mata Adrian, mencari kebenaran di dalamnya. "Kalau begitu, ceritakan semuanya padaku, Adrian. Aku butuh tahu apa yang sebenarn
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Gala Amal

Pagi itu dimulai dengan ketegangan yang menggantung tebal di udara. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela besar apartemen Adrian terasa seperti sorotan lampu yang tidak diinginkan, menerangi sisa-sisa malam penuh kecemasan. Sienna terbangun di pelukan Adrian, namun pikirannya sudah jauh melayang, memikirkan langkah berikutnya dalam menghadapi Marcus.Adrian menggeliat pelan, tangannya masih melingkar di pinggang Sienna. "Apa yang kau pikirkan?" bisiknya dengan suara serak khas pagi hari.Sienna menoleh, menatap wajah Adrian yang masih setengah tertidur. "Kita harus bergerak cepat. Marcus tidak akan tinggal diam setelah kemarin."Adrian mengangguk, melepaskan pelukannya dan duduk di tepi ranjang. "Aku sudah menghubungi beberapa orang. Kita akan mendapatkan bukti lebih kuat tentang keterlibatan Marcus dalam pencucian uang dan penggelapan pajak."Sienna bangkit dari ranjang, mengenakan kemeja tipis Adrian yang tergeletak di lantai. Dia berjalan menuju dapur untuk membuat kopi, menco
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Kebebasan yang Ditunggu

Pagi itu, suasana di apartemen Adrian lebih sunyi dari biasanya. Sienna berdiri di depan jendela besar, memandangi langit yang perlahan berubah dari abu-abu menjadi biru cerah. Ini adalah hari yang menentukan. Setelah berminggu-minggu bekerja tanpa lelah, mereka akhirnya memiliki bukti yang cukup untuk membersihkan nama Adrian dan menjatuhkan Marcus.Adrian muncul dari kamar tidur dengan setelan rapi, wajahnya serius tapi matanya memancarkan ketenangan yang belum pernah Sienna lihat sebelumnya. "Kita siap?" tanyanya, suaranya dalam namun penuh keyakinan.Sienna mengangguk, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. "Kita sudah lebih dari siap."---Di kantor pengadilan, suasana tegang terasa sejak mereka melangkah masuk. Persidangan hari ini adalah momen puncak, di mana semua bukti akan dipresentasikan dan kebenaran akan terungkap. Sienna duduk di kursi pengacara dengan berkas-berkas tebal di depannya, sementara Adrian duduk di sampingnya, mencoba menjaga ketenangan meskipun
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Merasa Dikhianati

Meskipun kehidupan Adrian dan Sienna di tepi danau berjalan damai, bayang-bayang masa lalu tidak sepenuhnya menghilang. Adrian telah meninggalkan dunia bisnis gelapnya, tetapi tidak semua orang di lingkarannya menerima keputusan itu dengan baik. Beberapa mantan rekan bisnis merasa ditinggalkan, bahkan ada yang merasa dikhianati.Suatu pagi yang cerah, ketika Sienna sedang menikmati secangkir kopi di beranda, dia melihat Adrian berbicara di telepon dengan wajah tegang. Suaranya rendah, hampir seperti berbisik, tetapi nada seriusnya tidak bisa disembunyikan. Ketika Adrian selesai, Sienna mendekatinya dengan alis berkerut."Ada apa?" tanyanya pelan.Adrian menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Sienna dengan tatapan yang mencoba menenangkan. "Hanya urusan lama yang mencoba kembali," jawabnya singkat. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Tapi Sienna tahu lebih baik. Dia telah melihat cukup banyak untuk memahami bahwa urusan 'lama' Adrian jarang berakhir dengan tenang.---Hari-hari beri
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Awal Baru

Pagi itu, sinar matahari menembus jendela besar rumah tepi danau mereka, membelai wajah Sienna yang masih terlelap di pelukan Adrian. Udara musim semi yang segar membawa aroma bunga liar dari hutan sekitar, menciptakan suasana damai yang sempurna. Adrian membuka matanya perlahan, menatap wanita yang kini menjadi pusat hidupnya. Tidak ada lagi rahasia, tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang membayangi mereka. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Adrian merasa benar-benar bebas.Sienna terbangun karena ciuman lembut di keningnya. "Pagi," bisik Adrian dengan senyum hangat.Sienna mengerjapkan matanya, lalu tersenyum balas. "Pagi." Dia meregangkan tubuhnya, lalu menarik Adrian lebih dekat. "Aku suka bangun seperti ini.""Aku bisa membiasakan diri dengan ini setiap hari," jawab Adrian sambil mengusap lembut punggung Sienna. Mereka berdua tertawa kecil, menikmati momen tenang di pagi hari yang damai.Namun, hidup mereka yang baru dimulai ini tidak hanya tentang menikmati ketena
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Bayang-Bayang Masa Lalu

Meskipun kehidupan baru Adrian dan Sienna tampak sempurna di permukaan, bayang-bayang masa lalu tidak sepenuhnya hilang. Beberapa pihak yang pernah terlibat dalam bisnis gelap Adrian mulai merasa terganggu dengan perubahan haluan pria itu. Mereka khawatir, jika Adrian benar-benar meninggalkan dunia lama, rahasia mereka bisa terancam terbongkar.Suatu pagi yang cerah, Sienna duduk di ruang kerja mereka, meninjau beberapa dokumen yayasan. Teleponnya tiba-tiba berdering. Nama yang muncul di layar membuatnya terdiam sejenak: Marcus Delano, salah satu mantan rekan bisnis Adrian yang terkenal kejam dan manipulatif. Dengan hati-hati, Sienna menjawab panggilan itu."Sienna Laurent," suaranya terdengar tenang, meskipun hatinya mulai berdebar."Ah, Nona Laurent," suara Marcus terdengar licin di ujung sana. "Kupikir kau mungkin ingin tahu, tidak semua orang senang dengan perubahan Adrian. Dunia kita... tidak mudah ditinggalkan begitu saja."Sienna mengepalkan tangan, mencoba menahan amarahnya. "
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Awal Baru yang Tak Terduga

Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai kamar mereka, membelai wajah Sienna yang masih terlelap di pelukan Adrian. Udara di kamar terasa hangat, bukan hanya karena suhu pagi yang bersahabat, tapi juga karena ketenangan yang kini menyelimuti kehidupan mereka. Adrian perlahan membuka matanya, menatap wajah Sienna dengan penuh kasih. Senyuman kecil terukir di sudut bibirnya, menyadari bahwa untuk pertama kalinya setelah sekian lama, hidupnya benar-benar bebas dari ancaman masa lalu.Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Suara dering ponsel Sienna yang nyaring memecah keheningan pagi. Dengan malas, Sienna menggapai ponselnya di meja samping tempat tidur. Namanya Rachel, sahabat sekaligus rekan kerjanya di firma hukum, terpampang di layar."Rachel?" Suara Sienna serak karena baru bangun."Sienna! Kau harus ke kantor sekarang juga. Ada sesuatu yang besar terjadi," suara Rachel terdengar tegang, membuat Sienna langsung duduk tegak."Apa yang terjadi?" tanya Sienna dengan
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Babak Baru dalam Kehidupan

Pagi di rumah Adrian terasa berbeda. Tidak ada lagi ancaman dari bayang-bayang masa lalu, tidak ada lagi ketakutan akan serangan mendadak atau pengkhianatan. Untuk pertama kalinya, Adrian dan Sienna benar-benar bisa bernapas lega.Adrian berdiri di balkon, menyesap kopinya sambil menatap hamparan kota di bawahnya. Udara pagi terasa segar, seakan menyambut kehidupannya yang baru. Di belakangnya, Sienna melangkah mendekat, masih mengenakan kemeja putih Adrian yang kebesaran di tubuhnya."Kau terlihat tenang," gumam Sienna, melingkarkan lengannya di pinggang Adrian."Aku merasa seperti akhirnya bisa benar-benar bebas," jawab Adrian, membalas pelukan Sienna. "Tidak ada lagi urusan kotor, tidak ada lagi ancaman. Aku hanya ingin menjalani hidup denganmu, tanpa gangguan."Sienna tersenyum dan mengangguk. "Dan aku akan ada di sisimu."Mereka berdiri di sana beberapa saat, menikmati kebersamaan mereka sebelum akhirnya Sienna menarik diri. "Aku harus ke kantor. Masih ada beberapa hal yang perlu
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status