Home / Romansa / Gairah yang Terlarang / Perang Tanpa Jalan Keluar

Share

Perang Tanpa Jalan Keluar

Author: OhmyTwizz
last update Last Updated: 2025-01-29 09:06:08
Ketegangan di ruangan VIP semakin menebal. Pria berbadan kekar yang berdiri di belakang Adrian dan Sienna mengisyaratkan bahwa mereka berada dalam bahaya. Marcus masih duduk dengan santai, seolah menikmati permainan yang dia ciptakan sendiri.

Adrian menyesap minumannya dengan tenang, tetapi matanya tetap tajam, membaca situasi. Kalau kau ingin melakukan sesuatu, lakukan sekarang, Marcus. Aku tidak suka membuang waktu.

Marcus tertawa kecil. Sabar, Adrian. Aku hanya ingin tahu Seberapa jauh kau akan pergi untuk melindungi rahasiamu?

Sienna bisa merasakan naluri bertahan hidupnya mulai aktif. Dia tahu bahwa mereka harus keluar dari situasi ini sebelum Marcus mengambil langkah lebih jauh.

Nathan berbicara pelan melalui alat komunikasi, Aku sudah mengirim koordinat kalian ke tim kita. Bertahanlah sebentar lagi.

Namun, Marcus tampaknya menyadari sesuatu. Dia menatap Adrian dengan senyum licik. Kau benar-benar berpikir bisa mengalahkanku dengan cara ini?

Tiba-tiba, pria kekar t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gairah yang Terlarang   Kantor Voss Enterprises

    Pagi di penthouse Adrian terasa lebih tenang dari biasanya. Sienna terbangun dengan tubuh yang masih terasa hangat akibat malam penuh gairah yang baru saja mereka lewati. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama ketika teleponnya bergetar di atas meja nakas.Dia mengangkatnya dengan malas. “Halo?”Di ujung sana, suara Henry, asisten kantor hukumnya, terdengar tegang. “Sienna, ada perkembangan baru. Jaksa ingin memanggil Adrian untuk memberikan pernyataan. Mereka punya bukti baru.”Sienna langsung terduduk, jantungnya berdetak lebih cepat. “Bukti apa?”“Kita belum tahu pasti, tapi seseorang telah menyerahkan dokumen ke kantor kejaksaan. Ini bisa berbahaya.”Sienna menoleh ke arah Adrian, yang masih tertidur dengan wajah damai. Dalam hitungan detik, kenyataan kembali menghantamnya—mereka tidak hanya terjerat dalam hubungan yang semakin sulit dikendalikan, tetapi juga dalam kasus hukum yang semakin berbahaya.---Sienna duduk di ruang rapat bersama Adrian dan tim hukumnya. Beberapa doku

    Last Updated : 2025-01-30
  • Gairah yang Terlarang   Permainan Berbahaya

    Sienna duduk di bar, menyesap martininya perlahan sambil mengamati Marcus dari kejauhan. Pria itu tampak menikmati malamnya, tertawa dengan beberapa wanita di sekelilingnya. Tapi Sienna tahu, di balik tawa itu, Marcus adalah pria yang penuh tipu daya.Seorang pelayan datang membawakan segelas minuman yang tidak dia pesan. “Dari pria di sana,” ujarnya sambil mengangguk ke arah Marcus.Sienna mengangkat alis. Marcus sudah menyadari keberadaannya. Dia mengambil napas dalam, lalu dengan penuh percaya diri membawa gelas itu ke bibirnya, menyesap sedikit, sebelum berdiri dan melangkah menuju meja Marcus.“Kalau kau ingin mengajakku minum, lebih baik kau melakukannya langsung,” ucapnya, meletakkan gelas di meja dan menatap Marcus dengan tajam.Marcus tersenyum miring. “Sienna Laurent. Aku tidak menyangka kau berani datang ke tempatku.”Sienna duduk tanpa menunggu undangan. “Aku ingin tahu, Marcus... apa yang sebenarnya kau inginkan dari Adrian?”Marcus tertawa kecil, lalu melambaikan tangann

    Last Updated : 2025-01-31
  • Gairah yang Terlarang   Permainan kotor Marcus

    Sienna menutup laptopnya dengan kasar, napasnya memburu. Artikel berita itu bukan sekadar gosip murahan—ini adalah pernyataan perang. Jika publik mulai percaya bahwa Adrian terlibat dalam pencucian uang, maka segalanya bisa runtuh lebih cepat dari yang mereka kira.Dia meraih ponselnya dan segera menelepon Adrian."Sudah lihat berita?" tanyanya tanpa basa-basi begitu panggilan tersambung."Sudah." Suara Adrian terdengar tegang. "Aku akan mengurusnya.""Tidak cukup hanya ‘mengurusnya,’ Adrian. Kita harus menemukan siapa yang membocorkan ini dan membalikkan keadaan sebelum semuanya terlambat."Hening. Sienna tahu Adrian tidak terbiasa membiarkan orang lain menangani masalahnya, tetapi kali ini, dia harus mempercayainya."Aku akan menemuimu di kantor," kata Adrian akhirnya. "Kita akan mencari solusi bersama."Sienna menutup teleponnya, lalu bersiap dengan cepat. Saat dia keluar dari apartemennya, ada firasat buruk yang mengikutinya—seolah ada yang mengawasinya dari bayang-bayang.Adrian

    Last Updated : 2025-02-01
  • Gairah yang Terlarang   Pagi yang Menegangkan

    Sienna menghabiskan sepanjang malam meneliti dokumen yang diberikan Adrian. Setiap lembar kertas adalah potongan puzzle yang bisa membuktikan bahwa kasus terhadap Adrian hanyalah permainan kotor Marcus. Tapi masih ada celah yang harus ditutup sebelum semuanya bisa digunakan di pengadilan. Pukul tujuh pagi, dia tiba di firma hukumnya lebih awal dari biasanya. Kopi di tangannya sudah hampir habis ketika layar laptopnya menampilkan sesuatu yang membuat jantungnya berdebar lebih cepat. "Aku menemukannya," gumamnya. Sienna segera menghubungi Adrian. "Adrian, kita punya bukti kalau Marcus memanipulasi transaksi perusahaanmu. Aku akan menyusun ini dalam pembelaan kita." "Aku akan datang ke kantormu. Kita bahas ini lebih lanjut," jawab Adrian cepat. Beberapa jam kemudian, Adrian duduk di seberang meja Sienna. Ekspresinya serius saat meneliti dokumen yang disodorkan kepadanya. "Jika kita bisa membuktikan ini di pengadilan, kasus ini akan berbalik melawan Marcus," ujar Sienna. A

    Last Updated : 2025-02-02
  • Gairah yang Terlarang   Tuduhan Pencucian Uang

    Sienna tiba di kantornya dengan langkah cepat. Tumit sepatunya beradu dengan lantai marmer gedung firma hukum tempatnya bekerja, menciptakan gema yang terdengar tegas. Pagi ini, ia tidak memiliki waktu untuk basa-basi atau sekadar menikmati kopi seperti biasanya. Ancaman Marcus telah menjadi lebih serius, dan dia harus memastikan bahwa Adrian memiliki pertahanan hukum yang kuat.Begitu ia masuk ke ruangannya, seorang rekan kerjanya, Lisa, sudah menunggunya dengan setumpuk berkas di tangan."Aku sudah membaca tuntutan Marcus," kata Lisa dengan nada serius. "Dia menuduh perusahaan Adrian terlibat dalam pencucian uang melalui beberapa transaksi yang mencurigakan. Tuduhan ini bisa merusak reputasi Adrian jika tidak segera dikendalikan."Sienna meraih berkas yang disodorkan Lisa dan mulai membacanya. Dahi Sienna berkerut saat melihat daftar transaksi yang dicantumkan dalam tuntutan itu. Beberapa transaksi memang terlihat mencurigakan, tetapi Sienna tahu betul bahwa Adrian bukan tipe orang

    Last Updated : 2025-02-03
  • Gairah yang Terlarang   Perang yang tak terelakkan

    Ponsel di tangan Sienna bergetar lagi. Satu pesan tambahan muncul:“Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan. Jangan coba-coba melawanku.”Sienna menggigit bibirnya, merasakan ketegangan menjalari tubuhnya. Dia mengangkat tatapan ke Adrian yang kini berdiri dengan rahangnya mengeras. Mata pria itu berubah dingin—penuh amarah yang ditahan.“Marcus,” gumamnya dengan nada berbahaya.Adrian mengambil ponsel dari tangan Sienna, membaca pesan itu dengan sorot mata gelap. Kemudian, tanpa ragu, dia meraih ponselnya sendiri dan menekan nomor seseorang.“Naomi, cari tahu dari mana pesan ini berasal. Aku ingin tahu lokasi pengirimnya dalam satu jam.”Naomi, kepala keamanannya, langsung menjawab, “Akan saya urus, Pak Voss.”Sienna menatap Adrian. “Dia mengawasi kita.”Adrian mengangguk. “Dan itu kesalahannya. Dia mengira bisa menakutimu, tetapi dia justru menunjukkan dirinya.”Namun, di dalam hati, Sienna tahu ini lebih dari sekadar ancaman biasa. Marcus bukan tipe pria yang hanya menggertak. J

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gairah yang Terlarang   Jaksa Morgan

    Malam itu, Sienna tidak bisa tidur.Pikirannya terus dipenuhi dengan ancaman dari Marcus dan kemungkinan kasus yang sedang disusun oleh Carter. Jika mereka tidak bergerak cepat, Adrian bisa benar-benar terjerat dalam jebakan hukum yang dirancang dengan sempurna.Adrian berbaring di sebelahnya, tubuhnya terasa hangat dan kuat, tetapi ketegangan masih terlihat jelas di wajahnya. Dia tidak tidur nyenyak, bahkan mungkin tidak tidur sama sekali.Saat jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi, Sienna akhirnya menyerah dan bangun dari tempat tidur. Dia berjalan ke ruang kerja Adrian, membuka laptopnya, dan mulai meneliti setiap kasus yang pernah ditangani Carter.Tidak butuh waktu lama sebelum dia menemukan sesuatu yang menarik.Carter pernah terlibat dalam kasus besar lima tahun lalu, menangani seorang miliarder yang akhirnya dijatuhi hukuman karena pencucian uang. Tetapi yang aneh adalah, setelah kasus itu selesai, Carter tiba-tiba memiliki properti mahal di pusat kota—sesuatu yang tidak masuk

    Last Updated : 2025-02-04
  • Gairah yang Terlarang   Siang yang Panas di Ruang Persidangan

    Sienna bangun lebih awal dari biasanya. Setelah mendapatkan bukti yang bisa menjatuhkan Carter, dia tahu bahwa langkah selanjutnya adalah menyusun strategi yang matang.Adrian masih tertidur, wajahnya tampak lebih rileks dibandingkan hari-hari sebelumnya. Sienna memperhatikan garis rahangnya yang tajam, helai rambut hitamnya yang sedikit berantakan, dan dada bidangnya yang naik turun dengan ritme napasnya.Namun, pikiran Sienna terlalu sibuk untuk menikmati ketenangan pagi itu. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Naomi:"Kita harus bertemu secepatnya. Aku punya sesuatu yang bisa membalikkan keadaan."Tak lama kemudian, Naomi membalas."Di kantor pukul 8. Jangan terlambat."Sienna menyimpan ponselnya dan bersiap untuk bangun dari tempat tidur, tetapi tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya kembali.“Kau mau ke mana sepagi ini?” suara Adrian terdengar serak, masih dipenuhi kantuk.Sienna tersenyum kecil. “Aku harus bertemu Naomi. Kita harus menyusun strategi sebelum Marcus ata

    Last Updated : 2025-02-05

Latest chapter

  • Gairah yang Terlarang   Persidangan Terakhir

    Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Matahari baru saja muncul di ufuk timur, memancarkan cahaya keemasan yang menyinari kota. Dia menoleh ke samping dan melihat Adrian masih terlelap. Wajahnya tampak lelah, namun tetap menunjukkan ketegasan yang sama seperti biasa.Persidangan hari ini akan menjadi titik balik bagi mereka berdua. Jika Adrian terbukti bersalah, dia bisa kehilangan segalanya—bisnisnya, kebebasannya, bahkan mungkin hubungannya dengan Sienna. Tetapi jika dia menang, ini akan menjadi awal baru yang telah lama mereka impikan.Sienna menghela napas panjang sebelum bangkit dari tempat tidur dan menuju dapur. Saat dia sedang menyiapkan kopi, Adrian muncul dari belakang dan melingkarkan lengannya di pinggangnya."Kau sudah bangun?" suaranya serak, masih terbawa sisa kantuk.Sienna mengangguk. "Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku terlalu banyak berpikir."Adrian mengecup puncak kepalanya. "Apa kau siap?"Sienna menatapnya, mencoba mencari keteguhan dalam sorot matanya. "Aku

  • Gairah yang Terlarang   Manuver Berbahaya

    Sienna terbangun dengan perasaan gelisah. Matanya menatap layar ponselnya yang masih menunjukkan pesan terakhir yang ia terima tadi malam:“Adrian baru saja bertemu dengan Kiera di The Royale Club.”Dia menggigit bibirnya, mencoba menenangkan pikirannya. Ini bukan pertama kalinya dia menghadapi situasi di mana Adrian berhubungan dengan wanita dari masa lalunya, tapi kali ini berbeda. Kiera bukan hanya ancaman bagi hubungan mereka, tetapi juga musuh yang mencoba menjatuhkan Adrian dengan cara apa pun.Sienna menghela napas, mengumpulkan keberanian sebelum akhirnya bangkit dan bersiap untuk menghadapi hari.Saat dia keluar dari kamar, suara langkah kaki Adrian terdengar dari dapur. Pria itu tampak tenang seperti biasanya, seolah tidak ada yang terjadi.“Kau tidur nyenyak?” tanya Adrian sambil menyeduh kopi.Sienna menatapnya, mencari tanda-tanda kebohongan di wajahnya. “Aku mendengar kau bertemu dengan Kiera tadi malam.”Adrian mengangkat alisnya, kemudian meletakkan cangkirnya di meja.

  • Gairah yang Terlarang   Jeratan Musuh dan Godaan yang Mengancam

    Sienna membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan tubuh Adrian yang masih tertidur di sampingnya. Semalaman mereka berbicara panjang tentang ancaman Marcus dan pengkhianatan dalam sistem hukum yang berusaha menjatuhkan Adrian. Namun, meskipun masalah itu terus menghantui mereka, malam sebelumnya menjadi tempat pelarian di mana mereka hanya memiliki satu sama lain.Sienna menggerakkan jemarinya di atas dada Adrian, merasakan detak jantungnya yang stabil. Namun, saat ia hendak beranjak dari tempat tidur, lengan Adrian melingkar di pinggangnya, menahannya."Jangan pergi dulu," suara berat Adrian terdengar serak karena baru bangun.Sienna tersenyum kecil. "Aku harus ke kantor. Kita masih harus mencari tahu siapa pengkhianat di dalam sistem hukum."Adrian membuka matanya dan menatapnya dengan penuh ketenangan. "Aku tahu. Tapi sebelum itu, aku ingin menikmati pagiku denganmu sebentar lagi."Sienna tertawa kecil sebelum akhirnya menyerah dan membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan Adr

  • Gairah yang Terlarang   Ancaman dari Bayanh - Bayang

    Pagi itu, Sienna bangun dengan perasaan berat di dadanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh dokumen yang Ethan berikan kemarin. Kasus Adrian semakin rumit, dan meskipun dia mempercayai Adrian, Sienna tidak bisa mengabaikan fakta bahwa seseorang dengan kekuatan besar berusaha menghancurkannya.Di sebelahnya, Adrian masih tertidur, napasnya teratur. Wajahnya yang biasanya penuh percaya diri terlihat lebih tenang saat tidur. Sienna ingin membangunkannya, ingin membahas rencana mereka selanjutnya, tapi dia tahu Adrian butuh istirahat.Sienna bangkit perlahan, berjalan menuju dapur untuk membuat kopi. Namun, saat dia membuka ponselnya, sebuah pesan masuk membuat jantungnya berdebar kencang.“Kau pikir kau bisa menyelamatkannya? Dia akan jatuh, dan kau juga.”Sienna langsung menunjukkan pesan itu kepada Adrian setelah dia bangun.“Ini semakin gila,” kata Sienna dengan nada frustrasi.Adrian mengambil ponselnya, membaca pesan itu, lalu mengerutkan dahi. “Ini bukan hanya ancaman biasa.”“Menurut

  • Gairah yang Terlarang   Bayangan yang Tak Pergi

    Pagi itu, Sienna membuka matanya dan menemukan dirinya sendirian di tempat tidur. Adrian sudah tidak ada di sampingnya. Dia meraih ponselnya dan melihat pesan dari Adrian:"Aku ada urusan sebentar. Jangan khawatir. Aku akan kembali sebelum makan siang."Sienna menghela napas panjang. Setelah kejadian kemarin dengan Kiera, dia masih merasakan kegelisahan di hatinya. Dia percaya pada Adrian, tapi bayangan dari masa lalunya terus menghantui mereka.Setelah bersiap, Sienna memutuskan untuk pergi ke kantornya lebih awal. Setibanya di sana, asistennya, Leah, sudah menunggunya di luar ruangan dengan ekspresi khawatir.“Ada yang harus kau lihat,” kata Leah sambil menyerahkan sebuah amplop cokelat.Sienna mengambilnya dengan hati-hati dan membuka isinya. Di dalamnya, ada beberapa foto Adrian bersama Kiera di sebuah bar mewah. Dari sudut pengambilan gambar, terlihat seolah-olah mereka sedang berbicara serius, dan ada satu foto di mana Kiera menyentuh tangan Adrian.Darah Sienna mendidih. Dia ta

  • Gairah yang Terlarang   Bayangan di Antara Kita

    Pagi itu, Sienna terbangun lebih awal dari biasanya. Cahaya matahari menyusup melalui tirai kamar penthouse Adrian, menciptakan kilauan lembut di atas seprai putih. Dia menoleh ke samping, melihat Adrian yang masih tertidur lelap di sampingnya. Wajahnya tampak lebih damai dari biasanya, seolah-olah beban yang selama ini menghantuinya sedikit mereda.Namun, kedamaian itu tak bertahan lama. Suara notifikasi dari ponsel Sienna mengusik pagi mereka. Dia meraih perangkat itu dan melihat sebuah pesan dari nomor tak dikenal:"Apakah kau benar-benar percaya Adrian hanya milikmu? Kau bukan satu-satunya wanita dalam hidupnya."Jantung Sienna berdegup lebih cepat. Dia menelan ludah, mencoba mengabaikan kecemasan yang tiba-tiba menyelimutinya. Pesan anonim itu jelas berniat memecah belah mereka. Tapi siapa? Dan yang lebih penting—apakah ada kebenaran di baliknya?Adrian bergerak di tempat tidur, tangannya secara refleks mencari Sienna. Saat dia menyadari Sienna duduk tegak dengan ponsel di tangan

  • Gairah yang Terlarang   Bayangan di Antara Kita

    Pagi pertama setelah pertunangan mereka terasa berbeda. Matahari baru saja menyelinap masuk melalui tirai kamar, menyoroti siluet Adrian yang masih terlelap di sampingnya. Sienna tersenyum, menyentuh pipi pria itu dengan lembut. Ia masih belum sepenuhnya percaya bahwa mereka akhirnya bisa hidup tanpa bayang-bayang ancaman. Sienna bangkit dari tempat tidur, mengenakan kemeja Adrian yang kebesaran, lalu berjalan ke dapur untuk membuat kopi. Saat ia tengah menuangkan susu ke dalam cangkir, sepasang tangan kuat melingkari pinggangnya dari belakang. "Bangun lebih dulu tanpa membangunkanku? Itu tidak adil," gumam Adrian dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Sienna tertawa kecil. "Kau butuh istirahat. Setelah semua yang terjadi, kau pantas tidur lebih lama." Adrian mengambil cangkir kopi dari tangan Sienna, menyesapnya perlahan. "Aku lebih suka bangun denganmu di sisiku." Sienna menatapnya penuh kasih. Ia tahu Adrian bukan tipe pria yang suka mengungkapkan perasaanny

  • Gairah yang Terlarang   Babak Baru dalam Kehidupan

    Pagi di rumah Adrian terasa berbeda. Tidak ada lagi ancaman dari bayang-bayang masa lalu, tidak ada lagi ketakutan akan serangan mendadak atau pengkhianatan. Untuk pertama kalinya, Adrian dan Sienna benar-benar bisa bernapas lega.Adrian berdiri di balkon, menyesap kopinya sambil menatap hamparan kota di bawahnya. Udara pagi terasa segar, seakan menyambut kehidupannya yang baru. Di belakangnya, Sienna melangkah mendekat, masih mengenakan kemeja putih Adrian yang kebesaran di tubuhnya."Kau terlihat tenang," gumam Sienna, melingkarkan lengannya di pinggang Adrian."Aku merasa seperti akhirnya bisa benar-benar bebas," jawab Adrian, membalas pelukan Sienna. "Tidak ada lagi urusan kotor, tidak ada lagi ancaman. Aku hanya ingin menjalani hidup denganmu, tanpa gangguan."Sienna tersenyum dan mengangguk. "Dan aku akan ada di sisimu."Mereka berdiri di sana beberapa saat, menikmati kebersamaan mereka sebelum akhirnya Sienna menarik diri. "Aku harus ke kantor. Masih ada beberapa hal yang perlu

  • Gairah yang Terlarang   Awal Baru yang Tak Terduga

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui celah tirai kamar mereka, membelai wajah Sienna yang masih terlelap di pelukan Adrian. Udara di kamar terasa hangat, bukan hanya karena suhu pagi yang bersahabat, tapi juga karena ketenangan yang kini menyelimuti kehidupan mereka. Adrian perlahan membuka matanya, menatap wajah Sienna dengan penuh kasih. Senyuman kecil terukir di sudut bibirnya, menyadari bahwa untuk pertama kalinya setelah sekian lama, hidupnya benar-benar bebas dari ancaman masa lalu.Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Suara dering ponsel Sienna yang nyaring memecah keheningan pagi. Dengan malas, Sienna menggapai ponselnya di meja samping tempat tidur. Namanya Rachel, sahabat sekaligus rekan kerjanya di firma hukum, terpampang di layar."Rachel?" Suara Sienna serak karena baru bangun."Sienna! Kau harus ke kantor sekarang juga. Ada sesuatu yang besar terjadi," suara Rachel terdengar tegang, membuat Sienna langsung duduk tegak."Apa yang terjadi?" tanya Sienna dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status