All Chapters of Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan: Chapter 21 - Chapter 30

34 Chapters

Ruby

"Kenapa Rig?" tanya Adriel heran."Anu ... aku lupa memakai kontak lensa, karena kedua mataku ... mereka aneh," jawab Rigel.Tangan Adriel dengan spontan meraih dagu Rigel. Pria itu sengaja membuat wajah Rigel menatapnya. "Kedua matamu indah seperti ruby dan manis disaat yang bersamaan," puji Adriel menatap Rigel. Rigel termangun kala kedua mata ruby miliknya beradu tatap dengan sepasang mata biru cerah milik Adriel. Rigel menyadari jika setiap kali bersama dengan Adriel perasaannya selalu beraduk campur. "Kurasa Anda terlalu dekat," ucap Rigel sambil mundur satu langkah.Adriel langsung menegapkan tubuhnya sambil tersenyum singkat. "Kalau begitu aku akan menunggumu makan siang nanti." Adriel berucap sambil beranjak keluar dari kamar yang ditempati Rigel. Dia segera menutup pintu. Adriel menghela napas cukup panjang seraya bersandar sejenak tapi Adriel langsung memandang datar Kaelar yang berdiri sembari meledeknya itu."Tak kusangka perkembangan hubungan kalian jauh lebih cepat dari
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Aquamarine

"Ah, yang kutahu ayahku punya mata yang sama." Rigel sempat terdiam sejenak usai menjawab pertanyaan dari Kaelar. Rigel teringat dengan sosok ayahnya yang hanya sempat Rigel kenali saat kecil tapi setelah itu Sang Ayah menghilang, bahkan ibunya bungkam perkara hilangnya Sang Ayah. Rigel termangun karena kedua matanya memang mirip dengan Sang Ayah. Itulah yang membuat Rigel sulit dekat dengan ibunya. Sang Ibu seolah menaruh luka terhadap Sang Ayah namun Rigel yang mendapat akibatnya, Rigel sering disisihkan dengan adiknya. "Mendadak aku jadi tidak bersemangat membahas mengenai diriku," ucap Rigel sambil beranjak berdiri. "Mau kubantu masak?" tanya Rigel sambil mendekati Kaelar kemudian mengambil beberapa batang sayur bayam dan mulai memetiknya. "Aku bisa memasak beberapa makanan, kurasa kare juga enak." Rigel mengambil alih pekerjaan Kaelar di dapur. Kaelar tersentak kaget tapi memilih mengalah membiarkan Rigel sibuk di dapur. "Apa mau dibantu?" tanya Kaelar."Tenang saja, aku terbi
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Kencan Pertama

"Sedari tadi kau memerhatikan lautan, apakah semenarik itu?" tanya Adriel yang duduk disamping Rigel. Rigel menatap lurus ke depan. Ia duduk dihamparan pasir halus yang lembut. Senja ini udara terasa sejuk dan angin bertiup sepoi-sepoi. Rigel tak hanya memandangi laut tapi juga semesta yang hendak berganti ke malam. "Menurutmu, apakah salah jika kita pernah membenci seseorang?" tanya Rigel sambil menoleh menatap Adriel yang sedari tadi sedang memandanginya itu. Adriel tak langsung menjawab tapi ia memandangi langsung kedua mata merah cerah Rigel, berkilau bagaikan batu kecubung merah. Adriel saat itu memakai kemeja putih polos dan sebagian lengannya digulung sampai ke siku, tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari Rigel yang kecil disampingnya itu. Adriel mengikat sebagian rambut pirang emasnya. Ia tersenyum lebar pada Rigel. "Kedua matamu yang cantik itu tampak terisi banyak bekas luka, siapa pun yang sudah membuat luka seperti itu pastilah orang yang jahat," jawab Adriel. "Itu be
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bisikan Malam

"Satu bulan sudah berlalu sejak interogasi pertama," ucap Harlan yang duduk didepan Rigel. Harlan terus memandangi Rigel yang sudah sebulan lamanya tak ia temui. Keberadaan Gadis itu nyaris sulit ditemukan, dia baru memiliki kesempatan bertemu dengan Rigel untuk melanjutkan penyelidikan kasus ledakan gedung pusat Tyre. "Kau banyak berbasa-basi," celetuk Rigel sambil mendelik malas.Harlan menghela napas. "Dengar, sebentar lagi dia akan datang bersama Pak Hamza ... aku mohon kepadamu untuk menuruti prosedur dan menjawab dengan patuh," beritahu Harlan yang sebenarnya masih perduli pada Rigel. Pria itu sama sekali belum dapat berpaling dari mantan kekasihnya itu. "Jangan beritahu soal sikap dari Ibu Direktur, aku sangat tahu sikapnya kepadaku yang sejak dulu menyebalkan saat masih di unit Rumah Sakit ... Harlan, jangan menceramahiku, lagi pula siapa juga yang membuatku sampai mengundurkan diri jika bukan Wanita itu?" Rigel langsung menyahut tanpa perduli pada tanggapan Harlan karena Pa
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Penerus Takhta

Derap suara langkah terdengar jernih. Sepasang kaki kokoh mengenakan sepatu boots hitam mengkilap. Pria bermata biru tengah berjalan lurus pada koridor berlantai keramik kaca. Seluruh prajurit membungkuk hormat padanya saat ia tiba didepan sebuah pintu berukir bunga teratai. "Yang Mulia, apa yang akan Anda katakan pada Raja Averian?" tanya Kaelar yang berdiri disamping dirinya itu. Adriel menghela napas. Kerah baju formal khas kerajaan mendadak membuat sesak dirinya. "Lebih baik terus terang saja," jawab Adriel singkat. Kaelar membungkuk hormat sambil membukakan pintu berukiran bunga teratai itu untuk Adriel. "Semoga berhasil Yang Mulia," ucap Kaelar. Pria itu akan menunggui tuannya diluar ruang singasana Raja Averian. Kaelar sendiri tidak tahu tanggapan tuannya yang masih sangat berusaha mendapatkan Rigel. Dia tahu jika Rigel sendiri belum ingin membina hubungan tapi tidak juga menolak kehadiran Adriel padanya.Adriel melangkah memasuki sebuah ruangan megah yang dikelilingi oleh j
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Kabar Kehamilan

"Dia baik-baik saja, masalah nausea dan dehidrasi ringan seperti ini biasa terjadi pada masa-masa awal kehamilan," jawab Alex."Oh pantas saja, Apa?!" Corrie membelalakkan kedua matanya tapi tak lama ia langsung menoleh pada Harlan dengan tatapan nanarnya. "Bisa-bisanya kau melakukan itu lagi!" bentak Corrie penuh amarah.Harlan sendiri melotot tak percaya. "Kenapa aku? aku sendiri kesulitan mencari keberadaannya selama satu bulan lamanya," sahut Harlan. "Tenanglah kalian berdua, kita bisa tanyakan semua ini saat Rigel bangun nanti," ucap Alex menengahi. Alex menghela napas, tidak hanya Corrie yang terkejut dan menduga Harlan adalah ayah dari bayi itu tapi Alex pun sama menduganya. Alex memerhatikan gerakan Harlan yang beranjak berdiri hendak pergi. Dia tak mencegah Harlan tapi setelah itu langsung beralih menatap Corrie dengan tatapan serius. "Dua bulan lalu, kami pernah bertemu Rigel karena saat itu Rigel mengalami insiden kejadian tidak diinginkan karena salah seorang penduduk te
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

Nyaris Petaka

"Tolong!" teriak Rigel seraya berlari di koridor Rumah Sakit yang hening ini. Sejenak Rigel merasa heran karena tiada satu petugas pun yang tampak berlalu-lalang. Rigel sempat berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang kemudian mendapati Pria itu masih mengejarnya. Rigel kembali berlari menuruni anak tangga darurat karena ia hendak menutup pintu darurat yang memiliki tuas yang kuat. Tujuannya untuk menghambat pergerakan Pria itu. "Aku harus melakukan sesuatu," ucap Rigel setelah menutup pintu dan memutar tuas. Rigel segera berlari menuruni anak tangga hingga menuju lantai dasar. "Tolong, seseorang mengancam keselamatanku," ucap Rigel sembari menghampiri Pos Keamanan yang terletak di luar Rumah Sakit. Rigel menyentuh bahu dari Tentara yang memang menjaga fasilitas Rumah Sakit milik Tyre ini tapi Rigel langsung terkejut saat melihat Pria itu langsung ambruk kemudian tergeletak bersimbah darah. "Oh, ya Tuhan!" jerit Rigel takut sendiri. Rigel merasakan benang string nyaris mengenainya t
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Murka Sang Bintang

"Rig, kau tidak apa-apa?" tanya Adriel cemas. Rigel mengangguk pelan. Ia berusaha beranjak duduk kemudian langsung memeluk Adriel. "Maaf, sedikit lagi aku hampir akan melukai anakmu," ucap Rigel. Adriel melotot tak percaya. Ia pun langsung melepaskan mantel jaket hitamnya kemudian memasangkannya pada Rigel. "Kau harus menjelaskannya nanti setelah keadaanmu lebih baik," ucap Adriel beranjak berdiri seraya menggendong tubuh Rigel. . . . Tak terhitung sudah berapa kali Adriel mundar mandir di depan ruang perawatan Rigel. ia menunggu dokter memeriksa kondisinya. Sementara Kaelar yang ikut datang pun hanya bisa memerhatikan Adriel yang tampak cemas itu. Adriel menghela napas cukup panjang. "Sungguh Yang Mulia, Anda harus lebih tenang," tegur Kaelar. Adriel menghentikan langkahnya. "Jelas saja, dia mengandung anakku, Ya Tuhan!" jerit Adriel setelah itu mengusak rambutnya dengan kasar. "Kepalaku terasa sakit," ucap Adriel setelah itu mengeluh. Ia memikirkan nasib Rigel yang saat
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Sebuah Keajaiban

Adriel duduk di sebuah bangku tepat disampingnya Rigel. Gadis bermata ruby itu masih pulas tidur diatas ranjang Rumah Sakit. Selain wajah Rigel yang pucat, perban di kedua tangannya juga memenuhi kulit cantiknya. Adriel murka karena kedua mata birunya menyalang tajam usai memandangi Rigel yang tak berdaya ini. "Harus kubunuh," ucap Adriel geram sendiri. Adriel itu seorang Pangeran dari sebuah Planet yang istimewa, dia juga terlahir dengan keajaiban karena ia punya kekuatan yang tidak biasa. Kedua tangan Adriel yang terkepal itu mulai membeku. Dia menguarkan energi yang dingin disekitarnya akibat emosionalnya yang tak mampu dikelola sendiri. Kaca-kaca jendela mulai membentuk rembetan bekuan air. Hawa udara mulai jadi dingin. Adriel menyadari dirinya lepas kendali usai kedua kelopak mata Rigel perlahan-lahan terbuka. "Dingin," gumam Rigel sambil meringkuk."Ah, astaga," ucap Adriel tersentak terkejut. Ia mulai menyelimuti Rigel dengan selimut. Dia bahkan beranjak berdiri untuk menutup
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Cinta dan Obsesi

Rigel sendiri termangun tak percaya. "Apa katamu?" tanya Rigel yang sulit percaya. Rigel menggeleng kemudian beranjak berdiri dari ranjang kasurnya. "Berhentilah bercanda," ucap Rigel. "Itu benar apa adanya," jawab Adriel tegas. Kini Pria itu melangkah maju sambil meraih kedua pundak Rigel. "Karena aku sudah terus terang padamu, jadi kau harus menikah denganku dan ikut denganku ke kampung halamanku," ucap Adriel. Kepala Rigel terasa berdenyut pusing. "Sudah sejak awal aku katakan aku tidak mau menjalin hubungan ...," ucap Rigel terjeda karena Adriel langsung memotong ucapannya. "Ini berbeda!" bentak Adriel tanpa sadar. Adriel langsung tertohok usai melihat Rigel yang terkejut seraya membulatkan kedua matanya. "Maafkan aku Rigel, jika saja kau mengerti ... semua hal ini telah berbeda karena kau mengandung anakku, penerusku, pewarisku," ucap Adriel memohon. Sulit percaya dengan sikap Adriel yang berubah pesat ini. Rigel hanya bisa mematung seribu bahasa. Rigel bisa melihat kedua ta
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status