All Chapters of Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan: Chapter 11 - Chapter 20

65 Chapters

Tugas Pertama

"Terima kasih Bu Mantri," ucap seorang anak kecil yang baru saja diobati lukanya oleh Rigel.Rigel tersenyum kikuk. "Ah, aku lebih suka dipanggil Ners daripada Bu Mantri, atau Kakak saja," sahut Rigel sambil mengemasi kotak-kotak berisi obat-obatan itu. Rigel juga mengemasi perban dan beberapa set hecting sederhana."Ini obat antibiotik, dihabiskan ya," ucap Rigel. "Sebenarnya ini tugas Kak Alex tapi mengingat tempat ini terpencil dan sangat kekurangan akses jadi apa boleh buat?" Rigel berbincang seorang diri sementara Si Anak kecil memandangi Rigel dengan bingung. Rigel menatap Anak Kecil itu kemudian mengusap puncak kepalanya. "Kamu bisa kembali ke rumahmu sendiri?" tanya Rigel. Anak kecil itu mengangguk. "Terima kasih Bu Mantri, aku pulang dulu," ucap Si Anak Kecil sambil berlari keluar dari Klinik. "Hati-hati, kakimu baru saja dibersihkan!" teriak Rigel sembari berjalan ke depan Klinik. Rigel berdiri sesaat di halaman pekarangan Klinik. Klinik ini daripada mirip seperti banguna
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Undangan

"Misi pertama," ucap Rigel yang bergumam dengan kedua mata membelalak. Adriel mencoba mendekati Rigel namun Rigel langsung menyembunyikan surat yang ada dari dalam box. Rigel tersenyum untuk menyembunyikan misi yang sudah sampai ditangannya. "Bukan apapun, hanya beberapa surat rindu dari Corrie," ucap Rigel. Adriel memandangi Rigel sejenak. Kedua mata biru Adrian tampak mengekori langkah Si Manis Rigel yang beranjak dari dapur. Adriel tahu tatapan cemas dan kening mengkerut Rigel yang sedang berpikir keras itu. "Kalau begitu aku akan kembali ke Kantor Pengiriman," ucap Adriel pada Rigel."Ah benar sekali, aku juga harus kembali ke Klinik." Rigel juga bergegas beranjak sembari membawa box yang sebelumnya Adriel berikan padanya. "Terima kasih sudah menemaniku makan siang," Rigel tersenyum suka cita pada Adriel sampai membuat Pria itu salah tingkah.Adriel buru-buru memalingkan wajahnya. "Ehem ... ten ... tentu saja, kalau begitu selamat tinggal," ucap Adriel sambil buru-buru beranjak
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Hati yang Goyah

"Inilah pahlawan kita, aksi beranimu Nona Meil!" puji Gubernur sembari mendatangi Rigel. Rigel pun membungkuk sedikit setelah itu mengulurkan tangannya untuk berjabatan tangan. "Salam Gubernur Carlos, terima kasih atas jamuan ini," ucap Rigel. Rigel langsung memandangi Gubernur dengan tidak nyaman karena ketika berjabatan tangan Sang Gubernur memengangi tangan Rigel. "Ehem ... Gubernur, terima kasih atas jamuan ini," sahut Adriel sembari meraih tangan Gubernur sehingga memisahan Rigel dari cengkeraman yang aneh itu. "Adriel Cooper, Kurir Pesan yang ditugaskan Pak Hamza," ucap Adriel sambil tersenyum pada Gubernur.Gubernur langsung menatap sinis. "Oh benar sekali, Pekerja Muda yang penuh semangat." Gubernur berucap sambil tertawa hambar. Dia tersinggung dengan sikap Adriel tapi sesaat setelah para tamu undangan mulai berdatangan, Gubernur pun beranjak untuk menyapa tamu kehormatan lain yang tak kala mencuri panggung,Kedua mata Rigel membelalak saat Harlan datang bersama Julia. Keda
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Pembawa Tarian

"Muse ... kau tahu itu? suara mereka indah, tubuhnya elok dan parasnya rupawan ... mereka pengiring suara untuk dewa tapi kau selalu mengiringiku dan menghiburku, Adriel," ucap Rigel yang mabuk itu."Kau ... menggodaku?" tanya Adriel. Padahal Adriel tahu jika bertanya pada Rigel pun percuma karena Rigel sedang mabuk jadi Adriel menyelinap pergi dari Pesta tepat waktu tengah malam. Dia membopong tubuh Rigel meski setelah itu bingung karena motornya tidak akan bisa membawa Rigel bersamanya dalam keadaan mabuk seperti itu.Kota Sariya, termasuk kota kecil yang kendaraan umumnya hanya bus umum yang beroperasi saat pagi sampai sore. Tidak seperti New Neoma dan Kota Pusat Tyre yang saat malam pun hiruk pikuk kendaraan masih ramai. Selain kehampaan hanya ada kesunyian. Adriel pun menyentuh anting kanannya untuk memberikan sinyal pada Kaelar Si Ajudan Setia itu.Demi keselamatan Rigel, Adriel pun beralih menggendong tubuh Rigel yang mulai terkulai karena ketiduran itu. Adriel pun berjalan sed
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Tentang Dunia Ini

"Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan?" tanya Adriel seorang diri sembari menatap Rigel yang tengah tertidur itu. Adriel pun menyudahi tatapannya pada Rigel kemudian beranjak pergi dari Klinik. Pria bermata biru itu menuruni tangga serta kembali ke halaman depan Klinik. Dia menatap Sang Ajudan yang masih berdiri siaga menanti kedatangannya. "Kita harus bergegas pergi Yang Mulia, sebelum matahari akan terbit Yang Mulia," ucap Kaelar. "Vetle, berikan aku rincian perkembangan dari perbaikan pesawatku," perintah Adriel. [Menampilkan rincian kerusakan dan bagian-bagian yang perlu diperbaiki][Scanning mulai dalam 88% ... 96% ... 100%]Kaelar menatap keseriusan Adriel pada layar sorot kecil yang muncul dari anting kanannya. Kaelar berdecak kagum. "Wah,wah, seperti yang diharapkan dari Pangeran Kerajaan New Neoma," puji Kaelar sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi kenapa Yang Mulia?" tanya Kaelar mendekati Adriel yang masih sibuk menatap rincian dari pesawatnya itu."Itu karena
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Tentang Masa Lalu

"Aku merupakan mantan regu penyelamat yang diangkat jadi anggota penyelamat elit semua itu bermula dari pertemuanku dan Harlan ..."Rigel mulai teringat akan masa lalunya. Saat itu musim salju pertama di Tyre. Rigel selalu terkesan akan musim dingin meski sudah pindah ke Tyre sejak lima tahun lalu. Semua ini karena Rigel sejak kecil menghabiskan masa dan waktu di Negara Tropis yang kini harus ditinggalkan. Saat itu regu yang dipimpin oleh Alex selaku kapten sekaligus pilot yang paling menjanjikan karena jarang seorang paramedis merangkap sebagai pilot, Corrie selaku Co-Pilot, Nico selaku teknisi dan juga Rigel yang memang sejak awal dijadikan inti dari regu penyelamatan ini karena Rigel berbakat dalam bidangnya. Rigel sejak dibangku perkuliahan dinilai memiliki kepekaan dan insting yang cepat, jika disandingkan bersama para dokter maka Rigel akan jadi rekan tim yang paling menjanjikan. Rigel ingat saat itu, dia masih termangun di pangkalan udara. Putih salju nyaris menutupi lapangan
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Siesta

Sebagai seorang Pengelola Klinik, tak jarang Rigel merasa kesepian. Rigel sendiri tidak tahu kenapa hanya dia seorang diri yang bekerja di Klinik. Tidak ada petugas lain selain dirinya, jadi usai mengetik laporan yang akan dikirimkan besok hari. Rigel pun menikmati malam dengan secangkir kopi panasnya. Rigel mematung saat ini. Udara yang dingin tak jarang membuatnya terasa hampa. Rigel nyaris lupa rasanya bekerja dalam tim. Dia melakukan semuanya seorang diri. "Ini menyalahi prosedur tapi kapasitas yang diberikan padaku hanya seorang, aku harus beristirahat sejenak." Rigel berucap sambil masuk kembali dalam Klinik. Rigel pun segera beranjak menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai dua. Rasa kantuknya sudah menguasai Rigel yang sejak pagi beraktivitas sampai pukul dua dini hari. Rigel hanya menutup pintu pembatas antara ruangan klinik dan ruangan menuju lantai dua. "Meski di Ibu Kota semuanya terasa ramai, atau jangan-jangan ramai oleh kekacuan," ucap Rigel sambil membaringkan dir
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Kupu-Kupu yang Hinggap Di Kelopak Bunga

Kupu-Kupu yang Hinggap Di Kelopak Bunga "A-anu, Nona Meil, apakah Anda yakin jika tadi malam diserang orang-orang jahat?" tanya Petugas Oscar yang gugup.Adriel hendak menjawab tapi Rigel segera menggeleng. "Ya, aku hanya tertidur sebentar tapi ternyata rumahku dirampok, aku yakin mereka semua seharusnya sudah tergeletak usai bertarung dengan Tuan Kurir baik hati ini," jawab Rigel."Kau ... kau, keterlaluan Rig," celetuk Adriel salah tingkah. Kedua alis Adriel mengkerut belum lagi wajah datarnya itu sengaja membuang muka. Rigel jelas-jelas memujinya tapi Adriel belum terbiasa dengan sifat Rigel yang kelewat cerah itu. Rigel tertawa kecil. "Itu benar kok, Oscar dan Tomi kalian harus belajar bela dari dari Adriel," ucap Rigel semakin jahil. Kedua Penjaga Muda itu bingung menatap interaksi dari Paramedis Terkenal dari Tyre dan juga Kurir Pesan yang baru bekerja di Kota ini. "Terlepas dari masalah ini tampaknya kalian akrab," celetuk Oscar
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Tinggal Bersama

"Gawat, sudah di fase ketiga," ucap Rigel sembari melirik ke atas meja. Di atas meja masih tersimpan satu botol anti-crocus. Saat Rigel hendak menginjeksinya, Wanita itu mengamuk hingga mendorong tubuh Rigel terpental ke dinding."Akhhh!" Rigel merasakan punggungnya terasa sakit tapi Rigel berusaha untuk bangkit. "Aku benci dengan virus sialan ini tapi waktumu sudah habis!" bentak Rigel yang sudah murka. Kedua tangannya terkepal. Kekesalannya muncul karena rasa iba. Wanita itu menjerit kesakitan dalam keadaan duduk berlutut sembari memeluk tubuhnya sendiri. Dari punggungnya terbentuk kelopak. Infeksi sudah menyebar pada tubuhnya. Kala itu Rigel terdiam sembari melirik serum diatas meja. "Terlambat, virusnya sudah menyebar ditubuhnya," ucap Rigel merintih. Kedua matanya berkaca-kaca. Kini Rigel merasa gagal sehingga ia pun termangun namun yang tidak Rigel sadari jika Wanita itu mencoba menyerang Rigel dengan raganya yang kini sudah rusak.Wanita itu berlari kesetanan untuk meraih Rig
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Satu Atap

"Cooper, tak salah lagi, inilah apartemen Adriel," ucap Rigel sambil memencet bel."Kaelar kenapa kau cepat sekali kembali?" kedua mata biru Adriel membelalak sempurna saat mendapati seorang wanita cantik berambut hitam bergelombang itu tengah berdiri di depan aparemennya. "Rigel ... Rigel, kau? kau kenapa disini?" Rigel berdiri sembari menatap Adriel yang masih tercengang menatapnya. Pria itu memakai kaos putih polos dan mengenakan celana hitam, rambut pirang selehernya diikat asal. "Hai, aku akan menginap sementara," jawab Rigel. Rigel menatap kedua mata biru Adriel yang indah itu, kapan pun Rigel menatap kedua mata birunya, Rigel selalu terpukau. "Menginap? maksudmu kau akan tinggal bersamaku?" tanya Adriel lagi.Rigel mengangguk. "Ceritanya panjang, sementara ini aku akan cuti dari pekerjaanku jadi aku juga tidak bisa tinggal di Klinik." Saat Rigel berucap dia menatap kedatangan Pria berambut hitam panjang. Pria itu berwajah oriental namun
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status