Share

Tentang Masa Lalu

last update Last Updated: 2025-01-30 11:07:23

"Aku merupakan mantan regu penyelamat yang diangkat jadi anggota penyelamat elit semua itu bermula dari pertemuanku dan Harlan ..."

Rigel mulai teringat akan masa lalunya. Saat itu musim salju pertama di Tyre. Rigel selalu terkesan akan musim dingin meski sudah pindah ke Tyre sejak lima tahun lalu. Semua ini karena Rigel sejak kecil menghabiskan masa dan waktu di Negara Tropis yang kini harus ditinggalkan. Saat itu regu yang dipimpin oleh Alex selaku kapten sekaligus pilot yang paling menjanjikan karena jarang seorang paramedis merangkap sebagai pilot, Corrie selaku Co-Pilot, Nico selaku teknisi dan juga Rigel yang memang sejak awal dijadikan inti dari regu penyelamatan ini karena Rigel berbakat dalam bidangnya.

Rigel sejak dibangku perkuliahan dinilai memiliki kepekaan dan insting yang cepat, jika disandingkan bersama para dokter maka Rigel akan jadi rekan tim yang paling menjanjikan. Rigel ingat saat itu, dia masih termangun di pangkalan udara. Putih salju nyaris menutupi lapangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Siesta

    Sebagai seorang Pengelola Klinik, tak jarang Rigel merasa kesepian. Rigel sendiri tidak tahu kenapa hanya dia seorang diri yang bekerja di Klinik. Tidak ada petugas lain selain dirinya, jadi usai mengetik laporan yang akan dikirimkan besok hari. Rigel pun menikmati malam dengan secangkir kopi panasnya. Rigel mematung saat ini. Udara yang dingin tak jarang membuatnya terasa hampa. Rigel nyaris lupa rasanya bekerja dalam tim. Dia melakukan semuanya seorang diri. "Ini menyalahi prosedur tapi kapasitas yang diberikan padaku hanya seorang, aku harus beristirahat sejenak." Rigel berucap sambil masuk kembali dalam Klinik. Rigel pun segera beranjak menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai dua. Rasa kantuknya sudah menguasai Rigel yang sejak pagi beraktivitas sampai pukul dua dini hari. Rigel hanya menutup pintu pembatas antara ruangan klinik dan ruangan menuju lantai dua. "Meski di Ibu Kota semuanya terasa ramai, atau jangan-jangan ramai oleh kekacuan," ucap Rigel sambil membaringkan dir

    Last Updated : 2025-01-31
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kupu-Kupu yang Hinggap Di Kelopak Bunga

    Kupu-Kupu yang Hinggap Di Kelopak Bunga "A-anu, Nona Meil, apakah Anda yakin jika tadi malam diserang orang-orang jahat?" tanya Petugas Oscar yang gugup.Adriel hendak menjawab tapi Rigel segera menggeleng. "Ya, aku hanya tertidur sebentar tapi ternyata rumahku dirampok, aku yakin mereka semua seharusnya sudah tergeletak usai bertarung dengan Tuan Kurir baik hati ini," jawab Rigel."Kau ... kau, keterlaluan Rig," celetuk Adriel salah tingkah. Kedua alis Adriel mengkerut belum lagi wajah datarnya itu sengaja membuang muka. Rigel jelas-jelas memujinya tapi Adriel belum terbiasa dengan sifat Rigel yang kelewat cerah itu. Rigel tertawa kecil. "Itu benar kok, Oscar dan Tomi kalian harus belajar bela dari dari Adriel," ucap Rigel semakin jahil. Kedua Penjaga Muda itu bingung menatap interaksi dari Paramedis Terkenal dari Tyre dan juga Kurir Pesan yang baru bekerja di Kota ini. "Terlepas dari masalah ini tampaknya kalian akrab," celetuk Oscar

    Last Updated : 2025-02-01
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tinggal Bersama

    "Gawat, sudah di fase ketiga," ucap Rigel sembari melirik ke atas meja. Di atas meja masih tersimpan satu botol anti-crocus. Saat Rigel hendak menginjeksinya, Wanita itu mengamuk hingga mendorong tubuh Rigel terpental ke dinding."Akhhh!" Rigel merasakan punggungnya terasa sakit tapi Rigel berusaha untuk bangkit. "Aku benci dengan virus sialan ini tapi waktumu sudah habis!" bentak Rigel yang sudah murka. Kedua tangannya terkepal. Kekesalannya muncul karena rasa iba. Wanita itu menjerit kesakitan dalam keadaan duduk berlutut sembari memeluk tubuhnya sendiri. Dari punggungnya terbentuk kelopak. Infeksi sudah menyebar pada tubuhnya. Kala itu Rigel terdiam sembari melirik serum diatas meja. "Terlambat, virusnya sudah menyebar ditubuhnya," ucap Rigel merintih. Kedua matanya berkaca-kaca. Kini Rigel merasa gagal sehingga ia pun termangun namun yang tidak Rigel sadari jika Wanita itu mencoba menyerang Rigel dengan raganya yang kini sudah rusak.Wanita itu berlari kesetanan untuk meraih Rig

    Last Updated : 2025-02-02
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Satu Atap

    "Cooper, tak salah lagi, inilah apartemen Adriel," ucap Rigel sambil memencet bel."Kaelar kenapa kau cepat sekali kembali?" kedua mata biru Adriel membelalak sempurna saat mendapati seorang wanita cantik berambut hitam bergelombang itu tengah berdiri di depan aparemennya. "Rigel ... Rigel, kau? kau kenapa disini?"Rigel berdiri sembari menatap Adriel yang masih tercengang menatapnya. Pria itu memakai kaos putih polos dan mengenakan celana hitam, rambut pirang selehernya diikat asal. "Hai, aku akan menginap sementara," jawab Rigel. Rigel menatap kedua mata biru Adriel yang indah itu, kapan pun Rigel menatap kedua mata birunya, Rigel selalu terpukau."Menginap? maksudmu kau akan tinggal bersamaku?" tanya Adriel lagi.Rigel mengangguk. "Ceritanya panjang, sementara ini aku akan cuti dari pekerjaanku jadi aku juga tidak bisa tinggal di Klinik." Saat Rigel berucap dia menatap kedatangan Pria berambut hitam panjang. Pria itu berwajah oriental namun

    Last Updated : 2025-02-03
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ruby

    "Kenapa Rig?" tanya Adriel heran."Anu ... aku lupa memakai kontak lensa, karena kedua mataku ... mereka aneh," jawab Rigel.Tangan Adriel dengan spontan meraih dagu Rigel. Pria itu sengaja membuat wajah Rigel menatapnya. "Kedua matamu indah seperti ruby dan manis disaat yang bersamaan," puji Adriel menatap Rigel. Rigel termangun kala kedua mata ruby miliknya beradu tatap dengan sepasang mata biru cerah milik Adriel. Rigel menyadari jika setiap kali bersama dengan Adriel perasaannya selalu beraduk campur. "Kurasa Anda terlalu dekat," ucap Rigel sambil mundur satu langkah.Adriel langsung menegapkan tubuhnya sambil tersenyum singkat. "Kalau begitu aku akan menunggumu makan siang nanti." Adriel berucap sambil beranjak keluar dari kamar yang ditempati Rigel. Dia segera menutup pintu. Adriel menghela napas cukup panjang seraya bersandar sejenak tapi Adriel langsung memandang datar Kaelar yang berdiri sembari meledeknya itu."Tak kusangka perkembangan hubungan kalian jauh lebih cepat dari

    Last Updated : 2025-02-04
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Aquamarine

    "Ah, yang kutahu ayahku punya mata yang sama." Rigel sempat terdiam sejenak usai menjawab pertanyaan dari Kaelar. Rigel teringat dengan sosok ayahnya yang hanya sempat Rigel kenali saat kecil tapi setelah itu Sang Ayah menghilang, bahkan ibunya bungkam perkara hilangnya Sang Ayah. Rigel termangun karena kedua matanya memang mirip dengan Sang Ayah. Itulah yang membuat Rigel sulit dekat dengan ibunya. Sang Ibu seolah menaruh luka terhadap Sang Ayah namun Rigel yang mendapat akibatnya, Rigel sering disisihkan dengan adiknya. "Mendadak aku jadi tidak bersemangat membahas mengenai diriku," ucap Rigel sambil beranjak berdiri. "Mau kubantu masak?" tanya Rigel sambil mendekati Kaelar kemudian mengambil beberapa batang sayur bayam dan mulai memetiknya. "Aku bisa memasak beberapa makanan, kurasa kare juga enak." Rigel mengambil alih pekerjaan Kaelar di dapur. Kaelar tersentak kaget tapi memilih mengalah membiarkan Rigel sibuk di dapur. "Apa mau dibantu?" tanya Kaelar."Tenang saja, aku terbi

    Last Updated : 2025-02-05
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kencan Pertama

    "Sedari tadi kau memerhatikan lautan, apakah semenarik itu?" tanya Adriel yang duduk disamping Rigel. Rigel menatap lurus ke depan. Ia duduk dihamparan pasir halus yang lembut. Senja ini udara terasa sejuk dan angin bertiup sepoi-sepoi. Rigel tak hanya memandangi laut tapi juga semesta yang hendak berganti ke malam. "Menurutmu, apakah salah jika kita pernah membenci seseorang?" tanya Rigel sambil menoleh menatap Adriel yang sedari tadi sedang memandanginya itu. Adriel tak langsung menjawab tapi ia memandangi langsung kedua mata merah cerah Rigel, berkilau bagaikan batu kecubung merah. Adriel saat itu memakai kemeja putih polos dan sebagian lengannya digulung sampai ke siku, tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari Rigel yang kecil disampingnya itu. Adriel mengikat sebagian rambut pirang emasnya. Ia tersenyum lebar pada Rigel. "Kedua matamu yang cantik itu tampak terisi banyak bekas luka, siapa pun yang sudah membuat luka seperti itu pastilah orang yang jahat," jawab Adriel. "Itu be

    Last Updated : 2025-02-06
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Bisikan Malam

    "Satu bulan sudah berlalu sejak interogasi pertama," ucap Harlan yang duduk didepan Rigel. Harlan terus memandangi Rigel yang sudah sebulan lamanya tak ia temui. Keberadaan Gadis itu nyaris sulit ditemukan, dia baru memiliki kesempatan bertemu dengan Rigel untuk melanjutkan penyelidikan kasus ledakan gedung pusat Tyre. "Kau banyak berbasa-basi," celetuk Rigel sambil mendelik malas.Harlan menghela napas. "Dengar, sebentar lagi dia akan datang bersama Pak Hamza ... aku mohon kepadamu untuk menuruti prosedur dan menjawab dengan patuh," beritahu Harlan yang sebenarnya masih perduli pada Rigel. Pria itu sama sekali belum dapat berpaling dari mantan kekasihnya itu. "Jangan beritahu soal sikap dari Ibu Direktur, aku sangat tahu sikapnya kepadaku yang sejak dulu menyebalkan saat masih di unit Rumah Sakit ... Harlan, jangan menceramahiku, lagi pula siapa juga yang membuatku sampai mengundurkan diri jika bukan Wanita itu?" Rigel langsung menyahut tanpa perduli pada tanggapan Harlan karena Pa

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Konflik Dua Hati untuk Satu Cinta

    Keadaan markas Tyre sedang genting. Para staff pemerintahan sedang berlalu lalang berkat adanya radar luar angkasa yang mendeteksi kehadiran armada militer asing. Rapat para petinggi sedang diadakan secara dadakan, seluruh petinggi sektor bertemu tak terkecuali pertahanan. Harlan Zidane, sudah memakai pakaian formal dengan mantel hijau tuanya berjalan tegap memasuki lift. Sepasang sepatu bootsnya terdengar tegas terdengar setiap kali ia berjalan. Sang Mantan Kapten Pertahanan Udara antariksa sekaligus mantan Kapten Anti-Crocus kembali memasuki area yang sempat ia tinggalkan.Harlan menghela napas sembari merogoh saku mantel panjangnya, ia tengah memasang sepasang sarung tangan hitamnya. Terasa ponselnya bergetar, ia segera melihat tampilan layar yang menyala itu. Nama Rigel muncul kemudian terdapat pesan singkat yang masuk."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." isi pesan singkat itu cukup membuat kedua mata zambrud beningnya mengkerut. Harlan lagi-lagi menghela napas, seharusnya i

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pulih

    Pagi ini Rigel diperbolehkan istirahat di rumah karena demam serta kondisi tubuhnya sudah membaik daripada kemarin. Rigel kini sedang mengemasi beberapa helai bajunya ke dalam koper. Perutnya sudah semakin besar bahkan kelahirannya hanya menghitung hari tapi Rigel memilih menunggu hari persalinan di rumah, ia rindu ketenangan seorang diri di rumah. Rigel sampai selesai berkemas tak mendapati sosok Harlan. Ia pun kembali duduk di sofa kemudian mengambil ponselnya. Rigel mencoba untuk menelpon Harlan tapi sambungan sepihak itu tak digubris Harlan. Rigel menghela napas kemudian mengiriminya pesan singkat."Aku akan pulang ke rumah memakai taxi." Rigel mengirimi pesan singkat itu kemudian duduk sejenak. Saat seorang diri terkadang Rigel rindu sosok Adriel. Perutnya terasa bergejolak karena tendangan Si Kecil. Rigel meringis pelan sambil menarik napas dan menghembuskan dengan perlahan. "Kau tahu, Nak, saat kita di New Neoma padahal ayahmu jarang mengunjungi kita," ucap Rigel teringat aka

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ditipu Selama Ini

    "Dimana benda itu?" tanya Rigel sembari menarik tangan Harlan yang sedari tadi berdiri disamping ranjang kasur. "Benda apa yang kau maksud Rig?" tanya Harlan keheranan."Berikan anting itu padaku!" teriak Rigel.Harlan termagun saat Rigel melempar anting itu ke lantai kemudian menginjaknya sampai hancur. Harlan melihat raut wajah panik sekaligus murka dari Rigel tapi Harlan yang mulai paham pun memilih diam sejenak."Apa yang kau lakukan Rigel?" tanya Corrie. "Aku melakukan kebodohan, sekarang aku hanya membahayakan banyak orang," jawab Rigel meracau. Rigel membaringkan dirinya sembari menutup dahi dengan punggung tangan kirinya sendiri. Ia menatap langit-langit ruang perawatan yang hampa. Kepalanya terasa sakit dan dadanya juga jadi sesak. Wajah Rigel mulai bersemu kemerahan dan kedua matanya berkaca-kaca. Rigel menoleh menatap Harlan yang sedang memengang tangan kanannya."Kau harus kembali ke barak, karena bisa saja dia membuat kekacuan," ucap Rigel pada Harlan.Harlan menggelen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Cinta Berubah Kejam

    "Perintahkan armada menuju ke bumi!" perintah Adriel saat melintasi para prajurit."Baik Yang Mulia!" sahut seluruh Prajurit. Sepasang kaki dibalut sepatu boots mengkilap berjalan tegas di lantai keramik berkilau itu. Adriel, usai memerintahkan armada untuk siaga melakukan perjalanan ke bumi kini sedang berjalan keluar istana. Kala itu Ratu sempat berpas-pasan dengan anak lelakinya itu."Adriel, Nak, kau yakin?" tanya Ratu dengan pilu.Adriel menghentikan langkahnya untuk menatap Ratu. "Dia isteriku, Ibu," jawab Adriel tegas."Aku tahu Nak, tapi ini akan memicu konflik antara planet," ucap Ratu. "Sejarah seharusnya tak boleh terulang lagi, Nak." Ratu berusaha membujuk anak lelakinya yang sudah memegang kuasa saat ini. Sayangnya Ratu tahu jika usahanya akan sia-sia. "Terlambat, memang seharusnya Permaisuri kurebut kembali begitu juga dengan kekayaan bumi yang seharusnya jadi milik kita dari moyang terdahulu," ucap Adriel sembari beranjak berjalan pergi meninggalkan istana. Ratu meng

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Perselisihan

    "Kami dengar kau kembali sakit." Corrie berucap sembari meletakkan keranjang berisi buah-buahan diatas nakas meja. "Kami juga hendak memberi kabar terbaru di benteng untukmu Kapten Zidane," celetuk Corrie."Mantan Kapten," celetuk Harlan sembari mendengkus kesal."Baiklah, baiklah, seperti itu ... apa kau tidak ada niatan kembali?" tanya Corrie."Kenapa?" "Kudengar zone Z jadi genting dan sinyal gelombang aneh juga mendekati bumi, entah dari mana asalnya," jawab Corrie. Rigel membelalakkan kedua matanya. Ia terkejut dan melotot. "Dimana benda itu?" tanya Rigel sembari menarik tangan Harlan yang sedari tadi berdiri disamping ranjang kasur. "Benda apa yang kau maksud Rig?" tanya Harlan keheranan."Berikan anting itu padaku!" teriak Rigel.Harlan keheranan tapi langsung mengerti maksud dari Rigel. Ia merogoh saku celana dan menyerahkan anting itu pada Rigel. Sementara Rigel langsung merampas anting itu. "Vetle, non aktif!" perintah Rigel. Sekilas cahaya kemilau dari anting itu berkila

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penghasut

    "Kau hanya akan sia-sia jika terus memikirkan Wanita itu," ucap Aquilina.Adriel langsung menoleh ke arah Aquilina. "Apa maksudmu?" tanya Adriel dingin.Aquilina takut memandang kedua pandangan dingin Adriel tapi Aquilina terus membujuknya. "Pikirkan lagi, kenapa dia mau kembali ke bumi? pasti dia punya alasan sendiri, bagaimana misalnya dia punya lelaki lain yang masih jadi bagian dari hatinya?" Aquilina sengaja menghasut Adriel. Kedua mata biru Adriel langsung membelalak. Teringat akan sosok Pria lain yang pernah menjalin asmara dengan Rigel. "Tidak mungkin, itu mustahil," ucap Adriel menggeleng."Karena kau tidak disana saat ini, kau bahkan tak tahu dia ada dimana, Adriel," hasut Aquilina. Adriel terdiam sejenak. Teringat akan pertemuannya dengan Rigel. Pertemuan mereka bukan yang pertama melainkan saat Adriel bersama Rigel dalam keadaan yang buruk. Pertemuan pertama saat Adriel mengekori Rigel. Sebuah ledakan misterius yang nyaris mencelakakannya. Adriel sendiri yang bergerak un

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Siapa yang Dirindukan?

    "Bagaimana kabarmu sekarang?" tanya Alex yang menghampiri Rigel diruangannya.Rigel duduk bersandar dipinggiran ranjang kasur. Dia mengangguk. "Seluruh tubuhku semakin terasa berat, sakit dan tidak nyaman," jawab Rigel."Baiklah, biarkan aku melihat tekanan darahmu." Alex pun memasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas Rigel. Ia meletakkan stetoskop pada lengan itu juga tepat pada titik arteri brankial. "Aku butuh kau bernapas dengan santai," suruh Alex kemudian mulai memompa tekanan darah. Usai mengukur tekanan darah Rigel, Alex langsung mencubit pipi gempal Rigel. "Aduh, duh, kenapa?" tanya Rigel kesal."90/60 itulah hasil tekanan darahmu, untuk ibu hamil seharusnya tidak rendah seperti itu," omel Alex. Rigel menghela napas. "Tidurku cukup, makanku baik, mualku berkurang dan semuanya okay," celetuk Rigel tak mau kalah. "Benar, fisikmu baik-baik saja tapi tidak dengan isi kepalamu, kau stres Rigel," ucap Alex. "Lampu kamarmu menyala sampai jam dua dini hari, belum lagi be

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Duri Mawar

    Ketika resah dan kemurkaan menggelapkan hati maka akan selalu ada kelicikan yang ambil kesempatan. Semua orang di Kerajaan New Neoma sudah tahu jika seharusnya Pangeran Adriel yang sudah menaiki takhta itu harusnya menikah dengan tunangannya, yaitu Lady Aquilina anak dari Perdana Menteri. Semua itu jadi kandas karena sebuah ramalan dan tradisi kuno. Aquilina tentu tidak akan diam dengan situasi gelap Adriel saat ini. Permaisuri yang susah payah ia dapatkan justru melarikan diri. Pagi-pagi sekali Aquilina sudah bersolek dan memakai gaun terbaiknya untuk menemui Adriel. Hatinya berdegup kencang karena akan bertemu dengan pujaan hatinya. Kesempatan seperti ini tidak akan Aquilina sia-siakan.Aquilina keluar dari mansion tempat tinggalnya dengan senyum sumringan. "Calen! cepat siapkan kendaraanku!" perintah Aquilina. Pria berambut hitam panjang tiba sembari memberi hormat tuannya itu. Calen pelayan dari Aquilina sekaligus pesuruh setianya. Dia juga yang selama ini selalu mengincar keama

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tanah Kehidupan

    “Kau pasti punya alasan tersendiri untuk pergi dan kembali?” celetuk Corrie yang sedang duduk dipinggiran ranjang tidur.Rigel kemarin baru tiba tapi seharian harus melalui beberapa tahap agar bisa masuk ke bumi. Salah satunya pemeriksaan kesehatan yang diawasi langsung dengan Alex. Sebenarnya posisi Rigel yang tiba-tiba hilang misterius dan kembali misterius sudah jadi lirikan para Penjabat Atas tapi berkat perjanjian yang diajukan oleh Harlan, Rigel setidaknya dapat jaminan keamanan dari Harlan namun yang tak Rigel tahu jika Harlan rela menggadaikan jabatannya untuk keamanan Rigel.Corrie tahu hal itu tapi ingin tahu alasan Rigel terlebih dahulu. “Kau itu ... selalu menanggung beban sendiri tanpa mau berbagi,” ucap Corrie.Rigel tertegun mendengar Corrie. Ia yang setengah duduk di ranjang tidur dengan sebelah tangan yang masih diinfus nutrisi tambahan hanya bisa menghela napas. “Aku sudah pernah melakukan kesalahan jadi kali ini aku mau mempertahankannya,” jawab Rigel sambil mengusa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status