Share

Tinggal Bersama

last update Last Updated: 2025-02-02 18:29:08

"Gawat, sudah di fase ketiga," ucap Rigel sembari melirik ke atas meja. Di atas meja masih tersimpan satu botol anti-crocus. Saat Rigel hendak menginjeksinya, Wanita itu mengamuk hingga mendorong tubuh Rigel terpental ke dinding.

"Akhhh!" Rigel merasakan punggungnya terasa sakit tapi Rigel berusaha untuk bangkit. "Aku benci dengan virus sialan ini tapi waktumu sudah habis!" bentak Rigel yang sudah murka. Kedua tangannya terkepal. Kekesalannya muncul karena rasa iba.

Wanita itu menjerit kesakitan dalam keadaan duduk berlutut sembari memeluk tubuhnya sendiri. Dari punggungnya terbentuk kelopak. Infeksi sudah menyebar pada tubuhnya. Kala itu Rigel terdiam sembari melirik serum diatas meja.

"Terlambat, virusnya sudah menyebar ditubuhnya," ucap Rigel merintih. Kedua matanya berkaca-kaca. Kini Rigel merasa gagal sehingga ia pun termangun namun yang tidak Rigel sadari jika Wanita itu mencoba menyerang Rigel dengan raganya yang kini sudah rusak.

Wanita itu berlari kesetanan untuk meraih Rig
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Satu Atap

    "Cooper, tak salah lagi, inilah apartemen Adriel," ucap Rigel sambil memencet bel."Kaelar kenapa kau cepat sekali kembali?" kedua mata biru Adriel membelalak sempurna saat mendapati seorang wanita cantik berambut hitam bergelombang itu tengah berdiri di depan aparemennya. "Rigel ... Rigel, kau? kau kenapa disini?"Rigel berdiri sembari menatap Adriel yang masih tercengang menatapnya. Pria itu memakai kaos putih polos dan mengenakan celana hitam, rambut pirang selehernya diikat asal. "Hai, aku akan menginap sementara," jawab Rigel. Rigel menatap kedua mata biru Adriel yang indah itu, kapan pun Rigel menatap kedua mata birunya, Rigel selalu terpukau."Menginap? maksudmu kau akan tinggal bersamaku?" tanya Adriel lagi.Rigel mengangguk. "Ceritanya panjang, sementara ini aku akan cuti dari pekerjaanku jadi aku juga tidak bisa tinggal di Klinik." Saat Rigel berucap dia menatap kedatangan Pria berambut hitam panjang. Pria itu berwajah oriental namun

    Last Updated : 2025-02-03
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ruby

    "Kenapa Rig?" tanya Adriel heran."Anu ... aku lupa memakai kontak lensa, karena kedua mataku ... mereka aneh," jawab Rigel.Tangan Adriel dengan spontan meraih dagu Rigel. Pria itu sengaja membuat wajah Rigel menatapnya. "Kedua matamu indah seperti ruby dan manis disaat yang bersamaan," puji Adriel menatap Rigel. Rigel termangun kala kedua mata ruby miliknya beradu tatap dengan sepasang mata biru cerah milik Adriel. Rigel menyadari jika setiap kali bersama dengan Adriel perasaannya selalu beraduk campur. "Kurasa Anda terlalu dekat," ucap Rigel sambil mundur satu langkah.Adriel langsung menegapkan tubuhnya sambil tersenyum singkat. "Kalau begitu aku akan menunggumu makan siang nanti." Adriel berucap sambil beranjak keluar dari kamar yang ditempati Rigel. Dia segera menutup pintu. Adriel menghela napas cukup panjang seraya bersandar sejenak tapi Adriel langsung memandang datar Kaelar yang berdiri sembari meledeknya itu."Tak kusangka perkembangan hubungan kalian jauh lebih cepat dari

    Last Updated : 2025-02-04
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Aquamarine

    "Ah, yang kutahu ayahku punya mata yang sama." Rigel sempat terdiam sejenak usai menjawab pertanyaan dari Kaelar. Rigel teringat dengan sosok ayahnya yang hanya sempat Rigel kenali saat kecil tapi setelah itu Sang Ayah menghilang, bahkan ibunya bungkam perkara hilangnya Sang Ayah. Rigel termangun karena kedua matanya memang mirip dengan Sang Ayah. Itulah yang membuat Rigel sulit dekat dengan ibunya. Sang Ibu seolah menaruh luka terhadap Sang Ayah namun Rigel yang mendapat akibatnya, Rigel sering disisihkan dengan adiknya. "Mendadak aku jadi tidak bersemangat membahas mengenai diriku," ucap Rigel sambil beranjak berdiri. "Mau kubantu masak?" tanya Rigel sambil mendekati Kaelar kemudian mengambil beberapa batang sayur bayam dan mulai memetiknya. "Aku bisa memasak beberapa makanan, kurasa kare juga enak." Rigel mengambil alih pekerjaan Kaelar di dapur. Kaelar tersentak kaget tapi memilih mengalah membiarkan Rigel sibuk di dapur. "Apa mau dibantu?" tanya Kaelar."Tenang saja, aku terbi

    Last Updated : 2025-02-05
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kencan Pertama

    "Sedari tadi kau memerhatikan lautan, apakah semenarik itu?" tanya Adriel yang duduk disamping Rigel. Rigel menatap lurus ke depan. Ia duduk dihamparan pasir halus yang lembut. Senja ini udara terasa sejuk dan angin bertiup sepoi-sepoi. Rigel tak hanya memandangi laut tapi juga semesta yang hendak berganti ke malam. "Menurutmu, apakah salah jika kita pernah membenci seseorang?" tanya Rigel sambil menoleh menatap Adriel yang sedari tadi sedang memandanginya itu. Adriel tak langsung menjawab tapi ia memandangi langsung kedua mata merah cerah Rigel, berkilau bagaikan batu kecubung merah. Adriel saat itu memakai kemeja putih polos dan sebagian lengannya digulung sampai ke siku, tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari Rigel yang kecil disampingnya itu. Adriel mengikat sebagian rambut pirang emasnya. Ia tersenyum lebar pada Rigel. "Kedua matamu yang cantik itu tampak terisi banyak bekas luka, siapa pun yang sudah membuat luka seperti itu pastilah orang yang jahat," jawab Adriel. "Itu be

    Last Updated : 2025-02-06
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Bisikan Malam

    "Satu bulan sudah berlalu sejak interogasi pertama," ucap Harlan yang duduk didepan Rigel. Harlan terus memandangi Rigel yang sudah sebulan lamanya tak ia temui. Keberadaan Gadis itu nyaris sulit ditemukan, dia baru memiliki kesempatan bertemu dengan Rigel untuk melanjutkan penyelidikan kasus ledakan gedung pusat Tyre. "Kau banyak berbasa-basi," celetuk Rigel sambil mendelik malas.Harlan menghela napas. "Dengar, sebentar lagi dia akan datang bersama Pak Hamza ... aku mohon kepadamu untuk menuruti prosedur dan menjawab dengan patuh," beritahu Harlan yang sebenarnya masih perduli pada Rigel. Pria itu sama sekali belum dapat berpaling dari mantan kekasihnya itu. "Jangan beritahu soal sikap dari Ibu Direktur, aku sangat tahu sikapnya kepadaku yang sejak dulu menyebalkan saat masih di unit Rumah Sakit ... Harlan, jangan menceramahiku, lagi pula siapa juga yang membuatku sampai mengundurkan diri jika bukan Wanita itu?" Rigel langsung menyahut tanpa perduli pada tanggapan Harlan karena Pa

    Last Updated : 2025-02-08
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penerus Takhta

    Derap suara langkah terdengar jernih. Sepasang kaki kokoh mengenakan sepatu boots hitam mengkilap. Pria bermata biru tengah berjalan lurus pada koridor berlantai keramik kaca. Seluruh prajurit membungkuk hormat padanya saat ia tiba didepan sebuah pintu berukir bunga teratai. "Yang Mulia, apa yang akan Anda katakan pada Raja Averian?" tanya Kaelar yang berdiri disamping dirinya itu. Adriel menghela napas. Kerah baju formal khas kerajaan mendadak membuat sesak dirinya. "Lebih baik terus terang saja," jawab Adriel singkat. Kaelar membungkuk hormat sambil membukakan pintu berukiran bunga teratai itu untuk Adriel. "Semoga berhasil Yang Mulia," ucap Kaelar. Pria itu akan menunggui tuannya diluar ruang singasana Raja Averian. Kaelar sendiri tidak tahu tanggapan tuannya yang masih sangat berusaha mendapatkan Rigel. Dia tahu jika Rigel sendiri belum ingin membina hubungan tapi tidak juga menolak kehadiran Adriel padanya.Adriel melangkah memasuki sebuah ruangan megah yang dikelilingi oleh j

    Last Updated : 2025-02-09
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kabar Kehamilan

    "Dia baik-baik saja, masalah nausea dan dehidrasi ringan seperti ini biasa terjadi pada masa-masa awal kehamilan," jawab Alex."Oh pantas saja, Apa?!" Corrie membelalakkan kedua matanya tapi tak lama ia langsung menoleh pada Harlan dengan tatapan nanarnya. "Bisa-bisanya kau melakukan itu lagi!" bentak Corrie penuh amarah.Harlan sendiri melotot tak percaya. "Kenapa aku? aku sendiri kesulitan mencari keberadaannya selama satu bulan lamanya," sahut Harlan. "Tenanglah kalian berdua, kita bisa tanyakan semua ini saat Rigel bangun nanti," ucap Alex menengahi. Alex menghela napas, tidak hanya Corrie yang terkejut dan menduga Harlan adalah ayah dari bayi itu tapi Alex pun sama menduganya. Alex memerhatikan gerakan Harlan yang beranjak berdiri hendak pergi. Dia tak mencegah Harlan tapi setelah itu langsung beralih menatap Corrie dengan tatapan serius. "Dua bulan lalu, kami pernah bertemu Rigel karena saat itu Rigel mengalami insiden kejadian tidak diinginkan karena salah seorang penduduk te

    Last Updated : 2025-02-10
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Nyaris Petaka

    "Tolong!" teriak Rigel seraya berlari di koridor Rumah Sakit yang hening ini. Sejenak Rigel merasa heran karena tiada satu petugas pun yang tampak berlalu-lalang. Rigel sempat berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang kemudian mendapati Pria itu masih mengejarnya. Rigel kembali berlari menuruni anak tangga darurat karena ia hendak menutup pintu darurat yang memiliki tuas yang kuat. Tujuannya untuk menghambat pergerakan Pria itu. "Aku harus melakukan sesuatu," ucap Rigel setelah menutup pintu dan memutar tuas. Rigel segera berlari menuruni anak tangga hingga menuju lantai dasar. "Tolong, seseorang mengancam keselamatanku," ucap Rigel sembari menghampiri Pos Keamanan yang terletak di luar Rumah Sakit. Rigel menyentuh bahu dari Tentara yang memang menjaga fasilitas Rumah Sakit milik Tyre ini tapi Rigel langsung terkejut saat melihat Pria itu langsung ambruk kemudian tergeletak bersimbah darah. "Oh, ya Tuhan!" jerit Rigel takut sendiri. Rigel merasakan benang string nyaris mengenainya t

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Permaisuri Bulan

    "Kau kemari, astaga cantik sekali," puji Adriel sembari mendatangi Rigel.Rigel terkekeh pelan sambil memberikan Cassiel untuk digendong oleh Adriel. "Tentu saja aku datang, aku ingin mengurangi beban Kaelar untuk mendampingimu," canda Rigel sambil mengecup pipi Adriel meski harus berjinjit karena beda tinggi tubuh mereka. "Oh, lihatlah siapa yang datang," ucap Harlan diantara tamu undangan.Inilah perang dingin yang tiada akhir. Memperebutkan hati seorang Wanita. Adriel tahu jika Harlan hendak memulai perang lagi. Pria itu langsung merangkul pinggang Rigel agar mendekat ke arah dirinya meski tangan kanannya menggendong Sang Bayi. Bagi Adriel yang tubuhnya besar dan kekar, semua ini tak mustahil. Ia hanya ingin menjaga cinta dan keluarganya.Rigel sempat menanggahkan kepalanya untuk menoleh menatap Adriel yang menatap kehadiran Harlan dengan datar. Rigel kini ikut memandangi Harlan meski terasa janggal tapi Rigel bisa melihat senyuman aneh dari Harlan.Rigel menyadari kondisi saat in

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi Lengkap

    "Terima kasih sudah menjaga Cassiel," ucap Rigel pada Corrie. Rigel menoleh pada Nico yang masih memandangi Televisi. "Sudah memutuskan untuk berada di divisi mana?" tanya Rigel.Nico menoleh pada Rigel. "Aku tetap menjadi teknisi di Angkatan Militer, mungkin itu pilihanku." Nico menjawab dengan lesu. "Aku tidak tahu harus mengikuti perjanjian atau bebas memilih," ucap Rigel.Corrie mengangguk. "Tyre membuat perjanjian tanpa menanyai persetujuanmu, mengingat kau istri dari penguasa New Neoma sekaligus berasal dari Bumi," "Itu ... benar," ucap Rigel terdiam sejenak. Semua itu ada benarnya, namun Rigel yang sedari tadi melamun karena pikirannya terasa penuh. Rigel merasakan tangan kecil menarik ujung rambutnya. Siapa lagi jika bukan Cassiel yang memerhatikan Rigel dengan kedua mata biru berbinar-binar. "Apa yang sedang aku coba katakan adalah, kami tak setuju dengan kerja sama ini jika yang menikmati hanyalah Petinggi Tyre," celetuk Corrie. Rigel mengangguk. "Maka dari itu kau memil

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Patuh

    "Oh, Sayang, kau sudah selesai ... cepat sekali," ucap Adriel yang menyadari kehadiran Rigel."Aku pikir kau akan kesulitan menjaga Si Kecil," celetuk Rigel.Adriel tertawa pelan. "Satu bulan kemarin memang sulit tapi aku akan terbiasa," sahut Adriel. "Omong-omong Caelar ada di luar apartemen, dia mau bertemu denganmu tapi merasa canggung," ucap Adriel. "Benarkah?!" Rigel terperanjat terkejut. Pria itu berjasa atas pelariannya. Rigel menoleh memandangi Adriel dengan ragu. "Benar, aku baru menyadarinya jika kau ... tidak pernah diikuti oleh Kaelar lagi," ucap Rigel.Adriel menghela napas. "Aku sempat menghukumnya, pada masa itu sangat sulit karena kesetiaan jadi tujuan setiap orang di Istana, aku terpaksa meski memang marah tapi semua itu permintaanmu." Adriel berucap sambil beranjak berdiri. "Ayo, kita harus bergegas bukan?" ajak Adriel."Aku biasanya akan pergi sendiri," sahut Rigel masih duduk menunduk.Adriel meraih tangan Rigel meski satu tangan lainnya menggendong Cassiel denga

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Hidup Baru

    "Adriel tolong kemari sebentar!" teriak Rigel dari dalam kamar sembari menggendong Cassiel yang kenyang habis menyusu. Rigel langsung menoleh mendapati Adriel yang buru-buru menghampirinya. Rigel terkekeh saat mendapati Adriel yang datang dengan dasi yang belum terpasang dan krim pencukur jenggot yang masih tersisa di dagu tirusnya itu."Kenapa, Sayang? apa kau baik-baik saja Ruby-ku?" tanya Adriel panik.Rigel terkekeh sambil menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja tapi tolong ikatkan rambutku, lihatlah Cassiel dari tadi menarik rambutku," ucap Rigel. Adriel menghela napas lega. Ia segera mengambil alih untuk menggendong Cassiel. "Pergilah bersiap-siap, ini hari terakhir pemeriksaanmu bukan?" suruh Adriel. Rigel mengangguk sambil menyeka bekas krim di dagu Adriel yang tersisa itu. "Kau juga, harus menghadiri upacara penyambutan terbentuknya fasilitas baru Anti-Crocus bukan?" tanya Rigel sambil memasangkan dasi pada kerah kemeja yang Adriel kenakan. Sejenak Rigel terdiam, Pria ini asl

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Menggengam Mawar Merah

    "Aku tahu, meski tampaknya santai tapi tidak berarti tenang ... aku memutuskan untuk kembali sementara ke New Neoma karena kurasa Lady Aquilina kembali ke New Neoma juga," ujar Rigel sembari memengangi dagunya. "Kau gila?" Harlan sontak menyahut, baginya itu akan memberatkan Rigel. "Perempuan itu nyaris membunuhmu dan bagaimana bisa kau dengan tenangnya mau menghampirinya?" tanya Harlan."Aku menghampirinya untuk melihat, apakah karma benar-benar mendatanginya?" Rigel mendatangi bayinya kemudian membelai Bayi itu."Baiklah, tapi jangan buru-buru, istirahatlah disini sampai kau benar-benar siap kembali ke Kerajaan." Adriel berucap sembari beranjak berdiri tapi saat itu Harlan langsung meraih kursi roda Corrie. "Kita harus kembali untuk melaporkan kondisimu pada Alex, bukan?" Harlan menoleh pada Corrie yang terdiam itu. Harlan kini meraih kursi roda yang diduduki oleh Corrie kemudian beranjak keluar dari ruang perawatan. Corrie hanya diam seribu bahasa sementara itu Harlan diam karen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pangeran Kecil

    "Baik sekali hatimu Permaisuri, jika aku ... tidak akan ada ampun bagi orang yang sudah menyakiti cintaku," ucap Adriel dingin seketika membuat aura kejinya kembali bangkit bahkan Rigel jadi diam seribu bahasa usai mendengar ucapan Adriel. Adriel menyadari ucapannya kemudian mengedipkan sebelah matanya. "Bercanda ... tapi dia sudah keterlaluan karena menculik anak kita serta membahayakannya, itu bukanlah sikap yang bisa ditoleransi," ucap Adriel lagi kali ini berusaha bernada lembut."Aku tahu." Rigel mengangguk pelan. Rigel sengaja meregangkan tubuhnya. "Kurasa ... setelah ini kita akan banyak pekerjaan baru," ucap Rigel sembari terkekeh menatap Adriel karena benar saja, Cassiel terbangun dengan suara tangisannya yang menggelegar.Kedua mata biru Adriel membelalak terkejut. Pria itu mendatangi Cassiel kemudian menggendongnya. "Nak, kenapa kau tidak berhenti menangis?" tanya Adriel kebingungan. Rigel sendiri hanya terkekeh tersenyum. "Dia itu lapar, lihat bibirnya, itu tandanya dia m

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Berbahagia, Akankah Hari Baru?

    "Rigel, kenapa kau membiarkan Wanita itu pergi?" tanya Corrie mengalihkan suasana pilu itu.Teringat dengan tingkahnya. Rigel memang sengaja membiarkan Lady Aquilina pergi saat itu. "Aku berharap karma akan menimpanya, itu saja." Rigel berucap dengan tenang belum lagi wajahnya memasang raut yang damai. Rigel tersenyum saat itu pula seiring dengan berubahnya rambut hitam jadi perak yang panjang. Rigel beranjak berdiri sembari melepaskan infus pada punggung tangannya."Rigel, kau baru sembuh," celetuk Corrie yang menyadari jika Rigel berjalan mendekatinya. Corrie bahkan melirik ke arah Adriel. "Hentikan dia, aku tidak mau dia melakukan keajaiban itu padaku," suruh Corrie pada Adriel yang mengangkat kedua bahunya."Kau tahu, itu percuma untuk mencegah Rigel," celetuk Harlan sembari meletakkan Cassiel kecil dalam box bayi. Rigel berjongkok untuk menyetarakan dirinya pada Corrie. "Harlan dan Adriel benar, tidak ada yang bisa menghentikanku." Rigel berucap sembari menyentuh Corrie, seketik

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Beri Kesempatan

    "Tidak sehebat diriku?" tanya Rigel mengulang lagi.Adriel mengangguk. "Sadarkah kau? kemarin ... tiga ratus orang pulih dari virus itu berkat dirimu," jawab Adriel. Rigel tak dapat mengelak akan keterkejutannya. Dirinya ini, yang disangka tak berguna oleh dirinya sendiri justru membantu nyawa-nyawa orang lain. "Ya Tuhan ...," ucap Rigel bergumam lirih. Didalam ruangan perawatan yang hanya ada keheningan, ia berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri. Saat itu Rigel baru teringat jika kekuatannya sudah bisa ia kendalikan. "Aku hanya mengingat diriku tidak pernah berguna untuk siapapun, aku kira aku hanya akan seorang diri." Rigel berucap sembari menatapi kedua tangannya sendiri. Adriel menatap Rigel yang gelisah. Bukan gelisah karena ia tak senang tapi ia masih bingung dengan dirinya. Adriel merangkul Rigel dalam pelukannya kemudian mengusap punggung Rigel dengan lembut. "Aku sepenuhnya mendukungmu," ucap Adriel. "Kau bahkan sudah membawa kehidupan kecil di duni

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status