Share

Jadi Lengkap

last update Last Updated: 2025-04-22 13:38:03

"Terima kasih sudah menjaga Cassiel," ucap Rigel pada Corrie. Rigel menoleh pada Nico yang masih memandangi Televisi. "Sudah memutuskan untuk berada di divisi mana?" tanya Rigel.

Nico menoleh pada Rigel. "Aku tetap menjadi teknisi di Angkatan Militer, mungkin itu pilihanku." Nico menjawab dengan lesu.

"Aku tidak tahu harus mengikuti perjanjian atau bebas memilih," ucap Rigel.

Corrie mengangguk. "Tyre membuat perjanjian tanpa menanyai persetujuanmu, mengingat kau istri dari penguasa New Neoma sekaligus berasal dari Bumi,"

"Itu ... benar," ucap Rigel terdiam sejenak. Semua itu ada benarnya, namun Rigel yang sedari tadi melamun karena pikirannya terasa penuh. Rigel merasakan tangan kecil menarik ujung rambutnya. Siapa lagi jika bukan Cassiel yang memerhatikan Rigel dengan kedua mata biru berbinar-binar.

"Apa yang sedang aku coba katakan adalah, kami tak setuju dengan kerja sama ini jika yang menikmati hanyalah Petinggi Tyre," celetuk Corrie.

Rigel mengangguk. "Maka dari itu kau memil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Permaisuri Bulan

    "Kau kemari, astaga cantik sekali," puji Adriel sembari mendatangi Rigel.Rigel terkekeh pelan sambil memberikan Cassiel untuk digendong oleh Adriel. "Tentu saja aku datang, aku ingin mengurangi beban Kaelar untuk mendampingimu," canda Rigel sambil mengecup pipi Adriel meski harus berjinjit karena beda tinggi tubuh mereka. "Oh, lihatlah siapa yang datang," ucap Harlan diantara tamu undangan.Inilah perang dingin yang tiada akhir. Memperebutkan hati seorang Wanita. Adriel tahu jika Harlan hendak memulai perang lagi. Pria itu langsung merangkul pinggang Rigel agar mendekat ke arah dirinya meski tangan kanannya menggendong Sang Bayi. Bagi Adriel yang tubuhnya besar dan kekar, semua ini tak mustahil. Ia hanya ingin menjaga cinta dan keluarganya.Rigel sempat menanggahkan kepalanya untuk menoleh menatap Adriel yang menatap kehadiran Harlan dengan datar. Rigel kini ikut memandangi Harlan meski terasa janggal tapi Rigel bisa melihat senyuman aneh dari Harlan.Rigel menyadari kondisi saat in

    Last Updated : 2025-04-24
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

    Last Updated : 2025-04-25
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Langit Sepia

    “Gadis itu jelas-jelas datang dari keluarga yang miskin dan tidak jelas asal usulnya, Harlan!” bentak Wanita Tua itu pada seorang Pria yang berdiri mematung menatapnya. Kedua matanya melotot sembari menunjukkan secarik undangan di tangannya. “Kau malah berani-beraninya mau menikahi Perempuan itu!” murka Sang Wanita Tua.“Ibu, Rigel wanita yang cerdas dan luar biasa, Ibu percayalah padaku jika dia wanita yang tepat untuk kunikahi,” ucap Pria itu memelas. “Siapa yang tak kenal dia? Rigel Seras Meil, dua kali menjadi ketua tim regu penyelamat ekspedisi dan aku salah satu orang yang ditolong olehnya.” Pria itu berucap kemudian menghela napas cukup panjang.“Percuma kami menyekolahkanmu sampai jadi petinggi militer tapi jika kau masih bersikap bodoh dengan menikahi orang karena balas budi,” celetuk Sang Ibu. “Tinggalkan wanita itu dan jangan buat malu, kami sudah dari dulu menjodohkanmu dengan Julia, anak pewaris Violens Corporation.” Sang Ibu berucap sambil beranjak pergi.Sebuah pintu ti

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Chaos

    “Rigel, Rigel," ucap Harlan mencoba menghentikan langkah Gadis itu. Harlan langsung menarik pergelangan tangannya. "Kumohon cobalah untuk memikirkannya lebih dulu karena ini bukanlah hal yang baik untuk diputuskan begitu saja." Harlan memandangi Gadis itu. Tangan besarnya bahkan mencoba memengang permukaan wajah Rigel. Semula Harlan takut jika Rigel akan bereaksi keras menolaknya tapi Rigel hanya terdiam saat dia membelai wajahnya.“Aku tak bisa meninggalkan kalian ,” bujuk Harlan. "Oh, Kak Harlan ...," ucap Rigel penuh kelembutan terutama kala Dia merasakan hangat dari tangan Harlan membelainya. Aku rindu dengan semua yang ada padanya tapi semua ini sudah usai, batin Rigel. Harlan Zidane, pria sempurna yang ia cintai. Dada Rigel seketika sakit menderu kala menatap Harlan yang memelas padanya. "Aku tidak tahu apakah kau masih mencintaiku?" tanya Rigel. Dia menatap langsung kedua mata hijau zambrud milik Harlan. Harlan tak langsung menjawab tapi kini beralih untuk menyentuh pelan tan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Supernova

    “Rigel biarkan aku mengantarmu pulang untuk terakhir kalinya,” ucap Harlan yang telah berdiri di hadapan Rigel.Rigel hendak menolak ajakan dari Harlan namun Pria itu menatap Rigel dengan kedua mata hijau terangnya. “Terserah kau saja,” sahut Rigel sambil berjalan lebih dulu. Rigel akan terus menolak Harlan. Padahal dua tahun lalu, Harlan jadi Pria yang paling ia cintai.Saat Rigel terdiam menatap Harlan yang membukakan pintu mobil untuknya. Rigel langsung membelalakkan kedua matanya saat melihat mobil lain berhenti. “Ini buruk,” ucap Rigel sembari menatap kedatangan Nyonya Zidane yang keluar dari mobil bersama pengawalnya.“Kau membawa pengaruh buruk untuk keluarga terhormat kami,” cibir Nyonya Zidane. “Harlan sudah berapa kali Ibu bilang untuk jauhi Wanita ini.” Nyonya Zidane menatap Rigel dengan jijik.“Ibu aku tidak bisa meninggalkan Rigel,” sahut Harlan. “Dia hamil anakku, sudah seharusnya aku bertanggung jawab.” Harlan berucap dengan tegas. Ia menghadang Sang Ibu yang tengah mel

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pangeran Bintang Jatuh

    “Yang Mulia Adriel, kita sudah sampai di titik koordinat setelah menempuh 149,6 juta km, protokol pendaratan akan dilakukan.” Suara dari sistem yang berbunyi. Menampaki seorang pria muda yang duduk didalam sebuah kokpit pesawat luar angkasa yang berkilau. Kedua kelopak matanya tertutup namun perlahan-lahan terbuka, menampaki sepasang mata biru permata samudera. Kedua mata biru cerah menatap ke arah kaca yang menampaki planet biru secerah kedua matanya. “Bumi ... kau pasti ada di sana, pengantin bulanku,” ucap Pria Rupawan itu.“Memasuki lapisan eksosfer.” Sistem kembali berucap kala pesawat ini akan menembus lapisan eksosfer.“Tunggu, ada sesuatu yang aneh,” ucap Pria itu menatap monitornya sendiri. Dia sudah menyadari sesuatu. Kapal pesawat super canggihnya ini sudah mendeteksi adanya pergerakan asing dari luar bumi. “Aku harus bergegas, Vetle!” perintah Pria Bermata Biru itu.“Baik Yang Mulia, pendaratan pintas akan dilakukan,” ucap Sistem artifisial canggih bernama Vetle itu.Lan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pengantin Bulan

    “Benda itu datang,” ucap Adriel yang telah berada dalam kokpitnya. “Vetle beri aku visir agar bisa mulai membidik,” perintah Adriel yang telah bersiap akan membidik.Adriel kala itu tidak memerdulikan apa pun selain keamanan Rigel. Padahal ia baru bertemu dengan Rigel tapi dirinya yakin jika Rigel merupakan orang yang selama ini dia cari.“Mendeteksi akan adanya ledakan, koordinat mendekati Pengantin Bulan.” Vetle memberikan pemberitahuan dari panel yang muncul pada monitor. Berkat pemberitahuan itu membuat Adriel membelalakkan kedua matanya. Pria itu segera melompat keluar dari kokpit setelah berhasil menembak hancur objek yang nyari mengenai kota itu.Kaelar menatap Adriel yang kembali bergegas. “Yang Mulia, Anda hendak kemana?” tanya Kaelar heran. Meski begitu dia tetap mengekori Sang Pangeran. Kecemasannya karena mereka berada di tempat yang asing dan baru pertama kali memijak dunia ini.“Yang Mulia Anda harus ingat jika bumi bukanlah New Neoma, Anda harus hati-hati,” ucap Kaelar

    Last Updated : 2025-01-07
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penolong Misterius

    “Kira-kira bagaimana ya reaksinya?”Adriel memasuki kamar perawatan. Adriel menatap tajam Rigel yang masih berbaring tidur itu. “Kau ... orangnya,” ucap Adriel. Dia berjalan pelan kemudian mengarahkan jarinya untuk membelai ujung kelopak mata Rigel yang tampak sembab. Kedua mata birunya menyalang dalam kegelapan malam. Biru cerah yang bersinar memandangi Rigel yang terlelap dalam tidurnya itu. Detik selanjutnya dia sudah menghilang ditelan oleh malam. Kedua mata Rigel terbuka dengan membelalak. Rigel langsung terduduk bangun. Ia mendapati dirinya berada dalam ruang perawatan. “Tidak ada seorang pun di sini, padahal tadi aku merasa ada orang yang sedang memerhatikanku.” Rigel berucap seorang diri sembari melihat kiri dan kanannya.“Omong-omong, aku ada di mana?” Rigel memandangi ruangan putih ini. Ia juga melihat tangan kanannya yang terpasang sebuah infus set. Usai mengingat-ingat lagi, Rigel sadar jika ia sedang ada di Rumah Sakit. Terakhir kalinya ia sadar karena ledakan di Gedung

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Permaisuri Bulan

    "Kau kemari, astaga cantik sekali," puji Adriel sembari mendatangi Rigel.Rigel terkekeh pelan sambil memberikan Cassiel untuk digendong oleh Adriel. "Tentu saja aku datang, aku ingin mengurangi beban Kaelar untuk mendampingimu," canda Rigel sambil mengecup pipi Adriel meski harus berjinjit karena beda tinggi tubuh mereka. "Oh, lihatlah siapa yang datang," ucap Harlan diantara tamu undangan.Inilah perang dingin yang tiada akhir. Memperebutkan hati seorang Wanita. Adriel tahu jika Harlan hendak memulai perang lagi. Pria itu langsung merangkul pinggang Rigel agar mendekat ke arah dirinya meski tangan kanannya menggendong Sang Bayi. Bagi Adriel yang tubuhnya besar dan kekar, semua ini tak mustahil. Ia hanya ingin menjaga cinta dan keluarganya.Rigel sempat menanggahkan kepalanya untuk menoleh menatap Adriel yang menatap kehadiran Harlan dengan datar. Rigel kini ikut memandangi Harlan meski terasa janggal tapi Rigel bisa melihat senyuman aneh dari Harlan.Rigel menyadari kondisi saat in

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi Lengkap

    "Terima kasih sudah menjaga Cassiel," ucap Rigel pada Corrie. Rigel menoleh pada Nico yang masih memandangi Televisi. "Sudah memutuskan untuk berada di divisi mana?" tanya Rigel.Nico menoleh pada Rigel. "Aku tetap menjadi teknisi di Angkatan Militer, mungkin itu pilihanku." Nico menjawab dengan lesu. "Aku tidak tahu harus mengikuti perjanjian atau bebas memilih," ucap Rigel.Corrie mengangguk. "Tyre membuat perjanjian tanpa menanyai persetujuanmu, mengingat kau istri dari penguasa New Neoma sekaligus berasal dari Bumi," "Itu ... benar," ucap Rigel terdiam sejenak. Semua itu ada benarnya, namun Rigel yang sedari tadi melamun karena pikirannya terasa penuh. Rigel merasakan tangan kecil menarik ujung rambutnya. Siapa lagi jika bukan Cassiel yang memerhatikan Rigel dengan kedua mata biru berbinar-binar. "Apa yang sedang aku coba katakan adalah, kami tak setuju dengan kerja sama ini jika yang menikmati hanyalah Petinggi Tyre," celetuk Corrie. Rigel mengangguk. "Maka dari itu kau memil

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Patuh

    "Oh, Sayang, kau sudah selesai ... cepat sekali," ucap Adriel yang menyadari kehadiran Rigel."Aku pikir kau akan kesulitan menjaga Si Kecil," celetuk Rigel.Adriel tertawa pelan. "Satu bulan kemarin memang sulit tapi aku akan terbiasa," sahut Adriel. "Omong-omong Caelar ada di luar apartemen, dia mau bertemu denganmu tapi merasa canggung," ucap Adriel. "Benarkah?!" Rigel terperanjat terkejut. Pria itu berjasa atas pelariannya. Rigel menoleh memandangi Adriel dengan ragu. "Benar, aku baru menyadarinya jika kau ... tidak pernah diikuti oleh Kaelar lagi," ucap Rigel.Adriel menghela napas. "Aku sempat menghukumnya, pada masa itu sangat sulit karena kesetiaan jadi tujuan setiap orang di Istana, aku terpaksa meski memang marah tapi semua itu permintaanmu." Adriel berucap sambil beranjak berdiri. "Ayo, kita harus bergegas bukan?" ajak Adriel."Aku biasanya akan pergi sendiri," sahut Rigel masih duduk menunduk.Adriel meraih tangan Rigel meski satu tangan lainnya menggendong Cassiel denga

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Hidup Baru

    "Adriel tolong kemari sebentar!" teriak Rigel dari dalam kamar sembari menggendong Cassiel yang kenyang habis menyusu. Rigel langsung menoleh mendapati Adriel yang buru-buru menghampirinya. Rigel terkekeh saat mendapati Adriel yang datang dengan dasi yang belum terpasang dan krim pencukur jenggot yang masih tersisa di dagu tirusnya itu."Kenapa, Sayang? apa kau baik-baik saja Ruby-ku?" tanya Adriel panik.Rigel terkekeh sambil menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja tapi tolong ikatkan rambutku, lihatlah Cassiel dari tadi menarik rambutku," ucap Rigel. Adriel menghela napas lega. Ia segera mengambil alih untuk menggendong Cassiel. "Pergilah bersiap-siap, ini hari terakhir pemeriksaanmu bukan?" suruh Adriel. Rigel mengangguk sambil menyeka bekas krim di dagu Adriel yang tersisa itu. "Kau juga, harus menghadiri upacara penyambutan terbentuknya fasilitas baru Anti-Crocus bukan?" tanya Rigel sambil memasangkan dasi pada kerah kemeja yang Adriel kenakan. Sejenak Rigel terdiam, Pria ini asl

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Menggengam Mawar Merah

    "Aku tahu, meski tampaknya santai tapi tidak berarti tenang ... aku memutuskan untuk kembali sementara ke New Neoma karena kurasa Lady Aquilina kembali ke New Neoma juga," ujar Rigel sembari memengangi dagunya. "Kau gila?" Harlan sontak menyahut, baginya itu akan memberatkan Rigel. "Perempuan itu nyaris membunuhmu dan bagaimana bisa kau dengan tenangnya mau menghampirinya?" tanya Harlan."Aku menghampirinya untuk melihat, apakah karma benar-benar mendatanginya?" Rigel mendatangi bayinya kemudian membelai Bayi itu."Baiklah, tapi jangan buru-buru, istirahatlah disini sampai kau benar-benar siap kembali ke Kerajaan." Adriel berucap sembari beranjak berdiri tapi saat itu Harlan langsung meraih kursi roda Corrie. "Kita harus kembali untuk melaporkan kondisimu pada Alex, bukan?" Harlan menoleh pada Corrie yang terdiam itu. Harlan kini meraih kursi roda yang diduduki oleh Corrie kemudian beranjak keluar dari ruang perawatan. Corrie hanya diam seribu bahasa sementara itu Harlan diam karen

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pangeran Kecil

    "Baik sekali hatimu Permaisuri, jika aku ... tidak akan ada ampun bagi orang yang sudah menyakiti cintaku," ucap Adriel dingin seketika membuat aura kejinya kembali bangkit bahkan Rigel jadi diam seribu bahasa usai mendengar ucapan Adriel. Adriel menyadari ucapannya kemudian mengedipkan sebelah matanya. "Bercanda ... tapi dia sudah keterlaluan karena menculik anak kita serta membahayakannya, itu bukanlah sikap yang bisa ditoleransi," ucap Adriel lagi kali ini berusaha bernada lembut."Aku tahu." Rigel mengangguk pelan. Rigel sengaja meregangkan tubuhnya. "Kurasa ... setelah ini kita akan banyak pekerjaan baru," ucap Rigel sembari terkekeh menatap Adriel karena benar saja, Cassiel terbangun dengan suara tangisannya yang menggelegar.Kedua mata biru Adriel membelalak terkejut. Pria itu mendatangi Cassiel kemudian menggendongnya. "Nak, kenapa kau tidak berhenti menangis?" tanya Adriel kebingungan. Rigel sendiri hanya terkekeh tersenyum. "Dia itu lapar, lihat bibirnya, itu tandanya dia m

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Berbahagia, Akankah Hari Baru?

    "Rigel, kenapa kau membiarkan Wanita itu pergi?" tanya Corrie mengalihkan suasana pilu itu.Teringat dengan tingkahnya. Rigel memang sengaja membiarkan Lady Aquilina pergi saat itu. "Aku berharap karma akan menimpanya, itu saja." Rigel berucap dengan tenang belum lagi wajahnya memasang raut yang damai. Rigel tersenyum saat itu pula seiring dengan berubahnya rambut hitam jadi perak yang panjang. Rigel beranjak berdiri sembari melepaskan infus pada punggung tangannya."Rigel, kau baru sembuh," celetuk Corrie yang menyadari jika Rigel berjalan mendekatinya. Corrie bahkan melirik ke arah Adriel. "Hentikan dia, aku tidak mau dia melakukan keajaiban itu padaku," suruh Corrie pada Adriel yang mengangkat kedua bahunya."Kau tahu, itu percuma untuk mencegah Rigel," celetuk Harlan sembari meletakkan Cassiel kecil dalam box bayi. Rigel berjongkok untuk menyetarakan dirinya pada Corrie. "Harlan dan Adriel benar, tidak ada yang bisa menghentikanku." Rigel berucap sembari menyentuh Corrie, seketik

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Beri Kesempatan

    "Tidak sehebat diriku?" tanya Rigel mengulang lagi.Adriel mengangguk. "Sadarkah kau? kemarin ... tiga ratus orang pulih dari virus itu berkat dirimu," jawab Adriel. Rigel tak dapat mengelak akan keterkejutannya. Dirinya ini, yang disangka tak berguna oleh dirinya sendiri justru membantu nyawa-nyawa orang lain. "Ya Tuhan ...," ucap Rigel bergumam lirih. Didalam ruangan perawatan yang hanya ada keheningan, ia berusaha mengingat kejadian sebelum dirinya tak sadarkan diri. Saat itu Rigel baru teringat jika kekuatannya sudah bisa ia kendalikan. "Aku hanya mengingat diriku tidak pernah berguna untuk siapapun, aku kira aku hanya akan seorang diri." Rigel berucap sembari menatapi kedua tangannya sendiri. Adriel menatap Rigel yang gelisah. Bukan gelisah karena ia tak senang tapi ia masih bingung dengan dirinya. Adriel merangkul Rigel dalam pelukannya kemudian mengusap punggung Rigel dengan lembut. "Aku sepenuhnya mendukungmu," ucap Adriel. "Kau bahkan sudah membawa kehidupan kecil di duni

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status