Istri Yang Menanti Sentuhanmu 의 모든 챕터: 챕터 41 - 챕터 50

58 챕터

Amel Pulanglah!

"Amel aku mohon pulanglah!" Dia menatapku dengan tatapan sendu, mengiba agar aku pulang bersamanya. Hatiku mencolos mendengar ucapannya itu, inikah Mas Raka yang selama setahun ini melukaiku? Sejenak rasa iba datang menghampiri, hendak merobohkan pertahananku. Namun.... Segera perlakuan buruknya menghalau rasa iba itu, menyadarkanku akan betapa kejamnya dia. "Apa sih maumu! Kita telah sepakat untuk berpisah. Lagipula benih ini kamu juga tidak mengakuinya tapi kenapa sekarang kamu tiba-tiba datang dan mengajak aku pulang???" Kutatap tajam Mas Raka. Tangan Mas Daffa menggenggam tanganku, pria ini seolah memberiku kekuatan agar tidak rapuh. "Raka anak ini milikku, jadi pergilah!" Ujar Mas Daffa dengan lantang. "Anak itu anakku Daffa!" Sahut Mas Raka. Ucapan Mas Raka membuat Mas Daffa tertawa, "Kemarin dengan jelas kamu mengatakan jika benih ini milikku sekarang kamu klaim ini benihmu, apa maumu Raka!" Ujar Mas Daffa dengan penuh penekaan di ujung kalimatnya. Aku yang
last update최신 업데이트 : 2025-02-01
더 보기

Menyesal

"Mama ada apa mencari Amel?" Aku menatap Mama Mas Raka dengan lekat. Mama tersenyum menatapku. "Sebenarnya mama itu mau membahas acara syukuran anak kamu, kan usia kandungan kamu sudah empat bulan." Jawab Mama. Ternyata inilah tujuan Mama dan Papa datang, lalu apa yang harus aku katakan? sementara hubunganku dan Mas Raka hampir mencapai finish? Aku dan ibu saling pandang menunjukkan raut sedih masing-masing, sementara ayah tersenyum dan turut membahas acara syukuran ini. "Lebih baik syukuran ini dilakukan di rumah mereka, biar lebih berkah." Ujar ayah. "Benar sekali Pak besan." Sahut Papa Mas Raka. Apa ini, kenapa jadi begini? aku menatap ibu. Air mataku menggenang di pelupuk mataku. Haruskah aku bilang yang sebenarnya? "Tapi katanya Raka ada dinas diluar?" Ayah ternyata masih ingat alasanku, entah mengapa jawaban Mama Mas Raka bisa diterima ayah, dan mereka kini tertawa. "Bagaimana dengan anda Jeng? setuju bukan jika acara syukuran empat bulanan dilakukan di rumah mereka s
last update최신 업데이트 : 2025-02-01
더 보기

Raka Datang Ke Kantor

"Heran, kamu tuh kenapa sih!" Aku menggerutu sambil melemparkan tatapanku kembali keluar kaca mobil. Entah apa mau Mas Raka, hidupku sudah tenang tapi kenapa dia malah mengusiknya. Bukankah seharusnya dia senang karena hubungannya dan Renata tak ada yang menganggu? Pikiranku kini semakin ramai, melayang jauh kesana kemari tak menentu. Tak selang lama mobilnya tiba di depan lobi perusahaan, tanpa berkata apa-apa aku segera turun dan menutup pintu cukup keras. Kode pada Mas Raka jika aku tak suka dia antar ke kantor. Waktu masuk tinggal lima menit lagi, buru-buru aku masuk ke dalam untuk absen. Tinggal satu menit lagi, untung aku sudah selesai absen sehingga kedatanganku tidak masuk dalam kategori terlambat. Di belakangku ada Mas Daffa yang ternyata baru saja datang. "Tumben Mel kamu datang pas waktu masuk." Ujar pria itu. "Bangun kesiangan Mas." Jawabku dengan tersenyum menatapnya. Memang biasanya setengah jam sebelum jam masuk aku sudah standby di kantor. Tak ingin terlamba
last update최신 업데이트 : 2025-02-02
더 보기

Apa Tujuannya?

Di sore harinya, Mas Raka datang menjemputku kembali, jujur aku tak pernah berpikir pria ini akan menemuiku berkali-kali. "Mel ayo pulang." Dia berjalan mendekat ke arahku. "Aku bisa pulang sendiri." Segera aku menolak tawarannya.. Namun Mas Raka langsung menarik tanganku. "Aku tadi mengantarmu berangkat jadi pulangnya harus aku jemput." Kulepas tangannya dengan kasar, " Jaga batasanmu Mas!" Ujarku lantang. Kulihat Mas Raka justru tersenyum, lalu menatapku. "Amel Amel batasan seperti apa yang harus aku jaga bukankah kamu adalah istriku?" Aku terdiam, apa yang dia ucapkan benar adanya, memang secara lahiriyah kami berpisah namun secara harfiah aku masih istrinya, bahkan masih menyandang status Nyoka Raka. "Sudahlah Mas aku tidak mau berdebat." Kataku dengan ketus. "Ya sudah lebih baik kita pulang, Ibu dan ayah sudah menunggu kamu di rumah." Dia berkata lembut padaku. Kembali kutatap Mas Raka, kata lembut begini selalu dia ucapkan untuk Renata tapi kali ini dia ucap
last update최신 업데이트 : 2025-02-02
더 보기

Pulang Lagi

“Terserah. Tapi yang jelas sampai kapanpun aku tidak mau kembali.” Ucapanku adalah harga mati yang tidak bisa diganggu gugat. Meski penyesalan Mas Raka setinggi gunung, aku tetap tidak akan kembali. “Pikirkan anak kita Amel, pikirkan orang tuamu juga. Aku mohon.” pintanya dengan tatapan sendu. “Justru karena aku memikirkan mereka aku tidak mau kembali Mas, sudahlah jangan mencoba mengurai komitmen kita.” Tak ingin terus berdebat dengannya aku berjalan ke pintu, “Pergilah, aku mau istirahat.” Pria berkacamata itu menatapku nanar. Aku begini juga karenanya. Dulu aku selalu disakiti dan diabaikan. Keinginanku tak pernah dia penuhi, karena di kepalanya hanya ada ribuan keinginan Renata. “Ya sudah kamu istirahat, jaga anak kita.” Tangannya hendak mengelus perutku namun secepat kilat aku menghindar. “Tidak usah memegangnya.” Ujarku dingin. "Baik Amel, maaf."Setelah dia keluar, aku segera menutup pintu.Kurebahkan diri sejenak di tempat tidur. Ceklek… . Kembali aku mendengar pintu
last update최신 업데이트 : 2025-02-03
더 보기

Akan Aku Pertahankan Pernikahan Ini

Aku berjalan menuju jendela, kutatap nanar luar sana. Di rumah ini pikiranku penuh sesak, Renata dengan aneka dramanya, Mas Raka yang tak ku tahu apa maunya terus berputar membuat rasa sakit ini semakin terasa. Pikiranku menerawang jauh sehingga tak sadar jika ada tangan yang memelukku dari belakang. “Apa yang kamu lamunkan Amel?” Bisik Mas Raka. Reflek aku melepas tangannya, tapi tangan kekar Mas Raka tak membiarkan aku lepas. “Please biarkan seperti ini.” Pintanya. Aku berdecak kesal, “Jangan gila kamu Mas!” Kembali aku meronta, berusaha sekuat tenaga untuk lepas darinya. Namun aku tetap saja kalah. “Setelah kamu pergi, aku merasa kehilangan, aku akui aku tak bisa tanpamu Amel.” Ucapnya lirih. Hembusan nafas Mas Raka ku rasakan. Dan sekian detik kemudian, pelukannya kian mengerat. “Lepaskan aku Mas!” Aku berusaha lagi melepaskan pelukannya. "Kamu seperti piton saja!" Kataku ketus. “Bukankah dulu kamu selalu ingin aku peluk, kembalilah ke Amel yang dulu.” Bibirku meny
last update최신 업데이트 : 2025-02-04
더 보기

Aku Bahagia Bisa Bersama Mu

Di dapur kami menyiapkan segala sesuatunya sambil mengobrol, Mas Raka benar-benar care caranya memperlakukan aku membuat Mama terus melirik kami. Aku keringetan sedikit dia langsung mengusapnya hal ini membuat aku semakin tak nyaman. "Raka, kamu bucin sekali, daritadi sudah berapa kali kamu mengusap keringat Amel." Ujar Mama dengan tersenyum. "Iya Ma takutnya nanti kena mata kalau nggak bergegas diusap." Sahutnya. Mungkin jika dia melakukan hal ini ketika sebelum hatiku berubah pasti aku adalah wanita paling bahagia di dunia ini Sayang dia memperlakukan aku dengan istimewa setelah hatiku mati jadi hanya menjadi kekesalan bagiku. Aku masih bergeming karena tak berkutik untuk bicara, biar saja dia melakukan apapun semaunya. "Kamu pasti lelah, ayo aku antar istirahat." Mas Raka kembali menunjukkan perhatiannya. "Tidak." Jawabku singkat lalu kembali mengelap piring. "Raka tolong ambilkan kue di toko langganan Mama." Pinta Mama. Mas Raka menoleh, "Tapi Ma Raka tidak t
last update최신 업데이트 : 2025-02-04
더 보기

Panik

"Sudahlah Amel jangan diingat lagi, aku tahu aku salah!" Tatapan Mas Raka berubah sendu. "Mudah bagimu melupakan karena kamu yang menyakiti tapi aku? ingatan malam itu masih membekas di kepalaku!" Kusahut ucapannya dengan sinis. Enak saja jangan diingat lagi, apa dia tahu bagaimana rasanya diroda paksa dan sakitnya diabaikan setelahnya. "Maaf." Suara Mas Raka lirih. Hari cepat berlalu, acara pun segera dimulai. Aku setelah mandi memakai pakaian yang telah Mama belikan, begitu pula dengan Mas Raka. Saat orang-orang pada sibuk, mempersiapkan jamuan untuk acara, Renata tiba-tiba masuk ke dalam kamarku. Dia terlihat sangat marah karena Mas Raka sangat perhatian padaku. Tentu aku hanya melongo menatapnya, aku tak tahu apa-apa dan lagi-lagi jadi tempat membuang amarahnya. "Jangan coba-coba mengambil Mas Raka dari tanganku Amel! dia perhatian karena ada orang tuanya!" Ujar Renata. Masih terheran-heran lalu kutatap dia, "Renata Renata, kamu tuh aneh." Agaknya dia kurang s
last update최신 업데이트 : 2025-02-05
더 보기

Kalian Kenapa Sih!

"Tidur di kamar bawah saja ya Ma, kamar di atas sangat berantakan, Raka malas merapikan. Mau nyuruh Amel tapi dia kan lagi hamil." Mas Raka berusaha membujuk Mamanya agar mau tidur di kamar bawah. Mama menghela nafas, beliau setuju dengan keinginan sang anak. Senyum kelegaan tersungging di bibir Mas Raka karena dia keluar dari masalah. Malam ini Mas Raka berada di kamarku, terbiasa tidur sendiri membuat aku risih tidur ditemani olehnya. "Pergilah ke kamarmu, jangan tidur disini." Ujarku dengan menatapnya. "Aku kangen tidur bersama." Dia menunjukkan wajah melasnya. Sungguh kesal sekali, saat dia seperti ini aku malah merindukan sikap dinginnya. Dimanakah Mas Raka yang begitu dingin dulu? kenapa berubah menjadi kucing jinak begini? Ah kenapa doa yang terus aku ucapkan dulu malah terkabul ketika aku membencinya? Tuhan maafkan aku, dulu memang aku sangat menginginkan suamiku bersikap lembut dan manja begini tapi kini aku tidak mau dia begini. "Tapi aku nggak mau tidur sama kam
last update최신 업데이트 : 2025-02-05
더 보기

Dasar Keong Racun!

Sungguh kenapa jadi begini? kenapa mereka seperti anak ABG? apa mereka tidak sadar jika mereka ini adalah petinggi perusahaan besar? Usai makan aku kembali ke kantor tanpa memperdulikan mereka lalu aku mulai bekerja kembali. Sepulang dari kantor aku langsung pulang, aku tak menghiraukan pesan masuk yang memberi tawaran pulang bersama ataupun tawaran jemputan. Di rumah aku mengurung diri di kamar, sikap Mas Raka dan Mas Daffa mengusik pikiranku. Ibu sesekali datang ke kamar untuk mengecek keadaanku. "Amel baik-baik saja Bu." kataku sambil tersenyum manis. Ibu mengangguk lalu keluar dari kamarku. Tak selang lama sebuah sebuah pesan singkat aku terima. "Ira." Gumamku. Ternyata Ira datang ke rumahku, dia bilang jika sudah kangen karena lama tak bertemu. Dia juga meminta maaf karena tidak datang di acara empat bulananku kemarin. Tentu tak masalah bagiku jika Ira tak datang lagipula tidak ada yang spesial di acara itu. "Kamu kenapa Mel aku perhatikan seperti sedang mikir."
last update최신 업데이트 : 2025-02-06
더 보기
이전
123456
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status