Rania hanya diam, sementara Mas Raka seperti orang yang kepanasan. Melihat suamiku aku tak tega, mataku pun mengeluarkan airnya. Plak... Tamparanku melayang ke pipi Rania, gadis ini benar-benar diluar batas. "Apa rencanamu! jangan-jangan teh ku juga kamu beri obat!" Tatapan tajamku melesat ke arahnya. Dia hanya diam, entah apa yang dia pikirkan saat ini takut, merasa bersalah atau kesal karena rencananya gagal, aku tak tahu. "Mas Raka hanya hidup dengan satu ginjal saja, kalau sampai kenapa-kenapa akan aku tuntut kamu!" Jari telunjukku menunjuk ke arahnya. Aku mencoba membawa Mas Raka ke kamar namun Mas Raka langsung menerjang ku di tempat, dengan brutal dia menciumiku di depan Rania. Tak hanya menciumku dia juga hampir membuka baju yang aku pakai. "Mas kita ke kamar." Segera aku mengajak Mas Raka ke kamar. Tak habis pikir dengan Rania, rencananya kali ini benar-benar sudah keterlaluan, dia sungguh gila memberikan obat perangsang pada kakak sepupunya sendiri
Terakhir Diperbarui : 2025-03-24 Baca selengkapnya