Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kontrak Sang Presdir : Chapter 31 - Chapter 40

71 Chapters

Tuduhan Merayu

Anna benar-benar tak berkutik saat Kai terus menggendongnya. Dia sampai menyembunyikan wajah karena tak ingin para karyawan melihatnya digendong oleh presiden direktur perusahaan itu. Apalagi statusnya di sana hanya karyawan, bukan istri.Kai membawa Anna kembali ke lantai ruangannya berada. Saat pria itu keluar dari lift, para staff yang sudah berada di ruang kerja, sangat terkejut melihat Kai menggendong Anna.Para staff wanita banyak yang menatap sinis, mereka semakin yakin kalau ada sesuatu yang membuat Kai memperhatikan Anna. Menciptakan keirian dan pandangan buruk pada Anna.Kai menurunkan Anna di sofa. Dia memandang wanita itu yang sama sekali tak mau menatapnya.“Ceritakan apa yang terjadi,” ucap Kai dengan nada tegas.Sikap Kai yang tegas dan dingin, tentu saja membuat Anna merasa semakin terintimidasi. Anna merasa kalau Kai bertanya hanya sebagai formalitas, bukan sebuah perhatian dan rasa simpati.“Untuk apa Anda peduli.” Anna duduk agak jauh dari Kai. Dia menghapus lagi ai
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Tidak Tahu Maunya

“Minumlah.” Kai meletakkan cangkir berisi coklat hangat di meja.Anna hanya melirik cangkir itu. Dia masih diam dan tak mau menatap pada Kai.“Pulanglah lebih awal kalau perasaanmu masih buruk,” ucap Kai lagi.Namun, meski Kai berusaha mengajak Anna bicara, istrinya itu tetap saja diam.Kai juga bingung, bagaimana caranya menghadapi Anna yang pendiam. Anna begitu tertutup, bahkan seperti sulit untuk percaya pada orang lain.“Ada masalah apa sebenarnya sampai lututmu terluka dan pipimu merah?” tanya Kai mulai tak sabar karena Anna tak merespon semua pertanyaannya.“Memangnya Anda peduli.” Anna akhirnya bicara, tapi tatapan matanya memperlihatkan rasa kesal.Anna melihat Kai diam, lalu dia kembali bicara. “Anda saja tidak peduli dengan statusku, untuk apa Anda peduli padaku?”Kai masih menatap datar. Dia mencoba memahami maksud perkataan Anna.“Aku hanya istri simpanan, istri yang dinikahi karena aku punya hutang. Jika Anda ingin aku segera melunasi hutangku, harusnya Anda segera melaku
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Masih Kesal

Anna masih kesal pada Kai. Bahkan sepanjang perjalanan mereka pulang, Anna masih tidak mau bicara pada pria itu. Anna merasa tak bisa percaya sepenuhnya pada pria itu.Anna juga tidak peduli, lagi pula Kai juga tidak mengajaknya bicara. Untuk apa dia membuka suara?Begitu mobil sampai di depan rumah. Anna langsung turun dan mengabaikan Kai.Kai sampai bingung dengan sikap Anna. Bukankah seharusnya Anna takut padanya, kenapa malah seperti sebaliknya.Anna langsung pergi ke kamarnya. Dia tidak mengunci pintu kamarnya, Anna duduk di sofa lalu menghela napas kasar berkali-kali untuk menenangkan emosinya yang terus meluap seharian ini.Anna diam berpikir. Apa dia keterlaluan pada Kai? Bagaimana kalau Kai marah lalu membatalkan perjanjian mereka? Namun, itu salah Kai juga. Salah siapa pria itu tidak peduli, bahkan Kai sudah membuat Anna terjebak dalam masalah di kantor, menjadi bahan pergunjingan semua orang. Kalau Anna diperbolehkan bekerja di kafe seperti dulu, bukankah Anna tidak perlu
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Sama-sama Sulit Dipahami

“Kenapa kamu sangat ceroboh?” Kai menekan jari Anna yang terluka, lalu segera mengajak Anna duduk ke sofa.Anna terkejut, kenapa Kai mengatainya ceroboh sedangkan dia jelas-jelas terkejut. Salah siapa pria itu muncul tiba-tiba dalam kegelapan.Kai meminta Anna duduk, sedangkan dia mengambil obat yang tersedia di ruang kerjanya.“Lain kali hati-hati,” ucap Kai seraya ingin mengobati luka di jari Anna.“Aku bisa sendiri.” Anna hendak menarik tangannya, tapi Kai sudah lebih dulu menahannya.Kai menatap datar, lalu memaksa untuk tetap mengobati jari Anna.Anna semakin kesal, merasa jika Kai memang kasar.“Akan kuganti gelasnya.” Kai langsung menatap pada Anna. Seraya mengobati luka Anna, Kai berkata, “Kamu pikir mampu membeli gelas itu?!”Anna mengepalkan satu telapak tangan mendengar ucapan Kai. Apa pria ini sedang menghinanya? Mengingatkannya kalau dia bukan siapa-siapa di rumah ini?Kai terdiam sesaat. Dia baru saja menyadari jika sudah keterlaluan dalam bicara.Anna terkesiap mendeng
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Bertemu Parasit

Anna keluar dari ruangan menuju pantry untuk membuatkan Kai kopi. Saat dia berpapasan dengan staff wanita, Anna merasakan kalau staff itu memandang jijik padanya.Anna sudah bisa menebak penilaian staff itu padanya, dia tidak peduli dan memilih mengabaikan.Saat akan masuk pantry, Anna kembali bertemu dua staff yang tertawa keluar dari pantry. Dua staff itu langsung berhenti tertawa ketika melihat Anna, tatapan mata staff itu sama dengan tatapan staff yang tadi Anna temui, tatapan jijik.Anna tetap tersenyum ramah. Dia masuk ke pantry lalu menyalakan pemanas air dan mulai menakar kopi.“Memang benar, ya. Ternyata kerja lewat jalur belakang tuh enak. Nggak perlu skill juga bisa kerja, malahan bisa gajian setara dengan yang kerja keras melalui interview khusus,” cibir salah satu staff.Anna mendengar apa yang dibicarakan para staff itu, tapi dia berusaha tenang.Dua staff itu kesal karena Anna tidak merespon sindiran mereka, bukankah seharusnya Anna kesal lalu menyerang mereka, agar mer
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Melawan, Siapa Takut?

Di perusahaan. Tian mengetuk pintu ruang kerja Kai. Dia masuk setelah mendengar suara atasannya itu mempersilakan.“Anda tidak makan siang, Pak?” tanya Tian karena Kai tidak keluar dari ruangan sama sekali, padahal Anna sudah meninggalkan ruangan.“Tidak perlu,” jawab Kai dengan tatapan masih fokus pada berkas di meja.Tian memperhatikan Kai yang masih serius bekerja, lalu dia menyampaikan hal yang ingin dibicarakannya.“Saya sebenarnya menemui Anda karena mau menyampaikan soal dugaan, kenapa Bu Anna kemarin terluka.”Kai langsung berhenti membalikkan berkas. Dia mengarahkan pandangan pada Tian.“Kamu tahu penyebabnya?” tanya Kai dengan tatapan menyelidik.“Ya, ini hanya dugaan saja, Pak. Saya belum tahu pasti apalagi belum ada bukti validnya,” jawab Tian hati-hati. Kai menggunakan kedua siku untuk bertumpu di meja, lalu tautan jemarinya digunakan untuk menyangga dagu. Tatapannya tertuju pada Tian yang berdiri di depan mejanya.“Apa yang kamu tahu?” tanya Kai dengan tatapan antusias.
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Playing Fictim

Anna dan Bella menatap pria yang baru saja datang. Anna langsung mengembuskan napas kasar seraya memalingkan muka.“Dia lagi,” gumam Bella.Beberapa pelanggan masih menyaksikan pertengkaran itu, beberapa di antaranya ada yang merekam.“Apa yang terjadi di sini?” Alvian langsung membantu Kirana berdiri.Sebagai salah satu manager di mall itu, tentunya Alvian ikut bertanggung jawab jika terjadi keributan. Sebab itu Alvian muncul, apalagi yang teraniaya sekarang adalah wanita idamannya.“Al, mereka membullyku. Bahkan mereka mendorongku sampai jatuh, padahal aku hanya mengingatkan kalau mereka di sini tidak boleh bermain-main, tahu sendiri kalau semua barang di sini harganya di atas belasan juta.” Kirana langsung mengadu, memutar balikkan fakta karena Alvian juga tentunya akan langsung percaya padanya.Bella langsung menggosok telinga mendengar ucapan Kirana. Ingin rasanya dia meremas mulut Kirana.“Apa kamu terluka?” tanya Alvian langsung mengecek tubuh Kirana.Anna menatap dingin pada A
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bukan Orang Biasa

Bella dan Anna terkejut bersamaan saat ada pria yang menahan pergelangan tangan Alvian.Alvian menoleh. Dia kesal karena ada yang menghalanginya.“Siapa kamu? Lepas!” Alvian ingin menarik tangannya, tapi cengkraman pria itu sangat kuat.“Kakak!” Bella sangat senang melihat kakaknya muncul di waktu yang tepat.Anna semakin kaget. Dia menatap Bella yang baru saja menyebut ‘kakak’ pada pria yang menolongnya. Anna benar-benar tak percaya Bella punya kakak begitu gagah dengan penampilan orang kelas atas.“Dia kakakmu?” tanya Anna memastikan.“Iya,” jawab Bella.Bella lantas mengadukan kelakuan Alvian pada sang kakak.“Kak, tadi mereka menghina kami. Masa aku dibilang nggak sanggup beli tas di sini. Satu miliar juga aku sanggup beli, apalagi yang baru belasan juta.” Bella langsung mengadukan kelakuan Alvian dan Kirana.“Sudah gitu, mereka mau mencelakai temanku juga,” ucap Bella lagi.Kirana dan Alvian terkejut.Pria yang menolong ternyata Anser. Dia melepas tangan Alvian dengan kasar sera
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Dikira Tidak Peduli

Kai masih berada di ruang kerjanya. Dia memikirkan apa yang sekarang Anna lakukan sekarang, apakah istrinya itu aman atau tidak?Kecemasan Kai bukan tanpa alasan, mengingat Anna yang lemah dan mudah ditindas, membuat Kai merasa tak tenang membiarkan Anna pergi sendiri.Namun, jika Kai tidak mengizinkan, sudah pasti Anna akan semakin kesal padanya. Ini membuat Kai bingung.Saat Kai memandang layar ponselnya, merenung apakah harus bertanya di mana Anna sekarang, tiba-tiba dia menerima notifikasi pemakaian kartu debitnya.“Akhirnya dia memakainya juga,” gumam Kai.Kai mengecek notifikasi itu. Dahinya berkerut halus karena Anna hanya dipakai untuk makan di kafe dan tidak untuk membeli yang lain.“Apa dia keluar bersama temannya hanya untuk makan?”Saat Kai masih menebak apa yang dilakukan Anna, terdengar suara ketukan pintu. Kai meletakkan ponselnya di meja, lalu mempersilakan masuk.Tian masuk dengan terburu-buru menghampiri Kai.“Anda sudah melihat di sosmed?” tanya Tian.“Aku tidak pun
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

Mendapat Pujian

Anna tidak bicara sama sekali selama sisa hari yang dihabiskannya di kantor. Dia tetap melakukan apa yang diperintahkan Kai meski masih kesal pada pria itu.Bahkan saat pulang pun Anna tetap tidak bicara. Kai memilih membiarkan saja Anna mendiamkannya, daripada dia salah bicara.Di kamar. Anna duduk diam di kamarnya setelah makan malam. Dia menghela napas kasar, merasa hidupnya semakin rumit semenjak masuk ke rumah itu.Bahkan, Anna merasa tak punya ketenangan saat tidur. Dia merasa takut dan cemas jika Kai tiba-tiba masuk ke kamarnya, lalu melakukan sesuatu yang belum Anna setujui.Pernikahan tanpa cinta, sepertinya beginilah rasanya.Anna memandang lemari pakaiannya. Dia berjalan ke sana, lalu mengambil kotak peninggalan sang ayah. Anna membuka kotak usang itu, lalu mengambil kalung dengan potongan hati.Anna mengingat ucapan sang ayah yang memintanya untuk tak pernah menjual kalung itu, sesulit apa pun hidup Anna, sang ayah tidak mengizinkan jika kalung itu dijual.Anna menghela na
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status