Home / Romansa / Istri Kontrak Sang Presdir / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Kontrak Sang Presdir : Chapter 141 - Chapter 150

196 Chapters

Kelegaan Hati

Stefanie masih memeluk erat Anna seolah takut kehilangan lagi jika dilepas. Dia bisa merasakan tubuh Anna yang gemetar karena menangis, mereka tak bisa menahan air mata untuk tak ikut jatuh dalam kebahagiaan yang sedang mereka rasakan.Setelah cukup lama dalam posisi itu. Stefanie melepas pelukan lalu menatap wajah Anna yang basah. Sekali lagi dia menyentuh pipi Anna, mengusapnya lembut untuk menghapus jejak air mata di sana.“Terima kasih karena kamu mau memaafkanku dan memberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu,” ucap Stefanie dengan tatapan penuh rasa bahagia.Anna mencoba tersenyum. Dia mengangguk pelan. “Aku hanya sedang berusaha memberi kesempatan pada diriku sendiri. Jika dua puluh sembilan tahun ini aku tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu, maka aku berharap kesempatan ini, di sisa usiaku, aku bisa mendapatkannya.”Stefanie tersenyum seraya menahan tangisnya. Hati putrinya ini sangat lembut, sama seperti mendiang Adam yang sangat perhatian dan berhati baik.“Aku
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Meminta Bantuan Stefanie

Keesokan harinya. Anna benar-benar mengajak Stefanie untuk menginap di rumah Kai. Stefanie senang, meski Anna masih terlihat canggung saat berinteraksi dengannya, tapi sikap Anna yang menerimanya sudah cukup melegakan hatinya.Mereka bisa dekat dengan perlahan, bukan?“Sebelum menikah, kamu kerja di mana?” tanya Stefanie yang siang itu berencana memasak makan siang bersama Anna.“Saat Ayah masih hidup, aku kerja apa saja yang ada. Biasanya kerja di kafe, kalau sedang luang aku terkadang membantu menyetrika pakaian di laundry orang,” jawab Anna dengan senyum merekah. Tidak ada sedikitpun rasa malu saat menjelaskan tentang pekerjaannya di masa lalu.Stefanie menatap Anna yang sedang memotong wortel, entah kenapa dia merasa semakin bersalah karena sudah membiarkan Anna bekerja keras.“Ayahmu, bagaimana dia meninggal, sakit apa?” tanya Stefanie memberanikan diri bertanya meski itu sangat sensitif. Dia menatap Anna yang berhenti memotong wortel.Anna menoleh pelan pada Stefanie. Senyum get
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Konferensi Pers

“Kenapa memintaku berpakaian rapi?” tanya Anna seraya menatap bingung pada Kai.Mereka belum mulai bekerja, tapi pagi ini Kai meminta Anna untuk berpakaian sopan dan rapi.Kai mendekat pada Anna, lalu memegang kedua pundak istrinya itu.“Apa pun nanti yang akan kamu dengar dan lihat, kamu harus percaya padaku,” ucap Kai.Dahi Anna berkerut samar.“Kai, apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Anna memastikan. Dia tiba-tiba saja merasa takut.Kai tersenyum, lalu berkata, “Bukan apa-apa, yang jelas ini demi dirimu.”Kai mengusap lembut pipi Anna. Dia berbalik ingin mengambil jasnya, tapi Anna menahan lengannya.“Apa ini ada hubungannya dengan berita yang menyeret namaku?” tanya Anna dengan tatapan takut dan cemas.**Anna berada di mobil bersama Kai dan Stefanie. Stefanie terus menggenggam telapak tangan Anna, apalagi dia bisa merasakan tangan Anna yang dingin dan gemetar.“Semua akan baik-baik saja, kamu jangan cemas,” ucap Stefanie meyakinkan.“Apa Mama yakin akan melakukan ini?” tanya Ann
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Akan Menunjukkan Bukti

“Jika hanya nama belakang saja yang sama, bisa saja Anda memang bersekongkol untuk menyangkal berita yang sudah beredar,” ucap wartawan itu lagi.Stefanie menanggapi pertanyaan wartawan dengan seulas senyum. Dia terlihat tenang karena Stefanie sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti ini.“Memang, tanpa alat bukti, aku tidak bisa membuktikan kalau Anna adalah anakku,” balas Stefanie, “sebab itu, aku akan melakukan tes DNA, juga memberikan bukti-bukti kalau aku menikah dan mengandung Anna dengan suami pertamaku,” ujar Stefanie tegas.“Namun, karena barang buktinya tidak di sini, jadi beri waktu aku beberapa hari untuk menyiapkan dan menunjukkan pada kalian” ungkap Stefanie lagi.Para awak media saling bisik, mereka sepertinya sepakat untuk menunggu. Para awak media tidak akan percaya begitu saja dengan pengakuan Stefanie tanpa bukti.Kai mengambil alih mic, lalu bicara. “Saya harap, berita soal status istri saya tidak dibesar-besarkan lagi sebelum mertua saya memberikan bukti valid a
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bukti Baru

Anna berada di kamar. Dia sedang duduk diam memandang kotak peninggalan sang ayah.“Sedang apa?” tanya Kai karena melihat Anna melamun.Anna menoleh pelan pada Kai, lalu kembali memandang pada kotaknya.“Hanya kangen Ayah,” jawab Anna dengan suara pelan.Kai menatap Anna yang sedih. Dia menghampiri Anna dan duduk di sampingnya.“Kalau kangen, kenapa tidak dibuka dan dilihat lagi kenangan bersama ayahmu?” tanya Kai.Anna membuka kotak itu, lalu membaca kembali surat yang pernah ditinggalkan sang ayah. Sekarang dia paham maksud ayahnya yang mengatakan agar Anna tidak membenci ibunya, ternyata karena sang ibu pergi dengan terpaksa.“Ada apa lagi di dalamnya?” tanya Kai penasaran.“Tidak ada apa pun lagi, hanya foto-fotoku saat kecil bersama ayah,” jawab Anna.“Padahal kotaknya besar, kupikir isinya banyak,” balas Kai keheranan.Anna melongok ke dalam kotak, lalu memandangi luar kotak itu. Dahinya berkerut halus.“Ada apa?” tanya Kai keheranan.“Kotaknya memang besar, tapi ruang di dalamn
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Kai Tidak Terima

Keesokan harinya. Anna dan Kai sudah harus kembali bekerja meski berita miring tentang Anna belum sepenuhnya dibersihkan.Anna harus menghadap pada HRD untuk mengurus kepindahannya ke divisi lain sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh para petinggi perusahaan.“Ini surat pemindahanmu, melaporlah ke divisi umum,” ucap kepala HRD.Anna menerima surat pemindahannya. Dia berterima kasih lalu segera pergi ke divisi umum.Anna sebenarnya lebih nyaman bekerja di kafe, tapi demi menjaga perasaan Kai, Anna memilih menerima dipindah tempat.Saat sampai di divisi umum, para staff di sana memandang aneh pada Anna. Ya, rumor tentangnya di perusahaan itu sudah sangat buruk, lalu ditambah kekacauan di pesta pernikahannya, pasti sekarang pikiran para staff itu semakin buruk padanya.Anna hanya harus bersabar, begitu Kai dan Stefanie membeberkan bukti yang dimiliki, dia akan terbebas dari semua rumor miring.Anna sudah sampai di depan ruang manager umum. Dia mengetuk pintu lalu masuk setelah mende
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Ketegangan

[Aku mau makan siang, apa kamu ada urusan di luar?]Anna mengirimkan pesan pada Kai, lalu berdiri dari tempat duduknya karena ingin pergi ke kantin.“Kamu mau makan siang?” tanya Justin saat melihat Anna berdiri.Anna terkejut, lalu mengangguk.“Ini sudah jam makan siang, apa ada pekerjaan yang harus saya selesaikan lebih dulu sebelum pergi?” tanya Anna memastikan agar tidak salah dalam bertindak.Justin tersenyum, lalu berjalan menghampiri Anna.“Tidak ada,” jawab Justin saat sudah berdiri di dekat meja Anna.Anna mengangguk pelan mengonfirmasi, tapi masih bingung dengan sikap Justin.“Mau makan siang bersama?” tanya Justin menawari, “kebetulan aku tidak ada janji makan di luar,” ucapnya menjelaskan.Anna terkesiap. Dia menengok ke ponselnya dan masih tak mendapat balasan dari Kai.Anna membuka suara untuk menolak, tapi tiba-tiba pintu ruang kerja Justin terbuka. Anna memandang pada pintu, begitu juga dengan Justin yang ikut menoleh.Kai langsung datang ke divisi umum saat jam makan s
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Menemui Mila

Anna sangat terkejut mendengar pertanyaan Justin. Namun, dia tetap tenang menanggapi pertanyaan itu.“Tidak,” jawab Anna, “maksudku, dia tidak protektif. Bukankah wajar kalau seorang suami perhatian dan mencemaskan istrinya? Aku tidak merasa terganggu sama sekali dengan sikapnya,” imbuh Anna menjelaskan.“Anda akan bisa merasakan apa yang suami saya rasakan, setelah nanti Anda memiliki pasangan,” ucap Anna lagi. Tidak ada yang boleh memojokkan suaminya. “Atau mungkin Anda sekarang memang sudah beristri tapi tidak bisa merasakan seperti yang suami saya rasakan?” tanya Anna balik.Justin memandang Anna yang baru saja selesai bicara. Dia tersenyum tipis, lalu menjawab, “Sepertinya aku harus memiliki istri agar bisa memahami sikap suamimu.”“Aku minta maaf kalau sudah salah paham,” ucap Justin lagi terlihat tulus.Anna tersenyum kecil lalu mengangguk pelan, sebelum kemudian kembali ke mejanya untuk bekerja.Justin terus memperhatikan Anna. Dia mengusap dagunya dengan telunjuk, sedangkan t
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Wanita Iblis

Mila masih tidak menjawab karena ragu. Dia bahkan tak berani menatap pada Anna.Anna semakin yakin jika ada seseorang di belakang Mila, sehingga Anna berusaha untuk kembali meyakinkan.“Bu, ini demi kebaikan Ibu. Jika memang ada yang menghasut Ibu untuk melakukan semua itu, lebih baik Ibu jujur saja,” ujar Anna, “memangnya Ibu mau mendekam di penjara atas kesalahan yang Ibu perbuat karena hasutan orang?”“Tidak ada yang menghasutku. Aku memang kesal dan ingin kamu malu,” elak Mila.“Jujur saja, Bu.”Suara lain di ruangan itu membuat Anna, Kai, dan Mila terkejut.Mereka secara bersamaan menoleh ke arah pintu. Nindy berdiri di sana sedang menatap pada Mila, lalu wanita itu berjalan menghampiri mereka.“Apa yang kamu katakan?” tanya Mila dengan ekspresi panik dan terkejut.“Sudahlah, Bu. Jujur saja, apa lagi yang Ibu takutkan?” Nindy berdiri di samping kursi Mila. Dia menatap sang ibu agar mengikuti keputusannya.Anna dan Kai mengamati, keduanya memperhatikan Nindy dan Mila yang saling t
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Berpisah Yang Kedua Kali

Sepanjang perjalanan pulang, Anna memandangi flashdisk yang didapat dari Nindy.“Aku akan meminta pengacara datang untuk ikut melihat bukti yang Nindy berikan, baru kemudian kita laporkan ke polisi untuk barang bukti,” ucap Kai saat menyadari jika Anna hanya diam.Kai tidak langsung memberikan bukti yang didapat pada polisi karena harus melihat lebih dulu dan membuat salinannya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan.“Semoga apa yang Nindy berikan memang bukti yang sebenarnya,” ucap Anna penuh harap.Sesampainya mereka di rumah. Anna baru saja masuk rumah bersama Kai saat melihat Stefanie keluar dari kamar membawa koper besar.“Kalian sudah pulang,” ucap Stefanie menghampiri Anna seraya menyeret kopernya.Anna menatap heran. Dia memandang koper milik Stefanie, lalu beralih menatap pada ibunya itu.“Mama mau ke mana?” tanya Anna.Stefanie menoleh sejenak pada Kai, lalu memandang pada putrinya yang memang belum tahu soal rencananya yang ingin pulang.“Mama harus pul
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
20
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status