แชร์

Kelegaan Hati

ผู้เขียน: Aldra_12
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-19 09:47:46

Stefanie masih memeluk erat Anna seolah takut kehilangan lagi jika dilepas. Dia bisa merasakan tubuh Anna yang gemetar karena menangis, mereka tak bisa menahan air mata untuk tak ikut jatuh dalam kebahagiaan yang sedang mereka rasakan.

Setelah cukup lama dalam posisi itu. Stefanie melepas pelukan lalu menatap wajah Anna yang basah. Sekali lagi dia menyentuh pipi Anna, mengusapnya lembut untuk menghapus jejak air mata di sana.

“Terima kasih karena kamu mau memaafkanku dan memberi kesempatan untuk memperbaiki masa lalu,” ucap Stefanie dengan tatapan penuh rasa bahagia.

Anna mencoba tersenyum. Dia mengangguk pelan. “Aku hanya sedang berusaha memberi kesempatan pada diriku sendiri. Jika dua puluh sembilan tahun ini aku tidak pernah mendapat kasih sayang seorang ibu, maka aku berharap kesempatan ini, di sisa usiaku, aku bisa mendapatkannya.”

Stefanie tersenyum seraya menahan tangisnya. Hati putrinya ini sangat lembut, sama seperti mendiang Adam yang sangat perhatian dan berhati baik.

“Aku
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
lega masalah satu kelar tinggal beresin masalah sama Kunti Rachel ini....
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Meminta Bantuan Stefanie

    Keesokan harinya. Anna benar-benar mengajak Stefanie untuk menginap di rumah Kai. Stefanie senang, meski Anna masih terlihat canggung saat berinteraksi dengannya, tapi sikap Anna yang menerimanya sudah cukup melegakan hatinya.Mereka bisa dekat dengan perlahan, bukan?“Sebelum menikah, kamu kerja di mana?” tanya Stefanie yang siang itu berencana memasak makan siang bersama Anna.“Saat Ayah masih hidup, aku kerja apa saja yang ada. Biasanya kerja di kafe, kalau sedang luang aku terkadang membantu menyetrika pakaian di laundry orang,” jawab Anna dengan senyum merekah. Tidak ada sedikitpun rasa malu saat menjelaskan tentang pekerjaannya di masa lalu.Stefanie menatap Anna yang sedang memotong wortel, entah kenapa dia merasa semakin bersalah karena sudah membiarkan Anna bekerja keras.“Ayahmu, bagaimana dia meninggal, sakit apa?” tanya Stefanie memberanikan diri bertanya meski itu sangat sensitif. Dia menatap Anna yang berhenti memotong wortel.Anna menoleh pelan pada Stefanie. Senyum get

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Konferensi Pers

    “Kenapa memintaku berpakaian rapi?” tanya Anna seraya menatap bingung pada Kai.Mereka belum mulai bekerja, tapi pagi ini Kai meminta Anna untuk berpakaian sopan dan rapi.Kai mendekat pada Anna, lalu memegang kedua pundak istrinya itu.“Apa pun nanti yang akan kamu dengar dan lihat, kamu harus percaya padaku,” ucap Kai.Dahi Anna berkerut samar.“Kai, apa sebenarnya yang terjadi?” tanya Anna memastikan. Dia tiba-tiba saja merasa takut.Kai tersenyum, lalu berkata, “Bukan apa-apa, yang jelas ini demi dirimu.”Kai mengusap lembut pipi Anna. Dia berbalik ingin mengambil jasnya, tapi Anna menahan lengannya.“Apa ini ada hubungannya dengan berita yang menyeret namaku?” tanya Anna dengan tatapan takut dan cemas.**Anna berada di mobil bersama Kai dan Stefanie. Stefanie terus menggenggam telapak tangan Anna, apalagi dia bisa merasakan tangan Anna yang dingin dan gemetar.“Semua akan baik-baik saja, kamu jangan cemas,” ucap Stefanie meyakinkan.“Apa Mama yakin akan melakukan ini?” tanya Ann

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-20
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Akan Menunjukkan Bukti

    “Jika hanya nama belakang saja yang sama, bisa saja Anda memang bersekongkol untuk menyangkal berita yang sudah beredar,” ucap wartawan itu lagi.Stefanie menanggapi pertanyaan wartawan dengan seulas senyum. Dia terlihat tenang karena Stefanie sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti ini.“Memang, tanpa alat bukti, aku tidak bisa membuktikan kalau Anna adalah anakku,” balas Stefanie, “sebab itu, aku akan melakukan tes DNA, juga memberikan bukti-bukti kalau aku menikah dan mengandung Anna dengan suami pertamaku,” ujar Stefanie tegas.“Namun, karena barang buktinya tidak di sini, jadi beri waktu aku beberapa hari untuk menyiapkan dan menunjukkan pada kalian” ungkap Stefanie lagi.Para awak media saling bisik, mereka sepertinya sepakat untuk menunggu. Para awak media tidak akan percaya begitu saja dengan pengakuan Stefanie tanpa bukti.Kai mengambil alih mic, lalu bicara. “Saya harap, berita soal status istri saya tidak dibesar-besarkan lagi sebelum mertua saya memberikan bukti valid a

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-20
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Bukti Baru

    Anna berada di kamar. Dia sedang duduk diam memandang kotak peninggalan sang ayah.“Sedang apa?” tanya Kai karena melihat Anna melamun.Anna menoleh pelan pada Kai, lalu kembali memandang pada kotaknya.“Hanya kangen Ayah,” jawab Anna dengan suara pelan.Kai menatap Anna yang sedih. Dia menghampiri Anna dan duduk di sampingnya.“Kalau kangen, kenapa tidak dibuka dan dilihat lagi kenangan bersama ayahmu?” tanya Kai.Anna membuka kotak itu, lalu membaca kembali surat yang pernah ditinggalkan sang ayah. Sekarang dia paham maksud ayahnya yang mengatakan agar Anna tidak membenci ibunya, ternyata karena sang ibu pergi dengan terpaksa.“Ada apa lagi di dalamnya?” tanya Kai penasaran.“Tidak ada apa pun lagi, hanya foto-fotoku saat kecil bersama ayah,” jawab Anna.“Padahal kotaknya besar, kupikir isinya banyak,” balas Kai keheranan.Anna melongok ke dalam kotak, lalu memandangi luar kotak itu. Dahinya berkerut halus.“Ada apa?” tanya Kai keheranan.“Kotaknya memang besar, tapi ruang di dalamn

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-21
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Kai Tidak Terima

    Keesokan harinya. Anna dan Kai sudah harus kembali bekerja meski berita miring tentang Anna belum sepenuhnya dibersihkan.Anna harus menghadap pada HRD untuk mengurus kepindahannya ke divisi lain sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh para petinggi perusahaan.“Ini surat pemindahanmu, melaporlah ke divisi umum,” ucap kepala HRD.Anna menerima surat pemindahannya. Dia berterima kasih lalu segera pergi ke divisi umum.Anna sebenarnya lebih nyaman bekerja di kafe, tapi demi menjaga perasaan Kai, Anna memilih menerima dipindah tempat.Saat sampai di divisi umum, para staff di sana memandang aneh pada Anna. Ya, rumor tentangnya di perusahaan itu sudah sangat buruk, lalu ditambah kekacauan di pesta pernikahannya, pasti sekarang pikiran para staff itu semakin buruk padanya.Anna hanya harus bersabar, begitu Kai dan Stefanie membeberkan bukti yang dimiliki, dia akan terbebas dari semua rumor miring.Anna sudah sampai di depan ruang manager umum. Dia mengetuk pintu lalu masuk setelah mende

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-21
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Ketegangan

    [Aku mau makan siang, apa kamu ada urusan di luar?]Anna mengirimkan pesan pada Kai, lalu berdiri dari tempat duduknya karena ingin pergi ke kantin.“Kamu mau makan siang?” tanya Justin saat melihat Anna berdiri.Anna terkejut, lalu mengangguk.“Ini sudah jam makan siang, apa ada pekerjaan yang harus saya selesaikan lebih dulu sebelum pergi?” tanya Anna memastikan agar tidak salah dalam bertindak.Justin tersenyum, lalu berjalan menghampiri Anna.“Tidak ada,” jawab Justin saat sudah berdiri di dekat meja Anna.Anna mengangguk pelan mengonfirmasi, tapi masih bingung dengan sikap Justin.“Mau makan siang bersama?” tanya Justin menawari, “kebetulan aku tidak ada janji makan di luar,” ucapnya menjelaskan.Anna terkesiap. Dia menengok ke ponselnya dan masih tak mendapat balasan dari Kai.Anna membuka suara untuk menolak, tapi tiba-tiba pintu ruang kerja Justin terbuka. Anna memandang pada pintu, begitu juga dengan Justin yang ikut menoleh.Kai langsung datang ke divisi umum saat jam makan s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Menemui Mila

    Anna sangat terkejut mendengar pertanyaan Justin. Namun, dia tetap tenang menanggapi pertanyaan itu.“Tidak,” jawab Anna, “maksudku, dia tidak protektif. Bukankah wajar kalau seorang suami perhatian dan mencemaskan istrinya? Aku tidak merasa terganggu sama sekali dengan sikapnya,” imbuh Anna menjelaskan.“Anda akan bisa merasakan apa yang suami saya rasakan, setelah nanti Anda memiliki pasangan,” ucap Anna lagi. Tidak ada yang boleh memojokkan suaminya. “Atau mungkin Anda sekarang memang sudah beristri tapi tidak bisa merasakan seperti yang suami saya rasakan?” tanya Anna balik.Justin memandang Anna yang baru saja selesai bicara. Dia tersenyum tipis, lalu menjawab, “Sepertinya aku harus memiliki istri agar bisa memahami sikap suamimu.”“Aku minta maaf kalau sudah salah paham,” ucap Justin lagi terlihat tulus.Anna tersenyum kecil lalu mengangguk pelan, sebelum kemudian kembali ke mejanya untuk bekerja.Justin terus memperhatikan Anna. Dia mengusap dagunya dengan telunjuk, sedangkan t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
  • Istri Kontrak Sang Presdir    Wanita Iblis

    Mila masih tidak menjawab karena ragu. Dia bahkan tak berani menatap pada Anna.Anna semakin yakin jika ada seseorang di belakang Mila, sehingga Anna berusaha untuk kembali meyakinkan.“Bu, ini demi kebaikan Ibu. Jika memang ada yang menghasut Ibu untuk melakukan semua itu, lebih baik Ibu jujur saja,” ujar Anna, “memangnya Ibu mau mendekam di penjara atas kesalahan yang Ibu perbuat karena hasutan orang?”“Tidak ada yang menghasutku. Aku memang kesal dan ingin kamu malu,” elak Mila.“Jujur saja, Bu.”Suara lain di ruangan itu membuat Anna, Kai, dan Mila terkejut.Mereka secara bersamaan menoleh ke arah pintu. Nindy berdiri di sana sedang menatap pada Mila, lalu wanita itu berjalan menghampiri mereka.“Apa yang kamu katakan?” tanya Mila dengan ekspresi panik dan terkejut.“Sudahlah, Bu. Jujur saja, apa lagi yang Ibu takutkan?” Nindy berdiri di samping kursi Mila. Dia menatap sang ibu agar mengikuti keputusannya.Anna dan Kai mengamati, keduanya memperhatikan Nindy dan Mila yang saling t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23

บทล่าสุด

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Peringatan Alex

    Anna diam mendengar ucapan Alex. Benar, mungkin dia masih bisa mengatasi Alex, tapi tidak yakin bisa mengatasi kakek mereka. Jika Stefanie saja tak bisa melawan kakeknya itu, apalagi Anna.Namun, meski begitu apa Anna harus mundur? Tidak, dia takkan mundur. Dia harus mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan, ibunya!“Kenapa diam? Kamu gemetar? Lebih baik urungkan niatmu itu dan pergilah, kembali ke suamimu. Bukankah kamu sudah punya suami kaya yang bisa memberimu segalanya, untuk apa lagi kamu masih berharap pada mamaku, apa harta yang suamimu beri masih kurang?”Anna mengepalkan erat telapak tangannya. Apa Alex sedang menghinanya? Menganggapnya hanya menginginkan harta sang mama. Menebak apa yang ada di pikiran sang adik, Anna tersenyum miring.“Apa? Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya Alex mendadak ngeri melihat senyum Anna yang berbeda.Anna menarik tangannya dari tepian meja, tatapannya begitu tajam pada Alex.“Sepertinya pikiranmu memang selalu buruk, Alex. Bagaimana kal

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Perdebatan Kakak-adik

    Anna keluar dari lift dan berjalan di koridor menuju ruangan Alex. Kedatangan Anna di sana menarik perhatian para staff yang ada di lantai itu.Anna berjalan dengan gaya anggun meski sebenarnya gugup. Dia tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian seperti ini.“Silakan, ini ruang kerja Pak Alex,” kata office boy yang mengantar.Anna mengangguk. Dia ingin meraih gagang pintu, tapi lebih dulu ada staff yang mencegah.“Maaf, apa Anda sudah membuat janji dengan Pak Alex?” tanya staff itu yang ternyata sekretaris Alex.Anna ingin menjawab tapi office boy yang bersamanya sudah lebih dulu menjawab.“Pak Alex sudah mengizinkan Nona ini ke ruangannya, lebih baik jangan dipermasalahkan lagi,” kata office boy itu.Sekretaris itu memerhatikan penampilan Anna, lalu akhirnya mengizinkan Anna masuk.Anna akhirnya masuk ke ruangan Alex. Dia melihat adiknya itu berdiri di dekat jendela memunggungi pintu. Anna berjalan perlahan menghampiri Alex, hanya terdengar suara langkah kaki sepatunya menggema di

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Mengelabui Alex

    Anna dan Kai pergi ke perusahaan milik Reino. Mereka di mobil yang terparkir di seberang jalan perusahaan, mengamati aktivitas yang terjadi di luar perusahaan itu.“Kamu benar-benar mau menemui Alex?” tanya Kai memastikan. Dia menatap Anna yang duduk di kursi samping kemudi.Anna tak langsung menjawab. Dia masih mengamati tempat itu.“Mau tidak mau, aku harus menemuinya, Kai.” Anna akhirnya bicara, tatapannya sudah beralih ke suaminya itu. “Aku tidak mau harta mereka, aku hanya ingin hakku sebagai anak.”Kai selalu yakin kalau Anna tidak matrealistis. Kai mendukung keinginan Anna itu.“Aku akan menemanimu menemuinya,” kata Kai.Anna menggeleng. “Ini urusan keluarga, aku akan menghadapinya sendiri.”“Kamu yakin?” tanya Kai memastikan. Takut kalau terjadi sesuatu pada Anna jika tak berada dalam pengawasannya.Anna mengangguk mantap. “Aku bisa mengatasinya.”Kai ragu, tapi karena Anna memaksa pergi sendiri, akhirnya Kai mengizinkan tapi tetap mengawasi.Anna turun dari mobil. Dia berjala

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Titipan Stefanie

    Saat siang hari. Pelayan Fransisca memanggil Anna dan Kai untuk bergabung di ruang makan.Anna dan Kai mengikuti langkah pelayan itu sampai mereka tiba di ruang makan. Fransisca sudah menunggu mereka dan tersenyum melihat kedatangan Anna dan Kai.“Ayo, duduklah. Kita makan siang dulu,” ajak Fransisca mempersilakan.Anna mengangguk. Dia duduk bersama Kai lalu pelayan mulai melayani mereka.“Aku tidak tahu makanan kesukaanmu, jadi aku harap kamu tidak kecewa dengan menu yang disajikan,” ucap Fransisca sebelum memulai makan siang.Anna menggeleng pelan. “Aku tidak pilih-pilih makanan, Bi.”“Baguslah.” Fransisca terlihat senang.Mereka makan siang bersama, tidak ada pembahasan apa pun saat di meja makan. Anna juga tidak berani membuka pertanyaan karena takut menyinggung.Setelah makan, Fransisca mengajak Anna dan Kai duduk di ruang keluarga.Anna masih menunggu sampai Fransisca memulai pembicaraan.“Aku bertemu mamamu sekali saja setelah dia dipindah ke sini. Setelahnya aku tidak tahu bag

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Akhirnya Pergi

    Keesokan harinya. Anna dan Kai naik pesawat penerbangan pagi menuju kota tempat Stefanie tinggal. Anna duduk di dekat jendela sambil memandang ke luar pesawat yang masih menunggu lepas landas.Kai melihat Anna yang hanya diam. Dia meraih telapak tangan Anna, lalu meletakkannya di pangkuan.“Memikirkan apa?” tanya Kai saat Anna menoleh padanya.Anna menggeleng pelan. “Entahlah, banyak sekali yang memenuhi kepalaku sekarang. Rasanya seperti mau meledak.”Kai mengusap lembut rambut Anna. Menghadapi masalah keluarga memang lebih berat daripada masalah perusahaan, tentu Kai memahami posisi Anna saat ini.“Kita berusaha menemui mamamu, tapi apa pun hasilnya nanti, kuharap kamu jangan bersedih berkepanjangan,” kata Kai tidak ingin Anna terlalu kecewa.Anna mengangguk pelan. “Aku hanya mau memastikan Mama baik-baik saja, bisa melihatnya sekali saja untuk mengobati rindu, setelahnya aku pasrah walau aku masih berharap bisa bersama Mama lagi.”“Aku tahu,” balas Kai, “tapi semua di luar kehendak

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Diminta Bertemu

    Kai sangat mencemaskan kondisi Anna, apalagi wajah Anna memang sangat pucat.“Ayo ke rumah sakit,” ajak Kai sambil menggenggam telapak tangan Anna.Anna menatap Kai yang panik, dia mencoba tersenyum untuk menenangkan.“Tidak usah, lagian ini pusing biasa. IGD tidak menerima pasien yang hanya masuk angin,” seloroh Anna diakhiri tawa kecil meski wajahnya pucat.Kai menatap tak senang karena Anna menyepelekan kondisi kesehatan.“Masuk angin pun, kalau salah penanganan, bisa membahayakan, paham.” Kai kukuh ingin membawa Anna ke rumah sakit.Anna menatap dalam pada suaminya, dia mencoba memahami kecemasan yang sedang Kai rasakan.Anna tersenyum kecil. “Begini saja, kalau besok pagi kondisiku masih kurang baik, kita ke rumah sakit, ya.”Kai menatap ragu, tapi karena Anna tidak mau pergi sekarang, dia akhirnya mengalah,“Baiklah, kalau nanti malam kamu merasa sakit, kita harus pergi memeriksakannya,” ucap Kai mengalah.Anna mengangguk-anggukkan kepala.“Aku mau mandi dulu,” kata Anna siap be

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Jadi Tersangka

    Saat sore hari. Anna dan Kai pergi ke kantor polisi setelah mendapat informasi soal penetapan tersangka pada Justin.Anna sangat syok, dia tak menyangka Justin benar-benar terlibat kasus yang menjerat Rachel.Anna dan Kai sudah menunggu di ruang kunjungan, lalu beberapa saat kemudian Justin masuk ruang kunjungan dengan kedua tangan terborgol.Justin tersenyum pada Anna, lalu duduk berhadapan dengan Anna tapi tak bersikap ramah pada Kai.“Kamu benar-benar terlibat?” tanya Anna tak menyangka.Justin tersenyum tipis. “Aku sudah janji akan menjawab jujur, aku hanya berusaha jujur.”“Aku tidak terkejut,” ucap Kai.“Aku tidak meminta pendapatmu,” balas Justin ketus, “aku hanya berusaha menepati janjiku pada Anna.”Kai kesal. Dia menatap tajam pada Justin, apa Justin menyukai Anna?Anna benar-benar masih tak percaya, dia benar-benar tidak pernah membayangkan jika Justin benar-benar terlibat.“Bagaimana bisa?” tanya Anna meminta penjelasan.Justin mengalihkan pandangan dari Kai pada Anna. Dia

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Menunda Kepergian

    “Tunggu.” Anna mencegah Justin yang mau ikut polisi.Justin menghentikan langkah. Lalu membalikkan badan ke arah Anna begitu juga dengan polisi.“Ada apa?” tanya Justin sambil menatap Anna. Tatapan matanya memperlihatkan jika dia tak marah sama sekali pada Anna.Anna menghampiri Justin, dia berdiri tepat di hadapan atasannya itu.“Aku tidak tahu kamu bersalah atau bukan, aku hanya berharap kamu tidak terlibat karena meski mungkin kamu membenciku karena suamiku, tapi aku menganggapmu pria baik,” ucap Anna.Anna hanya tak ingin menambah musuh. Jika bisa dicegah dengan sikap baik, maka Anna akan berusaha meminimalisir kemungkinan Justin membencinya dan Kai.Justin tersenyum getir, dia tak menyangka jika Anna menganggapnya baik padahal awalnya Justin ingin memanfaatkan Anna.“Aku akan bicara jujur menjawab semua pertanyaan polisi,” ucap Justin, “terima kasih sudah memercayaiku,” imbuhnya.Anna mengangguk, lalu dia membiarkan Justin pergi dengan polisi.Semua staff di sana berdiri karena t

  • Istri Kontrak Sang Presdir    Maksud Alex

    Di kota tempat Stefanie tinggal. Dia masih dirawat di rumah sakit yang dijaga ketat oleh beberapa bodyguard. Bahkan Reino dibuat tak bisa keluar masuk sembarangan, Reino ikut dipantau oleh pengawal bayaran Abraham.“Apa kamu anggap mamamu ini sebagai tahanan, Alex? Bagaimana bisa kamu memperlakukanku seperti ini?” Stefanie menatap datar pada Alex.Stefanie terkejut saat mengetahui kalau sudah dipindah kota saat pertama kali membuka mata. Bahkan saat dia menanyakan keberadaan dan kabar Anna, Alex langsung membentaknya.“Ini demi kesembuhan Mama, sebaiknya Mama nurut apa kata dokter agar pemulihan kesehatan Mama lebih cepat,” ucap Alex dengan tenang.Stefanie benar-benar tidak tahu, kenapa Alex berbuat demikian.“Apa kamu bahagia melihat mama terkurung di sini seperti orang yang sedang dihukum?” tanya Stefanie dengan tatapan dingin pada Alex.Alex tetap tenang. Dia membuka penutup tempat makanan milik Stefanie, lalu mengambil sendok.“Makanlah dulu,” kata Alex.Stefanie benar-benar tak

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status