Home / Rumah Tangga / BUKAN MENANTU KAMPUNGAN / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of BUKAN MENANTU KAMPUNGAN: Chapter 71 - Chapter 80

106 Chapters

Bab 71. Ratih Keguguran

“Kok bisa salahnya aku?” tanyaku tidak terima dituduh seperti itu.“Kamu sebaiknya ikut, Dek! Biar tahu kesalahan kamu! Bu, ayo cepat Ratih sudah harus mau dikuret. Tadi pendarahannya banyak banget!” ujar mas Farhan sambil menyeret aku dan ibunya masuk ke dalam mobil.Terpaksa, aku ikut ke dalam mobil mas Farhan walau duduk di kursi belakang. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, mas Farhan nyetir bagai kesetanan, mengklakson setiap mobil agar menyingkir. Ibunya, terus menerus menangisi Ratih. Sedangkan aku, aku hanya berpegangan dan berdoa, agar kita semua tidak masuk ke IGD karena cara nyetirnya mas Farhan.Dalam waktu 15 menit, mas Farhan tiba di rumah sakit Pelita Harapan, langsung membuka pintu diikuti oleh aku dan ibu, lalu mempercepat langkahnya menuju ruang IGD.“Suster, bagaimana dengan adik saya?” tanya mas Farhan pada salah satu suster yang sedang duduk di meja informasi IGD.“Atas nama?”“Ratih.”“Oh seda
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 72. Kenapa Jadi Begini?

Ratih berteriak histeris, membuat kaget 2 pasien yang diujung. Menangis dan berteriak. Bu Aminah mencoba menenangkannya dan mas Farhan pun datang sambil membawa kantong kresek.“Hei, hei hei! Ratih! Kenapa?” tanya mas Farhan.“Kenapa orang ini ada disini mas! Suruh dia pergi!” usir Ratih menunjuk kepadaku.“Jika masalah ini tidak mau diselesaikan, ya sudah. Aku pergi saja!” ucapku tidak masalah.“Tunggu!” cegah mas Farhan. “Aku ingin tahu apa yang terjadi hingga Ratih berbuat demikian!” ancam Farhan dengan tatapan tajamnya.“Tanyakan pada adikmu, untuk apa meminta uang 50 juta dariku?” tanyaku kepada Ratih yang tampak ketakutan sambil memeluk ibu Aminah.“Jawab Ratih! Untuk apa uang 50 juta itu!!” gertak mas Farhan. “Ratih bilang, dia mau bayar jaminan Joko agar bisa keluar dari penjara! Dia butuh uang itu, tapi si Alea ini hanya menghinanya dengan menyuruhnya menjadi tukang cuci piring!” ucap Bu Aminah.“
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Bab 73. Alea Patah Hati

Mendengar pak Calvin mau melamar seseorang, terus terang ada rasa cemburu terutama ketika Shasha yang sudah membuat aku menyayanginya tiba-tiba harus berpisah. “Ah, kenapa rasa sakitnya seperti kehilangan janin sendiri?” gumamku.“Jadi?” tanya Bu Kemala.“Eh? Astagfirullah aku malah melamun!” batinku. “Iya, Bu. Rencananya gimana?” Aku belajar untuk fokus mendengarkan ibu Kemala ini.“Jadi, acaranya hari Sabtu depan, Ibu booking tempat ini satu tempat. Ibu ingin, acaranya di taman, jadi seperti party garden itu. Acaranya jam 6 malam. Yang datang tidak terlalu banyak, hanya pihak keluarga dan teman dekat saja. Ibu ingin ada dekorasinya sedikit, trus ada lampu-lampu agar sedikit romantis. Lalu makanannya, ibu serahkan kepada nak Alea saja. Yang terpenting, menu lengkap ada makanan utama, kue-kue, dessert, dan buah. Perkiraan yang datang sekitar 20-30 orang maksimalnya. Soal biaya, tidak usah dipikirkan, nanti ibu akan transfer. Bagaimana?”Aku m
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 74. Ajakan Nikah

“Apa nikah sama kamu, Van! Jangan bercanda!” tolakku sambil terkekeh. “Gak kok mbak, aku serius! Kita memang sepupuan, tapi apa salah? Lagian kita sepupuan dari jalur ibu. Jadi bukan incest kan? Apa mbak gak pernah berpikir kalau aku selalu mengikuti mbak dari mulai SMK yang sama, ambil jurusan yang sama di Paris, trus sekarang kerja ditempat yang sama? Aku bahkan menangis semalaman hanya karena mbak Alea menikah dengan mas Farhan. Aku bisa ikhlas, move on ketika aku lihat mbak bahagia dengan pernikahan mbak. Tapi jangan harap setelah perceraian dengan mas Farhan itu membuatku bahagia. Gak mbak! Aku ikut sakit. Aku gak ingin mbak kecewa dan patah hati. Jika mbak gak menemukan pria yang lebih baik, aku mau menikah dengan mbak! Aku sudah ngerti watak mbak. Mbak juga sudah tahu watak aku seperti apa. Jadi, jangan bersedih untuk orang yang belum tentu sayang sama mbak!” Jelas Evan panjang lebar yang membuat aku terbengong-bengong.Evan bangkit dari temp
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 75 Kehebohan Ibu Kemala

“Aku, baik-baik saja, kak!” ucapku. Aku tidak ingin kakakku mengetahui apa yang menjadi kegalauan hatiku.“Tadinya aku berharap kalau Calvin bisa dekat denganmu, tapi ternyata dia sudah punya pilihan sendiri.”“Apa sih maksudnya kak Leo? Ingin menjodohkan aku dengan pak Calvin?”“Tadinya …,” candanya sambil tertawa terbahak-bahak.Ah nyesek deh. Lagian walaupun aku suka, tentu saja namanya laki-laki harus ngejar perempuan kan? Apalagi seorang janda, punya masa Iddah. Tapi dibalik itu semua, memang tidak berjodoh saja, dan aku belajar untuk ikhlas. Aku turut bahagia untuk pak Calvin dan Shasha.“Ya sudah, besok kita ketemu. Pak Daman bisa jemput gak ya? Mungkin aku datang langsung ke restoran.”“Bisa, aku besok bakalan sibuk seharian di restoran, jadi pak Daman bisa jemput kak Leo di bandara.”“Ok. Aku akan telepon pak Daman besok,” tutupnya.“Sampai jumpa besok, kak!”Walaupun aku patah hati, aku h
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 76. Kejutan

Aku segera memakai baju kebaya dengan bantuan lampu dari ponsel. Kulihat jam sudah hampir jam 6 malam, lampu taman pasti gelap karena mati lampu. Yang aku pikirkan, apakah Evan sudah mengurus genset? Aku harus mencari Evan sekarang! Jangan sampai Bu Kemala kecewa masalah ini.“Mbak! Mbak!” Suara Evan mengetuk dari luar.“Mati lampu, Van?” tanyaku panik.“Iya, mbak! Dan maaf, aku gak perhatian sama genset. Jadi bahan bakar gensetnya habis,” ucap Evan ikutan panik.“Astagfirullah! Ya sudah, panggil pak Daman untuk membeli bahan bakar sekarang! Kita undur waktunya 30 menit. Aku akan membicarakan dengan Bu Kemala,” ujarku menenangkan Evan, walau aku sendiri sekarang ikut panik, tapi biar bagaimanapun, aku harus profesional dan tetap bertanggung jawab untuk masalah ini.“Baik mbak. Ibu Kemala dan pak Calvin sudah menunggu mbak Alea di depan sana. Mbak jalan lewat lorong itu saja, biar bisa langsung ke depan dan gak lewat tamu,” tunjuk Eva
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 77. Kemeriahan Pesta

Shasha jalan perlahan membawa nampan berisi cake ulang tahun sambil didampingi seorang waiters agar tidak terjatuh.Aku terharu, ingin menangis, tapi aku sadar, make-upnya sendiri aku belum lihat, jadi jangan sampai karena air mata, riasan Madam Gun hilang.“Ini adalah Natasha Putri Syailendra, putri dari Calvin Syailendra!!” Semua orang bertepuk tangan ketika Shasha naik ke atas panggung, dan seseorang membantu membawakan meja kecil untuk menaruh cake ulang tahun.“Apa yang kamu bawa Sha?” tanya Ahmad Raffi menyodorkan mic-nya untuk Shasha.“Aku bawain kue ulang tahun lamaran buat Tante Alea. Aku ingin Tante Alea jadi mama aku,” ucap Shasha dengan polosnya langsung ditepuk tangan penonton dan riuh gelak tawa.“Nah nah nah! Jangan mau di sogok sama anak kecil! Tetapi penuhi keinginan tulus dari anak kecil ini ya kak Alea?” sindir Ahmad Raffi. Aku hanya bisa tersenyum.“Sebelum acara lamaran, kita nyanyi dulu untuk yang berul
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 78. Kena Prank

“Kamu sudah mau menjadi milikku, Sayang,” kembali pak Calvin berbisik sambil tersenyum.“Astaga, pak, baru calon,” ucapku terkekeh.“Aku sudah nunggu cukup lama loh, dan kita berdua disini, apa kamu gak mau manggil aku dengan ucapan Sayang?” pancing pak Calvin.Sontak wajahku memerah, pak Calvin hanya tersenyum tertawa. “Panggil mas saja kalau masih terasa berat. Aku gak ingin jalan dengan sekretaris atau seorang murid,” ucapnya lirih.“Baiklah. Aku panggil mas Calvin ….”“Terima kasih, Sayang.” Kembali tanganku digenggamnya dan dilepaskan ketika menerima salam dari orang-orang yang memberikan ucapan selamat.“Ayah, ibu, kalian menginap di rumahku kan?” tanyaku ketika ayah dan ibu menyalamiku dan hendak berpamitan untuk pulang.“Rumahmu tidak cukup sayang. Leo sudah memesankan hotel yang cukup dekat dari rumahmu, jadi tenang saja. Yang terpenting, ibu sudah melihat kamu dilamar, buat ibu senang banget. Besok kita ke
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 79. Kedatangan Mas Farhan

“Sepertinya itu mobil mas Farhan, mas. Aku gak tahu kenapa dia selalu menggangguku. Padahal aku dan dia sudah resmi bercerai,” keluhku pada mas Calvin.“Biar Mas yang hadapi ya?” ucap mas Farhan padaku memberikan solusi.“Ya, Mas.”Mobil mas Calvin parkir di belakang mobil mas Farhan. Aku dan mas Calvin keluar dari mobil untuk menemui mas Farhan.“Dek?” sapa mas Farhan sambil tersenyum, tapi raut wajahnya berubah ketika mas Calvin berada di dekatku dan menggandeng tanganku.“Ada apa mas Farhan kemari?”“Dek? Kamu sudah melupakan aku?” tanyanya lirih.“Kita sudah bercerai, bukan? Tidak ada lagi yang harus aku ingat dari mas Farhan,” jawabku dengan heran.“Kamu sudah mempunyai kekasih yang lain?” tanyanya kembali seolah-olah menginterogasiku dengan pertanyaannya. Sedangkan jawabanku tidak dia hiraukan.“Aku bukan kekasihnya, tapi aku calon suaminya,” ucap mas Calvin dengan tegas.Raut muka m
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 80. Akhir Yang Manis

Aku dan Mas Calvin kembali duduk saling berhadapan. Mas Calvin mulai bercerita mengapa dia bercerai dengan Putri, ibu dari Shasha. “Aku dan Putri menikah 4 tahun yang lalu. Awalnya, pernikahan kami bahagia, hingga Putri berubah sejak bertemu kembali dengan mantan kekasihnya. Selama hamil Shasha, dia tidak mau disentuh. Semula aku anggap wajar karena kehamilannya, membuat dia sensitif. Namun, setelah 3 bulan Shasha lahir, dia pergi begitu saja meninggalkan aku dan Shasha tanpa pemberitahuan apapun. Hingga aku mengetahui, Putri berada di luar negeri bersama mantan kekasihnya itu, Bayu, yang kemudian baru aku ketahui, mereka menjalin hubungan kembali.” “Kepulangannya ke Indonesia, Putri menginginkan perceraian. Tentu saja tidak aku biarkan. Bagaimanapun juga Shasha butuh seorang ibu. Namun Putri tetap bersikeras untuk bercerai, meminta harta Gono gini dan meninggalkan Shasha untuk tetap diasuh padaku. Setahun berlangsung, dia menginginkan Shasha
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status