Semua Bab BUKAN MENANTU KAMPUNGAN: Bab 91 - Bab 100

106 Bab

Bab 91 Kunjungan

Beberapa hari kemudian. Ponselku bergetar di meja. Aku meraihnya dan melihat sebuah pesan masuk dari Chef Hengki. Hengki: Besok siang, kau harus datang ke restoranku. Aku ingin kau mencicipi hidangan sebelum grand opening. Aku menggigit bibir, lalu mengetik balasan. Alea: Boleh aku membawa teman? Hengki: Tentu saja. Aku akan menyiapkan sesuatu yang spesial. Aku menatap layar beberapa detik sebelum meletakkan ponsel kembali ke meja. Saat aku mengangkat kepala, Amanda dan Evan sudah menatapku penuh selidik. "Chef Hengki mengundang kita ke restorannya besok," kataku sambil menyandarkan diri ke kursi. Amanda langsung berseru, matanya berbinar. "Serius? Aku pasti ikut!" Evan, yang duduk di sebelahnya, hanya mendesah pelan. "Aku ada banyak pekerjaan besok." Amanda melipat tangan di dada. "Oh, ayolah. Kau butuh istirahat. Lagipula, kita bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Bab 92 Ungkapan Hati Chef Hengki

Bab 92Aku masuk ke ruangan chef Hengki. Tempatnya tidak terlalu luas, hanya ada meja dan kursi. Masih beberapa interior yang masih terbungkus rapi di dalam dus.“Ada apa?” tanyaku penasaran. Chef Hengki ingin berbicara berdua saja denganku dan ini membuatku tidak nyaman.Aku menatap chef Hengki dengan kening berkerut. “Aku suka denganmu, Alea dan aku ingin mengejarmu.” Kata-katanya barusan menusuk lebih dalam daripada yang seharusnya."Chef Hengki, ini bukan lelucon, kan?" tanyaku pelan, memastikan aku tidak salah dengar.Dia menatapku tanpa ragu, tatapannya penuh keyakinan. "Aku tidak main-main, Alea. Aku datang ke Jakarta bukan hanya untuk membuka restoran. Aku datang untukmu."Aku merasa tenggorokanku mengering. Jantungku berdetak cepat, bukan karena tersentuh, tapi lebih karena kaget. Aku menggeleng pelan, mencoba mengatur pikiranku."Hengki, aku sudah menikah," suaraku lebih tenan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Bab 93 Obrolan Malam

"Jadi… dia mendekatimu bukan sekadar pertemanan?" suaranya terdengar rendah, hampir berbahaya.Aku mengangguk pelan. "Aku tidak tahu dia akan mengatakan hal seperti itu, Mas. Aku juga terkejut."Mas Calvin mengepalkan tangan, lalu berdiri. "Jadi dia pikir dia bisa merebut istriku begitu saja?"Aku bangkit, menyentuh lengannya. "Aku memberitahumu karena aku tidak ingin ada rahasia di antara kita. Aku tidak mau dia merusak apa yang sudah kita miliki."Mas Calvin menatapku dalam, lalu menghela napas panjang, seolah menahan emosinya. "Aku tidak akan membiarkan dia mengganggu kita."Aku mengangguk. "Aku juga tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu pernikahan kita."Mas Calvin menarikku ke dalam pelukannya, tangannya erat di pinggangku. "Aku percaya padamu, Alea. Tapi aku tidak bisa diam saja kalau ada orang yang berniat merebutmu dariku."Aku menempelkan kepalaku di dadanya, merasakan detak jantungnya yang kuat. "Kita hada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 94 Pertemuan Tak Terduga

Mang Daman memberitahu jika Shasha akan segera keluar sekolah. Aku pun bergegas masuk ke dalam mobil dan kembali ke sekolah. Begitu bel sekolah berbunyi, aku segera menuju gerbang sekolah. Dari kejauhan, aku sudah bisa melihat Shasha berlari kecil sambil menggandeng tangan Yuli, babysitter-nya. Begitu melihatku, Shasha langsung melepas tangannya dari Yuli dan berlari lebih cepat. "Mama Alea!" serunya dengan wajah ceria. Aku tersenyum dan berjongkok menyambutnya dalam pelukan. "Hai, sayang! Sekolahnya menyenangkan?" Shasha mengangguk semangat. "Iya! Aku dapat bintang dari Bu Guru karena menggambar bunga paling bagus!" Aku mengusap kepalanya lembut. "Wah, hebat sekali! Mama bangga!" Shasha menatapku penuh harap. "Mama, kita jalan-jalan, yuk?" Aku tertawa kecil. "Kebetulan Mama juga ingin mengajak kamu jalan-jalan. Kita ke mall, ya? Kita makan, terus main sepuasnya!" Mata Shasha ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 95 Ketahuan

Aku mencoba tetap tenang. "Hanya hal biasa," jawabku singkat.Putri yang sejak tadi diam, tiba-tiba melangkah lebih dekat. Tatapannya bergantian antara aku dan Hengki. "Jadi, kau sekarang dekat dengan Alea?" tanyanya, suaranya terdengar datar tapi tajam.Hengki menoleh ke arahnya, tampak sedikit terkejut. "Maaf, siapa?"Putri menyilangkan tangan di dadanya. "Aku Putri," katanya tegas. "Mantan istri Calvin."Seakan memahami situasi, senyum Hengki sedikit melebar. "Oh, mantan istri Calvin yang sekarang jadi suami Alea?" tanya Chef Hengki dengan santai. Putri mendengus kecil. "Dan aku baru tahu ada pria lain yang begitu berani mendekati istri Calvin," sindirnya.Amanda tampak semakin bingung dengan situasi ini. "Tunggu… apa maksudnya ini? Alea dan Chef Hengki…?"Aku merasakan hawa tegang di antara kami. Aku harus segera menyudahi ini sebelum situasinya semakin buruk."Aku harus pergi," kataku cepat, menggenggam ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Bab 96 Lapor Calvin

Shasha langsung berlari ke arah mas Calvin dengan wajah berbinar. "Papa!" serunya girang, mengangkat kedua tangannya ke atas, meminta digendong.Mas Calvin tersenyum lebar, merentangkan tangannya, lalu mengangkat tubuh mungil Shasha ke dalam pelukannya. "Shasha kangen Papa, ya?" tanyanya lembut sambil mencium pipi putri kecilnya.Shasha mengangguk cepat. "Iya! Tadi Shasha jalan-jalan sama Mama ke mall. Terus beli mainan baru! Lihat, Papa!" katanya bersemangat sambil mengacungkan kantong belanjaan kecil yang dipegangnya.Mas Calvin mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih sayang. "Wah, mainan baru? Papa mau lihat nanti, ya. Terus Shasha senang hari ini?"Shasha mengangguk lagi, tapi ekspresinya tiba-tiba berubah serius. Dia menatap mas Calvin dengan mata polosnya yang besar, lalu berkata, "Tapi, Papa... Tadi di mall, ada orang yang berani pegang tangan Mama."Aku terkejut mendengar ucapan Shasha yang blak-blakan. Aku melirik mas Calvin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Bab 97. Pikiran Amanda

Aku menghela napas, mencoba menyiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan dia katakan. “Ada apa, Amanda?” tanyaku tenang. Amanda melipat tangan di dadanya, lalu menatapku dengan penuh emosi. “Chef Hengki.” Jantungku berdegup lebih cepat. Aku langsung tahu ini pasti tentang kejadian di mall kemarin. Aku memilih diam, membiarkan Amanda melanjutkan. “Aku tidak habis pikir, Mbak! Dia tahu kamu sudah menikah, tapi tetap saja mengejarmu! Apa dia tidak punya harga diri?! Dan mbak… kenapa mbak Alea diam saja?!” suaranya meninggi, matanya menyala penuh kemarahan. Aku tertegun. “Amanda, aku tidak pernah memberi harapan apa pun pada Chef Hengki. Aku juga tidak pernah menyuruhnya mengejarku.” “Tapi mbak Alea tidak menolaknya dengan tegas!” Amanda mendekat, menunjuk dadaku. “Mbak membiarkan dia terus mendekatimu! Mbak membiarkan dia berharap!” Aku menggigit bibir, mencoba menahan kesal. “Aku sudah bila
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 98 Bertemu dengan Chef Hengki

“Baiklah,” katanya tegas. “Aku akan menemuimu di restoran setelah jam operasional selesai. Kita hadapi dia bersama.”Aku menutup mata, merasa lega karena mas Calvin mau menemani. “Terima kasih, Mas. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu.”“Aku tidak akan membiarkanmu menghadapi ini sendirian, Alea,” katanya lembut. “Kita akan menyelesaikan ini bersama.”Aku tersenyum tipis meskipun perasaan gelisah masih menggelayut di hatiku.***Saat jam operasional restoran berakhir, aku masih berdiri di dapur, menatap kosong ke arah meja stainless steel di depanku. Tanganku menggenggam erat kain lap yang sedari tadi kugunakan untuk menyibukkan diri, tetapi pikiranku melayang entah ke mana.Perasaanku tidak tenang. Rasa gelisah semakin kuat seiring waktu berjalan. Bahkan saat restoran mulai sepi dan para staf mulai pulang satu per satu, aku tetap merasa ada sesuatu yang tidak beres.“Mbak Alea, aku pulang dulu, ya,” suara Eva
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 99. Dilabrak Amanda

"Tapi sebelum kau melakukannya, pikirkan baik-baik. Aku bisa membongkar semua kelakuan kotormu. Termasuk hubunganmu dengan Amanda."Sekilas, aku melihat ekspresi chef Hengki berubah. Sesaat dia tampak terkejut, tapi dengan cepat dia kembali tersenyum licik. "Amanda? Kenapa kau membawa-bawa dia? Itu urusan pribadiku."Mas Calvin tersenyum miring. "Urusan pribadimu? Seorang pria dewasa meniduri wanita yang masih muda, lalu membiarkannya berpikir bahwa itu cinta? Kau yakin ingin membawa ini ke ranah hukum?"“Hei! Kita melakukannya atas dasar suka sama suka! Tidak ada paksaan! Kita sudah sama-sama dewasa!” Aku melihat chef Calvin menggertakkan giginya. Dia jelas tidak menyangka chef Hengki akan membalas seperti itu.Mas Calvin tidak menanggapi lagi. Dia hanya menarik tanganku dan membukakan pintu mobil untukku. "Ayo pulang," bisiknya lembut.Aku menurut, masuk ke dalam mobil dengan perasaan campur aduk. Saat mas Calvin menyalakan mesin dan mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 100. Sakit

Saat mobil mas Calvin berhenti di depan restoran, aku menghembuskan napas lega. Aku terlalu lelah untuk berdiri, jadi aku hanya menunggu di bangku lobi sampai mas Calvin turun dan menghampiriku.Begitu melihatku, ekspresi mas Calvin langsung berubah. Matanya menatapku penuh kecemasan, lalu dia berjongkok di hadapanku. “Sayang, kamu kenapa? Mukamu pucat.”Aku mencoba tersenyum tipis. “Aku nggak enak badan, kepala pusing, terus mual.”Mas Calvin langsung menggenggam tanganku, hangat dan menenangkan. “Ayo kita pulang. Kamu harus istirahat.” Dia membantu aku berdiri, tangannya melingkari pinggangku untuk memastikan aku tidak jatuh.Aku bersandar padanya, membiarkan mas Calvin membimbingku menuju mobil. Aku bisa merasakan betapa khawatirnya dia, apalagi saat aku sempat terhuyung sedikit sebelum masuk ke dalam mobil.Begitu kami duduk di dalam, mas Calvin menatapku serius. “Kita ke dokter dulu, ya?”Aku menggeleng lemah. “Nggak usah, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status