Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Bab 81 - Bab 90

138 Bab

Bab 81. Menuju Kampung Nina

“Nina! Nina! Bangun, Sayang!”“Nina?”Goyangan kecil di pundak Nina, membuat Nina membuka mata. Ia menangkap sosok lelaki, tak lain adalah Bryan.“Bangun, Nina. Ayo mandi terus sarapan!” ucap pria itu.Tampak Bryan saat ini membuka lemari kecil di kamar Nina dan memasukkan baju-baju Nina ke dalam tas ransel.Nina mengambil hp di bawah bantalnya dan melihat jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi.“Tuan Bryan, ada apa pagi-pagi gini ke kamar saya?” tanya Nina dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Sontak Bryan menoleh dan membulatkan mata. “Apa? Kamu barusan panggil aku apa?”Nina lupa dengan kejadian semalam. Nina masih belum sepenuhnya sadar. “Tuan Bryan. Tuan ngapain di kamar saya? Ngapain masukkin baju saya ke ransel?” tanyanya ulang kemudian menguap keras.“Nina, kok kamu lupa? Coba lihat di jari manis kamu ada apa?”Nina menurut. Ia melihat tangannya sendiri, di jari manisnya tersemat sebuah cincin permata putih. Seketika Nina teringat bahwa ia telah menerima lamaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 82. Halo, Aku Calon Mantumu!

Singkat cerita, setelah melalui perjalanan udara dan darat, Nina dan Bryan telah tiba di pelosok desa kecamatan Indramayu, Jawa Barat.“Nina, rumahmu yang mana?” tanya Bryan. Mereka berdua baru saja turun dari mobil angkot.“Belum sampai, Mas. Dari sini kita jalan ke ujung gang, di sana ada pengkolan ojek. Aku biasanya naik ojek sampai di rumah,” jelas Nina sambil berjalan.“Terus kenapa tadi kita gak nyuruh angkotnya berhenti aja di depan pengkolan ojek? Daripada capek-capek jalan kaki begini.”“Gak bisa, Mas. Bukan jalurnya. Lagian ujung gang dekat aja kok. Itu udah kelihatan!” seru Nina sembari menunjuk lurus.Setelah berjalan 250 meter, mereka akhirnya sampai.“Nah, ini dia ojek langgananku. Antar saya ke rumah ya, Pak,” seru Nina. “Satu lagi, tolong bawa teman saya juga ya, Pak,” lanjutnya kepada ojek yang lain.“Siapp, Mbak.”Sebelum naik ke motor, Bryan sempat-sempatnya mencubit lengan Nina hingga gadis itu menjerit kesakitan.“Enak aja kamu bilang aku ini temanmu!” ucap Bryan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 83. Lampu Hijau?

“K-kamu calon suami anak saya?” ulang Aliyah tak percaya.Bryan mengangguk penuh semangat. “Iya, Bu. Saya datang ke sini mau kenalan sama Ibu dan mau minta restu. Oh iya, maaf sebelumnya karena saya datang ke sini cuman bisa ngasih buah.” Bryan lalu menyerahkan beberapa parcel buah-buahan yang ia beli sebelum ke rumah Nina.Aliyah hanya terperanjat. Sedangkan Nina memilih untuk menundukkan kepalanya. Antara takut dan malu.“Eumm, apa saya boleh masuk ke dalam, Bu?” tanya Bryan memecah keheningan.“Oh, b-boleh, boleh. Silakan masuk,” jawab Aliyah.Mereka pun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu yang luasnya tak seberapa. Hanya beralaskan karpet plastik. Tidak ada kursi atau sofa di sana. Hanya beberapa jarak pandang saja, Bryan sudah bisa melihat dengan jelas dua kamar yang saling bersebelahan tanpa pintu, hanya ditutupi oleh tirai tipis motif doraemon yang lusuh.Sedari tadi Bryan mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan kipas angin. Bryan ingin sekali menghilangkan gerah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 84. Rencana Masa Depan

“Nina juga bingung, Bu. Tapi Mas Bryan selalu yakinin Nina kalau hubungan kami pasti direstui sama Papa dan Mamanya.”Aliyah mengambil napas panjang. “Ibu berpesan sama kamu, Nak. Jangan mau menikah dengan laki-laki kalau orang tuanya sendiri tidak menerima kamu di keluarga mereka. Itu berat, Nak. Ibu gak mau kamu dijadikan bulan-bulanan sama mertuamu sendiri. Ibu gak bakalan rela kalau anak ibu direndahkan oleh keluarga suamimu kelak. Kita memang miskin, Nak. Tapi kita masih punya harga diri. Jangan mentang-mentang mereka dari keluarga kaya raya, bisa seenak jidatnya menginjak-injak harga diri kita.”“Tapi kalau mereka mau menerima kamu apa-adanya dan menyambut hangat kedatangan kamu di keluarga mereka, tentu Ibu setuju-setuju saja. Ibu rela melepaskan kamu ke Nak Bryan. Yang penting kamu bisa hidup bahagia dan sejahtera.”Nina hanya memasang senyum getirnya.Aliyah lalu mengajak Nina untuk kembali ke ruang tamu. “Kita diskusikan saja langsung sama calon suami kamu, ya, Nak.”Mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 85. Berusaha Akrab

“Aduh, Mas. Adik aku ini orangnya pemalu. Dia gak bisa langsung akrab sama orang yang baru dikenal. Maklumin aja ya.”Bryan mengangguk paham.Singkat cerita, mereka telah selesai makan. Junot pun memilih untuk keluar rumah. Seperti biasa di sore hari, Junot selalu bergabung bersama anak-anak tetangga yang bermain sepeda. Namun sayangnya, Junot hanya bisa menunggu salah satu dari temannya itu untuk meminjamkan sepeda kepadanya. Kadang pula, Junot hanya bisa melihat teman-temannya itu bermain dari kejauhan.Bryan merasa iba melihat Junot. Ia pun menghampiri sekumpulan anak-anak itu dan berbicara pada mereka.“Halo adik-adik semua. Aku mau pinjem sepeda kalian dong. Boleh gak?” ucapnya tanpa malu.“Boleh, asal bayar. Hihih,” celetuk salah satunya dengan nada bercanda. Namun siapa sangka, Bryan menanggapinya dengan serius.Bryan mengeluarkan uang dari dompetnya dan menyerahkannya kepada anak itu. “Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 86. Nafsu Bryan Kumat Lagi!

Setelah makan malam…“Nak Bryan, kamu apa tidak keberatan tidur di ruang tamu nanti? Soalnya kamar hanya ada dua. Itu pun kamar ibu dan bapak, satunya kamar Nina sama Junot,” ucap Aliyah memberitahu.Bryan kelihatan berpikir keras. Bagaimana bisa dirinya tidur melantai di ruang tamu? Tanpa kasur dan bantal sama sekali.“Emm, saya bermalam di hotel aja kalau begitu, Bu. Nanti pagi baru saya ke sini lagi. Di desa ini ada hotel kan, Bu?”“Di sini gak ada hotel, Nak Bryan,” jawab Aliyah lembut.“Kalau penginapan?”“Tidak ada juga, Nak. Soalnya di sini daerah pelosok. Tidak ada yang membuka penginapan seperti itu. Kalau pun ada, jaraknya sangat jauh dari sini. Bisa memakan satu atau dua jam perjalanan naik motor. Makanya tadi Ibu sempat ragu saat kamu bilang mau menginap. Karena memang sudah tidak ada tempat lagi buat kamu. Jadi bagaimana, Nak?”Bryan menelan ludah. Dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 87. Ingin Menyalurkan Hasrat

Sontak Nina dan Bryan terperanjat melihat sosok yang berdiri memperhatikannya.“J-Junot? K-kamu ngapain?” tanya Nina tergugup setengah mati. Ia lalu menghampiri adiknya dengan langkah penuh hati-hati karena pecahan beling berserakan di lantai rumahnya.“Tadi Junot mau ke dapur, Kak. Mau balikin gelas minum yang ketinggalan di kamar,” jawab Junot. Anak itu tampaknya syok melihat kejadian barusan. Ia melirik ke arah Bryan dengan tatapan penuh arti.“Hm, ya udah. Kamu balik ke kamar aja. Biar kakak yang beresin pecahannya. Hati-hati ya jalannya, jangan sampai nginjak beling!” titah Nina yang diangguki oleh Junot.Nina pun ke dapur untuk mengambil sapu dan serok sampah. Ia lalu membersihkan pecahan beling tersebut dengan teliti. Bryan ikut membantunya.Tidak lama kemudian, Aliyah keluar dari kamar, mendapati Nina dan Bryan sedang memunguti pecahan kaca di lantai ruang tamu.“Apa yang terjadi, Nina? Kenapa sampai ada gelas pecah begin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 88. Tertampar

“Dasar kamu ini mesumnya gak ketolong lagi! Aku gak mau, ya gak mau! Kamu pake tangan aja ngeluarinnya!” Nina berucap kesal dan meninggalkan Bryan di dalam sana. Nina sudah tidak peduli meskipun dirinya sendiri belum selesai mandi.*Siang hari, Aliyah baru pulang dari ladang. Wanita 43 tahun itu terheran-heran melihat anaknya di kamar sedang sibuk berkemas-kemas.“Loh, Nak kamu lagi ngapain?”“Ini lagi packing, Bu. Nina dan Mas Bryan mau ke Jakarta sekarang.”“Kok mendadak sekali? Bukannya kalian mau bermalam di sini tiga hari, Nak?”“Rencananya memang begitu, Bu. Tapi gak bisa. Mas Bryan harus ke kantor besok. Ada meeting bersama komisaris dan gak bisa diwakili atau ditunda, Bu,” jelas Nina. Sang ibu hanya mengangguk kecil.“Ya sudah kalau begitu, Nak.”Aliyah lalu kembali ke ruang tamu dan melihat sosok Bryan yang justru terlihat santai dan gabut.“Nak Bryan, kamu gak berkemas-kemas?”Bryan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 89. Mencoba Menahan Diri

Nina kini terisak, menangis dengan suara lirihnya. Nina amat menyesali keputusannya waktu itu, yang mau saja menerima tawaran dari Bryan sebagai partner ranjang.Mendengar isakan tangis dari Nina, membuat Bryan menoleh. Mendadak Bryan diserbu oleh rasa bersalah dan penyesalan. Bryan mencoba untuk menggenggam tangan Nina berniat menenangkannya, tapi pria itu sudah takut untuk menyentuh Nina, walaupun hanya sedikit. Bryan masih teringat dengan nasihat dari ayah Nina barusan.“Maaf.”Satu kata yang keluar dari mulut Bryan terdengar tulus. Nina pun berhenti menangis dan menolehkan pandangannya ke pria itu.“Kenapa kamu minta maaf, Mas?” tanya Nina dengan suara yang masih terdengar gemetar.“I’m sorry for hurting you.”“Aku gak ngerti bahasa Inggris, Mas. Ngomong Indonesia aja,” pinta Nina lirih. Nina mengelap air mata yang belum mengering di kelopak matanya.“Aku menyesal, Nina. Seharusnya aku bisa menahan nafsuku. Aku benar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 90. Sepatu Berlian untuk Nina

“Oh ya, Nina. Nanti malam kamu harus ikut bersamaku ya.”“Ke mana, Mas?”“Ke pesta wedding anniversary Pak Heru, salah satu investor di perusahaanku. Beliau mengundang semua peserta tender dari berbagai perusahaan untuk hadir, termasuk perusahaanku. Dan aku ditunjuk sebagai perwakilan yang harus datang ke sana.”“Kamu aja yang datang mewakili perusahaan, Mas? Staffmu gak ikut?”Bryan memperlihatkan sebuah undangan pesta berdesain mewah dengan tinta emas menonjol di atasnya. “Sebenarnya aku dan Melissa yang ditunjuk mewakili perusahaan. Tapi aku gak mau ajak perempuan gila itu. Jadi sebagai gantinya, kamu aja yah, yang nemenin aku ke sana.”Nina tercengang, kedengarannya pesta itu bukan acara seperti pesta pada umumnya. Sejumlah orang penting pasti akan hadir di sana, namun Nina tidak percaya diri untuk datang menampilkan wajahnya di sana. Bagaimana pun dia datang bersama Bryan, otomatis me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status