Home / Romansa / Terjerat Obsesi CEO Arogan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terjerat Obsesi CEO Arogan: Chapter 41 - Chapter 50

78 Chapters

Kau Masih Mencintai Karl Hingga Kini!

Karl berdiri di ruangan sempit dengan lampu putih terang yang menyinari setiap garis di wajahnya.Udara di ruangan itu terasa berat, seolah dipenuhi ketegangan yang tak kasat mata.Suara jam dinding berdetak lambat, namun cukup nyaring untuk menggema di kepala Karl, bersaing dengan denyut nadinya yang teratur namun kuat.“Tuan Karl. Jelaskan kronologinya. Kenapa Anda menghajar Tuan Gio sampai babak belur seperti ini?” Suara polisi terdengar datar namun tegas, memecah keheningan yang mencekam.Gio, duduk di sudut ruangan, menahan sakit di rahangnya. Bekas pukulan Karl yang menghantamnya seperti badai terlihat jelas di wajahnya.Meski wajahnya remuk, matanya masih menyala dengan kemarahan yang tak tertahan, seperti api yang tak kunjung padam.Karl melipat tangannya di depan dada. Wajahnya tenang, seperti prajurit yang tahu bahwa pertempuran sudah dimenangkannya.Dengan nada rendah namun penuh keyakinan, ia menjawab, “Karena Gio tiba-tiba saja mengamuk seperti setan di ruang kerja Elena.
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

You're Mine, Now!

Elena memilih bungkam, tak ingin memberikan panggung pada ucapan Gio yang menyayat seperti pisau tumpul.Baginya, membalas hanya akan membuka luka yang tak perlu. Ia melangkah pergi, menyembunyikan gemuruh di dadanya di balik punggung yang terlihat tegar.“Bukti sudah jelas. Bahwa Anda sendiri yang sudah menyerang Nyonya Elena terlebih dahulu. Jadi, masing-masing harus membayar denda—”Kata-kata polisi itu terpotong ketika Karl, tanpa basa-basi, meninggalkan ruangan seperti badai yang enggan menunggu hujan reda.Ia tahu, Vincent akan mengurus sisanya. Baginya, angka pada kertas denda tak berarti apa-apa dibandingkan satu hal: mengejar Elena.“Elena, tunggu!” Karl menerjang langkah angkuh wanita itu, tangannya dengan cepat meraih pergelangan tangannya yang dingin.Elena menoleh, tatapannya tajam seperti belati namun tak sepenuhnya mampu menyembunyikan gemetar di sudut matanya.“Selesaikan urusanmu dengan Gio, Karl,” katanya dengan nada yang berusaha terdengar datar, meski suaranya meny
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Aku hanya Milikmu

“I want you, now!” bisik Karl tanpa melepaskan ciumannya.Suara berat Karl berhasil menumbuhkan hasrat dalam diri Elena. Ia tidak bisa menolak sedikit pun. Pria ini selalu membuatnya candu.“Do it,” ucap Elena memberi akses pada Karl agar menyentuhnya.Malam merangkak perlahan, menyelimuti apartemen dengan bayang-bayang temaram yang berasal dari lampu kota di luar jendela.Heningnya ruang terasa berat, seolah udara di antara mereka dipenuhi dengan sesuatu yang tak terucapkan, tetapi sudah lama dirasakan.Ia menarik Elena ke dalam pelukannya, membiarkan kehangatan tubuh mereka saling menyatu.Dahi mereka bersandar, napas mereka beradu dalam jarak yang terlalu dekat. Saat itu, tidak ada ruang bagi keraguan atau penolakan—hanya ada kejujuran yang telanjang, tanpa topeng, tanpa pertahanan.Ciuman itu datang perlahan, seperti embun yang jatuh di pagi hari. Awalnya lembut, menyelidik, tetapi segera berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam, lebih mendesak.Bibir Karl menelusuri Elena dengan
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Tamparan Keras dari Diana

Plak!Tamparan itu melayang cepat, suara kerasnya menggema di sudut restoran yang sebelumnya tenang.“Wanita murahan!”Suara Diana memecah keheningan seperti badai yang tak terduga. Wanita paruh baya itu berdiri dengan sorot mata menyala, penuh kemarahan yang sulit dibendung.Tubuhnya bergetar, bukan karena lelah, tetapi karena amarah yang membakar setiap kata yang keluar dari bibirnya.Elena tersentak. Wajahnya berbalik ke arah tamparan, kulit pipinya memerah dan terasa panas, seperti bara api yang baru saja menyentuhnya.Matanya melebar, memandang Diana dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan.Tangannya naik perlahan, memegangi pipinya yang nyeri, sementara jantungnya berdetak cepat, lebih karena penghinaan yang ia rasakan daripada sakit fisik itu sendiri.“Berani-beraninya kau selingkuh di belakang Gio, Elena!” pekik Diana, suaranya melengking, seperti cambuk yang menghujam telinga.Elena masih membisu, mencoba mengendalikan gelombang emosi yang hampir meledak di dadanya.“Gio
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Akan Menikah dengan Karl?

“Kau pikir Karl sehebat itu?” suara Gio memecah keheningan, nada sinisnya seperti angin dingin yang menyusup ke tulang. Senyum miring menghiasi wajahnya, seperti topeng seorang pria yang menikmati ilusi kemenangan.“Justru dia sedang memperlihatkan kelemahannya. Dia sendiri yang bermain-main denganku, Elena!”Elena menatapnya dengan pandangan yang tajam namun tenang, seperti air permukaan danau yang menyembunyikan pusaran di bawahnya.“Terserah kau saja, Gio. Sejak kau tahu The Blue Company makin sukses pun kau sudah meradang. Dan ternyata, pemiliknya adalah Karl—orang yang kau benci sejak lama. Tapi, perlu kau ingat, Gio,” suaranya mengalun lembut, tetapi setiap kata terasa seperti belati yang menusuk, “kau pun bekerja sama dengannya.”Ucapan Elena bagai api yang dilemparkan ke dalam bara amarah Gio. Tangannya mengepal kuat, urat-urat di pergelangan tangannya tampak jelas seperti akar pohon tua yang penuh amarah.Ia tidak membalas, hanya menatap Elena dengan tatapan beracun sebelum b
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Akan Bertemu dengan Jesika

"Karl tidak memiliki komitmen untuk menikah dengan siapa pun, termasuk denganku, Maia," ujar Elena dengan suara yang terdengar seperti angin senja, membawa kesedihan yang lembut namun menusuk.“Huh? Apa maksudmu, Elena? Lantas, kenapa kau berselingkuh dengannya, jika pada akhirnya kalian berpisah?” tanya Maia, suaranya menggema di antara tembok keraguan, matanya mencari jawaban di wajah Elena yang redup.Elena menghela napas panjang, seolah ingin mengusir beban dari dadanya, namun hanya berhasil menambah hening di antara mereka."Karena aku yang telah menyeret Karl ke dalam pusaran duniaku. Saat aku melihat Gio dan Jesika bercinta, sesuatu dalam diriku hancur seperti kaca yang dilempar ke lantai marmer.“Aku mabuk, Maia, mabuk oleh kehampaan, dan aku menyeretnya ke dalam kamar hotel, membawa serta dosa yang tak pernah kusangka akan terus menghantuiku."Air di gelas Maia berhenti beriak, suasana kamar seketika terasa begitu pengap oleh pengakuan yang berat itu. Elena melanjutkan, suara
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Permintaan Elena pada Jesika

"Aku ingin bicara denganmu, Jesika." Suara Elena terdengar datar, namun di baliknya tersimpan gelombang badai yang siap menghantam.Jemarinya menggenggam ponsel lebih erat, seolah menyalurkan seluruh amarah yang bergejolak di dalam dirinya."Temui aku di Liu Café. Aku tidak punya banyak waktu, Elena." Jesika menjawab tanpa basa-basi, lalu dengan cepat memutus sambungan telepon, meninggalkan senyap yang terasa menggantung di udara.Elena menghela napas panjang. Matanya menerawang, menatap layar ponsel yang kini telah sunyi."Sepertinya dia tahu... bahwa aku telah mengetahui perselingkuhannya dengan Gio," gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.Hatinya mengeras, kepedihan menjalar seperti racun perlahan menyusupi nadinya, tetapi ia menepis segala kelemahan. Tidak. Ia tidak akan mundur.Langkahnya mantap, seolah jalanan yang membentang di hadapannya adalah panggung takdir yang telah menantinya. Ia harus bertemu Jesika."Kau mau ke mana, El?" Maia tiba-tiba muncul di ambang pintu, tatapan
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Giliran Elena yang Bertindak

“Tidak bisa.” Suara Jesika terdengar datar, nyaris tanpa emosi, tetapi sorot matanya memancarkan kilatan tajam yang menusuk Elena.“Aku tidak bisa hamil anak Gio karena dia harus menunggu warisan itu jatuh ke tangannya dulu, Elena. Apa kau tidak mengerti, huh?”Nada suaranya menggertak, seperti kilat yang menyambar tepat di atas kepala Elena. Udara di antara mereka seolah bergetar, dipenuhi ketegangan yang menggumpal pekat.Jesika menghela napas kasar, jemarinya mengetuk perlahan permukaan cangkir kopi yang mulai mendingin.“Jika aku hamil anak Gio dan dia ketahuan selingkuh, maka warisan itu tidak akan jatuh ke tangannya.” Kata-kata itu jatuh ke udara seperti serpihan kaca yang menusuk kulit, memperjelas kenyataan yang selama ini tertutup kabut.Elena menegang. Seketika dadanya sesak, seolah oksigen di ruangan ini menguap begitu saja.Jadi, ini alasan sebenarnya? Bukan hanya karena cinta, bukan karena ikatan yang penuh gairah—mereka hanyalah dua manusia yang terjerat dalam jebakan ke
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Akan Menyerahkan Diri

Tiga hari telah berlalu sejak pertemuannya dengan Jesika, namun bara amarah masih membara di dada Elena.Ia memutuskan untuk menemui Vero, pria yang seharusnya berdiri di sisinya, yang seharusnya membelanya dari penghinaan dan pengkhianatan ini. Namun, yang membuatnya bertanya-tanya adalah…“Mengapa hingga kini dia tetap diam?” gumamnya pelan, tatapannya terpaku pada jalanan yang terbentang di depan kaca mobilnya.Apakah Vero sudah mengetahui segalanya? Apakah ia tahu bahwa putranya berselingkuh di belakangnya?Elena menghela napas panjang, kedua tangannya mencengkeram kemudi erat, seolah berusaha meredam kemarahan yang menggelegak di dadanya.“Jika dia tahu, kenapa dia tidak melakukan apa pun? Kenapa tidak meminta Gio untuk menceraikanku?” Suaranya tercekat oleh getir yang menyesakkan.Keluarga itu benar-benar aneh. Bahkan Diana, yang paling vokal dalam mencerca dan menghina, tidak pernah menyuruhnya untuk berpisah dari Gio—hanya makian yang ia terima, seolah dirinya adalah satu-satu
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Berhasil Membuat Wajah Diana Memucat

"Apa kau bilang?" desis Karl, rahangnya mengetat, otot-ototnya menegang di bawah kulit seperti kawat baja yang siap putus.Sorot matanya yang semula teduh kini membara, menyiratkan amarah yang nyaris meledak.Diana berdiri di hadapan mereka dengan postur penuh superioritas, kepalanya terangkat tinggi, seolah-olah dunia tunduk pada keberadaannya.Matanya menyipit, memancarkan penghinaan yang tidak tersamarkan sedikit pun."Perempuan ini… murahan!" Ucapannya menghempas udara seperti cambuk api yang membakar. "Tidak tahu diri! Dia tidak pantas mengkhianati anakku seperti ini. Harga diri Gio jatuh karena menikahi wanita ini, dan sekarang dia telah mengkhianatinya! Apa lagi namanya jika bukan murahan?"Ucapan itu menusuk hati Elena seperti ribuan pecahan kaca yang menghujani dadanya. Luka yang telah lama menganga kini kembali dirobek, tanpa ampun, tanpa belas kasihan.Namun, kali ini ia tidak menangis. Tidak ada air mata yang jatuh. Yang ada hanyalah kepahitan yang mengental di tenggorokan
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status