Home / Romansa / Terjerat Obsesi CEO Arogan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Terjerat Obsesi CEO Arogan: Chapter 51 - Chapter 60

78 Chapters

Permintaan yang Aneh

“Kau akan menyebarkan berita tentang perselingkuhan Gio dan Jesika ke media?” tanya Elena, suaranya mengandung getar samar yang nyaris tak terdengar, seolah pertanyaan itu pun menyakitinya.Karl menoleh, matanya tajam menelusuri wajah Elena, membaca setiap keraguan yang tersirat dalam sorot matanya.“Menurutmu?” bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh arti.“Apa aku harus diam saja setelah melihat Diana yang masih saja tidak percaya bahwa anaknya selingkuh?”Elena terdiam, pikirannya berkelindan dalam simpul yang sulit diurai. Diana memang masih terpaku dalam ilusi, menolak menerima kenyataan bahwa darah dagingnya sendiri adalah pengkhianat sejati.Karl mendekat, sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. “Permainan ini harus segera dimulai, Elena. Kau sendiri yang bilang akan bertindak tegas. Tapi, kenapa sepertinya kau masih tidak yakin?” Nada bicaranya menyelidik, seakan ingin menelusuri celah dalam hati Elena yang masih menyimpan keraguan.Ia menyipitkan mata, menelusuri w
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Tak pernah Bisa Menolaknya

“Kau memang sama saja!” Elena mendengkus, suaranya dipenuhi bara yang tertahan.Seulas senyum miring terbentuk di bibir Karl, seakan menikmati amarah yang menyala di mata wanita di hadapannya.“Untuk apa menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, Karl?” Elena menghembuskan napas kasar, dadanya naik-turun seperti ombak yang bergulung-gulung di lautan badai.“Kenapa tidak minta saja pada wanita yang dijodohkan oleh orang tuamu itu?”Nada sinis menyelinap di setiap suku kata yang ia lontarkan, namun di baliknya, ada luka yang menganga, mengiris lebih dalam dari yang ia sadari.Karl mendekat, matanya menatap Elena dengan intensitas yang mampu melelehkan bongkahan es paling dingin sekalipun.“Aku tahu, cintamu tulus untukku. Tapi, tidak dengan Ericka.” Bibirnya melengkung tipis, menyiratkan kepahitan.“Dia hanya mengincar kekayaanku, ketenaranku. Akan menumpang tenar di hidupku. Sedangkan kau…”Ia mendekat lagi, tangannya terangkat untuk menyapu rambut Elena ke belakang, ujun
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Niat ingin Memancing, Justru malah Terpancing

Gio kembali ke gedung The Blue Company, langkahnya mantap namun diselimuti bara amarah yang tertahan.Jemarinya menggenggam erat sebuah dokumen, senjata terakhirnya dalam permainan yang semakin memanas.Sorot matanya tajam saat ia menatap kemegahan gedung itu, seolah sedang bersiap menghancurkan fondasinya dengan satu keputusan."Aku ingin bertemu dengan Karl. Apa dia ada di dalam?" tanyanya, suaranya datar namun mengandung ketegangan yang membara, kepada Vincent yang berdiri tegap di belakang meja kerjanya.Vincent menatapnya sekilas sebelum meraih telepon. "Saya konfirmasi terlebih dahulu, mohon tunggu sebentar," ujarnya sopan, lalu dengan suara tenang menghubungi Karl, menyampaikan kedatangan Gio yang tampaknya tidak membawa kabar baik.Tak butuh waktu lama, Vincent kembali dengan jawaban. "Silakan masuk, Tuan," ucapnya, tangannya mengisyaratkan pintu menuju ruangan Karl yang kini terasa seperti medan tempur.Gio melangkah masuk dengan aura superior yang berusaha mengimbangi domina
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Kenapa Tidak?

“Gio baru saja membatalkan kontrak kerja samanya denganku.” Karl meletakkan dokumen yang baru saja diberikan Gio di atas meja, tatapannya berkilat penuh arti saat menatap Elena yang duduk anggun di hadapannya.Karl sengaja mendatangi restoran tempat Elena bekerja, mengabaikan sorot mata penasaran para pelanggan yang mengenal sosoknya. Ia ingin menyampaikan langsung kabar gila yang baru saja dilakukan Gio.“Berani sekali dia membatalkan kontrak sebesar ini,” gumam Elena, menggeleng pelan, jari-jarinya yang ramping menelusuri lembaran dokumen dengan tatapan tajam. Mata cokelatnya berkilat tajam di bawah cahaya lampu kristal yang memancarkan kilauan hangat.Karl mengedikkan bahunya dengan santai. “Mungkin dia merasa sudah cukup kuat berdiri sendiri. Atau mungkin, dia terlalu bodoh untuk memahami konsekuensi yang akan datang. Padahal ini adalah tahap terakhir sebelum menikmati hasil besar.”“What?” Elena menatap Karl dengan ekspresi tidak percaya. “Jadi, dia membatalkan kontrak ini di saa
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Cobalah untuk Saling Terbuka

“Tentu saja.” Mata Elena menatap Karl dengan tatapan setenang lautan sebelum badai, datar namun menyimpan pusaran emosi yang tak terlukiskan.Kilatan cahaya dari lampu-lampu bar membingkai wajahnya yang tanpa ekspresi, namun di baliknya, ada kegamangan yang tak tersentuh.“Aku tidak akan membiarkanmu memiliki anak denganku jika aku tidak tahu alasan sebenarnya.”Karl menghela napas, kasar dan berat, seolah udara yang ia embuskan pun dipenuhi dengan beban yang enggan ia akui.Matanya yang tajam menelisik Elena, tapi tak ada celah di wajah perempuan itu yang bisa ia masuki. Ia lelah membahas topik ini, terlalu berbahaya untuk dibiarkan terlalu lama di permukaan.“Bagaimana dengan proses perceraianmu? Kapan sidang itu dimulai?” tanyanya, suaranya terjalin dengan nada malas yang berusaha menyingkirkan percakapan yang tak diinginkannya.Elena menyilangkan tangan di dadanya, posturnya penuh keangkuhan yang membentengi perasaannya dari pria di hadapannya.“Kau selalu mengubah topik pembicara
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Tidak akan Meminta Maaf

"Apa kau gila?!" Pekikan Vero menggema di dalam ruangan, mengguncang udara seperti petir yang menyambar di tengah badai.Rahangnya mengeras, dan kedua matanya menatap Gio dengan kemarahan yang mendidih.Gio berdiri dari duduknya, sorot matanya dingin, nyaris tak beremosi, tetapi ada bara yang berkobar di balik tatapan gelapnya."Dad. Pria itu telah merebut Elena dariku," ucapnya dengan ketegasan yang menggigit."Elena berselingkuh dengan Karl dan memberikan dana padanya!"Vero mengerutkan kening, napasnya terdengar berat saat ia menatap putranya seolah tengah menilai kewarasan pikirannya."Apa kau pikir Elena wanita seperti itu?" suaranya merendah, namun mengandung ketajaman yang menusuk."Karl adalah pengusaha terkenal di kota ini. Skandal seperti itu sudah pasti akan menjadi santapan media jika memang benar dia menjalin hubungan dengan istrimu, Gio!"Gio mengepalkan tangannya, buku-buku jarinya memutih saat mendengar ayahnya malah membela Karl.Sesuatu di dalam dadanya terasa semaki
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Serah Terima The Union

Satu minggu berlalu dengan derasnya desas-desus yang mengalir seperti aliran sungai yang tak pernah surut.Semua orang tak bisa menahan rasa penasaran mereka, bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok yang telah mengambil alih kendali The Union setelah Vero, dengan sikap tegas namun penuh keraguan, mengundurkan diri sebagai CEO di sana.“Tidak mungkin!” seru seseorang, suaranya tercekat dalam kekagetan yang meluap, saat seorang pria memasuki aula itu, dengan aura yang begitu kuat, bagai badai yang siap menghancurkan.Kemeja hitam yang membalut tubuhnya, ketat seperti kulit kedua, dan jas yang dipadukan dengan celana hitam serba elegan, semuanya seolah memancarkan ketegasan yang tak terbantahkan.“Tapi, aku sudah merasakannya,” lanjut seorang investor dengan suara yang lebih rendah, namun jelas terdengar ketegangan di balik setiap kata yang terucap.“Aku sudah menyangka bahwa dialah yang akan menggantikan Tuan Vero. Pria ini… dia tidak hanya menguasai perusahaan-perusahaan yang terpuruk di
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Kemarahan Diana yang Salah Sasaran

“Tentu saja tidak, Elena. Aku masih ingin hidup, karena aku tahu betul—jika aku menyebarkannya, Karl akan marah besar padaku.”Maia mengerucutkan bibirnya, menggoda Elena dengan ekspresi yang hampir jenaka, meski matanya menyiratkan keseriusan.“Good! Jangan sampai mulutmu bocor, Maia. Ini bukan saatnya.” Elena mengembuskan napas panjang, seolah mencoba melepaskan beban yang menyesaki dadanya.Sorot matanya meredup sejenak, mencerminkan badai pikirannya yang tak kunjung reda.“Aku masih harus menyelesaikan semuanya dengan Gio,” lanjutnya, suaranya terdengar seperti bisikan yang hampir terbawa angin.Maia tetap menatapnya, namun Elena kini menundukkan wajah, menekuri permukaan meja kayu yang dingin di bawah jemarinya.“Karl memang sulit dihentikan,” bisiknya pelan, seolah kalimat itu lebih ditujukan untuk dirinya sendiri daripada Maia.“Dia tidak akan berhenti… dan dia akan terus melakukan itu padaku.”Maia menghela napas, lalu dengan lembut menepuk pundak Elena, memberikan kehangatan
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Memberi Peringatan

Plak!Suara tamparan itu menggema, menampar udara dengan keras seperti kilatan petir di langit yang mengancam badai.Diana terhuyung ke belakang, matanya membelalak tak percaya saat rasa panas menjalar di pipinya yang baru saja mendapat tamparan telak dari Karl.“Apa yang kau lakukan?! Kenapa tiba-tiba menamparku?!” pekiknya, nada suaranya sarat dengan kemarahan yang tersulut.Karl berdiri tegak, tatapan matanya berkilat penuh amarah, seolah dia adalah dewa penghukum yang turun langsung untuk menuntaskan keadilan.Rahangnya mengatup kuat, dan suaranya keluar sebagai desisan tajam yang menusuk udara di antara mereka.“Aku menamparmu karena kau pun menampar Elena tanpa sebab. Itu yang dinamakan membalas apa yang sudah kau lakukan, Diana.”Senyuman masam terbit di bibir Diana. Ia mendengus kecil, kemudian tertawa sinis seolah tak terima dengan penghinaan itu.“Oh! Jadi wanita murahan itu mengadu padamu tentang apa yang sudah aku lakukan padanya?”Karl terkekeh rendah, sebuah tawa yang di
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Perintah Diana pada Jesika

Diana melangkah dengan penuh keyakinan menuju apartemen yang telah ia cari tahu lokasinya dengan susah payah.Jejak langkahnya bergema di sepanjang koridor sunyi, seakan-akan dinding-dinding di sana turut menyaksikan kobaran api kemarahan yang membakar relung hatinya.Tangannya terangkat, mengetuk pintu dengan ketegasan yang tak terbantahkan.Pintu itu terbuka, memperlihatkan Jesika yang berdiri terpaku dengan mata membulat, seperti rusa yang tertangkap dalam cahaya terang di tengah malam.“N-Nyonya Diana?” Suara Jesika bergetar, mencerminkan keterkejutan yang tak mampu ia sembunyikan."Silakan masuk, Nyonya," lanjutnya dengan bibir bergetar, seperti orang yang tahu bahwa badai besar akan segera menerjang.Diana melangkah masuk, auranya memenuhi setiap sudut ruangan dengan hawa dingin yang menusuk.Matanya yang kelam, bagai lautan dalam tanpa cahaya, menatap Jesika tanpa sedikit pun kelembutan."Jawab pertanyaanku dengan jujur, Jesika." Suaranya bagaikan belati yang terhunus, tajam da
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status