Share

Permintaan yang Aneh

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 10:16:53

“Kau akan menyebarkan berita tentang perselingkuhan Gio dan Jesika ke media?” tanya Elena, suaranya mengandung getar samar yang nyaris tak terdengar, seolah pertanyaan itu pun menyakitinya.

Karl menoleh, matanya tajam menelusuri wajah Elena, membaca setiap keraguan yang tersirat dalam sorot matanya.

“Menurutmu?” bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh arti.

“Apa aku harus diam saja setelah melihat Diana yang masih saja tidak percaya bahwa anaknya selingkuh?”

Elena terdiam, pikirannya berkelindan dalam simpul yang sulit diurai. Diana memang masih terpaku dalam ilusi, menolak menerima kenyataan bahwa darah dagingnya sendiri adalah pengkhianat sejati.

Karl mendekat, sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. “Permainan ini harus segera dimulai, Elena. Kau sendiri yang bilang akan bertindak tegas. Tapi, kenapa sepertinya kau masih tidak yakin?” Nada bicaranya menyelidik, seakan ingin menelusuri celah dalam hati Elena yang masih menyimpan keraguan.

Ia menyipitkan mata, menelusuri w
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
b3kic0t
g dinikahin juga elena bisa hidup sendiri kok
goodnovel comment avatar
b3kic0t
dasar karl dipikir pria cuma dia aja? lama² nyebelin juga dia seenaknya aja jadi manusia
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
hadeh karl g ada bedanya dengan gio lama2,kalo cinta apa susahnya sih tinggal ngomong cinta aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Tak pernah Bisa Menolaknya

    “Kau memang sama saja!” Elena mendengkus, suaranya dipenuhi bara yang tertahan.Seulas senyum miring terbentuk di bibir Karl, seakan menikmati amarah yang menyala di mata wanita di hadapannya.“Untuk apa menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, Karl?” Elena menghembuskan napas kasar, dadanya naik-turun seperti ombak yang bergulung-gulung di lautan badai.“Kenapa tidak minta saja pada wanita yang dijodohkan oleh orang tuamu itu?”Nada sinis menyelinap di setiap suku kata yang ia lontarkan, namun di baliknya, ada luka yang menganga, mengiris lebih dalam dari yang ia sadari.Karl mendekat, matanya menatap Elena dengan intensitas yang mampu melelehkan bongkahan es paling dingin sekalipun.“Aku tahu, cintamu tulus untukku. Tapi, tidak dengan Ericka.” Bibirnya melengkung tipis, menyiratkan kepahitan.“Dia hanya mengincar kekayaanku, ketenaranku. Akan menumpang tenar di hidupku. Sedangkan kau…”Ia mendekat lagi, tangannya terangkat untuk menyapu rambut Elena ke belakang, ujun

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Niat ingin Memancing, Justru malah Terpancing

    Gio kembali ke gedung The Blue Company, langkahnya mantap namun diselimuti bara amarah yang tertahan.Jemarinya menggenggam erat sebuah dokumen, senjata terakhirnya dalam permainan yang semakin memanas.Sorot matanya tajam saat ia menatap kemegahan gedung itu, seolah sedang bersiap menghancurkan fondasinya dengan satu keputusan."Aku ingin bertemu dengan Karl. Apa dia ada di dalam?" tanyanya, suaranya datar namun mengandung ketegangan yang membara, kepada Vincent yang berdiri tegap di belakang meja kerjanya.Vincent menatapnya sekilas sebelum meraih telepon. "Saya konfirmasi terlebih dahulu, mohon tunggu sebentar," ujarnya sopan, lalu dengan suara tenang menghubungi Karl, menyampaikan kedatangan Gio yang tampaknya tidak membawa kabar baik.Tak butuh waktu lama, Vincent kembali dengan jawaban. "Silakan masuk, Tuan," ucapnya, tangannya mengisyaratkan pintu menuju ruangan Karl yang kini terasa seperti medan tempur.Gio melangkah masuk dengan aura superior yang berusaha mengimbangi domina

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Kenapa Tidak?

    “Gio baru saja membatalkan kontrak kerja samanya denganku.” Karl meletakkan dokumen yang baru saja diberikan Gio di atas meja, tatapannya berkilat penuh arti saat menatap Elena yang duduk anggun di hadapannya.Karl sengaja mendatangi restoran tempat Elena bekerja, mengabaikan sorot mata penasaran para pelanggan yang mengenal sosoknya. Ia ingin menyampaikan langsung kabar gila yang baru saja dilakukan Gio.“Berani sekali dia membatalkan kontrak sebesar ini,” gumam Elena, menggeleng pelan, jari-jarinya yang ramping menelusuri lembaran dokumen dengan tatapan tajam. Mata cokelatnya berkilat tajam di bawah cahaya lampu kristal yang memancarkan kilauan hangat.Karl mengedikkan bahunya dengan santai. “Mungkin dia merasa sudah cukup kuat berdiri sendiri. Atau mungkin, dia terlalu bodoh untuk memahami konsekuensi yang akan datang. Padahal ini adalah tahap terakhir sebelum menikmati hasil besar.”“What?” Elena menatap Karl dengan ekspresi tidak percaya. “Jadi, dia membatalkan kontrak ini di saa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Cobalah untuk Saling Terbuka

    “Tentu saja.” Mata Elena menatap Karl dengan tatapan setenang lautan sebelum badai, datar namun menyimpan pusaran emosi yang tak terlukiskan.Kilatan cahaya dari lampu-lampu bar membingkai wajahnya yang tanpa ekspresi, namun di baliknya, ada kegamangan yang tak tersentuh.“Aku tidak akan membiarkanmu memiliki anak denganku jika aku tidak tahu alasan sebenarnya.”Karl menghela napas, kasar dan berat, seolah udara yang ia embuskan pun dipenuhi dengan beban yang enggan ia akui.Matanya yang tajam menelisik Elena, tapi tak ada celah di wajah perempuan itu yang bisa ia masuki. Ia lelah membahas topik ini, terlalu berbahaya untuk dibiarkan terlalu lama di permukaan.“Bagaimana dengan proses perceraianmu? Kapan sidang itu dimulai?” tanyanya, suaranya terjalin dengan nada malas yang berusaha menyingkirkan percakapan yang tak diinginkannya.Elena menyilangkan tangan di dadanya, posturnya penuh keangkuhan yang membentengi perasaannya dari pria di hadapannya.“Kau selalu mengubah topik pembicara

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Tidak akan Meminta Maaf

    "Apa kau gila?!" Pekikan Vero menggema di dalam ruangan, mengguncang udara seperti petir yang menyambar di tengah badai.Rahangnya mengeras, dan kedua matanya menatap Gio dengan kemarahan yang mendidih.Gio berdiri dari duduknya, sorot matanya dingin, nyaris tak beremosi, tetapi ada bara yang berkobar di balik tatapan gelapnya."Dad. Pria itu telah merebut Elena dariku," ucapnya dengan ketegasan yang menggigit."Elena berselingkuh dengan Karl dan memberikan dana padanya!"Vero mengerutkan kening, napasnya terdengar berat saat ia menatap putranya seolah tengah menilai kewarasan pikirannya."Apa kau pikir Elena wanita seperti itu?" suaranya merendah, namun mengandung ketajaman yang menusuk."Karl adalah pengusaha terkenal di kota ini. Skandal seperti itu sudah pasti akan menjadi santapan media jika memang benar dia menjalin hubungan dengan istrimu, Gio!"Gio mengepalkan tangannya, buku-buku jarinya memutih saat mendengar ayahnya malah membela Karl.Sesuatu di dalam dadanya terasa semaki

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Serah Terima The Union

    Satu minggu berlalu dengan derasnya desas-desus yang mengalir seperti aliran sungai yang tak pernah surut.Semua orang tak bisa menahan rasa penasaran mereka, bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok yang telah mengambil alih kendali The Union setelah Vero, dengan sikap tegas namun penuh keraguan, mengundurkan diri sebagai CEO di sana.“Tidak mungkin!” seru seseorang, suaranya tercekat dalam kekagetan yang meluap, saat seorang pria memasuki aula itu, dengan aura yang begitu kuat, bagai badai yang siap menghancurkan.Kemeja hitam yang membalut tubuhnya, ketat seperti kulit kedua, dan jas yang dipadukan dengan celana hitam serba elegan, semuanya seolah memancarkan ketegasan yang tak terbantahkan.“Tapi, aku sudah merasakannya,” lanjut seorang investor dengan suara yang lebih rendah, namun jelas terdengar ketegangan di balik setiap kata yang terucap.“Aku sudah menyangka bahwa dialah yang akan menggantikan Tuan Vero. Pria ini… dia tidak hanya menguasai perusahaan-perusahaan yang terpuruk di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Kemarahan Diana yang Salah Sasaran

    “Tentu saja tidak, Elena. Aku masih ingin hidup, karena aku tahu betul—jika aku menyebarkannya, Karl akan marah besar padaku.”Maia mengerucutkan bibirnya, menggoda Elena dengan ekspresi yang hampir jenaka, meski matanya menyiratkan keseriusan.“Good! Jangan sampai mulutmu bocor, Maia. Ini bukan saatnya.” Elena mengembuskan napas panjang, seolah mencoba melepaskan beban yang menyesaki dadanya.Sorot matanya meredup sejenak, mencerminkan badai pikirannya yang tak kunjung reda.“Aku masih harus menyelesaikan semuanya dengan Gio,” lanjutnya, suaranya terdengar seperti bisikan yang hampir terbawa angin.Maia tetap menatapnya, namun Elena kini menundukkan wajah, menekuri permukaan meja kayu yang dingin di bawah jemarinya.“Karl memang sulit dihentikan,” bisiknya pelan, seolah kalimat itu lebih ditujukan untuk dirinya sendiri daripada Maia.“Dia tidak akan berhenti… dan dia akan terus melakukan itu padaku.”Maia menghela napas, lalu dengan lembut menepuk pundak Elena, memberikan kehangatan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Memberi Peringatan

    Plak!Suara tamparan itu menggema, menampar udara dengan keras seperti kilatan petir di langit yang mengancam badai.Diana terhuyung ke belakang, matanya membelalak tak percaya saat rasa panas menjalar di pipinya yang baru saja mendapat tamparan telak dari Karl.“Apa yang kau lakukan?! Kenapa tiba-tiba menamparku?!” pekiknya, nada suaranya sarat dengan kemarahan yang tersulut.Karl berdiri tegak, tatapan matanya berkilat penuh amarah, seolah dia adalah dewa penghukum yang turun langsung untuk menuntaskan keadilan.Rahangnya mengatup kuat, dan suaranya keluar sebagai desisan tajam yang menusuk udara di antara mereka.“Aku menamparmu karena kau pun menampar Elena tanpa sebab. Itu yang dinamakan membalas apa yang sudah kau lakukan, Diana.”Senyuman masam terbit di bibir Diana. Ia mendengus kecil, kemudian tertawa sinis seolah tak terima dengan penghinaan itu.“Oh! Jadi wanita murahan itu mengadu padamu tentang apa yang sudah aku lakukan padanya?”Karl terkekeh rendah, sebuah tawa yang di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05

Bab terbaru

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Sumber Informasi yang Akurat

    Tiga hari yang lalu …."Kau tahu apa yang telah dilakukan anakmu, Vero?" suara Karl bergetar menahan amarah, matanya menusuk tajam ke arah pria yang kini berdiri di hadapannya.Vero menarik napas panjang. Ia sudah mendengar kabar itu. Sudah terlambat untuk menghentikan Gio. "Aku minta maaf, Karl. Aku sungguh tidak tahu kalau Gio akan melakukan hal ini. Aku—""Omong kosong!" Karl membanting gelas di atas meja, pecahannya berhamburan di lantai. "Kau pikir maaf bisa menyelesaikan semuanya? Apa kau bahkan pantas disebut ayah jika kau tidak bisa mengendalikan anakmu sendiri?!"Vero mengatupkan rahangnya. Ia tahu Karl benar. Gio telah menyebarkan berita buruk yang menuduh Elena berselingkuh dengan Karl.Berita itu telah mengguncang banyak pihak, terutama Elena yang kini dicap sebagai perempuan murahan karena dugaan perselingkuhan itu."Aku... aku tidak tahu kalau Gio akan seberani ini," suara Vero lirih, sarat dengan penyesalan. "Aku

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Membawa Bukti Lain

    Di sebuah ruangan dengan pencahayaan redup, Gio duduk di atas sofa kulit berwarna hitam dengan wajah yang terlihat lelah.Tangannya meremas pelipisnya, mencoba meredam sakit kepala yang sejak tadi tak kunjung reda. Di hadapannya, layar televisi menampilkan berita yang terus menerus menyudutkan dirinya. Semua yang ia rencanakan telah berantakan.Pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan kasar, membuat Gio mendongak. Alma melangkah masuk dengan tatapan tajam. Wanita itu menutup pintu dengan kasar, lalu berjalan cepat mendekati Gio dengan wajah yang merah padam oleh amarah."Kau!" suara Alma melengking, penuh emosi."Kau bilang semua akan berjalan sesuai rencana! Tapi lihat ini!"Ia menunjuk layar televisi yang menampilkan namanya sebagai biang keladi dari seluruh kekacauan yang terjadi."Tidak ada dampaknya sama sekali! Berita yang kau sebar tidak menghancurkan Karl! Justru namamu yang kini hancur!"Gio mendesah panjang, mengusap wajahnya

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Konferensi Pers Karl

    Kilatan lampu kamera menyala bergantian saat Karl akhirnya keluar dari ruang kerjanya.Sorot matanya tajam, rahangnya mengeras, namun ekspresinya tetap tenang saat ia berdiri di hadapan para awak media yang sudah menunggu dengan penuh antusiasme di lobi.Suara bisikan dan pertanyaan dari para wartawan menggema di ruangan itu, namun Karl tetap tegap, tangannya terlipat di depan dada.Dia menghela napas perlahan sebelum akhirnya berbicara, suaranya dalam dan tegas."Sebelum saya mulai memberikan klarifikasi, saya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak atas keterlambatan saya dalam memberikan tanggapan terkait berita yang beredar selama tiga hari terakhir.“Bukan karena saya menghindar, tetapi saya hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya."Ruangan itu mendadak hening. Semua wartawan menajamkan telinga mereka, bersiap mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Karl."Hari ini, saya akan meluruskan segala kesalahpahaman dan fitnah yang tela

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Akan Menyelesaikan Semuanya

    Hening menyelimuti apartemen setelah kepergian Karl. Elena duduk di sofa dengan tenang, membiarkan pikirannya melayang dalam diam.Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama ketika suara ketukan pintu terdengar, memecah keheningan yang baru saja terbentuk.Elena beranjak, membuka pintu dengan sedikit waspada. Namun, matanya membulat saat melihat sosok yang berdiri di ambang pintu."Maia? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya, terkejut melihat kedatangan sahabatnya.Maia hanya tersenyum tipis sebelum melangkah masuk, menyerahkan kotak pizza yang ia bawa. Aroma keju yang menggoda segera memenuhi ruangan."Karl yang memintaku menemanimu di sini, Elena," ujar Maia sambil berjalan ke ruang tengah. Ia duduk santai di sofa empuk, menatap sekeliling apartemen dengan ekspresi kagum.Matanya menyapu setiap sudut ruangan—perabotan modern yang tertata rapi, pencahayaan hangat yang menenangkan, serta aroma lavender yang samar menguar di udara."Sangat luas, rapi, wangi, dan nyaman. Karl membeli

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Ada Rencana yang Sedang Disusun

    "Sekarang pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi ke rumahku!" suara Karl menggelegar, menggema di setiap sudut apartemen yang luas namun terasa sempit oleh ketegangan.Tatapannya tajam, penuh kebencian, seperti belati yang siap mengoyak siapa pun yang berani melawan.Di hadapannya, Alma—wanita yang melahirkannya, namun tak pernah benar-benar menjadi seorang ibu—memandangnya dengan mata yang membelalak tak percaya.Rasa marah dan terhina berbaur dalam ekspresinya yang memucat."Kau … mengusir kami demi wanita ini? Kau benar-benar terobsesi oleh satu wanita yang tidak tahu diri sepertinya!" seru Alma, suaranya melengking tinggi, menusuk telinga Karl seperti siulan angin badai.Karl tertawa tipis, penuh sinisme. Tawa itu lebih mirip erangan luka yang telah lama membusuk.Ia menatap ibunya dengan sorot mata yang tidak lagi mencari kasih, melainkan penuh dengan penolakan."Aku tidak peduli. Bukankah ini yang selalu kalian ajarkan padaku? Pernahkah kalian menghargai aku sebagai seora

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Pernyataan Mengejutkan dari Karl

    Suara bel yang terus-menerus berdengung memenuhi ruang apartemen Karl, menambah pusing di kepalanya yang sudah dipenuhi dengan notifikasi email dan pesan di ponselnya.Sebagian besar menanyakan tentang skandal yang baru saja mencuat ke permukaan. Wajahnya tetap dingin, tetapi ada kilatan ketegangan di sorot matanya."Aku saja yang buka," ujar Elena, bangkit dari duduknya dengan ragu-ragu.Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, Karl menahannya dengan satu gerakan tangan yang tegas.Tatapan matanya tajam saat menelusuri wajah Elena, seolah memastikan bahwa perempuan itu tetap aman bersamanya."Aku saja," katanya, suaranya terdengar dalam dan mantap. "Kita tidak tahu siapa yang datang. Meskipun tidak banyak orang yang tahu tempat tinggalku di sini, aku tetap tidak bisa lengah."Karl menarik napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang mendadak berdegup tak menentu.Perlahan, ia berjalan menuju pintu, merasakan ketegangan merayap di tengkuknya. Begitu pintu terbuka, matan

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Menyiksanya Secara Perlahan

    Karl memasuki apartemen tanpa tergesa-gesa. Langkahnya mantap, namun ada ketegangan samar di wajahnya.Vincent telah mengatur segalanya dengan cermat sehingga ia bisa lolos dari kejaran wartawan yang masih berkerumun di depan kantor The Blue Company.Di dalam, Elena sudah menunggunya. Matanya berbinar lega begitu melihat pria itu berdiri di hadapannya tanpa luka atau gangguan berarti. Tapi ada kegelisahan yang mengintai di balik tatapannya."Siapa yang sudah menyebarkan berita itu, Karl?" tanyanya langsung, suaranya terdengar menahan cemas.Karl melepaskan jasnya dengan santai, lalu melemparkannya ke sofa sebelum melonggarkan dasinya. Tatapannya kelam, tapi ada kilatan analitis dalam sorot matanya."Pasti Gio," jawabnya tenang, seolah jawaban itu sudah mutlak."Keluargaku tidak mungkin membuat namaku buruk, karena mereka masih bergantung pada karirku. Tapi, jika mereka bersatu, bisa saja."Karl berhenti sejenak, lalu menatap Elena dalam-dalam, mencari respons di wajahnya. "Gio selalu

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Berita Skandal Elena dan Karl

    ‘Breaking News!’‘Pengusaha besar, kaya raya, dan sangat terkenal rupanya menyimpan skandal yang selama ini tidak pernah terendus oleh media. Karl Alexander Smith—pria tampan dengan sejuta pesona itu rupanya memiliki skandal dengan istri orang!’Kalimat itu berulang kali terpampang di berbagai layar berita, menggaung di internet, dan menjadi tajuk utama yang menggemparkan dunia bisnis.Di dalam ruangannya yang luas dan megah, Karl duduk di kursinya dengan wajah yang nyaris tanpa ekspresi.Tangannya yang menggenggam ponsel sedikit mengetuk permukaan meja kayu mahoni di hadapannya, menciptakan irama pelan yang berulang.Di hadapannya, Vincent berdiri tegap, menyampaikan informasi dengan nada penuh kehati-hatian."Berita itu sudah tersebar sekitar dua jam yang lalu, Tuan."Karl mengangkat wajahnya, menatap Vincent dengan sorot mata kelam yang sulit diartikan. Tatapan itu tajam, tetapi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kepanikan atau keterkejutan."Media mana saja yang sudah menye

  • Terjerat Obsesi CEO Arogan   Empat lawan Satu

    Ericka melangkah lebih dekat, matanya menyipit tajam saat menatap Alma. Ia tidak suka menunggu, apalagi jika itu menyangkut masa depannya bersama Karl."Aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan setelah ini, kan? Aku dan Karl akan tetap menikah, kan?" suaranya dipenuhi tuntutan, seolah ia tidak akan menerima jawaban selain "ya."Alma tetap diam. Tatapannya menusuk ke arah Ericka, seakan menimbang sesuatu di dalam kepalanya. Ia paham ambisi Ericka terhadap Karl, tapi baginya, ada hal yang lebih penting saat ini.Melihat Alma tidak segera menjawab, Ericka menggertakkan giginya, mulai kehilangan kesabaran. "Bibi. Kenapa kau diam saja? Kau akan menikahkan aku dengan Karl, kan?" tanyanya lagi, kali ini lebih menekan.Alma akhirnya menghela napas panjang, lalu menatap Ericka dengan ekspresi datar namun penuh arti."Tentu saja," katanya akhirnya. "Tapi, untuk saat ini fokusku adalah memisahkan wanita sialan itu dari Karl. Aku tidak rela memiliki menantu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status