Semua Bab Menjadi Cantik Setelah Talak 3: Bab 71 - Bab 80

105 Bab

Bab 71. Nenek Tua Julid

"Ini yang namanya Hanifa?" tanya Nenek Laksmi, orang tua dari ayah mertua Hanifa, Handoko. Hanifa mengangguk kaku seraya tersenyum. Jujur saja, dia grogi bukan main. Apalagi tampilan Nenek Laksmi ini seperti sosok pemain antagonis di sebuah serial. Membayangkan saja sudah membuat Hanifa bergidik ngeri. "Punya mulut, tidak? Setidaknya dijawab pakai suara gitu!" sentaknya yang seketika membuat Hanifa meneguk ludah dengan susah payah.Dia baru keluar dari rumah sakit, loh, tapi justru sudah di hadapkan dengan seorang wanita paruh baya yang nada bicaranya judesnya minta ampun. Jangan lupa jika sejak tadi tatapannya bahkan sangat sinis. "I-iya, Nek. Saya Hanifa, istrinya Mas Pati!" lirih Hanifa seraya menunduk dalam. Memang, ya, dunia pernikahan tak selamanya indah. Punya suami penyayang, ipar dan mertua baik, tapi minusnya nenek sang suami sangat menyeramkan. "Ma. Menantuku baru saja sembuh dari kecelakaan. Jangan dibuat tertekan!" Yang biasanya Handoko sering usil dan bercanda, kini
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-19
Baca selengkapnya

Bab 72. Di Anggap Mantan Janda Gatal

Hanifa begitu cekatan dalam mengolah menu yang diminta oleh Nenek Laksmi. Sementara sang suami sama sekali tak membantu, lelaki itu justru asyik merecoki dirinya. Di mulai dari suka colek sana sini. Ketika ditegur, Respati justru malah menatap lekat ke arah Hanifa yang sukses membuat wanita itu kalang kabut sendiri. Sekarang dengan usilnya, Respati justru memeluk sang istri dari belakang. Rasanya Hanifa ingin sekali menangis. Dia memang begitu luwes memasak menu ini, hanya saja dia takut ada yang salah ketika fokusnya justru terbagi."Mas. Kalau nggak mau bantu, setidaknya nggak usah ganggu kayak gini!" keluh Hanifa yang sudah berkaca-kaca. Respati menghela napas. Tangan lelaki itu terulur untuk mematikan kompor. Untung saja makanan buatan sang istri sudah matang. "Maaf, Mas cuma kangen banget sama kamu. Padahal tiap hari juga nempel begini. Maaf, ya, tadinya mau bantu, tapi justru malah ngerecokin. Nanti bakal Mas bantu—""Bantu apa? Sudah jadi loh ini!" keluh Hanifa seraya mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Bab 73. Dihina Kere

Malam ini juga, Respati memboyong sang istri untuk tidur di apartemen. Lelaki itu sangat bertanggung jawab lantaran tak mau bila Hanifa terlalu larut dalam kepedihan akibat ucapan dari Nenek Laksmi. "Masih sedih?" tanya Respati yang di angguki oleh Hanifa. Respati menghela napas. Dia juga tak menyangka jika Neneknya akan berlaku seperti itu. Alhasil, dia pun lekas memeluk erat tubuh sang istri untuk memberikan ketenangan pada wanita itu. Mau berlaku lebih pun juga tidak bisa. Istrinya sedang kedatangan tamu bulanan. "Aku nggak mau pulang ke sana, Mas. Mending tinggal di sini saja. Aku kapok!" keluh Hanifa begitu manja. Wanita itu bahkan sama sekali tak sungkan menumpahkan segala keluh kesal di depan sang suami. "Iya, besok ke sana ambil barang-barang kita. Terutama baju. Mas juga sumpek di sana kalau ada Nenek!" balas Respati menyetujui usulan sang istri.Seketika, senyuman Hanifa terbit. Dia tak menyangka memiliki suami yang sangat pengertian seperti ini. Andai saja dia sedang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Bab 74. Dikira Poligami

Hanifa telah sampai di kontrakan yang pernah dia tempati waktu itu. Untung saja, Respati sengaja mengosongkan kontrakan tersebut lantaran tak rela jika bekas istrinya harus ditempati oleh orang lain. Jangan heran, Respati memang sangat bucin dengan Hanifa. "Nanti malam Mas datang ke sini. Maaf, harus LDR seperti ini." Respati mengusap lembut wajah sang istri. Tingkah keduanya tentu saja membuat para ibu-ibu yang tinggal di kontrakan tersebut heboh bukan main. Mereka bahkan sudah berasumsi yang tidak-tidak."Nggak usah berlebihan, Mas! Cuma beda tempat saja, bukan beda pulau," kekeh Hanifa seraya mengacak gemas rambut sang suami. "Maaf, ya. Maafkan tingkah laku Nenek. Kedepannya Mas pastikan jika Nenek bakal kesemsem sama kamu. Itu janji, Mas!"Cup!Astaga, wajah Hanifa langsung memerah. Apalagi ketika mendengar godaan dari para tetangga. Lain halnya dengan Respati yang justru melempar senyum ke arah mereka."Aku nggak masalah, kok, Mas. Maaf juga kalau aku justru kekanakan begini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Bab 75. Calon Mertua Widya yang Matre

Hanifa menatap datar ke arah brankar rumah sakit yang di tempati oleh mantan suaminya. Abimana sudah tenang dan bahkan tadi sudah dia suapi setelah bangun dari pingsannya. Sekarang, lelaki itu sudah terlelap kembali.Widya yang baru saja datang dari kantor pun mendelik tak suka ketika melihat keberadaan Hanifa."Ngapain kamu ke sini? Jadi janda kok gatal sekali, nungguin calon suami orang lagi!" sinis Widya seraya meletakkan tas mahal yang kemarin dibelikan oleh Bowo."Bilang sama calon suamimu dan calon mertuamu, supaya tidak menghubungiku lagi, Mbak. Tadinya saya mau rebahan di kamar sambil nunggu duit suami, tapi calon mertuamu justru memberiku pesan jika calon suamimu itu membuat keributan dan saya harus ke sini," sentak Hanifa.Widya langsung kicep di tempat. Wanita dengan pakaian super minim itu mendengus tak suka. Dia bahkan memang sering diberi peringatan pada Abimana dan Santi untuk bersikap baik pada Hanifa. Sayangnya, sampai sekarang pun tak bisa.Melihat wajah Hanifa saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Bab 76. Hukuman Enak

Respati dan Hanifa memilih untuk membuka pintu bersama. Mereka dikejutkan dengan kedatangan Nenek Laksmi yang langsung melempar banyak foto polaroid ke arah Hanifa hingga foto tersebut berhamburan di sana."Nek, apa-apaan ini? Kenapa Nenek ke sini?" hardik Respati yang langsung menggeser tubuh Hanifa ke belakang tubuhnya. Napas Hanifa sudah menderu dengan begitu hebatnya lantaran wanita itu sangat terkejut ketika diberi gebrakan dari sang Nenek. "Pati. Istrimu itu selingkuh! Lihat, tadi pagi ada kiriman paket yang berisi foto perselingkuhan istrimu itu!" Napas Laksmi kembang kempis seraya menatap tajam ke arah RespatiSang empu mengerutkan kening dan gegas memungut satu foto yang berserakan di lantai. Respati terkejut bukan main ketika melihat foto istrinya yang berpelukan dengan Abimana. "Sudah lihat sendiri, kan? Istrimu pilih pergi dari rumah terus ngontrak di sini, supaya dia bisa lebih leluasa bertemu dengan selingkuhannya!"Hanifa menggeleng dengan tegas dan menatap sendu san
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Bab 77. Anak Pebinor, Ibunya Pelakor

Respati mendelik horor ketika mendengar penuturan dari sang istri. Dia menggeleng pelan. Sampai kapanpun dia tak akan sudi jika istrinya melakukan hal tersebut. "Kamu bukan hanya sekedar pemuas nafsu, Sayang. Kamu itu istriku!" tegas Respati yang kini langsung menarik tubuh wanitanya untuk di dekap."Terus, kamu gimana, Mas? Aku minta maaf, belum bisa melayani kamu," lirih Hanifa merasa bersalah.Respati langsung terkekeh seraya menyentuh salah satu melon kembar milik wanitanya. Hanifa pun juga langsung tersenyum seraya menyodorkan untuk sang suami. Alhasil, kedua anak manusia itu justru melakukan hal yang nikmat, setelah beberapa menit yang lalu terjadi sedikit salah paham.Di lain tempat, Nenek Laksmi sudah tiba di kediaman keluarga Respati. Bertepatan dengan kedatangan seseorang yang baru keluar dari taksi. Nenek Laksmi menyerngit keheranan ketika melihat tampilan wanita paruh baya di depannya yang menurutnya sangat norak. Ia pun mulai mendekat demi mengurangi rasa penasaran."K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

Bab 78. Bertemu Sepupu Abimana

Hanifa dan Respati memutuskan untuk kembali ke kediaman Handoko. Mereka berencana untuk meluruskan kesalahpahaman yang ada. Sesampainya di sana, untung saja Nenek Laksmi sedang keluar. Hanifa pun bisa menjelaskan semuanya kepada kedua mertuanya tapa di kurangi ataupun di tambahkan. "Kami percaya sama kamu, Nak. Hanya saja Nenek yang susah di kasih tau!" keluh Anisa yang sebenarnya merasa kasihan pada sang menantu yang harus tinggal sementara di rumah kontrakan. "Nggak papa, Ma. Aku oke, kok, kalau harus tinggal di kontrakan. Toh juga sebelum menikah sudah tinggal di sana selama setengah tahun!" balas Hanifa menenangkan hati sang mertua. Toh juga ini semua seperti kebetulan. Dulunya dia mengontrak secara cuma-cuma di salah satu unit kontrakan milik Respati, sekarang dia justru menjadi istri dari lelaki itu. "Ini juga gara-gara Respati!" sahut Handoko yang seketika membuat anaknya menyerngit keheranan."Maksud Papa, kedatangan Nenek gara-gara Pati?" tanya lelaki itu sedikit tak ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

Bab 79. Lingerie dan Pelakor

Hanifa belum menjawab dan justru sibuk mengusap rambutnya dengan gaya anggun. Berharap jika Latif dan Ibunya bisa melihat cincin yang tersemat di jari manisnya. Sayangnya, fokus Latif bukan pada cincin itu melainkan pada kecantikan Hanifa yang menurutnya sangat paripurna. "Kamu masih jomblo, kan? Latif tidak masalah kalau statusmu janda!" ujar Ibu Latif seraya mengusap lengan Hanifa yang super halus lantaran sering perawatan. "Maaf, apa Tante dan Latif tidak bisa melihat cincin di jari manis saya? Saya kira, Latif sudah tau kalau saya sudah menikah dengan lelaki lain! Padahal belum, ya?" Hanifa mengatakan hal itu sedikit ragu. Alhasil, Latif dan Ibunya tentu saja terkejut bukan main. Mereka gagal mendapatkan Hanifa lantaran ternyata wanita itu sudah menikah."Kok tidak undang Tante, sih? Kenapa harus nikah sama orang lain? Padahal Latif pun juga mau sama kamu!" Nada wanita paruh baya itu terdengar sangat sebal Sayangnya, Hanifa hanya mengedikkan bahu dengan acuh. Dia sama sekal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Bab 80. Malam yang Panas

"Biasalah, Mbak. Jaman sekarang banyak sekali pelakor. Kebetulan di pernikahan saya yang pertama, dia juga yang sudah merebut mantan suami saya dulu. Sekarang, giliran mantan saya kere, pelakor ini justru merembet mendekati Om mantan saya! Ya sudahlah, saya tidak mau terlalu jauh mengumbar aib orang."Hanifa langsung pergi meninggalkan Widya yang sudah meraung kesetanan lantaran merasa kesal sekaligus malu. Usai belanja, Hanifa berjalan dengan langkah gemulai keluar dari area pusat perbelanjaan. Wanita itu dihadang oleh Bowo dengan wajah mengerikan seolah lelaki tua yang memiliki perut buncit itu sedang marah besar."Kamu bohong sama Om, Sayang?" ujar Bowo seraya menatap tajam ke arah Hanifa berada."Saya melakukan itu supaya Anda sadar. Anda ini masih punya istri, loh. Harusnya jangan selingkuh!" tegas Hanifa. Setelah mengatakan hal tersebut, ia ingin segera pergi dari sana, tapi tangannya justru langsung dicekal oleh Bowo. Hanifa mendelik horor dan langsung menepis tangan lelaki
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status