"Tulisannya ... haha! Aku awalnya tak ingin tertawa, tapi aku benar-benar tak bisa menahannya.""Aku juga tidak bisa menahannya. Dia sudah berlatih selama sepuluh hari, tapi tulisannya masih hampir sama dengan keponakanku yang berusia lima tahun.""Jangan tertawa dulu, mari kita lihat apa yang dia tulis."Kali ini, Arjuna diperlakukan sama seperti Shaka. Dia tidak perlu membaca syairnya sendiri, murid-murid yang membacakannya."Bait pertama: Kenang masa lalu, penyewa rumah, pria lajang, penuh penderitaan. Bait kedua: Melihat masa kini, rumah besar, istri cantik, penuh kebahagiaan. Bait horizontal: Transmigrasi zaman ini tak sia-sia!""Apa-apaan ini?""Bait kedua masih bisa dimengerti, tapi apa yang ditulis pada bait horizontal? Transmigrasi zaman? Sungguh tidak sambung dan tidak jelas. Bait pertama lebih aneh lagi. Penyewa rumah, pria lajang. Apa-apaan?""Sepertinya dia mengatai dirinya belum kawin?"Semua orang memandang Arjuna.Arjuna mengusap kepalanya lalu tersenyum polos. "Dua bul
Read more