Home / Historical / Sang Menantu Perkasa / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Sang Menantu Perkasa: Chapter 191 - Chapter 200

212 Chapters

Bab 191

"Shaka, apa yang kamu bicarakan?" Oki dengan pelan menarik Shaka.Namun, Shaka bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. "Setelah Arjuna jatuh ke jurang, dia menjadi bijak. Sayang sekali kalau dia tidak bersekolah.""Kenapa Shaka menyinggung hal ini? Apakah Arjuna bisa mengerti? Bersekolah tidak seperti menjual ikan, mana semudah itu?""Ya, hal tersulit di dunia adalah bersekolah. Kak Marvin telah mengikuti ujian selama bertahun-tahun, tapi dia hanya menduduki peringkat terakhir dalam ujian dua tahun lalu sehingga terpaksa menjadi siswa unggul.""Benar, Kak Marvin masih lulus, aku saja tidak."Para pelajar yang ada di meja aula saling berbisik-bisik. Mereka semua menolak usulan Shaka untuk membiarkan Arjuna bersekolah.Selain itu, meskipun para pelajar tersebut tidak menunjukkannya, mereka memiliki rasa superioritas dalam hati mereka.Arjuna, seorang penjual ikan, tidak layak bersama mereka."Shaka!"Oki menarik Shaka lagi, Shaka menoleh lalu bertanya kepada Oki. "Kenapa, Ayah?""Arjuna i
Read more

Bab 192

"Baiklah!" Cakra mengangguk. "Arjuna, kalau kamu ingin belajar, datang saja."Cakra tidak memiliki kesombongan khas orang terpelajar. Dia telah mengajar selama bertahun-tahun, caranya dalam melihat orang juga berbeda.Meskipun Arjuna adalah seorang penjual ikan dan mungkin buta huruf, tatapannya penuh dengan kebijaksanaan.Hanya sekali mendengar, dia sudah memahami arti dari "Tidak ada bedanya antara raja, pangeran, jenderal dan menteri".Ketika pertama kali Cakra mengajarkan kalimat ini, beberapa di antara para pelajar itu harus dijelaskan berkali-kali baru mengerti.Cakra sudah setuju untuk menerima Arjuna, maka orang-orang pun tidak akan melarang lagi.Orang-orang yang memikirkan Arjuna mengkhawatirkannya. Takut Arjuna akan ditertawakan di sekolah di kemudian hari.Para pelajar ini berasal dari desa yang sama, jadi mereka mungkin lebih jaga sikap kalau bicara.Namun, pelajar dari desa lain mungkin akan bicara dengan kasar.Para pelajar saling merendahkan satu sama lain. Ketika para
Read more

Bab 193

Dinda mengambil langkah kecil, dia perlahan mendekati Arjuna.Arjuna mengulurkan tangan untuk mengacak-acak rambut Dinda. "Pria sejati menggunakan kata-kata, bukan tinju. Ayo baca beberapa buku bersamaku, lain kali mereka tak akan bisa mengalahkanmu dalam berdebat.""Tapi aku bukan pria sejati, aku ini perempuan.""Perempuan juga tidak boleh." Arjuna hampir tersedak karena marah. Gadis kecil ini cukup pandai membalas ucapan orang lain."Hm, Dinda salah, Tuan." Menyadari bahwa Arjuna benar-benar marah, Dinda menundukkan kepalanya untuk mengakui kesalahan. Setelah itu, dia duduk dengan patuh di samping Arjuna....Pada malam hari, Daisha bertanya pada Arjuna."Tuan, apakah kamu akan mengikuti ujian setelah bersekolah?""Hm ...."Arjuna tidak pernah benar-benar memikirkan pertanyaan ini. Dia bersekolah hanya untuk lebih berintegrasi dengan zaman ini.Melihat Arjuna tidak membalasnya dalam waktu yang lama, Daisha lanjut berujar, "Ujian tidaklah gampang. Kebanyakan orang tidak dapat lulus.
Read more

Bab 194

"Tuan, hari ini ...."Disa tiba-tiba masuk."Aku ...."Disa buru-buru berbalik lalu keluar. Dia juga membawa pergi Dinda yang mengikutinya ke dalam kamar."Ada apa, Kak Disa? Kenapa kamu tidak membiarkanku masuk?""Kamu kotor, mandi dulu baru boleh masuk ke kamar.""Aku sudah mandi, Kak Disa.""Kurang bersih, mandi lagi.""Kak Daisha." Dinda memanggil sosok yang berlari melewatinya. "Kamu mau pergi ke mana?""Aku ... aku mau pergi mandi."Disa ingin memberi ruang bagi Daisha dan Arjuna, tetapi Daisha terlalu malu. Dia tidak punya keberanian untuk melakukannya. Ketika Arjuna berhenti karena diganggu oleh Disa, Daisha mendorong Arjuna kemudian berlari ke luar."Mandi saja lari begitu cepat. Apakah kamu takut aku merebut kamar mandi denganmu?"Melihat Daisha tidak membalasnya, Dinda menggelengkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Disa lagi. "Kak Disa, apakah aku masih harus mandi lagi?""Tidak perlu."Disa sangat kesal. Kalau saja dia tidak terlalu ceroboh ....Aish!Disa memukul kepalanya
Read more

Bab 195

"Oke." Arjuna mengambil sepotong roti lalu berjalan keluar dari dapur. "Disa, tunggu sebentar. Aku akan mengambil kuas dan tinta di kamar.""Tuan, tidak perlu." Disa menepuk keranjang bambu yang ada di bahunya. "Semua barang yang kamu butuhkan untuk sekolah sudah ada di sini.""Hah?"Arjuna menatap keranjang bambu yang ada di punggung Disa. Benda ini sama seperti yang dilihatnya di film-film dan drama TV.Yaitu benda yang digunakan oleh pemeran utama pria dari film Legenda Siluman Ular Putih."Disa, dari mana kamu mendapatkan benda ini?"Arjuna tidak pernah berpikir untuk bersekolah sebelumnya, jadi meski dia pergi ke toko buku berkali-kali, dia tidak pernah berpikir untuk membeli benda ini."Tuan, benda ini namanya keranjang bambu."Keranjang bambu biasanya terbuat dari bambu. Benda ini adalah alat yang digunakan oleh para pelajar untuk membawa buku, kuas, tinta dan lain-lain. Mirip dengan tas sekolah di zaman modern.Daisha keluar dari ruang stok makanan sambil menenteng sebuah keran
Read more

Bab 196

"Dinda berlari begitu cepat, sudah bertambah tinggi lagi ya?" Arjuna menatap Dinda yang berlari ke arahnya dengan penuh kasih sayang."Ya." Disa mengangguk sambil melihat dari samping. "Dinda sekarang sudah sepinggang Tuan.""Hm, aku juga merasa begitu."Arjuna dan Disa mengatakan bahwa dirinya bertambah tinggi, Dinda pun tersenyum dengan gembira.Di tengah perjalanan, Dinda yang tadinya tidak bisa diam tiba-tiba berkata, "Hari ini aku menemukan bahwa meski Tuan biasanya sangat hebat, dia takut pada Kak Daisha.""Dinda, diam!" teriak Disa untuk menghentikan Dinda.Dinda terkejut oleh teriakan Disa sehingga tubuhnya gemetar, dia tiba-tiba tersadar.Ya, bagaimana dia bisa lupa bahwa mengatakan pria takut pada istri merupakan hal yang tabu?"Disa, jangan menakuti Dinda." Arjuna segera berujar, "Dinda benar, aku memang takut pada Daisha.""Ayo kita cepat berangkat." Arjuna mendesak kedua saudari yang tercengang itu. "Kalau kita tidak jalan sekarang, nanti akan terlambat. Setelah kita pulan
Read more

Bab 197

"Arjuna." Marvin menatap Arjuna dengan bingung. "Kenapa kamu menanyakan hal seperti itu? Bukankah kamu selalu tinggal di sini?""Oh!" Arjuna menggaruk kepalanya. "Kak Marvin, bukankah kemarin Raditya dan yang lainnya mengatakan bahwa aku telah berubah? Mereka benar, aku memang telah berubah. Aku tidak mengingat banyak kejadian masa lalu."Saat berbicara, Arjuna berpura-pura sedih. "Bukan hanya melupakan masa lalu, aku juga lupa seperti apa diriku dulu.""Begini ... bagus juga." Marvin menepuk lengan Arjuna. "Melupakan masa lalu sendiri juga bagus."Arjuna yang dulu sama sekali tidak seperti manusia."Aku mendengar dari ayahku bahwa anak laki-laki yang lahir di generasi kita mulai berkurang, terutama beberapa tahun terakhir. Karena itu ...."Marvin menunjuk istri-istri muda yang menunggu suami mereka di luar sekolah di tengah angin dingin. "Pemerintah mengalokasikan perempuan untuk kita dan memberi kita hadiah kalau kita melahirkan anak laki-laki.""Aku sudah tahu semua ini sekarang. Ap
Read more

Bab 198

Arjuna sedang berkonsentrasi mengidentifikasi bahan kuas, dia tidak memperhatikan apa yang dikatakan para pelajar. Dia merasa ada yang sedang memperhatikannya, jadi dia mengangkat kepalanya, lalu tersenyum sambil mengangguk kecil kepada beberapa pelajar itu."Haha, lihat? Kita sedang mengatainya, dia malah tersenyum kepada kita. Sungguh bodoh.""Haha, dia memang sumber kebahagiaan. Kita biarkan dia tinggal saja.""Benar. Terkadang belajar terasa bosan. Bagus juga kalau ada orang bodoh yang bisa menyenangkan suasana hati kita."Shaka, yang duduk agak jauh, mendengarkan para pelajar itu menertawakan keponakannya. Alih-alih marah, dia malah merasa senang.Arjuna, apakah kamu benar-benar berpikir bahwa hanya dengan menjual beberapa ikan dan mendapatkan sejumlah uang, kamu bisa sejajar denganku?"Sungguh naif!"Pak Guru datang!"Seseorang berteriak, lalu kelas tiba-tiba menjadi sunyi.Cakra masuk ke kelas sambil membawa buku dan penggaris.Meletakkan buku dan penggaris, Cakra melihat sekeli
Read more

Bab 199

"Shaka tidak hanya pandai berkaligrafi, tapi juga pandai dalam menghafal kitab dan membuat puisi.""Bukan hanya bagus, tapi sangat bagus. Shaka mulai belajar pada usia lima belas tahun dan sempat berhenti satu tahun. Dia baru belajar selama tiga tahun saja, pelajarannya sudah lebih baik daripada kita semua.""Benar, itu harus diakui. Aku masih ingat empat tahun lalu, Shaka yang berusia lima belas tahun masuk sekolah pada hari pertama. Tulisannya sudah sangat rapi dan indah dalam waktu setengah hari. Sedangkan Arjuna ....""Bagaikan langit dan bumi.""Ckck, ini mungkin perbedaan antara orang cerdas dan orang bodoh.""Perumpamaan yang bagus, atau perbedaan antara angsa dan kodok.""Arjuna, orang-orang itu hanya bergosip, jangan dimasukkan ke hati."Khawatir Arjuna akan sedih setelah mendengar kata-kata ejekan itu, Marvin menghibur Arjuna saat mereka meninggalkan sekolah.Arjuna mengulas senyum, dia menyentuh kepalanya, tampak polos. "Aku tidak memasukkannya ke hati, tulisanku memang jele
Read more

Bab 200

"Dia ingin meniru Juna dari Kabupaten Sentosa? Dia pikir meski dirinya adalah murid dengan nilai terbelakang, nilai ujiannya bisa bagus?""Lucu sekali. Dia tidak berpikir kalau nama mereka hampir sama sehingga dia bisa seperti Juna, 'kan?""Dia hanya akan mempermalukan diri sendiri."Setelah wanita-wanita itu menjelek-jelekkan Arjuna, mereka mulai mengatai Disa dan Dinda."Apakah kalian melihat dua orang yang tidak tahu malu itu? Bisa-bisanya yang besar membawa busur dan anak panah, dia pasti wanita yang garang. Yang kecil begitu kurus, tapi tatapannya juga galak. Dia pasti seorang wanita garang juga. Mereka sama sekali tidak memiliki citra sebagai istri seorang pelajar.""Haha, pria bajingan berpasangan dengan wanita garang, bukankah itu pas? Cocok sekali!"Disa lebih tua, jadi dia masih bisa bersikap acuh tak acuh terhadap ejekan dan hinaan orang lain.Dinda masih kecil, tidak memiliki banyak pengendalian diri, jadi dia begitu marah hingga menangis.Setelah Arjuna mengucapkan selamat
Read more
PREV
1
...
171819202122
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status